• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 sources: paper text: - Repositori | UNUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "1 2 3 4 5 6 7 8 9 sources: paper text: - Repositori | UNUD"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

6/18/2018 Turnitin Originality Report

https://turnitin.com/newreport_printview.asp?eq=0&eb=1&esm=-1&oid=976344253&sid=0&n=0&m=0&svr=311&r=1.6485086910963176&lang=en_us 1/4 Evaluasi Faktor Risiko Rabies Tidak

Tertuntaskan di Bali by I Nyoman Suartha From Pubpangkat (pangkat)

Processed on 17-Jun-2018 23:31 WIB ID: 976344253

Word Count: 995

Similarity Index

16%

Internet Sources: 14%

Publications: 9%

Student Papers: 11%

Similarity by Source

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Turnitin Originality Report

sources:

5% match (student papers from 10-Apr-2016)

Submitted to University of South Australia on 2016-04-10

3% match (student papers from 27-Oct-2012)

Submitted to Liverpool John Moores University on 2012-10-27

3% match (Internet from 30-Mar-2016)

http://journals.plos.org/plosntds/article?id=10.1371/journal.pntd.0002935

1% match (Internet from 17-Nov-2017)

https://doaj.org/article/782543b0d23a47bc8443357704d2a60c

1% match (Internet from 17-Nov-2017)

https://doaj.org/article/3050b31f57a243adbb745025fae45674

1% match (publications)

Massei, G., A. R. Fooks, D. L. Horton, R. Callaby, K. Sharma, I. P. Dhakal, and U. Dahal. "Free- Roaming Dogs in Nepal: Demographics, Health and Public Knowledge, Attitudes and

Practices", Zoonoses and Public Health, 2016.

1% match (Internet from 02-Aug-2016)

https://issuu.com/biodiversitasunsjournals/docs/d010100-all

1% match (Internet from 02-Oct-2016)

https://es.scribd.com/doc/309929217/Aktivitas-Alanin-Aminotransferase-dan-Aspartat- Aminotransferase-Pada-Mencit-yang-Diberikan-Jamu-Temulawak

1% match (student papers from 07-Mar-2017) Submitted to University of Bristol on 2017-03-07

paper text:

Presentasi Oral Evaluasi Faktor Risiko Rabies Tidak Tertuntaskan di Bali I Nyoman Suartha1*, Ida Bagus Kade Suardana2, Ni Luh Made Sudimartini3, GA Yuniati Kencana2, I Gede Made Abdi Prasatya2, Nengah Desy Norawigaswari2 Laboratorium Penyakit Dalam Veteriner, Laboratorium Imunologi Veteriner,

(2)

6/18/2018 Turnitin Originality Report

https://turnitin.com/newreport_printview.asp?eq=0&eb=1&esm=-1&oid=976344253&sid=0&n=0&m=0&svr=311&r=1.6485086910963176&lang=en_us 2/4 8Laboratorium Farmakologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana

Bali *Korespodensi : [email protected] Kata Kunci : Rabies, Faktor risiko,Tidak Tuntas, Bali Pendahuluan, Penyakit Rabies belum dapat dibebaskan dari Bali sejak berjangkit pertamakali pada akhir November 2008. Kematian pada manusia sejak awal kasus sampai Juli 2015 sebanyak 161 orang.

Pemerintah Bali telah melakukan penanggulangan penyebaran penyakit rabies, dengan melakukan vaksinasi, dan control populasi,dengan cara sterilisasi dan eliminasi anjing secara selektif terutama anjing yang diliarkan dan tidak berpemilik (Putra et al., 2013). Vaksinasi masal di seluruh Bali telah dilakukan setiap tahun dengan cakupan vaksinasi yang dicapai dilaporkan telah diatas 70% (Suartha

6et al., 2012; Putra et al., 2013; Widyastuti et al 2015),

suatu nilai yang ideal untuk memutus penyebaran virus rabies (Sugiyama dan Ito, 2007). Sosialisasi yang inten telah mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat Bali tentang rabies (Suartha et al 2012,

Widyastuti et al 2015), dan tindakan yang dilakukan setelah digigt anjing, namun laporan kasus positif rabies terus terjadi di Bali. Faktor sikap dan sosiokultural masyarakat dalam memelihara anjing masih rendah (Suartha et al., 2014), Kesadaran pemilik anjing dan tingkat awarnes sangat kurang. Sebagian besar Anjing dipelihara dengan cara dilepas (62.1%), dan pemberian pakan hanya sekali sehari. Hal itu akan

menyebabkan anjing berkeliaran dijalan dan ditempat pembuangan sampah dan risiko berkelahi (Suartha et al., 2015). Anjing juga digunakan sebagai hewan korban di masyarakat Bali (Widyastuti et al., 2015)

sehingga hampir setiap rumah di Bali memiliki anjing dan hubungan tingkat emosional penduduk dengan anjing sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titer antibodi pada anjing jantan dan betina yang telah divaksinasi rabies.

7Bahan dan Metode, Penelitian ini dilakukan di desa

contoh tanggap rabies, yaitu desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali. Sampel serum diambil dari anjing yang telah divaksinasi secara serentak oleh Dinas Peternakan. Pengambilan serum dilakukan pada bulan Pebruari 2016. Anjing yang diambil sampel serumnya ditelusuri sejarah vaksinasi, jenis kelamin, cara pemeliharaan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 ekor secara acak, dengan ketentuan 10 ekor jantan dan 10 ekor betina. Titer antibodi terhadap rabies diperiksa dengan metode Elisa di Balai Besar Veteriner Denpasar. Data yang lain diperoleh dengan menggunakan borang kuisioner. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan, Populasi anjing yang ada di desa Gulingan sebanyak 865 ekor. Jumlah kepemilikan anjing berkisar satu ekor sampai 4 ekor. Sebagian besar pemilik (60,6%) memberikan pakan satu kali sehari dan yang jarang memberikan pakan setiap hari sebanyak 7,6%. Anjing jenis kelamin jantan (48,4%) lebih banyak dipelihara dibandingkan anjing betina (34.5%) Pemilihan jenis kelamin berhubungan kesukaan individu, dan fungsi dari anjing sebagai penjaga rumah (Widyastuti et al 2015). Titer antibodi pada anjing jantan 70% (7/10) protektif, dan betina 50% (5/10) protektif. Rata-rata vaksin yang diambil sampel telah mendapat boster vaksinasi rabies 2 kali. Anjing yang tidak protektif dipelihara dengan cara dilepasliarkan. Tidak protektif titer antibodi rabies pada anjing jantan yang diliarkan merupakan factor resiko yang sangat berbahaya. Rendahnya titer ini terutama pada anjing yang diliarkan dibandingkan anjing yang dikandangkan dapat disebabkan factor stress saat melakukan vaksinasi

(ditangkap dengan jaing), kandungan gizi pakan rendah. Fenomena yang menarik adalah anjing-anjing yang telah divaksin (bosster) 2 kali menunjukkan titer yang tidak protektif, hal ini dapat disebabkan oleh vaksin

(3)

6/18/2018 Turnitin Originality Report

https://turnitin.com/newreport_printview.asp?eq=0&eb=1&esm=-1&oid=976344253&sid=0&n=0&m=0&svr=311&r=1.6485086910963176&lang=en_us 3/4 yang digunakan tidak baik, aplikasi vaksinasi tidak tepat, disamping factor individu anjing seperti disebut di

atas. Anjing jantan dewasa berpotensi lebih besar dalam penyebaran rabies karena akan bergerak mencari betina, terutama saat musim kawin (Gunata, 2011). Sistem pemeliharaan Anjing yang dilepas/diliarkan dilaporkan tetap tinggi (lebih dari 60%) dari awal kejadian rabies di Bali sampai saat ini terutama di pedesaan. Meskipun pengetahuan masyarakat Bali tentang penyakit rabies cukup baik (Suartha et al, 2012), tetapi perilaku atau attitude masyarakat untuk mengandangkan dalam memelihara anjing masih rendah. Pada beberapa kabupaten sosialisasi masih kurang dan arus lalulintas anjing belum tertata dengan baik (Batan dan Suatha, 2016). Hambatan dalam memerangi rabies di Bali adalah lemahnya konsensus terhadap strategi yang digunakan, lemahnya koordinasi lintas sektoral dan struktur manajemen serta kurangnya kerjasama masyarakat. Attitude masyarakat yang rendah mempangaruhi usaha pembebasan Bali dari rabies. Masyarakat memberikan respon tanggap rabies apabila terjadi kasus didaerahnya (Widyastuti et al., 2015). Hal itu harus didukung dengan program sosialisasi tentang penyakit rabies yang intensif, pengawasan lalu lintas hewan penular rabies, serta program pemberian bantuan untuk

mengandangkan anjing, seperti rantai pengikat dan kandang. Namun demikian perlu perubahan sosio- budaya masyarakat dalam memelihara anjing, terutama perubahan perilaku masyarakat dalam

mengandangkan atau mengikat anjing yang dimiliki. Simpulan, Faktor berpengaruh belum tuntasnya pengendalian rabies bali adalah sikap perilaku masyarakat dalam memelihara anjing dan manajemen penanggulangan yang masih rendah. Daftar Pustaka. Batan IW, Suatha, IK. 2016.

4Faktor-Faktor yang Mendorong Kejadian Rabies pada Anjing di Desa-Desa di Bali.

Jurnal Veteriner. 17 (2): 274-279 Gunata K. 2011. Bioekologi anjing bali dan implementasi teknologi radio- telemetri untuk menentukan luas wilayah jelajah dalam kaitannya dengan program vaksinasi rabies di Kabupaten Badung. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana. Suartha IN, Anthara IMS, Narendra Putra IGN, Krisnadewi NMR, Mahardika IGN. 2012.

5Pengetahuan Masyarakat Tentang Rabies dalam upaya Bali Bebas Rabies.

Buletin Veteriner Udayana.

4:41-46

3Putra AA, Hampson K, Girardi J, Hiby E, Knobel D, Mardiana W. 2013.

Response to a rabies epidemic, Bali, Indonesia, 2008–2011. Emerg Infect Dis.19(4):648–

51. Suartha IN, Pujawan AANO, Wisesa AANGD, Semarariana IWY, Bhaskara IBM, Restiati NM, 2015.

Socio-Cultural Balinese Society as a risk factor an Endemic Rabies in Bali Indonesia. Proceeding. AMAMS.

Malaysa, Nopember 1-3 .

2Sugiyama M dan Ito N. 2007. Control of rabies: epidemiologi of rabies in Asia and development of New- generation vaccines for rabies. Comparative Immunology Microbiology & Infectious diseases 30: 273-286.

(4)

6/18/2018 Turnitin Originality Report

https://turnitin.com/newreport_printview.asp?eq=0&eb=1&esm=-1&oid=976344253&sid=0&n=0&m=0&svr=311&r=1.6485086910963176&lang=en_us 4/4 1Widyastuti MDW, Bardosh KL, Sunandar, Basri C, Basuno E, Arief RA, Putra

AAG, Rukmantara A, Estoepangestie ATS, Willyanto I, Jatikusumah A, Natakesuma IKG, Sumantra IP, Grace D, Unger F, and Gilbert J. 2015. On dogs, people, and a rabies epidemic: results from a sociocultural study in Bali, Indonesia. Infectious Diseases of Poverty

94: 30 DOI 10.1186/s40249- 015-0061-1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

[r]

Engineering Mathematics Applied Physics Occupational safety, Traffic safety in transport, Organization of operational work of the railway section, Rolling stock and railway

Applied Physics, Engineering Mathematics, Labor protection, Energy installations of transport equipment, Rolling stock design, Bases of reliability of the rolling stock, Heat

وعاونأو مسلاا ديدحت : لتعملاو حيحصلا ،ةركنلاو ةفرعملا ،عمجلاو ىنثملاو درفملا ،ثنؤملاو ركذملا .... وعاونأو لعفلا ديدحت : يدعتملاو مزلالا ،فرصتملاو دماجلا ،لتعملاو حيحصلا ،رملأاو

Trichoderma koningii is able to produce enzyme, particularly cellulase, which could degrade Udding 10et al., 2014 Results of the proximate analysis indicated that crude fibers