• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MINGGU KE 1

N/A
N/A
VEMYTA ANGGREANI

Academic year: 2023

Membagikan "PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MINGGU KE 1 "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

2/21/2021 1

Bahan Kajian : Latar Belakang dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Sub-CPMK :

Mampu menjelaskan latarbelakang dan tujuan pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

Tim Dosen Kewarganegaraan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MINGGU KE 1

(2)

Kontrak Kuliah

• Masuk Kelas Tepat Waktu

• Toleransi keterlambatan 20 menit

• Di larang keluar Masuk Kelas

• Semua alat komunikasi di matikan

• Dilarang mengobrol dan menjaga tata tertib

• Siapkan catatan dan tulisan

• Partisifasi aktif dalam kuliah

(3)

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGAAN

• Nilai-nilai perjuangan bangsa: melawan penjajah dan meraih kemerdekaan ,

• Semangat perjuangan harus ditularkan kepada anak bangsa,

• Memelihara negara kesatuan RI seturut Pancasila dan UUD 1945,

• Toleransi dan soldaritas antara warga

• Faktor Internal dan Eksternal,

(4)

Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

1. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan jamannya.

Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh Bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai–nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai–nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan

semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang

mampu mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam wadah Nusantara

2. Semangat perjuangan bangsa yang telah ditunjukkan pada kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut dilandasi oleh keimanan serta ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan tersebut merupakan nilai– nilai perjuangan Bangsa Indonesia. Semangat inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik Indonesia. Selain itu nilai–nilai perjuangan bangsa masih relevan dalam memecahkan setiap

permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta terbukti keandalannya. Tetapi nilai–nilai perjuangan itu kini telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi

(5)

3. Semangat perjuangan bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya NKRI.

4. Semangat perjuangan bangsa ynag merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa

perjuangan fisik. Sedangkan dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing–masing. Perjuangan non fisik ini memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada

umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan

5. Faktor internal dan eksternal

(6)

Faktor internal dan eksternal perlunya PPK

Faktor internal,

bersumber dari bangsa Indonesia sendiri. Hal seperti ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman seorang warga negara dalam memahami Pancasila. Pancasila dianggap sebagai sebuah alat legitimasi kekuasaan Orde Baru yang tidak dapat

menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi oleh negara.

Pemikiran seperti ini membuat semakin banyak orang yang menganggap remeh Pancasila, bahkan menjadi anti Pancasila.

Kesalahpahaman seperti ini menjadikan masyarakat telah

kehilangan sumber dan sarana orientasi terhadap nilai Sikap anti Pancasila seperti ini dapat menimbulkan masalah baru dalam masyarakat, yaitu berkurangnya sikap nasionalisme.

(7)

Faktor internal dan eksternal perlunya PPK

Faktor eksternal adalah

pengaruh dari adanya globalisasi yang masuk kedalam bangsa kita. Globalisasi yang di semangati liberalisme mendorong lahirnya sistem kapitalisme di bidang

ekonomi dan demokrasi liberal di bidang politik.

Munculnya sistem baru seperti ini mampu menggeser tatanan dunia lama yang lokal regional menjadi tatanan dunia baru yang bersifat global. Masuknya nilai dan

sistem – sistem baru dari luar seperti ini menyebabkan terjadinya loncatan atau pergeseran dalam sistem tata nilai kita. Muncul suatu keraguan untuk menerima nilai – nilai baru tersebut atau mempertahankan nilai – nilai

dasar yang dipegang oleh negara kita. Penyebab

berikutnya adalah faktor internal

(8)

• Faktor Internal:

• Keinginan bathin untuk mengenal diri sendiri.

• Mengenal hak dan kewajiban sbg warga negara;

• keinginan untuk hidup bersama dalam suatu negara (Renan).

• Aneka krisis. Dalam berbagai bidang kehidupan, ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan

(9)

• Faktor eksternal:

• Globalisasi dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi

memicu Konflik

• 4 hal menimbulkan konflik (Quincy Wright):

dunia menciut,

percepatan jalannya sejarah,

kemajuan tehnologi persenjataan,

kebangkitan demokrasi (egalitarianisme).

(10)

• Dalam menghadapi Globalisasi perlu:

• Pembinaan dan pelatihan dalam:

• Penguasaan berbagai jenis ilmu dan teknologi,

• Penguasaan ketrampilan teknis

• Penanaman sikap keprofesian. Sikap bertanggungjawab,

• Penanaman sikap kemanusian yg luhur,

• Pengembangan EQ, bukan hanya IQ.

• Penguasaan bahasa asing ,

• Global mind set

• Komunikasi interaktif, bukan satu arah.

(11)

Pembinaan dan Pelatihan yang diperlukan

• Penguasaan berbagai jenis ilmu dan teknologi

• Penguasaan Keterampilan Teknis

• Penanaman Sikap kepropesian, sikap bertanggung jawab

• Penanaman sikap kemanusiaan yang luhur

• Pengembangan EQ bukan hanya IQ

• Penguasaan bahasa Asing

• Global Mind Set

• Komunikasi Interaktif bukan satu arah

(12)

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Landasan pendidikan kewarganegaraan meliputi:

1. Landasan filosofis, 2. Landasan teoritis, 3. Landasan historis,

4. Landasan sosilologis dan

5. Landasan yuridis.

(13)

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Landasan Filosofis

• Membangun semangat kebangsaan-kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan disegala aspek, bukan seseuatu yang mudah dan instan. Untuk itu

diperlukan pendidikan kewarganegaraan.

(14)

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

2. Landasan Teoritis

• Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

(15)

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

3. Landasan Historis

• Melihat pengalaman bangsa Indonesia dalam

mempertahankan keutuhan dan kemerdekaan NKRI maka perlu adanya pendidikan karakter bangsa,

moralitas bangsa dalam kehidupan demokrasi yang seimbang dalam tanggung jawabnya dalam

pembelaan Negara demi terjaga dan terwujudnya

integrasi bangsa.

(16)

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

4. Landasan Sosiologis

• Keanekaragaman yang ada pada bangsa Indonesia

harus diarahkan dan dibina dalam meningkatkan

kesadaran bersama dalam kehidupan kesatuan

bangsa Indonesia.

(17)

Landasan Pendidikan Kewarga Negaraan

5. Landasan Yuridis 1. UUD 1945

a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya)

b. Pasal 27 Ayat(3) amandemen menyebutkan : setiap warga Negara berhak dan wajib turut serta dalam upaya pembelaan Negara.

c. Pasal 30 Ayat(1) : Tiap-tipa warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan keamanan Negara.

d. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.

2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu- Rambu Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi

(18)

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

• Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas.

• Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma

Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup negara RI.

• Melek konstitusi (UUD NKRI 1945) dan hukum yang berlaku dalam negara RI.

• Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

kejuangan, patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.

• Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan diatasi dengan pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional secara kritis dan betanggung jawab.

(19)

TUJUAN PENDIDIKAN PKN

• Membekali dan memantapkan mhs tentang:

• pengetahuan dan kemampuan dasar dalam hal ihlwal hubungan warga negara dan negara,

• hubungan antara sesama warga negara,

• Kedudukan dan peran warga negara dalam

menjalankan hak dan kewajibannya selaras dan sesuai dengan batas-batas ketentuan konstitusi negara

Indonesia,

• pendidikan pendahuluan Bela negara: Wasnus dan Tannas

• Meningkatkan toleransi dan solidaritas antara warga, berbudi pekerti luhur,

• Iman takwa, disiplin bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka membangun sebuah museum dengan bertemakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan Museum Perjuangan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Pancasila dan Sejarah Perjuangan Bangsa, Pancasila Sebagai Landasan Idiil Bangsa Indonesia dan Sebagai Sumber Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nilai

dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah kelas V SDN 6 Tanjungrejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?.Sedangkan

Kesimpulan yang dapat diambil dari paparan di atas adalah: 1.Proses berbangsa dan bernegara pada masa sebelum kemerdekaan lebih mengacu pada perjuangan melawan

5. Nilai-nilai yang bisa diambil dari para pejuang Indonesia melawan penjajah 1) Pantang menyerah membela tanah air.. 2) Rela berkorban demi nusa bangsa 3) Semangat berjuang

Berbesar hati dalam menerima nilai dan semangat kebangkitan nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia secara tulus sebagai bentuk sikap beriman

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penerapan model kooperatif tipe talking stick pada mata pelajaran IPS materi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan

Materi yang diambil oleh peneliti adalah Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, pada mata pelajaran IPS.Penelitian ini menyatakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran