• Tidak ada hasil yang ditemukan

26932 104439 1 PB

N/A
N/A
Romdah R

Academic year: 2024

Membagikan "26932 104439 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

27

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI EKOSISTEM DI SMAN 1 TONGKUNO

Nurul Amalia Haerun1), Jamili2), Jahidin 3)

1)Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara

2)Jurusan Pendidikan Biologi dan S2 Pendidikan IPA Pascasarjana UHO, Kendari

3)Jurusan Biologi dan S2 Pendidikan IPA Pascasarjana UHO, Kendari email: nurulamalia.haerun97@gmail.com

Abstrak. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kognitif, keterampilan proses sains siswa, dan respon siswa terhadap model pembelajaran PBL.

Jenis penelitian merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan Pretes-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Data Hasil belajar kognitif diperoleh dengan menggunakan tes tulis berupa pilihan ganda, Data keterampilan proses sains diperoleh dengan menggunakan angket observasi dengan skala likert dengan rentang skor antara 1-4 sesuai dengan indikator pada setiap pertemuan, dan respon siswa menggunakan angket ya/tidak. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa dan X MIA B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa rerata N-gain kelas dengan model PBL lebih tinggi yakni mencapai rerata 0,50 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan model konvensional mencapai rerata 0,33 dan hasil analisis data keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dengan model PBL lebih tinggi yakni mencapai rerata 86,35 dibandingkan dengan kelas kontrol model konvensional mencapai rerata 65,30 dan respon siswa terhadap model PBL memperoleh presentase total sebesar 88,96% dengan kategori sangat baik. Hasil uji-t (independent sample t-test) hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa PBL berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di SMAN 1 Tongkuno. Respon siswa terhadap penerapan model PBL berkategori sangat baik.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Keterampilan Proses sains

THE EFFECT OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL ON COGNITIVE LEARNING OUTCOMES AND SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENTS ON

ECOSYSTEM MATERIALS AT SMAN 1 TONGKUNO

Abstract. The purpose of the study was to determine the effect of the Problem Based Learning (PBL) model on cognitive learning outcomes, students' science process skills, and student responses to the PBL learning model.

This type of research is a quasi-experimental research using the Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Data on cognitive learning outcomes were obtained using a written test in the form of multiple choice, data on science process skills was obtained using an observation questionnaire with a Likert scale with a score ]’range between 1-4 according to the indicators at each meeting, and student responses using a yes/no questionnaire. The samples in this study were students of class X MIA A as the experimental class, totaling 28 students and X MIA B as the control class, totaling 28 students. Based on the results of the analysis of cognitive learning outcomes data, it shows that the average N-Gain class with the PBL model is higher, reaching an average of 0.50 compared to the control class with the conventional model reaching an average of 0.33 and the results of the data analysis of students' science process skills show that the average score the average experimental class with the PBL model was higher, reaching an average of 86.35 compared to the control class with the conventional model reaching an average of 65.30 and student responses to the PBL model getting a total percentage of 88.96% in the very good category. The results of the t-test (independent sample t-test) of students' cognitive learning outcomes and science process skills showed that PBL had a significant effect on students' cognitive learning outcomes and science process skills on ecosystem materials at SMAN 1 Tongkuno. Student responses to the application of the PBL model were categorized as very good.

Keywords: Problem Based Learning, Cognitive Learning Outcomes, Science Process Skills

(2)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 PENDAHULUAN

Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafal- kan konsep, teori, dan hukum akibatnya IPA sebagai proses, aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran (Yasmin et al., 2015). Proses pembelajaran pada hakekatnya berguna untuk mengembangkan keterampilan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar (Sudarmin, 2015).

Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar lebih banyak belajar secara teori, pembelajaran di kelas lebih diarahkan pada kemampuan anak untuk memahami materi pelajaran, sehingga teori yang di pelajari siswa kurang adanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan siswa kurang me- ngerti lebih dalam dari materi suatu pelajaran (Nurrita, 2018).

Kurikulum 2013 saat ini, kompetensi peserta didik dirumuskan dalam tiga ranah yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan sedangkan untuk penilaian otentik (proses dan produk), menggunakan pendekatan sains dalam pembelajaran untuk semua pelajaran (Farisi et al., 2017). Kemampuan hasil belajar kognitif sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan kemampuan kognitif, siswa dapat memiliki pengetahuan, memahami, menerapkan, menganalisis, serta menciptakan berbagai konsep yang dibahas (Firdaus, 2018), sedangkan Keterampilan proses sains tidak lain adalah tipe berpikir dan membangun penjelasan, instrumen sekaligus kaidah berpikir (ways of thinking) yang dapat digunakan oleh siswa untuk memperoleh keahlian dalam sains.

Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Biologi kelas X di SMAN 1 Tongkuno menyatakan bahwa, nilai ulangan semester 1 siswa kelas X tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yakni 75. Hal tersebut di-

karenakan sejak awal siswa memandang materi biologi sulit untuk dipahami dan cakupan materi yang terlalu banyak dengan waktu yang singkat. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai berbagai konsep biologi. Guru hanya menggunakan model konvensional metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu, keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah karena siswa cenderung diam dan tidak mau berpendapat ataupun mengungkapkan idenya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan menerap- kan model pembelajaran yang bervariasi.

Upaya yang dapat dilakukan seorang guru untuk mencapai hasil belajar secara optimal adalah meggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

Model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengaitkan materi dengan kehidupan nyata adalah model pembelajaran problem based learning. Model PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada masalah dan pemecahannya di dalam kelas. Ciri utama model pem- belajaran ini adalah bahwa pengetahuan dicari dan dibentuk oleh siswa dalam upaya memecahkan contoh-contoh masalah yang dihadapkan pada mereka.

Berdasarkan kajian permasalahan hasil observasi, materi di kelas X dalam pem- belajaran biologi yang dapat diterapkan melalui kegiatan berbasis keterampilan proses sains salah satunya adalah materi ekosistem.

Pada materi ini membutuhkan objek nyata dari lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sehingga diperlukan kegiatan yang meng- arahkan peserta didik untuk terlibat aktif memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam memahami konsep.

Berdasarkan uraian diatas yang telah dilakukan berdasarkan observasi dan

(3)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 referansi-referensi ilmiah yang telah dikaji

maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Ekosistem Di SMA Negeri 1 Tongkuno“.

METODE

Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMAN 1 Tongkuno Kabupaten Muna pada kelas X semester genap tahun pelajaran 2021/2022 tepatnya pada bulan Januari sampai bulan April 2022 yang didasarkan bahwa di sekolah tersebut belum sepenuhnya menggunakan pem-belajaran dengan model pembelajaran problem based learning.

Jenis, Variabel, dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen, yang bertujuan untuk meneliti suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Penelitian eksperimen dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan (treatment) atau yang disebut kelas eksperimen dan kelas kelompok perbandingan yang disebut dengan kelas kontrol.

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian yang sesuai yaitu nonequivalent control group design yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Keterangan:

E = Siswa kelas X yang menjadi kelas eksperimen K = Siswa kelas X yang menjadi kelas kontrol

= kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) terbentuk sejak awal O1 = Pretest kelas Eksperimen

O2 = Pretest kelas Kontrol O3 = Posttest kelas Eksperimen O4 = Posttest kelas Kontrol

X1 = Pemberian perlakuan dengan menggunakan model PBL

= Pemberian perlakuan dengan menggunakan model Konvensional

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian mencangkup instrument pembelajaran yaitu RPP, LKPD serta instrumen pengumpulan data yaitu Ben- tuk tes yang diberikan dalam penelitian ini untuk mengukur proses kognitif siswa adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 50 item dan tes mengukur keterampilan proses sains dengan meng- gunakan angket.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu Analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat data (mean, standar deviasi, skor minimal & maksimal). Statistika inferen- sial digunakan untuk menganalisis pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains.

Gambar 1. Desain nonequivalent control group design E O1 X O3

K O2 O4

(4)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini kelas eksperimen diajarkan menggunakan metodel PBL dan

kelas kontrol diajarkan menggunakan metode konvensional. Hasil analisis deskriptif nilai hasil belajar kognitif siswa materi ekosistem pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis deskriptif hasil belajar kognitif materi ekosistem kelas kontrol dan kelas eksperimen

Model Pembelajaran Statiska

Deskriptif

Konvensional PBL

Pre-test Post-test N-Gain Pre-test Post-test N-Gain

N 28 28 28 28 28 28

Mean 56,07 71,35 0,33 53,43 78,07 0,5

SD 8,28 8,18 0,16 8,74 5,69 0,14

Maximun 70,00 84,00 0,60 68,00 88,00 0,77

Minimun 40,00 50,00 0,06 34,00 68,00 0, 24

Ket. Jumlah siswa (N) pada kelas Konvensional =28; N pada kelas PBL = 28 Hasil penelitian Tabel 1 dapat dilihat

bahwa hasil belajar kognitif (pre-test dan post-test) materi ekosistem pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat peningkatan dari pre-test ke post-test baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Nilai rata-rata pre-test kelas kontrol yaitu 56,07 mengalami peningkatan pada post-test menjadi 71,35 sedangkan kelas eksperimen nilai rata-rata pre-test 53,43 meningkat pada

post-test menjadi 78,07. Peningkatan nilai rata-rata N-gain juga terjadi pada kelas dengan pembelajaran konvensional ke kelas pembelajaran dengan model PBL yaitu nilai rata-rata N-gain kelas konvensional adalah 0,33 sedangkan kelas dengan pembelajaran model PBL dengan nilai rata-rata N-gain 0,5.

Hasil analisis kategori nilai rata-rata n- gain pencapaian indikator hasil belajar kognitif ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kategori nilai rata-rata N-gain pencapaian indikator hasil belajar kognitif kelas kontrol dan eksperimen

No Indikator

Hasil Belajar Kognitif

Konvensional PBL

N-Gain Kategori N-Gain Kategori

1 Mengingat 0,5 Sedang 0,7 Tinggi

2 Memahami 0,4 Sedang 0,5 Sedang

3 Mengaplikasikan 0,5 Sedang 0,7 Tinggi

4 Menganalisis 0,3 Sedang 0,6 Sedang

5 Mengevaluasi 0,4 Sedang 0,4 Sedang

6 Mencipta 0,4 Sedang 0,4 Sedang

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pencapaian indikator hasil belajar kognitif pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan PBL memiliki kategori tinggi terdapat pada indikator mengingat dan mengaplikasikan, serta kategori sedang terdapat pada indikator memahami, meng-

analisis, mengevaluasi dan mencipta.

Sedangkan kelas yang diajarkan dengan model konvensional, memiliki kategori sedang pada seluruh indikator yaitu indikator mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

(5)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 Hasil uji Hasil analisis deskriptif

penerapan model PBL dan model Konven-

sional terhadap keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis deskriptif pengaruh model PBL dan pembelajaran model konvensional terhadap keterampilan proses sains

Kelas N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

KPS Eksperimen 28 86,35 6,08 75,00 96,43

KPS Kontrol 28 65,30 8,52 50,00 85,71

Hasil penelitian Tabel 3 menunjukan bahwa nilai rata-rata keterampilan proses sains kelas eksperimen 86,35 dan keteram- pilan proses sains kelas kontrol sebesar 65,30 secara umum menggabarkan bahwa kemam- puan penguasaan keterampilan proses sains mengalami peningkatan dari kelas kontrol

yang menggunkan model konvensional ke kelas eksperimen yang menggunakan model PBL.

Hasil persentase keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Table 4.

Tabel 4. Persentase ketercapaian keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol No Indikator Keterampilan

Proses Sains Eksperimen Kategori Kontrol Kategori 1 Mengamati 91.07 % Sangat Terampil 68.75 % Terampil 2 Mengelompokkan/

Mengklasifikasikan 88.39 % Sangat Terampil 67.86 % Terampil 3 Berhipotesis 88.39 % Sangat Terampil 66.07 % Terampil 4 Merencanakan Percobaan 91.96 % Sangat Terampil 66.07 % Terampil 5 Menganalisis Data 81.25 % Terampil 64.29 % Terampil 6 Menerapkan Konsep 83.93 % Sangat Terampil 65.18 % Terampil

7 Berkomunikasi 79.46 % Terampil 63.39 % Terampil

Rata-Rata 86.35 Sangat Terampil 64.92 Terampil Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan

bahwa pencapaian indikator keterampilan proses sains pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan PBL memiliki kategori sangat terampil terdapat pada indikator mengamati, berhipotesis, mengelompokkan/

mengklasifikasikan, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan kategori terampil terdapat pada indikator menganalisis data berkomunikasi. Sedangkan kelas yang diajar- kan dengan model konvensional, memiliki

kategori terampil pada seluruh indikator yaitu indikator mengamati, berhipotesis, menge- lompokkan/mengklasifikasikan, merencana- kan percobaan, menganalisis data, menerap- kan konsep, berkomunikasi.

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas analisis terhadap data penelitian berdasarkan hasil pengolahan data SPSS Statistic 21 disajikan pada Tabel 5.

(6)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022

Tabel 5. Hasil uji normalitas pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Nilai Sig. Alpha Keterangan Pre-Test Kelas Eksperimen 0.95 0,05 Berdistribusi Normal Post-Test Kelas Eksperimen 0.27 0,05 Berdistribusi Normal N-Gain Kelas Eksperimen 0.97 0,05 Berdistribusi Normal Pre-Test Kelas Kontrol 0.46 0,05 Berdistribusi Normal Post-Test Kelas Kontrol 0.09 0,05 Berdistribusi Normal N-Gain Kelas Kontrol 0.65 0,05 Berdistribusi Normal

Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa data hasil belajar pre-test dan post-test dan n-gain kelas eksperimen memi- liki nilai signifikansi (Sig.) lebih dari < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelompok data tersebut berdistribusi normal. Begitupun pada kelas kontrol memiliki data hasil belajar

pre-test, post-test dan n-gain memiliki nilai (sig.) lebih dari > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal.

Selanjutnya hasil analisis normalitas data keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil uji normalitas data keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas Nilai Sig. Alpha Keterangan

KPS Kelas Eksperimen 0.13 0,05 Berdistribusi Normal

KPS Kelas Kontrol 0.39 0,05 Berdistribusi Normal

Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas data keterampilan proses sains kelas eksperimen bertribusi normal dengan signifikan 0.13 lebih besar dari > 0.05), begitupun dengan data keterampilan proses sains kelas kontrol bertribusi normal dengan signifikan 0.39 lebih dari > 0.05).

Berdasarkan hasil data dari uji normalitas yang dilakukan, didapatkanlah data

dari sampel berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas tersebut, selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang dimana bertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hasil analisis uji homogenitas disajikkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji homogenitas data hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains siswa materi ekosistem

No Aspek N Sig. Alpha Keterangan

1 Hasil Belajar Kognitif 28 0,183 0,05 Homogen

2 Keterampilan Proses sains 28 0,185 0,05 Homogen Tabel 7 menunjukan bahwa, uji homo-

genitas pada kedua kelas sampel yaitu pada aspek hasil belajar kognitif dan aspek keterampilan proses sains memperoleh nilai berturut-turut sebesar 0,183 dan 0,185 lebih besar dari > 0,05. Artinya, varians data hasil belajar kognitif dan aspek keterampilan proses sains siswa pada kedua kelas baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol adalah homogen.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji sebelumnya, diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji hipotesis untuk menjawab

(7)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 hipotesis yang ada. Untuk lebih jelasnya

mengenai hipotesis pada penelitian ini,

disajikan pada Tabel 8 dan 9.

Tabel 8. Uji hipotesis nilai n-gain hasil belas kognitif kelas kontrol dan kelas eksperimen

No Statistik Sig. N-gain

1 Sig. (2-Tailed) 0,01

2 Tingkat Sig. (α) 0,05

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa uji hipotesis yang dilakukan pada hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,01.

Nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi (Sig. α) 0,05, maka dikatakan bahwa H0 ditolak dan menerima H1, artinya bahwa: ada

perbedaan efektifitas yang signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa materi Ekosistem pada kelas X IPA di SMA Negeri 1 Tongkuno.

Tabel 9. Uji hipotesis keterampilan proses sains kelas kontrol dan kelas eksperimen

No Statistik Sig.

1 Sig. (2-Tailed) 0,000

2 Tingkat Sig. (α) 0,05

Tabel 9 menunjukkan bahwa uji hipo- tesis yang dilakukan pada keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000.

Nilai tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi (Sig. α) 0,05, maka dikatakan bahwa H0 ditolak dan menerima H1, artinya bahwa: ada perbedaan efektifitas yang signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional terhadap keterampilan

proses sains siswa materi Ekosistem pada kelas X IPA di SMA Negeri 1 Tongkuno.

Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Model PBL Pada Materi Ekosistem

Data angket digunakan untuk menge- tahui respon siswa terhadap penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi ekosistem. Berikut hasil analisis data angket respon siswa kelas eksperimen, disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi hasil angket tanggapan peserta didik

No. Deskripsi Pernyataan Persentase

perolehan skor Kriteria

1 Aktivitas peserta didik 89,3 % SB

2 Motivasi mengikuti pembelajaran 85,7 % SB

3 Ketertarikan dengan kegiatan diskusi 89,3 % SB

4 Kekritisan peserta didik 96,4 % SB

5 Pemahaman materi 85,7 % SB

6 Kemampuan menyampaikan pendapat 96,4 % SB

7 Kemampuan mengomunikasikan data 96,4 % SB

8 Keterampilan melakukan pengamatan 82,1 % B

9 Kemampuan Mengeksplorasi diri 78,6 % B

10 Cara berpikir ilmiah peserta didik 85,7 % SB

11 Kemampuan mengelompokkan (klasifikasi) 92,9 % SB Keterangan : SB (Sangat Baik); B (Baik )

(8)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan

bahwa data sebagian besar peserta didik memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap penerapan PBL pada materi ekosistem dan hanya dua pernyataan yaitu keterampilan melakukan pengamatan dan kemampuan mengeksplorasi diri yang menun- jukkan kriteria baik.

PEMBAHASAN

Pengaruh Model PBL terhadap Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pretest telah dilakukan bersamaan antara tes hasil belajar kognitif siswa pada kelas yang menggunakan model PBL dan kelas yang menggunakan model konvensional. Hasil pretest menunjukkan kemampuan awal terhadap hasil belajar kognitif siswa terhadap materi ekosistem relatif sama atau tidak jauh berbeda.

Data di atas juga menunjukkan bahwa, nilai rata-rata N-gain kedua kelas juga terdapat perbedaan, dimana kelas eksperimen yaitu siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL lebih tinggi yakni mencapai rerata 0,77 dibandingkan dengan rerata hasil belajar kelas kontrol yaitu siswa yang diajar dengan model konvensional yakni sebesar 0,60. Maka berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hipotesis dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa sesudah diterapkan model pem- belajaran PBL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas X SMAN 1 Tongkuno. Pem- belajaran PBL lebih tinggi dibandingan dengan siswa yang diajar dengan meng- gunakan pembelajaran konvensional. Perbe- daan hasil rata-rata N-gain nilai post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan bahwa model PBL memberikan

pencapaian pemahaman konsep yang lebih optimal dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan oleh langkah-langkah dalam pembelajarannya yang merangsang peserta didik untuk belajar memecahkan masalah. PBL membuat peserta didik aktif bekerja sama di dalam kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.

Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya yang diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Farisi et al.

(2017) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar kognitif.

Pengaruh Model PBL terhadap Keteram- pilan Proses Sains

Berdasarkan nilai rata-rata keteram- pilan proses sains kelas kontrol sebesar 65,30 dan kelas eksperimen sebesar 86,35, selisih nilai keduanya sebesar 21,05. Secara umum menggambarkan kemampuan penguasaan keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yang menggunakan model problem based learning (PBL) lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang meng- gunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen yang diterapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terlebih dahulu diberikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi, dari pemberian masalah tersebut akan muncul pertanyaan “mengapa” dalam diri siswa yang memunculkan rasa penasaran, sehingga siswa akan mengamati lebih seksama dan didapatkan beberapa data awal dari permasalahan tersebut. Model PBL membuat siswa untuk dapat menemukan dan memecahkan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari materi yang dipelajari sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran (Herni et al., 2022).

Hasil penelitian Kartikaningsih et al.

(2021) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran berbasis PBL dapat

(9)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 meningkatkan keterampilan proses sains

siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Janah et al. (2018) bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keteram- pilan proses sains siswa. Peneliti mengung- kapkan bahwa pada proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL), siswa dihadapkan dengan wacana- wacana yang diawali pada masalah, sehingga membantu siswa untuk lebih terampil dalam mengamati suatu peristiwa.

Respon Siswa Terhadap Model PBL Materi Ekosistem

Berdasarkan analisis lembar angket tanggapan peserta didik menunjukkan sebagian besar peserta didik menunjukkan respon yang positif dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa PBL lebih membuat peserta didik tertarik dalam mengikuti pembelajaran dengan persentase sebesar 88,96 %. Ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran karena melalui PBL, peserta didik diajak untuk belajar melalui permasalahan. Permasalahan yang diberikan bersifat kontekstual dan dekat dengan lingkungan.

Sebagaimana penelitian Yokhebed et al. (2012) menunjukkan pembelajaran PBL yang memadukan keterampilan proses sains melibatkan masalah lingkungan akan mem- buat peserta didik tertarik, menumbuhkan kerjasama dan sikap ilmiah. PBL mening- katkan pemahaman materi dan konsep serta memberikan kesempatan untuk diskusi yang mendalam.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi ekosistem di SMA.

2. Model pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di SMA.

3. Respon siswa terhadap penerapan model Problem Basid Learning (PBL) sebagian besar menunjukkan kriteria sangat baik dan dua pernyataan menunjukkan kriteria baik.

DAFTAR PUSTAKA

Farisi, A., Hamid, A., & Melvina. (2017). Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika, 2(3), 283–287.

Firdaus, F. M. (2018). Pengaruh Teknik Takalintar Terhadap Kemampuan Proses Kognitif Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Matematika, 7(3), 445–454.

Herni, Nurdin, M., & Hamid, R. (2022). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Yang Menerapkan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal Biofiskim:

Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 4(1), 65–74.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33772/biofiskim.v4i1.25779

Janah, M. C., Widodo, A. T., & Kasmui. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(1), 2097–2107.

Kartikaningsih, R., Nurlansi, N., & Ahmad, Z. (2021). PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA. Jurnal Biofiskim: Pendidikan Dan Pembelajaran IPA, 3(1), 65–74. https://doi.org/10.33772/biofiskim.v3i1.17176

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

(10)

Jurnal Biofiskim: Haerun, dkk.

Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.4, No.2, Desember 2022 Misykat, 3(1), 171–187.

Sudarmin. (2015). Model Pembelajaran Inovatif Kreatif. CV. Swadaya Manunggal.

Yasmin, N., Ramdani, A., & Azizah, A. (2015). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi Siswa. J. Pijar MIPA, x(1), 69–75.

Yokhebed, Sudarisman, S., & Sunarno, W. (2012). Pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar. https://repository.untan.ac.id/index.php?

p=fstr%0Aeam&fid=415&bid=415

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dari temuan hasil penelitian menunjukan bahwa indeks gain aspek mengamati kelas eksperimen sebesar 0,59 sedangkan indeks gain aspek mengamati kelas kontrol sebesar

Dari temuan hasil penelitian menunjukan bahwa indeks gain aspek mengamati kelas eksperimen sebesar 0,59 sedangkan indeks gain aspek mengamati kelas kontrol sebesar

Rerata setiap indikator dari ketiga aspek interaksi sosial tersebut menunjukkan bahwa hasil angket kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas

4.4 Perbandingan N-gain Hasil Belajar Ranah Kognitif untuk setiap indikator antara kelas eksperimen ekperimen dan kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif pada kelas kontrol diperoleh rerata 57,66, nilai tertinggi sebesar 80, nilai terendah sebesar

Uji Perbedaan Rerata (Mean) Normal Gain Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dan juga gain score rata-rata

Hasil ini menunjukkan penguasaan konsep fisika kelas eksperimen dengan model PBL berbantuan media virtual lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan