• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 - Penyuluhan-pertanian

N/A
N/A
Jumiati Amin

Academic year: 2024

Membagikan "1 - Penyuluhan-pertanian"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

DR. JUMIATI, S.P.,M.M.

Materi Kuliah Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi

PENYULUHAN DAN

KOMUNIKASI PERTANIAN

agribisnis

(2)

PENGERTIAN

Penyebar-luasan (informasi) Penerangan/penjelasan

Pendidikan non-formal (luar-sekolah) Perubahan perilaku

Rekayasa sosial

Pemasaran inovasi (teknis dan sosial)

Perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan, dll)

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment)

Penguatan komunitas (community strengthening)

2
(3)

Penyuluhan Sebagai Proses Penyebar-Luasan Informasi

Sebagai terjemahan dari kata

“extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses

penyebarluasan yang dalam hal ini, merupakan penyebarluasan

informasi tentang ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni

yang dihasilkan oleh perguruan

tinggi ke dalam praktek atau

kegiatan praktis.

(4)

Penyuluhan Sebagai Proses Penerangan/

Pemberian Penjelasan

Penyuluhan menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok-sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan (beneficiaries), sehingga mereka benar-benar memahaminya seperti yang dimaksudkan oleh penyuluh atau juru-

penerangnya.

komunikasi “timbal-balik”

4

(5)

Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku

penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses

perubahan “perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang

dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).

kesediaannya untuk terus belajar sepanjang kehidupannya

secara berkelanjutan (life long education).

(6)

Penyuluhan Sebagai Proses Belajar

Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa, kegiatan penyebar-luasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan

melalui proses pendidikan atau kegiatan belajar  perubahan perilaku tersebut berlangsung melalui proses belajar 

terjadi proses belajar bersama yang dialogis

6

(7)

Penyuluhan

Sebagai Proses Perubahan Sosial

Penyuluhan merupakan proses perubahan sosial, yang mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru untuk memper-baiki kehidupan masyarakatnya  struktur, nilai-nilai, dan pranata sosial, seperti: demokratisasi, transparansi, supremasi hukum

(8)

Penyuluhan Sebagai Proses Rekayasa Sosial (Social Engineering)

segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam sistem sosialnya masing-masing.

rekayasa sosial bertujuan untuk terwujudnya proses perubahan sosial demi terciptanya kondisi sosial yang diinginkan oleh pihak-luar (perekayasa).

8

(9)

Penyuluhan Sebagai Proses

Pemasaran Sosial (Social Marketing)

Yang dimaksud dengan “pemasaran sosial” adalah penerapan konsep dan atau teori-teori pemasaran dalam

proses perubahan sosial

(10)

Penyuluhan Sebagai Proses Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)

Pemberdayaan diarahkan terwujudnya masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.

Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemam-puan (capacity strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat berpar-tisipasi secara aktif dalam keseluruhan proses pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain (penyuluh, LSM, dll)

10

(11)

TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN

1. Tujuan jangka pendek : menumbuhkan perubahan yang lebih baik pada diri petani dalam mengelola usahataninya  1-3 th perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan motif petani

2. Tujuan jangka panjang : meningkatkan taraf hidup masyarakat agar dapat hidup sejahtera periode lebih dari 3 tahun

(12)

MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

1. Teknik pertanian : menjelaskan upaya perbaikan produktivitas pertanian  intensifikasi, ekstensifikasi dan konservasi/rehabilitasi. Materi dapat berupa pola dan teknik penanaman, pemupukan yang efektif, pemanfaatan air yang efisien, perlindungan tanaman terpadu, penggunaan varietas unggul, pelestarian SDA, dll

12

(13)

MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

2. Ekonomi pertanian : menjelaskan upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian. Meliputi optimasi penggunaan input produksi, pemilihan komoditi yang menguntungkan, pemanfaatan kredit usahatani, pemasaran pertanian, kelembagaan pertanian dll

3. Manajemen usahatani : meningkatkan efisiensi usahatani. Meliputi : inventarisasi sumberdaya, perencanaan anggaran, evaluasi keberhasilan usahatani, dll

(14)

MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

4. Dinamika kelompok : penyuluhan pertanian berkaitan dengan petani yang harus dapat diajak mengubah sikap, perilaku, cara kerja dan pola pikir. Materi : pengertian, motif terbentuknya kelompok, fungsi kelompok, latihan dan pengembangan kelompok

5. Politik pertanian : membahas manfaat intervensi pemerintah di bidang produksi, distribusi dan konsumsi produk pertanian kebijakan pertanian

14

(15)

METODE PENYULUHAN PERTANIAN

1. Metode perorangan : (a) mengunjungi petani sasaran di rumah, sawah, atau tempat lain, (b) Memberi surat/pesan (c) Memberikan pengakuan secara perorangan.

2. Metode kelompok : (a) media pertemuan kelompok, (b) kursus/diskusi (c) karyawisata, (d) demonstrasi/lomba, dll.

3. Metode massal : (a) penyuluhan dengan media massa, (b) rapat umum/kampanye, (c) pertunjukan kesenian/pameran, dll.

(16)

PARADIGMA PENYULUHAN

PERTANIAN

(17)

PEMB.

SDM

BERKUALITA S

PEMB.

PERTANIAN

Penyuluhan PENGEMBANGAN

SDM

PERUBAHAN DALAM PEMB. PERTANIAN  MEMILIKI KONSEKWENSI LANGSUNG  PERUBAHAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN, AGAR PENYULUHAN PERTANIAN DAPAT LEBIH BERDAYA GUNA DAN BERHASIL GUNA DALAM MENDUKUNG PEMB.

PERTANIAN.

 

APABILA DIBANDINGKAN ANTARA MASA SEBELUM KRISIS VS SESUDAH KRISIS TERJADI PERUBAHAN CONTEXT MAUPUN CONTENT PEMB. PERTANIAN

 

PERUBAHAN CONTEXT PEMB. PERTANIAN, MELIPUTI : 1. PERUBAHAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN,

2. KEBEBASAN PETANI,

(18)

IMPLEMENTASI UU No. 22 TAHUN 1999 TENTANG OTONOMI DAERAH, MENUNTUT PERUBAHAN PEMB. PERTANIAN DARI SENTRALISASI TOP DOWN MENJADI

DESENTRALISASI BOTTOM UP.

 

PERBEDAAN ANTARA SENTRALISASI VS DESENTRALISASI : A.SENTRALISASI :

1. PEMERINTAH PUSAT ADALAH EKSEKUTOR (PELAKSANA) PEMB.

2. PEMERINTAH PUSAT YANG MENGGERAKKAN PEMB. (GOV. DRIVEN),

3. PERENCANAAN, STRATEGI, PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA 4. PEMBIAYAAN DITENTUKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT.

5. HASIL PEMB. ADALAH BIAS PERINTAH PUSAT.

B.DESENTRALISASI :

1. PERAN MASY. DIHARAPKAN DOMINAN

2. PEMERINTAH, TERUTAMA PEMERINTAH DAERAH MENJADI FASILITATOR DAN MOTIVATOR PEMB. DI DAERAH MASING-MASING.

3. MASY. YANG MENGGERAKKAN PEMB. (PEOPLE DRIVEN)

4. PERENCANAAN, STRATEGI, PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PEMBIAYAAN SEMUA DITENTUKAN OLEH MASY. DENGAN DIFASILITASI OLEH PEMERINTAH DAERAH.

 

(19)

IMPLEMENTASI UU No. 12 TAHUN 1992,TENTANG BUDIDAYA TANAMAN MEMBERIKAN KEBEBASAN KEPADA PETANI UNTUK MEMILIH KOMODITAS YANG AKAN DI USAHAKAN.

PETANI BERHAK MENUNTUT GANTI RUGI KEPADA PEMERINTAH SEBAGAI AKIBAT DARI ANJURAN PENYULUHAN PERTANIAN YANG KURANG TEPAT.

ESENSI DARI UU TERSEBUT ADALAH MENEMPATKAN ‘AGRIBISNIS OLEH PETANI”

BUKANNYA “AGRIBISNIS UNTUK PETANI”.

ARTINYA PENYULUH PERTANIAN DAN APARAT PIMPINAN SERTA APARAT PERTANIAN LAINNYA HANYA MEMBERIKAN FASILITAS AGAR PETANI MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI DENGAN JALAN :

1.MEMBANTU MENGANALISIS SITUASI YANG SEDANG MEREKA HADAPI DAN MELAKUKAN PERKIRAAN KEDEPAN,

2.MEMBANTU PETANI MENEMUKAN MASALAH,

3.MEMBANTU PETANI MEMPEROLEH PENGETAHUAN/INFORMASI GUNA MEMECAHKAN MASALAH,

4.MEMBANTU PETANI MENGAMBIL KEPUTUSAN,

5.MEMBANTU PETANI MENGHITUNG BESARNYA RESIKO ATAS KEPUTUSAN YANG DIAMBIL.

(20)

PERUBAHAN CONTENT PEMBANGUNAN PERTANIAN :

SEBELUM MASA KRISIS TUJUAN PEMB. PERTANIAN ADALAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI  SETELAH MASA KRISIS ADALAH UNTUK MENINGKATKAN

PENDAPATAN, SEHINGGA KITA PERLU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SERTA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH.

 

UNTUK MENCAPAI TUJUAN INI YANG KITA BANGUN ADALAH “AGRIBISNIS”, YANG MELIPUTI :

1.PEMB. SISTEM HULU, 2.ON FARM (USAHATANI), 3.HILIR

4.JASA PENUNJANG

(21)

PERUBAHAN CONTENT INI DIHARAPKAN JUGA DAPAT : 1.MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PDB

2.MENGHELA PEREKONOMIAN NASIONAL SEHINGGA KITA DAPAT SEGERA KELUAR DARI KEMELUT KRISIS,

3.MENYERAP TENAGA KERJA UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN

4.MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP ANGKA TOTAL EKSPOR NASIONAL

5.MEMILIKI KONTRIBUSI DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN NATIONAL (NATIONAL FOOD SECURITY),

6.KELAK MENJADI SEKTOR EKONOMI YANG PALING STRATEGIS DI INDONESIA.

 

(22)

PERUBAHAN PARADIGMA :  

PENYULUHAN PERTANIAN  PENYULUHAN AGRIBISNIS

 

 

(23)

PETANI KEL.

TANI

GAPOKTA N

PETANI : adalah perorangan beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian (secara Umum) yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.

 

KELOMPOKTANI : adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan ( sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakaraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

 

KONTAK TANI : adalah ketua atau mantan ketua Kelompoktani yang masih aktif sebagai anggota dan diakui kepemimpinannya dalam menggerakkan anggota/petani untuk mengembangkan usahanya.

 

GAPOKTAN : adalah Gabungan beberapa Kel.tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

(24)

KARAKTERISTIK KELOMPOKTANI  

Kelompoktani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”, memiliki karakteristik :  

1.Ciri Kelompoktani :

a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.

 

b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusahatani.

 

c. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis

usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.

 

d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.

(25)

2.Unsur Pengikat Kelompoktani :

a. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.

 

b. Adanya kawasan usahatani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para

anggotanya.

 

c. Adanya Kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan

kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya.

 

d. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang- kurangnya

sebagian besar anggotanya.

 

e. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh Masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.

     

(26)

3. Fungsi Kelompoktani :

a. Kelas Belajar : merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

 

b. Wahana Kerjasama : merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelomoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usataninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

 

c. Unit Produksi : Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota, secara keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

 

(27)

ADOPSI INOVASI

(28)

Proses adopsi adalah proses yang terjadi sejak pertama kali seseorang menerima hal baru sampai dengan mengadopsi (menerima, menerapkan dan menggunakan), Margono Slamet (1978).

Proses tersebut terdiri dari beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh faktor pribadi dan lingkungan. Tahapan tersebut adalah sbb :

1. Tahap Kesadaran (Awereness)

Faktor Pribadi : kontak dengan sumber informasi di luar masyarakatnya, kontak dengan

individu dan kelompok dalam masyarakat.

Faktor Lingkungan : tersedianya media komunikasi, adanya kelompok-kelompok dalam

masyarakat, bahasa dan kebudayaan.

2. Tahap Minat (Intrest)

Faktor Pribadi : Tingkat kebutuhan, kontak dengan sumber-sumber informasi, keaktifan

mencari informasi.

Faktor lingkungan : terdapatnya sumber-sumber informasi secara mendetail dengan

dorongan masyarakat.

3. Tahap Penilaian (Evaluation)

Faktor Pribadi : Pengetahuan tentang keuntungan relatif dari praktek yang bersangkutan,

dan tujuan dari usahataninya.

Faktor Lingkungan : Penerangan terhadap keuntungan relatif, pengalaman dari petani lain,

tipe petani dan derajat komersialisasi.

28

(29)

4. Tahap Mencoba (Trial)

Faktor Pribadi : ketrampilan spesifik, kepuasan pada cara-cara lama, keberanian dalam

mengambil resiko.

Faktor lingkungan : penerangan tentang cara-cara praktek secara spesifik, faktor- faktor alam

dan faktor-faktor harga, 5. Tahap Adopsi (Adoption)

Faktor Pribadi : Kepuasan pada pengalaman pertama, kemampuan mengelola usahataninya

dengan cara baru.

Faktor lingkungan : Analisa keberhasilan/kegagalan dan tujuan/minat keluarga.

Mengetahui ciri-ciri seseorang dalam menjalani proses adopsi tersebut di atas sangat berguna bagi Penyuluh dalam memberikan materi yang sesuai dengan tahapan adopsi yang di alami serta membantu penyuluh untuk menentukan metode penyuluhan yang tepat sesuai dengan tahapan proses adopsi tersebut.

(30)

Kritikan terhadap Model Tersebut, adalah sebagai berikut :

1. Model tersebut selalu berakhir dengan adopsi, sedangkan ada kemungkinan pada akhir akan

terjadi penolakan.

2. Lima tahap tersebut terjadi tidak selalu berurutan atau mungkin ada beberapa tahapan yang

dilewatkan.

3. Proses itu jarang berakhir dengan adopsi, biasanya berlanjut dengan pencarian informasi untuk memperkuat keputusan yang dibuat.

Keputusan seseorang untuk mengadopsi/tidak suatu inovasi, menurut Rogers dan Shoemaker (1987), terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Pengenalan. Dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa

pengertian tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.

2. Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak terhadap inovasi.

3. Keputusan, dimana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan

untuk menerima atau menolak inovasi.

4. Konfirmasi, dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan yang telah dibuatnya.

30

(31)

Berdasarkan cepat atau lambatnya petani mau menerapkan suatu inovasi teknologi melalui penyuluhan, menurut Van Den Ban dan Hawkins dalam Herdiasti (1998), diklasifikasikan dalam beberapa golongan sebagai berikut :

1. Golongan Inovator

Petani yang termasuk golongan ini biasanya memiliki lahan usaha yang luas.

Golongan ini

jumlahnya sekitar 2,5 persen dari keseluruhan populasi.

2. Golongan Early Adopter

Petani dalam golongan ini lebih awal dalam merespon penyuluhan, sifat golongan ini lebih

luwes dengan tingkat pendidikan yang relatif cukup baik, tapi umumnya bersifat

“Lokalit”.

Golongan ini jumlahnya sekitar 13,5 persen dari keseluruhan populasi.

3. Golongan Early Majority

Golongan ini merupakan sifat yang dimiliki oleh kebanyakan petani. Penerapan teknologi pada

golongan ini lebih lambat jika dibandingkan dengan dua golongan di atas, akan tetapi lebih

mudah terpengaruh apabila teknologi baru tersebut dapat meyakinkan akan meningkatkan usahataninya. Golongan ini jumlahnya sekitar 34 persen dari

31

(32)

4. Golongan Late Majority

Golongan ini biasanya memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha, lebih hati-hati dalam menerapkan

suatu inovasi dikarenakan keterbatasan modal sehingga takut dalam menghadapai kegagalan.

Golongan ini jumlahnya sekitar 34 persen dari keseluruhan populasi.

5. Golongan Laggard

Biasanya berusai lanjut dan sangat fanatik dengan tatacara usahatani yang diperolehnya

secara turun temurun dari leluhurnya, bersifat apatis terhadap suatu inovasi sehingga sangat

sulit untuk merubah kebiasaan yang dilakukannya. Golongan ini jumlahnya sekitar 16 persen

dari keseluruhan populasi.

Margono Slamet (1978), menyatakan bahwa kecepatan adopsi inovasi dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel-variabel :

1. Sifat Inovasi

2. Jenis Keputusan Inovasi 3. Ciri-ciri system sosial

4. Kegiatan Promosi oleh Penyuluh.

32

(33)

Crouch dalam Mardikanto (1990), membagi urutan jenjang kepentingan sifat Inovasi yang berkaitan dengan Kecepatan Adopsi Inovasi sebagai berikut : 1. Tingkat keuntungan (Profitability)

2. Biaya yang diperlukan (Cost Of Innovation)

3. Tingkat kerumitan/kesederhanaan (Complexity/Simplicity) 4. Kesesuaian dengan lingkungan fisik (Physical Compatibility) 5. Kesesuaian dengan lingkungan budaya (Cultural Compatibility) 6. Tingkat mudahnya dikomunikasikan (Communicability)

7. Penghematan tenaga kerja dan waktu (Saving Of Labour and Time) 8. Dapat tidaknya dipecahkan/dibagi (Divisibility).

(34)

Benad dalam Mardikanto (1990), menyatakan bahwa reaksi petani

menerima/menolak terhadap program pertanian dapat dijelaskan dengan kerangka teoritis yang berbeda-beda. Kerangka tersebut dapat dibedakan sebagi berikut : 1. Berkembangnya pembaharuan dapat diartikan sebagai komunikasi antar individu dam suatu

sistem sosial.

2. Dalam pendekatan Psikologi sosial, menerima pembaharuan diartikan sebagai upaya mencari jalan keluar dari permasalahan juga memilih keputusan antara berbagai alternatif.

3. Dari aspek ilmu pertanian diberikan dasar-dasar penentu selanjutnya, yaitu : a.Suatu Inovasi sering hanya bisa dipakai di daerah ekologi tertentu.

b.Banyak inovasi yang membutuhkan peningkatan penggunaan modal yang tidak bisa

dipenuhi oleh kebanyakan petani.

c.Kekurangan sumberdaya, ini jelas berkaitan dengan skala/ukuran usaha.

 

34

(35)

Hubungan antara tingkat adopsi, pendekatan dan metode dapat digambarkan sebagai berikut:

Tingkat Pendekatan Metode adopsi

Massal

kelompok

individual

Rapat (pertemuan umum), siaran perdesaan (radio,TV), pemutaran film, penyebaran brosur, folder,leaflet pemasangan poster.

Diskusi kelompok, temu karya, kursus tani, demonstrasi, karyawisata, hari lapangan petani, pemutaran slide.

Kunjungan rumah, kunjungan usahatani, belajar perorangan, koresponden, telpon.

1. Sadar

2. Minat

3. Menilai

4. Mencoba

5. Menerapkan

(36)

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PENYULUHAN

PERTANIAN

(37)

PENDAHULUAN

DEFINISI

KOMUNIKASI PERTANIAN

TUJUAN

PERKEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA

SASARAN

PENYULUHAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

(38)

Batasan

Komunikasi: mrpk suatu pernyataan antar manusia, baik dilakukan secara perorangan maupun kelompok yang

bersifat umum dng menggunakan simbol atau lambang-2 yg berarti.

Komunikator adalah orang yg tugasnya

menyampaikan pesan-2, apakah itu pesan pembangunan dalam arti umum atau pesan pemb. pertanian, kepada msrkt sasaran

( komunikan ) agar pesan-2 tersebut dapat

diterima sesuai dng yang diharapkannya.

(39)

KOMUNIKAN =SASARAN

Sasaran Utama: Petani dan seluruh keluarganya.

Sasaran Penentu: Pejabat Pemerintah, Peneliti, Lembaga Perkreditan, Produsen, Industriawan, Distributor, Periklanan.

Sasaran Pendukung: Anggota organisasi massa, seniman, tokoh agama &

masyarakat konsumen hasil pertanian.

(40)

Materi Pesan: adalah beberapa pokok bahasan yang akan disuluhkan kepada sasaran (petani) yang diharapkan akan dapat memecahkan

masalah-2 yang dihadapi petani.

Syarat pokok materi pesan :

# secara teknis dapat dilaksanakan oleh petani

# dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis

# diinginkan secara sosiologis oleh masyarakat

MATERI PESAN (MASSAGE)

(41)

Isi pesan

berkaitan dengan informasi di bidang pertanian, antara lain:

a.Bagaimana meningkatkan produksi pertanian

b.Bagaimana memelihara lahan agar kondisi lahan tetap subur dan terhindar dari bahaya erosi

c.Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik

d.Bagaimana adopsi teknologi baru harus dilakukan e.Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok

f.Bagaimana meningkatkan pendapatan rumahtangga tani

g.Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.

(42)

Komunikasi Pertanian: Mrpk pernyataan antar manusia yg berkaitan dng bidang pertanian, yg dilakukan baik scr massal, kelompok yang sifatnya umum maupun indifidu yg sifatnya khusus dng menggu-nakan lambang-2 tertentu seperti yang dijumpai pada metode penyuluhan.

(43)

Proses Komunikasi

Proses Komunikasi:

mrpk suatu aktivitas dari seseorang (komunikator), yang akan menyampai-kan pesan- 2, biasanya berupa lambang-2, yang dapat berbentuk kata-2 atau kalimat untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)

Konsep Komunikasi: menurut Berlo; Rogers and Shoemaker (1971) adalah S-M-C-R , yang berarti :

“A source (S) send a message (M) via certain

channel (C ) to the receiving individual (R)”.

(44)

Tiga Pihak yang Saling Berkomunikasi

# Peneliti :

Sumber penemu teknologi baru atau Inovasi Baru

# Penyuluh Pertanian

Perantara ilmu pengetahuan atau teknologi pertanian baru, yg dihasilkan oleh Balai-2 Penelitian, atau PT dan juga berfungsi sbg Penerima Pesan dr Petani

untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi baru

# Petani dan Keluarganya

Sasaran bagi penyuluh pertanian untuk diberikan

motivasi, pengetahuan dan pendidikan tentang

pertanian yg lebih efektif dan efisien

.
(45)

TEKNIK-TEKNIK BERKOMUNIKASI

1. Berdasarkan metodenya:

a. secara lisan

b. secara tercetak c. secara terproyeksi

2. Berdasarkan jumlah orang yang dituju a. secara perorangan

b. secara kelompok

c. secara massal

(46)

METODE KOMUNIKASI

PERORANGAN KELOMPOK MASSAL

KARYAWISATA DEMONTRASI

PERTEMUAN

PAMERAN IKLAN KAMPANYE

SIARAN ANJANGSANA

ANJANGKARYA

KONTAK TANI

(47)

Faktor-faktor yg mempengaruhi Seseorang untuk Mau Menerima suatu Inovasi dan

Berkomunikasi

I. Faktor Intern

Umur

Pendidikan

Keberanian mengambil resiko

Pola hubungan

Sikap terhadap perubahan

Motivasi berkarya

Aspirasi

Fatalisme

Sistem kepercayaan tertentu (diagtotisme)

Karakteristik psikologi

II. Faktor Ekstern

1.

Sosial ekonomi petani

2.

Adat istiadat / norma2

3.

Sumberdaya atau potensi yang ada di daerah

4.

faktor penyebab persoalan yang dihadapi oleh petani

5.

Kondisi lingkungan masyarakat

6.

Status kepemilikan lahan

7.

Prestise masyarakat

8.

Ukuran usaha tani
(48)

48

(49)

Sekian Dan Terimakasih…..

Referensi

Dokumen terkait

knowledge repository penyuluhan pertanian yang dapat dimanfaatkan tidak saja untuk membantu para penyuluh pertanian dalam menyebarluaskan paket teknologi pertanian, dari sub

Memberikan  penyuluhan kepada petani merupakan menu sehari‐hari yang tidak asing lagi  bagi  setiap  petugas  penyuluh  pertanian  lapangan  (PPL).   

Kegiatan penyuluhan pertanian oleh penyuluh Swasta adalah dapat. mengubah sedikit demi sedikit perilaku petani dari

Kebijakan lain yang ada pada Dinas Perkebunan adalah programa penyuluhan pertanian tidak dibuat oleh koordinator penyuluh melainkan dibuat oleh masing-masing penyuluh sesuai

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya,

Simpulan penelitian ini adalah pengembangan Balai Penyuluhan Pertanian dan adaptasi Balai Penyuluhan Pertanian secara statistik berpengaruh terhadap kinerja penyuluh

Dengan adanya metode khusus dalam penyuluhan pertanian diharapkan petani tidak hanya mendengar informasi dan anjuran dari penyuluh dalam proses penyuluhan tersebut tetapi akan lebih

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian didaerah khususnya di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang terdapat beberapa permasalahan yang mendasar, yaitu penghasilan penyuluh pertanian