• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Teknologi RUSPIN

N/A
N/A
rizki dhea

Academic year: 2025

Membagikan "1. Teknologi RUSPIN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

TATA CARA PEMBUATAN, PERAKITAN,

OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KOMPONEN

STRUKTUR RUSPIN 1 LANTAI

(2)

TEKNOLOGI RUSPIN

RUMAH SISTEM PANEL INSTAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Badan Penelitian dan Pengembangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Pengantar

Deskripsi Teknologi RUSPIN Komponen-Komponen RUSPIN

Tata Cara Pembuatan Komponen RUSPIN 1. Spesifikasi Bahan

2. Penulangan komponen 1 3. Penulangan komponen 2 4. Persiapan pengecoran 5. Pembuatan campuran beton 6. Pengecoran dan pemadatan 7. Pembukaan cetakan

8. Perawatan beton 9. Pemeriksaan

Tata Cara Perakitan Komponen RUSPIN 1. Persiapan bahan dan peralatan 2. Persiapan lahan

3. Tenaga pelaksana 4. Peralatan

5. Pemasangan komponen sloof 6. Pemasangan komponen kolom 7. Pemasangan komponen balok atas 8. Pemeriksaan Akhir

Operasional dan Pemeliharaan

AHSP Pembuatan RUSPIN

(4)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

ii

Tim Penyusun

1. Iwan Suprijanto, ST. MT 2. Rusli, ST, MI

3. Drs. Muhajirin, MT 4. Kuswara, ST, MA

5. Drs. Aris Prihandono MSc 6. Rudi Setiadji, ST. MSc

7.

Purwoko

Editor

Ir.Fitrijani Anggraini, MT

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya buku Pedoman Teknis Penyediaan Teknologi Rumah Sistem Panel Instan (RUSPIN) dapat tersusun dengan baik. RUSPIN merupakan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kebutuhan rumah semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya angka pertumbuhan penduduk. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperkirakan pada Tahun 2025 angka kebutuhan rumah di Indonesia mencapai angka 30 juta unit. Biaya dan waktu yang diperlukan untuk pembangunan rumah pun tentunya juga semakin tinggi. Namun biaya yang tinggi dan waktu pengerjaa yang lama belum tentu menjamin tingginya kualitas teknis dari bangunan.

Teknologi Rusun Sistem Panel Instan (RUSPIN) adalah salah satu solusi dari permasalahan tingginya biaya produksi dan tidak efisienya waktu konstruksi yang disertai dengan tidak memenuhinya persyaratan kualitas teknis bangunan.

Teknologi ini menawarkan rangka rumah pracetak dengan sistem panel dan sambungan baut yang dapat dipasang secara cepat, dengan biaya yang lebih murah, dan memenuhi kualias teknis dari sebuah rumah.

Teknologi inovasi yang mengedepankan prinsip efisiensi waktu & biaya serta memberikan mutu yang baik diharapkan mampun menjawab permasalah yang ada. Saya berharap buku pedoman ini dapat digunakan acuan untuk penelitian dan pengembangan lainnya dalam menggali teknologi yang lebih unggul serta dapat dijadikan pedoman bagi produsen yang ingin menerapkan.

Bandung, Oktober 2019 Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman 2019 - sekarang

Ir. Dian Irawati,, M.T.

(6)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

iv

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan berkah-Nya, sehingga kita semua dapat berkarya dan berinovasi dalam mengemban amanah untuk mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Kegiatan inovasi dan pengembangan adalah tugas dan fungsi Balitbang termasuk Puslitbang yang berada di bawahnya. Salah satu bentuk inovasi dari pengembangan pengembangan teknologi adalah terciptanya inovasi RUSPIN ini.

RUSPIN merupakan pengembangan dari teknologi RISHA. Teknologi ini meneyederhanakan jumlah panel yang dimiliki oleh RISHA yang memiliki 3 panel menjadi 2 panel sehingga ruang yang dihasilkan lebih luas,

RUSPIN merupakan rancangan struktur rangka rumah sistem panel yang dapat dibongkar pasang. Kualitas komponen terjamin, kuat, umur Panjang, dan modul yang dibuat bersifat fleksibel. Rumah sistem panel instan ini mampu digunakan di wilayah dengan gempa moderat. Bentuk komponen yang tidak terlalu besar memudahkan untuk diangkat dan diangkut/dipindahkan dari tempat percetakan ke lokasi perakitan. Biaya pembuatan yang dibutuhkan untuk membuat rumah dengan teknologi RUSPIN lebih murah dari pembuatan rumah konvensional.

Teknologi ini telah diterapkan di beberapa lokasi diantaranya di Ubung, Kota Denpasar, Komplek Perumahan Kodim, Kabupaten Kefa, Provinsi NTB, Pondok Sawah Kota Kupa, Provinsi NTT, dan sebagainya

Buku Pedoman Teknologi Rumah Panel Instan Sederhana disusun untuk memberikan dibuat untuk memberikan pedoman kepada produsen dan konsumen mengenai tata cara pembuatan, perakitan, operasional, dan pemeliharaan komponen RUSPIN satu lantai. Penyusunan buku ini dilakukan berdasarkan penelitian di lapangan, di laboratorium, dan studi pustaka Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pembaca serta bermanfaat bagi pembangunan Indonesia khususnya inovasi teknologi yang baru yang akan diterapkan di dalam negeri atau bahkan luar negeri.

(7)

Jakarta, Oktober 2019 Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman 2015-2019

Prof.Dr.Ir. Arief Sabaruddin, CES

(8)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

i

DESKRIPSI

TEKNOLOGI

RUSPIN

(9)

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Teknologi RUSPIN adalah pengembangan dari Teknologi RISHA. Teknologi ini merupakan perwujudan pembangunan rumah dengan sistem modular dengan konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi produk lebih besar yang berbeda-beda.

Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari penghuninya. Karena menggunakan sistem moduar, RUSPIN merupakan rumah knock down, dengan proses pembangunan strukturnya dengan menggabungkan panel-panel beton pracetak dengan baut. Maka pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat. Pengembangan yang dilakukan pada teknologi ini adalah dengan melakukan penyederhanaan jumlah panel RISHA dari 3 buah menjadi 2 buah dengan menghilangkan simpul P3 yang dianggap cukup rumit pada proses pembesiannya.

RUSPIN dapat dipakai untuk penanganan perumahan pengungsi atau rumah darurat, dan dapat digunakan untuk pembangunan bangunan tidak permanen. Teknologi RUSPIN memiliki beberapa keunggulan antara lain:

1. Sederhana

Panel struktur RUSPIN memiliki bentuk sederhana, baik dari ukuran dan bahan bangunan. Panel struktur untuk RUSPIN hanya terdiri 2 jenis.

2. Cepat

Jumlah sambungan antar komponen berkurang sehingga dapat menambah kecepatan pemasangan

3. Fleksibel

Teknologi RUSPIN tidak hanya untuk rumah sederhana tetapi dapat dikembangkan untuk rumah mewah, baik satu lantai maupun dua lantai 4. Estetik

Tampilan luar baut dan plat sambungan dapat diminimalisir. Jumlah panel kolom pada pertemuan ruang berkurang dan menghasilkan ruangan yang lebih luas

(10)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

ii 5. Kuat

Berdasarkan hasil pengujian Simulasi numerik struktur RUSPIN dua lantai dengan desain konfigurasi tahun 2016 telah dilakukan dan menunjukkan bahwa desain struktur RUSPIN dua lantai dapat digunakan pada wilayah Denpasar yang termasuk dalam wilayah gempa cukup berat.

6. Efisiensi Biaya

Jika dibandingkan dengan RISHA, ruspin dapat menghemat biaya hingga 10%.

(11)

KOMPONEN

RUSPIN

(12)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

i

KOMPONEN-KOMPONEN RUSPIN

RUSPIN adalah singkatan dari Rumah Sistem Panel Instan yang merupakan sistem struktur rumah yang terdiri dari rangkaian komponen 1 dan 2 beton pracetak bertulang yang menggunakan sambungan mekanis baut. Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen- komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), komponen- komponen tersebut dapat disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation).

Masing-masing komponen memiliki berat kurang dari 60 kg, sehingga tidak memerlukan peralatan atau alat berat pada saat perakitan. Mutu beton yang dipersyaratkan pada teknologi RUSPIN adalah 25 MPa setara dengan K 300 dengan rangka baja tulangan utama diameter 8 mm dan baja tulangan Sengkang diameter 6 mm, dengan menggunakan sistem sambungan kering mur baut dan ring plat. Berikut ini merupakan penjelasan dari tiap komponen ruspin.

1. KOMPONEN 1 RUSPIN

Komponen tipe 1 adalah balok beton bertulang dengan ukuran 12 cm x 12 cm x 150 cm

Gambar 1. Komponen 1 RUSPIN

(13)

2. KOMPONEN 2 RUSPIN

Komponen 2 RUSPIN adalah panel beton bertulang dengan ukuran 10 cm x 30 cm x 135 cm

Gambar 2. Komponen 2 RUSPIN

(14)

i

TATA CARA

PEMBUATAN

KOMPONEN

RUSPIN

(15)

TATA CARA PEMBUATAN KOMPONEN RUSPIN

Pembuatan komponen RUSPIN harus memperhatikan beberapa aspek yang erat kaitannya dengan ketentuan teknis/ mutu yang akan dihasilkan. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan komponen RUSPIN adalah spesifikasi bahan yang digunakan, penulangan komponen 1 dan 2, persiapan pengecoran, pembuatan campuuran beton, pengecoran dan pemadatan, pembukaan cetakan, perawatan beton, dan pemeriksaan.

1. SPESIFIKASI BAHAN

Bahan- bahan yang diperlukan untuk membuat komponen RUSPIN antara lain pasir, kerikil, semen, air, beton, baja tulangan, wire mesh, dan baut sambungan.

Berikut merupakan penjelesan spesifikasi dari setiap bahan komponen yang digunakan.

1.1. Pasir

Pasir beton yang digunakan seperti Gambar 1 adalah butiran keras yang berukuran antara 0,075 mm sampai dengan 0,5 mm dan tidak mengandung zat–zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.

Gambar 3. Bahan agregat pasir yang digunakan

1.2. Kerikil

Kerikil alam atau batu pecah yang digunakan seperti Gambar 4 adalah butiran keras yang sebagian besar butirnya berukuran antara 5 mm sampai dengan 20 mm, dengan kadar lumpur maksimum 1% berat.

(16)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

2 Gambar 4. Bahan agregat kerikil yang digunakan

1.3. Semen

Semen yang digunakan adalah semen hidrolis tipe I atau PCC

1.4. Air

Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.

1.5. Beton

Mutu beton yang direncanakan adalah fc 25 MPa, atau setara dengan mutu K 300, dengan nilai slump 100 mm.

1.6. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan adalah BJTP diameter 8 mm dan 6 mm yang mempunyai tegangan leleh 2.400 kg/cm2.

1.7. Wire Mesh

Galvanized wire mesh yang digunakan mempunyai diameter 0,5 mm dengan ukuran kotak 20 mm x 20 mm

1.8. Baut Sambungan

Baut penyambung antar komponen menggunakan mur baut galvanis diameter 12 mm, tegangan leleh minimal 4.000 kg/cm2 dan variasi panjang 100 mm, 8 inchi, 8

(17)

inchi, dan 10 inchi dan menggunakan ring cincin tebal 3 mm, ring pelat strip tebal 3 mm lebar 35 mm yang dilengkapi lubang baut.

2. PENULANGAN KOMPONEN RUSPIN

Komponen RUSPIN terdiri dari komponen 1 dan 2 yang memiliki cara penulangan yang berbeda. Berikut ini penjelasan jenis-jenis penulangan pada setiap komponennya.

2.1. PENULANGAN KOMPONEN 1

Penulangan komponen satu terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Tulangan utama/rangka; baja tulangan polos (BjTP) diameter 8 mm yang dipasang pada arah panjang komponen satu. Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 5 dan dibutuhkan 2 buah tulangan tersebut untuk setiap komponen satu. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.

Gambar 5. Tampak muka dan samping tulangan utama/rangka komponen satu (ukuran dalam mm)

b. Tulangan sengkang cincin; baja tulangan polos (BjTP) diameter 6 mm yang dibentuk persegi dan dipasang sepanjang tulangan utama/rangka komponen satu. Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 6 dan dibutuhkan 16 buah tulangan tersebut untuk setiap komponen satu. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.

(18)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

4 Gambar 6. Tampak muka dan samping tulangan sengkang cincin komponen

satu (ukuran dalam mm)

Tulangan utama/rangka dan tulangan sengkang kemudian dirangkai menjadi tulangan komponen sesuai Gambar 7. Penempatan tulangan sengkang harus tersebar sesuai gambar sehingga antara lobang baut selalu ada tulangan sengkang untuk memperkuat beton di daerah sekitar lobang baut.

Gambar 7. Penulangan komponen 1 RUSPIN (ukuran dalam mm)

2.2. PENULANGAN KOMPONEN 2

Penulangan komponen dua terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Tulangan utama/rangka; baja tulangan polos (BjTP) diameter 8 mm yang dipasang sepanjang bingkai komponen berpenampang 6 cm x 10 cm yang mengelilingi komponen dua dan tegak lurus arah panjang komponen dua.

(19)

Gambar 8. Tampak muka dan samping tulangan rangka luar komponen dua (ukuran dalam mm)

Gambar 9. Tampak muka dan samping tulangan rangka dalam komponen dua (ukuran dalam mm)

Gambar 10. Tampak muka dan samping tulangan rangka tengah komponen dua (ukuran dalam mm)

Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 8 sampai Gambar 10 dan dibutuhkan 2 buah rangka dalam, 2 buah rangka luar, dan 2 buah rangka tengah untuk setiap komponen dua. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.

(20)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

6 b. Tulangan sengkang; baja tulangan polos (BjTP) diameter 6 mm yang dibentuk

persegi dan dipasang sepanjang tulangan utama/rangka komponen dua.

Gambar 11. Tampak muka dan samping sengkang cincin ujung (kiri) dan sengkang cincin sudut (kanan) (ukuran dalam mm)

Pemotongan dan pembentukan tulangan sesuai Gambar 11 sampai Gambar 12 dan dibutuhkan 8 buah sengkang cincin ujung, 4 buah cincin sudut, 14 buah sengkang kacamata, dan 4 buah sengkang cincin tengah untuk setiap komponen dua. Setiap ujung tulangan diberikan panjang tekukan sesuai gambar untuk memperkuat daya lekatan tulangan terhadap beton.

Gambar 12. Tampak muka dan samping sengkang cincin tengah (kiri) dan sengkang kacamata (kanan) komponen dua (ukuran dalam mm)

Tulangan utama/rangka dan tulangan sengkang kemudian dirangkai menjadi tulangan komponen sesuai Gambar 13. Penempatan tulangan sengkang harus tersebar sesuai gambar sehingga antara lobang baut selalu ada tulangan sengkang untuk memperkuat beton di daerah sekitar lobang baut.

(21)

Gambar 13. Penulangan komponen 2 RUSPIN

3. PERSIAPAN PENGECORAN

Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, harus dilakukan persiapan sebagai berikut:

1) Semua ruang dalam cetakan yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran.

2) Untuk memudahkan pembukaan cetakan, permukaan dalam dari cetakan boleh dilapisi dengan bahan khusus, misalnya lapisan tipis minyak mineral, lapisan bahan kimia, atau bahan lain yang sejenis.

3) tulangan harus dalam keadaan bersih bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi lekatan antara beton dan tulangan.

(22)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

8 4. PEMBUATAN CAMPURAN BETON

Pembuatan campuran beton terdiri dari penakaran bahan dan ketentuan pengadukan beton. Contoh penakaran bahan (semen, pasir, kerikil, dan air) didasarkan pada teknik penakaran berat yaitu 1 pc : 1,5 ps : 2,5 kr + 215 liter air seperti Gambar 14, yang direncanakan dengan nilai slump sebesar 100 mm.

Komposisi tersebut hanya sebagai contoh praktis dengan asumsi pasir dan kerikil kondisi kering jenuh permukaan dan kualitasnya memenuhi persyaratan teknis bahan. Sangat dianjurkan untuk melakukan trial mix dan uji kuat tekan beton dahulu hingga menghasilkan mutu beton K300. Pengadukan harus memenuhi ketentuan berikut :

a. Beton diaduk menggunakan mesin mixer atau dengan metode lain sedemikian hingga tercapai penyebaran bahan yang merata dan semua hasil adukannya harus dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali;

b. Pengadukan harus dilakukan tidak kurang dari 1½ menit untuk setiap lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adukan. Waktu pengadukan harus ditambah ½ menit untuk setiap penambahan kapasitas 1 m3 adukan;

c. Pengadukan harus dilanjutkan minimal 1½ menit setelah semua bahan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk atau sesuai dengan spesifikasi alat pengaduk;

d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus dengan jalan memeriksa nilai slump (kelecakan) pada setiap campuran beton yang baru;

Gambar 14. Perbandingan berat campuran beton K300

(23)

5. PENGECORAN DAN PEMADATAN

Pengecoran dan pemadatan beton dalam cetakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Pengecoran dilakukan secara perlahan mulai dari bagian bingkai keliling dan dilakukan penggetaran dengan vibrator dalam arah vertikal, sehingga beton mengalami pemadatan yang maksimal, dengan memperhatikan batas waktu penggetaran jangan sampai terjadi pemisahan campuran beton.

b. Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan cetakan untuk mencegah terjadinya segregasi pada saat pengangkutan

c. Tingkat kecepatan pengecoran beton harus diatur agar beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah ke dalam sela sela di antara tulangan;

d. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang seluruhnya tidak boleh dipergunakan untuk pengecoran;

e. Beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh dituangkan ke dalam cetakan;

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti, mulai dari bagian bingkai keliling kemudian komponen ke bagian tengah hingga selesainya pengecoran satu komponen;

g. Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan alat yang tepat agar dapat mengisi komponen sepenuhnya. Pemadatan beton yang dilakukan dengan alat penggetar harus memperhatikan hal berikut:

• Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 detik, maksimal 15 detik;

• Tulangan diusahakan agar tidak terkena batang penggetar yang dapat menyebabkan pergeseran posisi tulangan.

6. PEMBUKAAN CETAKAN

Cetakan dapat dibuka setelah 4 jam dari waktu pengecoran, dengan cara perlahan dan hati-hati. Waktu buka cetakan tersebut dimaksudkan untuk menyediakan waktu untuk persiapan cetakan untuk pengecoran komponen selanjutnya pada hari yang sama untuk mencapai target produksi. Komponen RUSPIN dibersihkan dari

(24)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

10 permukaan yang tidak rata misalnya akibat bekas bahan pengecoran yang menempel.

7. PERAWATAN BETON

Beton harus dipertahankan dalam kondisi lembap selama paling sedikit 7 hari setelah pengecoran. Komponen baru dapat disimpan dalam tumpukan setelah berumur 3 hari dengan jumlah maksimal sepuluh tumpukan.

8. PEMERIKSAAN

Pengambilan contoh uji beton segar untuk pemeriksaan mutu beton (fc) dan kekentalan (slump) harus dilakukan sebelum dicorkan.

(25)

TATA CARA PERAKITAN KOMPONEN

RUSPIN

(26)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

11 PERAKITAN KOMPONEN RUSPIN

1. PERSIAPAN BAHAN DAN PERALATAN

Seluruh komponen dan peralatan bantu untuk perakitan harus sudah tersedia di tempat dimana bangunan akan dibangun. Seluruh komponen yang terbuat dari beton bertulang harus sudah mencapai umur 28 hari.

2. PERSIAPAN LAHAN

Persiapan lahan yang akan dibangun dengan struktur RUSPIN satu lantai tidak berbeda dengan pekerjaan pembersihan lahan, pemasangan bouwplank, galian pondasi, dan pembuatan pondasi pada rumah konvensional satu lantai. Lahan yang akan dibangun harus sudah memiliki pondasi bangunan yang diberi angkur diameter 12 mm dan kedalaman tertanam minimal 30 cm untuk dibaut dengan komponen 2 RUSPIN pada tiap bagian pojok rangka bangunan. Permukaan pondasi dikondisikan dengan diberi lapisan mortar semen agar memiliki permukaan yang rata sebelum pemasangan komponen RUSPIN pada umur mortar semen minimal 3 hari.

3. TENAGA PELAKSANA

Tenaga pelaksana yang diperlukan sekurang-kurangnya 3 orang, dan telah memiliki kemampuan dan pemahaman khusus untuk merakit RUSPIN.

4. PERALATAN

Peralatan yang digunakan untuk merakit satu unit rumah instan sederhana sehat sekurang-kurang nya adalah sebagai berikut:

a. Kunci pas untuk baut 12 mm sebanyak 4 pasang

b. Kunci momen dan kepala baut untuk baut 12 mm 1 buah c. Tangga satu unit

d. Perancah satu unit.

e. Water pass satu unit, f. Pasekon kayu satu unit g. Benang satu gulung.

h. Paku dan palu,

(27)

5. PEMASANGAN KOMPONEN SLOOF

Langkah pertama perakitan struktur RUSPIN satu lantai adalah memasang komponen sloof dengan langkah sebagai berikut:

a. Pasang komponen tipe 1 pada pondasi dan sambungkan dengan komponen tipe 2 menggunakan mur-ring-baut hingga ½ kekuatan, kemudian sambungkan komponen tipe 2 dengan lainnya mengunakan sambungan mur- ring-baut, juga dengan ½ kekuatan. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 selalu berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur.

b. Bila seluruh komponen tipe 1 dan 2 telah terpasang sesuai denah, kencangkan sambungan mur-ring-baut hingga mencapai kekuatan penuh menggunakan kunci momen dengan gaya torsi 2,5 Nm. Selama dilakukan pengencangan tersebut harus selalu dilakukan pengecekan kelurusan dan kerataan (water-pass) setiap balok dengan berpedoman pada benang- benang as dinding yang ada.

Gambar 15. Rangkaian joint kolom dengan sloof

Komponen 2 RUSPIN

Ketera ngan :

1 : Ba ut Ø12 mm + ri ng, p= 8”

2 : Pel a t (3x35x150) mm, Ba ut Ø12 mm, p= 6”

Komponen 1 RUSPIN

Komponen 2 RUSPIN

Sl oof, Komponen 2 RUSPIN

Sl oof, Komponen 2 RUSPIN 1

1

1 1

1

2

1

2

(28)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

13 6. PEMASANGAN KOMPONEN KOLOM

Setelah rangkaian sloof dari komponen RUSPIN telah terpasang, maka dilanjutkan dengan memasang komponen kolom dengan langkah sebagai berikut:

a. Pasang komponen tipe 1 dan tipe 2 untuk kolom dan sambungkan dengan menggunakan sambungan mur-ring-baut dengan ½ kekuatan setelah komponen- komponen kolom tersebut terpasang secara vertikal. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 selalu berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur.

b. Gunakan water-pass untuk mengecek komponen-komponen kolom terpasang secara vertikal.

Gambar 16. Rangkaian Komponen Kolom

2

2

1 1

1

1 1

1

1

Ketera ngan :

1 : Ba ut Ø12 mm + ri ng, p= 8”

2 : Pel a t (3x35x150) mm, Ba ut Ø12 mm, p= 6”

Komponen 2 RUSPIN Komponen 2

RUSPIN Kol om, Komponen

2 RUSPIN

Kol om, Komponen 2 RUSPIN Kol om, Komponen

2 RUSPIN Komponen 1 RUSPIN

Kol om, Komponen 2 RUSPIN

(29)

7. PEMASANGAN KOMPONEN BALOK ATAS

Tahap terakhir perakitan rangka struktur adalah pemasangan komponen balok atas dengan langkah sebagai berikut:

a. Sebelum sambungan pada kolom-kolom dikencangkan penuh, pasang komponen tipe 2 untuk balok atas (ring balok) menggunakan sambungan mur- ring-baut dengan ½ kekuatan. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 selalu berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur sesuai Gambar 17.

b. Gunakan perancah dan tangga dalam pemasangan komponen-komponen balok atas untuk memudahkan dalam pemasangan hingga terpasang lurus dan horisontal.

c. Kencangkan sambungan mur-ring-baut di komponen balok atas dan kolom hingga mencapai kekuatan penuh menggunakan kunci momen dengan gaya torsi 2,5 Nm sambil terus menerus di cek kelurusan dan kerataan rangkaian komponen dengan mengunakan alat water-pass pada setiap komponen yang sedang dikencangkan.

d. Hasil akhir terpasang dari satu modul 3 m x 3 m x 3 m terdapat pada Gambar 18.

(30)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

15 Gambar 17. Rangkaian joint komponen kolom dengan ringbalk

Ketera ngan :

1 : Ba ut Ø12 mm + ri ng, p= 8”

2 : Pel at (3x35x150) mm, Baut Ø12 mm, p= 6”

Komponen 2 RUSPIN Komponen 2

RUSPIN

Komponen 2 RUSPIN Komponen 2

RUSPIN

Ri ngbalk, Komponen 2 RUSPIN Ri ngbalk,

Komponen 2 RUSPIN

Komponen 1 RUSPIN

(31)

Gambar 18. Model perakitan satu modul RUSPIN

8. PEMERIKSAAN AKHIR

Periksa kekencangan sambungan mur-ring-baut di komponen sloof, kolom, dan balok atas menggunakan kunci momen dengan gaya torsi 2,5 Nm sambil terus menerus melakukan pemeriksaan:

a. Kelurusan dan kerataan rangkaian komponen dengan mengunakan alat water-pass pada setiap komponen yang sedang dikencangkan;

b. Kelengkapan baut, ring cincin, dan ring plat pada semua sambungan;

c. Posisi kotak kecil komponen tipe 2 dipastikan semuanya selalu berada pada posisi titik kumpul pojok/joint rangka struktur.

d. Kesesuaian terhadap tipikal portal terpasang struktur RUSPIN satu lantai sesuai Gambar 19.

Ri ngbalk, Komponen 2 RUSPIN

Kol om, Komponen 2 RUSPIN

Kol om, Komponen 1 RUSPIN

Sl oof, Komponen 2 RUSPIN

(32)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

17 Gambar 19. Tipikal portal struktur RUSPIN satu lantai

(33)

OPERASIONAL &

PEMELIHARAAN

(34)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

19

OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

Pemakaian struktur RUSPIN satu lantai harus memperhatikan hal berikut:

1) Berikan lapisan cat pada permukaan komponen dan mur-ring-baut untuk mencegah proses korosi setiap 3 tahun sekali. Pada daerah yang mempunyai resiko korosi tinggi agar menggunakan lapisan cat yang kedap air.

2) Jangan memasang paku, melobangi, dan atau memecahkan komponen terutama bagian tengah badan komponen yang tipis.

3) Gunakan lobang-lobang yang sudah ada di komponen untuk pemasangan komponen bangunan lain, misalnya pemasangan angkur untuk pasangan dinding, kusen pintu, dan kusen jendela.

4) Bentang maksimal 3 m diukur dari ujung komponen;

5) Jumlah tingkat maksimal 1 lantai;

6) Beban balok ring maksimal 885 kg/m1;

7) Fleksibilitas desain struktur bangunan dibatasi dengan menyesuaikan terhadap ukuran komponen RUSPIN, apabila diperlukan komponen dengan ukuran berbeda harus dilakukan dahulu analisa perhitungan struktur atau pengujian laboratorium.

(35)

AHSP

PEMBUATAN

RUSPIN

(36)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

20

(37)

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) Produk Litbang : Rumah Sistem Panel Instan (RUSPIN) Satu Lantai Lokasi : Kabupaten

Tahun : 2018 Overheaad dan profit: 15%

No. Koefesien Kode Harga Satuan

(Rp.)

Jumlah Harga (Rp.) 1 1 m3 beton f’c = 26,4 MPa (K300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52

1,65 OH Pekerja 80.000 132.000

0,275 OH Tukang batu 100.000 27.500

0,028 OH Kepala tukang 110.000 3.080

0,083 OH Mandor 120.000 9.960

413 kg Semen 1.300 536.900

681 kg Pasir beton 141 95.766

1021 kg Kerikil (≤20 mm) 125 127.625

215 Ltr Air 0 0

Jumlah 932.831

Overhead & profit 0

Harga satuan pekerjaan 932.830

2 Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah komponen plat

beton pracetak

0,053 OH Pekerja 80.000 4.240

0,018 OH Tukang kayu 100.000 1.800

0,005 OH Mandor 120.000 600

Jumlah 6.640

Overhead & profit 0

Harga satuan pekerjaan 6.640

3 Pembesian 10 kg dengan besi polos atau besi ulir

0,06 OH Pekerja 80.000 4.800

0,06 OH Tukang besi 100.000 6.000

0,006 OH Kepala tukang 110.000 660

0,003 OH Mandor 120.000 360

10,5 kg Besi beton 10.508 110.339

0,1 kg Kawat ikat beton 15.000 1.500

Jumlah 123.659

Overhead & profit 0

(38)

BUKU PEDOMAN TEKNOLOGI RUSPIN

22

No. Koefesien Kode Harga Satuan

(Rp.)

Jumlah Harga (Rp.)

Harga satuan pekerjaan 123.659

4 1 bh komponen 1 (135 cm x 30 cm x 10 cm)

9,43 kg Pembesian tulangan Ø 8 dan Ø 6 12.366 116.610

0,22 m2 Kawat harmonika 50.000 11.000

0,027 m3 Beton komponen 1 932.830 25.186

1 bh Pemasangan dan pembukaan cetakan 6.640 6.640

Jumlah 159.437

Overhead & profit 23.916

Harga satuan pekerjaan 183.352

5 1 bh komponen 2 (150 cm x 12 cm x 12 cm)

3,97 kg Pembesian tulangan Ø 8 dan Ø 6 12.366 49.093

0,026 m3 Beton komponen 2 932.830 24.254

1 bh Pemasangan dan pembukaan cetakan 6.640 6.640

Jumlah 79.986

Overhead & profit 11.998

Harga satuan pekerjaan 91.984

6 Memasang 1 buah komponen (balok)

0,0505 OH Pekerja 80.000 4.040

0,0505 OH Tukang Batu 100.000 5.050

0,0051 OH Kepala Tukang 110.000 556

0,0025 OH Mandor 120.000 303

Jumlah 9.949

Overhead & profit 1.492

Harga satuan pekerjaan 11.440

6 Memasang 1 buah komponen (kolom)

0,0615 OH Pekerja 80.000 4.920

0,0615 OH Tukang Batu 100.000 6.150

0,0062 OH Kepala Tukang 110.000 677

0,0031 OH Mandor 120.000 369

Jumlah 12.116

Overhead & profit 1.817

Harga satuan pekerjaan 13.932

(39)

Gambar

Gambar 1. Komponen 1 RUSPIN
Gambar 2. Komponen 2 RUSPIN
Gambar 3. Bahan agregat pasir yang digunakan
Gambar 7. Penulangan komponen 1 RUSPIN (ukuran dalam mm)
+7

Referensi

Dokumen terkait

dillakukan pada bab sebelumnya, dimana rasio tulangan ρ adalah 0 , 004 ≤ ρ ≤ 0 , 017 , mutu beton fc’ dibatasi dari 17 MPa sampai dengan 40 MPa, mutu baja dibatasi dari. 240

Kurva hubungan antara jumlah lantai, jarak antar kolom, dan lebar kolom dibuat berdasarkan asumsi kuat tekan beton 30 MPa, kuat tarik baja tulangan 390 MPa, dan rasio tulangan

Untuk mengetahui kuat cabut modifikasi tulangan bambu tersebut dilakukan uji kuat cabut, dimana tulangan bambu a silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm

MPa, sedangkan besi tulangan digunakan mutu baja (fy) 240 MPa. d) Pondasi digunakan pondasi bore pile dengan diameter 60 cm. e) Perkerasan pada underpass direncanakan dengan

Pada beton cukup besar, sehingga pemberian tegangan tekan pada beton akan lebih efektif bila menggunakan baja mutu tinggi dengan kisaran lebih dari 1860 Mpa. Tendon untuk

bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan penerapan/ pemberlakuan dan pengawasan terhadap Baja Tulangan Beton, Baja Tulangan Beton Hasil Canai Ulang dan Baja Tulangan Beton

Mutu beton slab K-250 dengan tebal 0,2 m menggunakan tulangan lentur negatif dan positif yaitu tulangan utama D16-250 mm dan tulangan bagi D13-300 mm, untuk beton prategangmenggunakan

2 Memasukkan karakteristik material beton Struktur dinding basement direncanakan dengan menggunakan material beton bertulang dengan mutu beton f’c = 24,9 MPa K-300 dan mutu tulangan