SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) 10 LANGKAH KEBERHASILAN MENYUSUI
Pokok Bahasan : Teknik Menyusui yang Benar Sub Pokok Bahasan : 10 langkah keberhasilan menyusui
Sasaran :
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit
Ruangan :
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan simulasi kesehatan tentang teknik menyusui yang benar diharapkan responden dapat melakukan menyusui dengan benar sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan simulasi responden mampu:
a. Mengetahui cara menyusui.
b. Menyebutkan manfaat menyusui.
c. Melakukan teknik 10 langkah menyusui yang benar.
C. Metode Simulasi D. Media
1. Bayi responden E. Isi Materi
a. Definisi menyusui b. Manfaat menyusui
c. 10 Langkah-langkah menyusui yang benar
F. Proses Pelaksanaan Penyuluhan No Tahap /
Waktu
Kegiatan KegiatanP
eserta
Pelaksana
1. Introduksi (10menit)
Menjelaskan :
1. Tujuan Simulasi
Setelah melakukan simulasi peserta mampu:
a. Mengetahui cara menyusui.
b. Menyebutkan manfaat menyusui.
c. Melakukan teknik menyusui yang benar.
2. Definisi Menyusui 3. Manfaat menyusui
4. Gambaran simulasi teknik menyusui yang benar
Mendengar Fasilitator
2. Enactment (15menit)
Pelaksanaansimulasi :
responden mempraktekkan teknik menyusui yang benar dengan Bayi dipegang dengan satu lengan . kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
Mulut bayi berada didepan punting ibu. Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu, jangan berada diantara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang diatas boleh memegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus. Bibir bayi dirangsang dengan punting ibu
Mempratik kan
Fasilitator
dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan punting serta areola dimasukkan kedalam mulut bayi.
3. Review (5menit)
1. Melakukan review pengalaman bersimulasi
2. Mengidentifiasi kejadian yang berkesan dalam simulasi
3. Menganalisis kesan yang didapat oleh sasaran
4. Menyimpulkan kegiatan acara
Aktif dalam bertanya dan memper- hatikan penjelasan
Fasilitator
G. Setting Tempat
Penyuluhan dilakukan di ruang ibu pada saat rawat gabung.
H. Pengorganisasian
- Perawat : sebagai fasilitator yang mengarahkan jalannya simulasi
- Ibu post partum : sebagaiobyek yang melaksanakan simulasi I. Evaluasi
1) Kriteria struktur
(1) Peserta hadir ditempat yang telah ditentukan
(2) Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan sebelum dan saat pendidikan kesehatan dilakukan.
2) Kriteria proses
(1) Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
(2) Peserta mendengarkan dan memperhatikan pendidikan kesehatan.
3) Kriteria hasil
(1) Peserta mengetahui manfaat menyusui.
(2) Peserta mengetahui cara menyusui yang benar.
(3) Peserta mampu mempraktekkan cara menyusui yang benar
MATERI
Berikut ini adalah penjelasan dan penerapan 10 langkah LMKM.
1. Kebijakan Sarana pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan dilarang melakukan promosi pengganti ASI (PASI) dan memiliki kebijakan tertulis tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Pengadaan PASI pada pelayanan kesehatan merupakan proses pengadaan normal bukan kerjasama berupa sampel/diskon/endorse. Fasilitas pelayanan kesehatan tidak memiliki tampilan produk atau barang dalam perusahaan yang menghasilkan PASI (menerapkan Kode). Rumah sakit/pelayanan kesehatan memiliki rangkuman tertulis dari praktis klinis Sepuluh Langkah LMKM, penerapan kode promosi, dan penilaian kompetensi yang dapat dilihat oleh ibu hamildan keluarga mereka.
2. Kompetensi Staf
Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf yang membantu ibu dengan pemberian makanan bayi. Staf tersebutharus memiliki kemampuan sebagai berikut:
Keterampilan mendengarkan dan menasihati ibu
Membangun kepercayaan diri ibu
Menasihati ibu hamil tentang menyusui
Menilai menyusui
Membantu ibu mengatur posisi diri dan bayi untuk menyusui
Membantu ibu menempelkan bayi ke payudara
Menjelaskan ibu tentang pola menyusui yang optimal
Membantu ibu memerah ASI
Membantu ibu menyusui bayi
Membantu ibu untuk mulai menyusui dalam satu jam pertama setelah lahir
Membantu ibu yang merasa tidak memiliki cukup ASI
Membantu ibu dengan bayi yang sering menangis
Membantu ibu dengan bayi yang menolak disusui
Membantu ibu yang memiliki putting datar atau terbalik
Membantu ibu dengan payudara yang membengkak
Membantu ibu dengan putting yang sakit atau pecah
Membantu ibu dengan mastitis
Membantu ibu menyusui bayi dengan berat lahir rendah atau bayi yang sakit
Menasihati ibu tentang kesehatan sendiri
Menerapkan Kode di fasilitas kesehatan
3. Diskusi mengenai ASI dan manajemen menyusui pada ibu hamil dan keluarga.
Pada tahap ini, akan dilakukan diskusi antenatal (sebelum kelahiran) mengenai menyusui berupa nilai penting menyusui, rekomendasi global pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, nilai penting kontak langsung dengan kulit yang berkelanjutan, nilai penting rooming-in, posisi dan pelekatan menyusui, serta pengenalan tanda lapar bayi.
4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir
Fasilitasi kontak kulit ke kulit segera dan tidak terganggu serta dukung ibu untuk mulai menyusui sesegera mungkin setelah lahir dalam waktu 5 menit selama satu jam kecuali bila terdapat alasan medis yang dapat dibenarkan (immediate skin to skin contact). Alasan medis tersebut antara lain:
Preterm (lahir sebelum 37 minggu)
Gangguan pernapasan (sianosis)
Memiliki kelainan bawaan utama yang menyebabkan gangguan kardiorespirasi
Lahir dengan cairan ketuban bercampur mekonium dan menunjukkan bayi tidak bugar
Lahir denan peningkatan risiko infeksi
Memiliki bukti depresi napas perinatal
5. Dukung ibu untuk memulai, mempertahankan dan mengatasi kesulitan menyusui
Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara) dalam waktu 6 jam setelah kelahiran
6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir Tidak memberikan makanan atau cairan apa pun kepada bayi baru lahir yang disusui, kecuali bila terdapat indikasi medis
7. 7.Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
Mengusahakan ibu dan bayi tetap bersama dalam 24 jam sehari.
Keuntungan pelaksanaan rawat gabung adalah ibu dapat merespons dan menyusui setiap bayi lapar sehingga bonding dapat terjalin selama proses menyusui sehingga ibu lebih percaya diri untuk menyusui.
8. 8.Dukung ibu untuk mengenali dan merespons isyarat bayi untuk menyusu.
Ibu menyusui disarankan untuk memberikan ASI sesering dan semau bayi. Tanda awal bayi siap menyusu mencakup:
Membuka mulut dan menoleh untuk mencari payudara (rooting reflex / ‘tanda mencari’)
Terbangun dan gelisah
Mengeluarkan suara kecil
Membuat Gerakan tangan ke mulut dan mengisap
Mengisap jari
9. Tidak memberikan dot/kempeng
Fisiologi menyusu langsung berbeda dengan fisiologi menyusu dengan botol susu/dot. Penggunaan botol susu dan dot dapat menyebabkan kesulitan menyusui terutama bila digunakan dalam waktu lama.
10.Koordinasi pemulangan dari rumah sakit.
Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan dukungan menyusu di komunitas. Penerapan 10 LMKM di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi kunci manajemen
laktasi yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak yang optimal.
Apabila ayah bunda mengalami masalah dalam menyusui segera berkonsultasi dengan tim laktasi RSUI
Referensi:
1. Satgas ASI IDAI. 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. diunduh pada dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/10-langkah-menuju- keberhasilan-menyusui.Satgas ASI IDAI. 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui. diunduh pada dari
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/10-langkah-menuju-keberhasilan- menyusui.
2. WHO. https://www.who.int/teams/nutrition-and-food-safety/food-and- nutrition-actions-in-health-systems/ten-steps-to-successful-breastfeeding 3. Yahmi E, Pratiwi GA. Pendampingan menyusui 0-72 jam pertama dan
BFHI. Modul pelatihan: Indonesians breastfeeding course for clinicians.
Badan penerbit IDAI. 2022. h27-36