Untuk mewujudkan kedaulatan pangan diperlukan kebijakan perdagangan internasional yang berpihak pada petani, sehingga dapat terlindungi dari ketidakstabilan perdagangan bahan baku di pasar dunia. Dengan segala keterbatasannya, buku ini diharapkan dapat menjadi referensi berharga untuk memahami dinamika kebijakan perdagangan internasional pangan strategis.
DAFTAR LAMPIRAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI
Pemerintahan Jokowi-JK telah menetapkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani sebagai tujuan tunggal dalam pembangunan pertanian. Visi dan komitmen pemerintahan Jokowi-JK terhadap kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani tidak perlu diragukan lagi.
Pengaruh terhadap Pertanian
Di sisi lain, FTA yang dilakukan oleh sejumlah negara terbatas secara teori mungkin menguntungkan para peserta, namun negara-negara yang tidak berpartisipasi akan dirugikan. Sementara itu, subsidi ekspor dari negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa juga membuat pangan impor semakin mendominasi pasar dalam negeri.
Kebijakan Perdagangan Semakin Proteksionis
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kebijakan hambatan tarif dan kebijakan hambatan non-tarif. Di Indonesia, kebijakan pengendalian impor khususnya komoditas pangan ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
PANGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI DI ERA GLOBALISASI
Dinamika Produksi Pangan
Data menunjukkan pada tahun 2012, luas panen kedelai Indonesia seluas 568 ribu ha dengan produksi 843 ribu ton. Selama kurun waktu tersebut, rata-rata pertumbuhan luas tanaman bawang merah di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa.
Kesejahteraan Petani
Pada tahun 2017, jumlah penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan sekitar 970 ribu jiwa atau menjadi 26,58 juta jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, ASEAN juga telah menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Tiongkok yaitu ACFTA pada tahun 2010 dan lima negara lainnya seperti India, Korea, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Kinerja Ekspor dan Impor Pangan
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kita masih mengimpor bawang merah dalam jumlah yang cukup besar, terutama dari India. Oleh karena itu, untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, daging sapi masih diimpor dari Australia, Selandia Baru, Amerika, Kanada, Jepang, dan Spanyol.
Merebut Kembali Pasar Domestik
Namun jika dibandingkan daya saing komoditas tersebut, maka komoditas jagung mempunyai keunggulan relatif lebih baik dibandingkan beras. Meskipun tebu memiliki daya saing paling rendah karena tidak memiliki keunggulan komparatif, tebu memiliki keunggulan kompetitif karena adanya perlindungan pemerintah.
Penutup
Untuk memulihkan pasar domestik dengan daya saing yang lebih besar, diperlukan kebijakan lintas sektoral dan multidisiplin yang terintegrasi, baik teknis, manajerial, maupun sosial ekonomi. Upaya harmonisasi produksi, kebijakan, dan kebijakan perdagangan luar negeri juga perlu dilakukan, termasuk penyesuaian komoditas antara program pertanian dan RTRW/RUTR daerah. Diperlukan kerjasama dengan akademisi untuk melaksanakan penelitian dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian, sehingga tujuan produksi dapat tercapai dan daya saing produk pertanian menjadi lebih baik.
DINAMIKA KEBIJAKAN IMPOR PANGAN
Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dan melindungi kepentingan petani, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 menyatakan bahwa pemerintah wajib mengutamakan produksi pertanian dalam negeri. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatur impor komoditas pertanian berdasarkan musim panen dan/atau kebutuhan konsumsi dalam negeri. Selanjutnya, impor dilarang apabila ketersediaan bahan baku di dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan/atau cadangan pangan nasional.
Beras
Impor beras hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapat penunjukan IT-Beras dari Menteri Perdagangan. Dalam kebijakan impor beras, terdapat perbedaan ketentuan antara peraturan Menteri Pertanian dengan peraturan Menteri Perdagangan mengenai impor beras. Namun Kementerian Perdagangan no. 01 Tahun 2018 menyebutkan bahwa impor beras dilakukan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dapat digunakan, antara lain untuk menjaga stabilitas harga.
Jagung
Beberapa perubahan yang dilakukan antara lain, Bulog mengimpor jagung atas nama pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN. Ketentuan lainnya, permohonan impor jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam negeri dapat diajukan setiap saat, tidak hanya triwulanan. Izin impor jagung untuk kebutuhan pangan dan bahan baku industri hanya berlaku tiga bulan sejak diterbitkan.
Kedelai
Meski pemerintah telah menetapkan HBP, namun harga jual kedelai di lapangan ke petani secara umum berada di bawah HBP. Misalnya pada tahun 2015, harga jual kedelai di tingkat petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat hanya Rp 5.500/kg. Pada tahun yang sama, harga jual kedelai di tingkat petani wilayah Ngajuk Jawa Timur sebesar Rp 6.000/kg.
Daging Sapi
Pelaku usaha dapat melakukan impor ruminansia besar, namun harus mendapat izin Menteri Perdagangan setelah mendapat rekomendasi Menteri yang pelaksanaannya ditangani oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Perdagangan. Persyaratan ruminansia besar harus sehat dan didokumentasikan dengan sertifikat kesehatan hewan yang diterbitkan oleh otoritas veteriner di negara asal. Impor ruminansia besar sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh pelaku usaha, koperasi peternak, dan kelompok peternak.
Gula
Penerbitan surat ini didasarkan pada temuan masih ada 11,16 persen gula rafinasi yang disalurkan tidak sesuai aturan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan persetujuan impor pabrik gula rafinasi harus diberikan setiap triwulan dan dievaluasi untuk penerbitan izin pada triwulan berikutnya. Namun kebijakan tersebut rupanya belum mampu menyelesaikan permasalahan masuknya gula rafinasi ke pasar eceran.
Bawang Merah
Impor bawang merah, cabai merah, cabai keriting, dan cabai merah diperbolehkan apabila harga eceran melebihi harga referensi masing-masing. Harga bawang merah dan cabai turun di bawah harga referensi pada puncak panen raya. Harga cabai dan bawang merah akan berada di atas harga acuan bila bukan musim panen, namun impor dibatasi sehingga menyebabkan inflasi.
PENGENDALIAN IMPOR
PANGAN DALAM PERSPEKTIF ATURAN WTO
Dengan kata lain, kebijakan safeguard diterapkan untuk melindungi industri dalam negeri dari praktik tidak adil seperti dumping dan subsidi. Langkah ini digunakan negara-negara anggota WTO untuk melindungi industri dalam negeri dan tidak diskriminatif. Investigasi terhadap kerugian serius atau ancaman kerugian serius bagi industri dalam negeri akibat peningkatan impor dilakukan oleh komisi.
MENGENDALIKAN
IMPOR PANGAN UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI
Mengintip Pasar Ekspor
Begitu pula dengan volume ekspor jagung ke Singapura yang meningkat sebesar 19,13 persen/tahun atau meningkat dari 353 ton pada tahun 2011 menjadi 1,2 ribu ton pada tahun 2016. Kondisi ini berbeda dengan periode ketika volume ekspor bawang merah ke Malaysia berfluktuasi dengan tren menurun sebesar 19,8 persen/tahun. Demikian pula dengan volume ekspor bawang merah Indonesia ke Singapura, Thailand, dan Vietnam yang menurun drastis, masing-masing sebesar 19,9 persen, 39,5 persen, dan 29,8 persen/tahun.
Strategi Memperluas Pasar Ekspor
Nilai ekspor bawang merah Indonesia turun dari $6,6 juta pada tahun 2011 menjadi hanya $0,4 juta pada tahun 2016. Ke depan, ekspor bawang merah harus fokus ke negara lain, seperti Rusia dan Amerika Serikat. Sebab, rata-rata volume impor bawang merah kedua negara meningkat masing-masing sebesar 3,46 persen dan 2,07 persen.
Peluang Ekspor dari Perbatasan
Penandatanganan beberapa perjanjian kerja sama internasional hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor pangan dan produk pertanian ke wilayah perbatasan. Pembangunan lumbung pangan di wilayah perbatasan juga menjadi solusi untuk mengurangi impor pangan ilegal. Oleh karena itu, tujuan awal pembangunan lumbung pangan di wilayah perbatasan adalah untuk mewujudkan sistem produksi pangan yang ada yang andal.
Memperkuat Hilirisasi Komoditas Pangan
Diakui atau tidak, perkembangan industri hilir komoditas pangan di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, antara lain rendahnya kapasitas transformasi produk. Pada tahun 2016 terjadi penurunan volume ekspor sebesar 22,7 ribu ton atau penurunan nilai ekspor sebesar 8,3 juta dollar Amerika. Sepuluh besar negara tujuan ekspor olahan cabai merah asal Indonesia adalah Arab Saudi dengan total nilai ekspor sebesar 11,1 juta dollar AS.
Memberantas Praktik Mafia Pangan
Misalnya pada bulan Februari 2017, kenaikan harga cabai rawit merah di pasaran mencapai Rp 120.000/kg. Stabilitas harga tersebut terlihat dari harga daging sapi segar pada lebaran tahun lalu (2016) yang mencapai Rp 150.000/. Begitu pula dengan harga minyak goreng menurut HET yang masih Rp 11.000/kg, bahkan ada yang mencapai Rp 10.000/kg di pasar tradisional untuk minyak kemasan biasa.
PERSPEKTIF PERDAGANGAN INTERNASIONAL YANG
MENYEJAHTERAKAN PETANI
Berbagai peraturan yang diterapkan oleh negara-negara maju untuk mendorong peningkatan produktivitas dan mengurangi biaya produksi tidak diklasifikasikan sebagai subsidi. Kondisi ini berarti harga pangan di pasar internasional hampir selalu lebih rendah dibandingkan harga di dalam negeri. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus diatasi agar produk Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Dengan demikian, impor jagung pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 66,6 persen, padahal sebelumnya impor jagung sebesar 3,5 juta ton. Sebagai bagian dari pengembangan Gudang Pangan Dunia 2045, Indonesia juga mengekspor beras ke Sarawak, Malaysia, dan Papua Nugini pada tahun 2017. Pada tahun 2016, Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang mencapai peningkatan ketahanan pangan tertinggi di antara negara-negara yang diamati.
Kebijakan Impor Beras, 2014-2018
Impor beras dalam rangka stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat miskin, dan kerawanan pangan dapat dilakukan sesuai ketentuan dan hanya dapat diimpor oleh Bulog. Impor beras dalam rangka stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat miskin dan/atau kerawanan pangan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Impor beras hanya dapat dilakukan di luar jangka waktu 1 (satu) bulan sebelum panen raya, panen raya. jangka waktu dan 2 (dua) bulan setelah panen utama.
Kebijakan Impor Sapi, 2016-2017
Ketentuan impor daging, pelaku korporasi, koperasi peternak, dan kelompok peternak yang melakukan impor wajib memperoleh izin impor dari Menteri Perdagangan, setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Pertanian. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan.
DAFTAR BACAAN
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian Jagung di Tingkat Petani. Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pemasukan Sapi Ruminansia Besar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
GLOSARIUM
Hambatan non-tarif adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional. Perizinan merupakan hambatan non-tarif yang paling sering digunakan dalam peraturan impor langsung, yang diberikan pemerintah kepada pengusaha dan memperbolehkan pelaku usaha untuk mengimpor jenis barang tertentu ke dalam negeri. Keterlambatan administratif dan birokrasi merupakan hambatan non-tarif di pelabuhan masuk yang meningkatkan ketidakpastian dan biaya perdagangan.
INDEKS
TENTANG PENULIS
Mendapat gelar Sarjana Pertanian (Ir) jurusan Kajian Sosial Ekonomi Pertanian dari Universitas Jambi pada tahun 1994 dengan predikat Lulusan Terbaik. Suwandi, Dr., Ir., merupakan alumnus S1 Institut Pertanian Bogor, Bogor (1991), Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia (2000), S3 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (2005). Beliau memperoleh gelar Magister (M.Si.) Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan dari Institut Pertanian Bogor (2001), dan gelar Doktor (Dr) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di bidang ekonomi pertanian pada tahun 2012.