• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 PERENCANAAN DRAINASE BANDARA UDARA MUTIARA PALU (2)

N/A
N/A
Revall Fauzya Aurellio

Academic year: 2025

Membagikan "10 PERENCANAAN DRAINASE BANDARA UDARA MUTIARA PALU (2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DRAINASE BANDARA UDARA MUTIARA PALU SULAWESI TENGAH

Darmadi. Ir.MT dan Merry Sukaesi Napitu & Ari Sudaryanto ABSTRAK

Bandar udara (bandara) mempunyai luasan areal yang cukup besar. Disamping lebar dan panjang, mempunyai posisi yang relatif datar sehingga menyulitkan dalam pengaliran limpasan air hujan (run off). Untuk itu perlu direncanakan suatu saluran drainase yang dapat mengalirkan limpasan air hujan dengan cepat.

Saluran drainase yang dipakai adalah saluran berdasar saluran terbuka (open channel flow), dimana saluran yang dipakai berbentuk pipa yang ditanam dalam tanah agar tidak mengganggu dalam proses pendaratan darurat pesawat. Pada tempat-tempat tertentu dibuat inlet-inlet untuk memasukkan limpasan air hujan ke dalam pipa-pipa dalam tanah.

Untuk dimensi saluran drainase apabila ditetapkan dengan Debit Rencana 5 tahunan (QR 5Tahun) sebesar 22,55 m3/det dengan inlet berdimensi 2,7 m x 2,7 m, dan untuk Debit Rencana (QR 50Tahun) sebesar 30,66 m3/det dengan inlet berdimensi 3,1 m x 3,1 m

Kata kunci : debit rencana, inlet, open channel flow.

1. Pendahuluan

Air hujan yang menggenang di landasan pacu (runway) mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengoperasian pesawat terbang, mengakibatkan landasan pacu menjadi licin, sehingga pengereman pesawat terbang menjadi sangat buruk (landing) serta dapat merusak perkerasan. Selain itu rena air hujan dipindahkan oleh roda yang melaluinya, yang menimbulkan gaya penahan yang besar terutama pada saat lepas landas (take off). Oleh sebab itu diupayakan untuk menyediakan drainase yang optimal untuk membuang air secara cepat.

U

0 100 200 300 400 500m

U

0 100 200 300 400 500m

R 22222222222222222222222222222

2

S FLS FLS FLS FLS FLSFLSFLSFLSFLSFLS FLS FLS FLSFLSFLSFLSFLSFLS FLS FLS FL

22

S R 5

S L O

(2)

Bandara dengan permukaan perkerasan yang rata dalam arah memanjang dan melintang yang cukup besar, sering menimbulkan kesulitan dalam merencanakan drainasenya. Drainase pada Bandar Udara Mutiara – Palu direncanakan dengan menggunakan sistem yang sedemikian rupa sehingga sewaktu aliran air dalam jumlah besar yang disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi, tidak mengganggu lalulintas penerbangan pesawat dan perkerasan landasan pacu tidak cepat rusak.

2. Perumusan Masalah

Perencanaan Drainase Bandar Udara Mutiara – Palu ini dilakukan mengacu pada standar Airport Drainage Advisory CircularAC No.150/5320-5B, Departement of Transportation FAA. Jaringan drainase air hujan dirancang utuk membebaskan kawasan bandar udara yang dikembangkan terhadap gangguan genangan–genangan sampai batas toleransi yang diijinkan.

Untuk menghindari perluasan permasalahan dalam penulisan ini, dilakukan pembatasan masalah hanya sampai perhitungan dimensi saluran dan debit aliran drainase untuk daerahrunwaydanshoulder.

3. Metodologi Penulisan

Dalam penulisan ini , dilakukan secara skematis dan dapat disajikan pada bagan alir di bawah ini.

Gambar 2. : Bagan Alir Analisis

4. Perhitungan dan Analisa

Data curah hujan diambil dari stasiun pengamatan curah hujan di Bandara Udara Mutiara – Palu.

Jumlah Pengamatan diambil sebanyak 10 tahun yaitu dari tahun 1999 sampai dengan 2008 (Tabel 1.).

Mulai

Data Hujan (Xi) Hitungan X,S,Xt

Test Kelayakan Jenis Distribusi Data

Lay Out Catchment

Plot Luas Catchment Area PadaTopografi Map Analisis Intensitas Per

Catchment Saluran Debit Banjir Rencana Dimensi Saluran Selesai

(3)

Tabel 1. : Data Curah Hujan Rata – rata

Tahun Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des Rata2

Tahunan 1999 45,00 19,00 24,00 40,00 19,00 64,00 22,00 47,00 8,00 28,00 16,00 2,00 27,83 2000 30,00 1,00 31,60 11,10 4,90 47,90 9,40 12,00 5,00 41,00 30,00 34,00 21,49 2001 11,00 23,70 18,00 16,50 23,00 8,40 14,20 15,00 30,00 46,00 14,70 14,70 19,60 2002 45.00 6,00 11,50 53,00 33,00 12,00 2,00 10,80 16,00 2,00 49,00 4,00 20,36 2003 12.00 24,00 17,60 9,60 12,00 15,00 37,20 34,40 15,60 13,80 12,80 17,70 18,48 2004 25,30 10,30 15,60 14,30 15,00 4,00 20,00 0,00 22,00 0,00 6,00 8,00 11,71 2005 18,00 3,00 84,00 16,00 32,00 62,20 22,00 10,00 8,70 54,30 14,00 25,10 22,81 2006 15,00 14,00 72,20 49,10 22,70 14,40 3,50 5,40 27,50 2,50 13,60 8,70 20,72 2007 25,00 31,50 13,20 13,00 16,20 56,70 41,50 33,70 9,00 16,80 21,40 17,70 24,64 2008 8,00 5,00 53,00 23,90 7,50 15,70 42,30 37,50 18,60 22,70 14,60 5,50 21,19

Tabel 2. : Curah Hujan Harian Maksimum Tahun Xi

XiX

 

XiX

2

1999 64,00 12,25 150,06

2000 47,90 - 3,85 14,82

2001 46,00 - 5,75 33,06

2002 53,00 1,25 1,56

2003 37,20 - 14,55 211,70 2004 25,30 - 26,45 699,60

2005 62,20 10,45 109,20

2006 72,20 20,45 418,20

2007 56,70 4,95 24,50

2008 53,00 1,25 1,56

517,50 1.664,29

75 , 10 51

5 , 517 

n

X Xi

 

9 , 10 12

20 , 1664

2

 

n Xt Sx Xti

Dimana :

Xi = data curah hujan per tahun

X = curah hujan maksimum rata-rata selama tahun pengamatan (mm) Sx = standar deviasi

(4)

Xt = debit banjir dengan waktu balik T tahun

Tabel 3. : Hubungan Reduced Standar Deviation Sn Dan Reduced MeanYnDengan Besarnya Sampel Besar Sampel (n)

Sn Yn

10 0,9496 0,4952

11 0,9676 0,4996

12 0,9833 0,5035

13 0,9971 0,5070

14 1,0095 0,5100

Sumber : J.Nemec / Engineering Hydrology

Tabel 4. : Hubungan Reduced Variate

 

Yt Dengan Periode Ulang

 

T

Periode Ulang

 

T Yt

2 0,36651

5 1,9940

10 2,25037

20 2,97019

50 3,90194

Dari tabel di dapat : 9496 ,

0 Sn

4952 ,

0 Yn

9940 ,

51 Ytr

90194 ,

503 Ytr

Untuk mencari hujan rancangan digunakan rumusan :

n n tr

tr S

Y

KY………..……… 1.

S K X

Xtr   tr. ………..………. 2.

58 , 9496 1

, 0

4952 , 0 9940 , 1

5  

Ktr

59 , 9496 3

, 0

4952 , 0 90194 , 3

50  

Ktr

  

1,58.12,9 72,082 7

,

551  

Xtr

3,59

 

.12,9 98,011

7 ,

5051  

Xtr

(5)

4.1. Intensitas Hujan

Dari Data curah hujan harian (mm) Intensitas hujan dicari dengan menggunakan metode Mononobe sebagai berikut :

3 / 2

24 24

24. 

 

  tc

I R ………..…………. 3.

Dimana :

I = intensitas hujan dengan periode ulang T tahun (mm/jam)

R24 = curah hujan harian maksimum dengan periode ulang T tahun (mm) tc = waktu konsentrasi (jam)

Untuk menghitung waktu konsentrasi digunakan rumus :

V

tcL ………. 4.

Dimana :

L = panjang aliran (m)

V = kecepatan aliran permukaan

Didapat waktu konsentrasi : tc 2.977,69detik0,83jam Sehingga curah hujan 5 tahunan dan 50 tahunan didapat :

09 ,

5th 30

I mm/jam

91 ,

50th 40

I mm/jam

Gambar 3. : Denah Bandara Mutiara Palu

(6)

Dari Gambar 3 dapat dikelompokkan bangunan-bangunan kedap air dan tidak kedap air sesuai dengan Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. : Luasan Bangunan Bandara Mutiara Palu

No Catchment Area Nama Area

Luasan (m2)

Luas Total (m2) Pavement Turf

1. A Aki

Aka

1.317 8.631

48.762

86.671 145.381

2. B Bki

Bka

11.067 1.278

67.403

48.895 128.643

3. C Cki

Cka

2.082 15.615

73.564

93.343 184.604

4. D Dki

Dka

1.017 7.628

35.934

45.596 90.174

5. E Eki

Eka

1.536 12.635

54.272

67.749 136.192

6. F Fki

Fka

6.455 888

79.927

24.179 111.449

7. G Gki

Gka

3.756 1.325

49.745

21.179 76.005

8. H Hki

Hka

19.078 20.185

67.462

98.063 205.418

9. I Iki

Ika

5.645 7.988

31.171

24.816 69.620

10. J Jki

Jka

5.431 4.360

19.217

17.602 46.610

11. K Kki

Kka

9.832 30.705

36.968

10.995 88.500

12. L Lki

Lka

10.710 10.960

42.175

36.161 100.005

13. M Mki

Mka

13.061 16.782

66.811

54.386 151.040

14. N Nki

Nka

8.482 5.969

77.900

19.099 111.449

245.047 1.400.043 1.645.090

4.2. Perhitungan Debit Rencana

 

Qr

Besarnya debit rencana untuk perencanaan drainase bandara ini dihitung dengan memakai Metode Rasional.

A I

Qr.. . ………..……….. 5

dimana:

Qr = debit rencana, dengan masa ulang T tahun (m3/det)

 = koefisien pengaliran

 = koefisien penyebaran hujan

I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (m3/det/km2) A = luas daerah aliran (km2)

(7)

4.2.1. Perhitungan Koefisien Pengaliran (α) Luas Total Bandar Udara : A = 2.036.472,32 m2 Luas Total Bangunan : Ab = 265.777 m2

Luas kedap air :  x100%13,05% A

Aka Ab

Luas Lolos Air = 100% - 13,05% = 86,95 % Didapat : α kedap air= 0,90

α lolos air= 0,30

Maka : α kedap airx 13,05% = 0,90 x 13,05% = 11,75 %

α lolos air x 86,95% = 0,30 x 86,95% = 26,09 % +

α total = 37,84 % 4.2.3. Perhitungan Nilai

Nilai  adalah koefisien penyebaran hujan yang merupakan fungsi dari luasan daerah aliran drainase. Nilai koefisien tersebut dapat disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. : Nilai Koefisien Penyebaran Hujan Luas Daerah Pengaliran

(km2)

Koefisien Penyebaran Hujan ()

0 – 4 1,000

4 – 5 0,995

6 – 10 0,980

10 – 15 0,995

15 – 20 0,920

20 – 25 0,975

25 – 30 0,820

30 – 50 0,500

Sumber : Drainase Perkotaan (1997)

4.2.4. Perhitungan Debir Rencana

Setelah didapat nilai , ,I dan A, maka besaran debit rencana daoat dihitung. Besarnya debit rencana dapat disajikan seperti berikut :

a. QR5 Tahun = 22,55 m3/det b. QR20 Tahun = 30,66 m3/det 4.3. Perhitungan Dimensi Inlet

a. Dimensi Inlet untuk Q5Th: Q5th = 22,55 m3/det

Ditetapkan V = 2,5 m/det, maka : 51

,

5 4

V

A Qth m2 Lubang inlet = 65%; sehingga :

(8)

b. Dimensi Inlet untuk Q50th: Q50th = 30,66 m3/det

Ditetapkan V = 2,5 m/det, maka : 26

,

50 12

V

A Q th m2 Lubang inlet = 65%, sehingga :

Ainlet= 9,43 m2

Dipakai inlet : 3, 07 x 3,07 = 9,43 m2→̴ 3,1 m x 3,1 m

5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis drainase bandara Mutiara Palu ini adalah sebagai berikut :

1. Debit rencana untuk 5 tahunan sebesar 22,55 m3/det, dengan lubang inlet untuk saluran drainasenya sebesar 2,70 x 2,70 m2.

2. Debit rencana untuk 50 tahunan sebesar 30,66 m3/det, dengan lubang inlet untuk saluran drainasenya sebesar 3,10 x 3,10 m2.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam analisis drainase bandara Mutiara Palu ini adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan yang rutin pada setiap sistem drainase dapat mencegah terjadinya kegagalan dalam sistem drainase tersebut

2. Perlu diadakan tinjauan ulang setiap tahun baik dari segi perencanaan maupun perawatannya terutama jika pada saat Bandara Mutiara Palu akan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

___________, 1999, Desain Drainase, Bahan Bacaan dan Referensi, Departemen Pekerjaan Umum ___________, 1975 Drainase,Direktorat Jenderal Bina Marga Proyek Training Support Service I.D.A,

Juni 1975 Departemen Pekerjaan Umum

Ari Sud., 2004,Diktat Kuliah Drainase, (tidak dipublikasi) Universitas Jayabaya Jakarta M.syahril B.K, 2005 ,Rekayasa Hidrologi dan Drainase, Institut Teknologi Bandung

R. Horonjeff, F. X. McKelvey, 1993, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Erlangga, Jakarta

(9)

Lampiran :

SHOULDER RUNWAY SHOULDER

INLET LIMPASAN AIR HUJAN

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah penumpang pesawat dan jumlah kendaraan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan jasa parkir di Bandar Udara Mutiara Sis Al- Jufri

Di Bandar Udara Mutiara P.lu lahun Angearan 2(ll2- in.l\| dengln nri di0numen bahwa proses peleldngan ununr atas paket peke.illn te.sebul di lhs diDaralln (;,^C,\t_ dan

Zona ini termasuk dalam kelas lahan potensial, kawasan Bandar Udara Mutiara, kawasan permukaan transisi, kawasan permukaan horizontal dalam, dan zona kebisingan tingkat III.

Silandak yang menjadi outlet dari sistem drainase Bandar Udara Ahmad

ANALISIS KINERJA RUAS RUAS JALAN UTAMA DI SEKITAR BANDAR UDARA MUTIARA PALU (Studi kasus: Jl.. Rahman

Aeromonas yang diidentifikasi pada ikan sidat ( Anguilla sp.) yang dilalulintaskan melalui bandar udara Mutiara Sis Aljufri Palu antara lain: Aeromonas hydrophilla

Atas dasar itu semua di dalam pencapaian sasaran dan tujuan Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan pelimpahan

Di dalam perencanaan sistem drainase apartemen Puri City ini nantinya, akan terdapat beberapa saluran yang menampung air limpasan hujan dari tiap apartemen dan aliran