• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUNA LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANDAR UDARA MUTIARA KOTA PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUNA LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANDAR UDARA MUTIARA KOTA PALU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

International Seminar of Geospatial and Human Dimension

on Sustainable Natural Resources Management

GUNA LAHAN

DI KAWASAN SEKITAR BANDAR UDARA MUTIARA

KOTA PALU

BOGOR, 12 – 13 SEPTEMBER 2011

(3)

Latar Belakang

Perkembangan Kota Palu

sebagai pusat perdagangan di

Sulawesi Tengah

Transportasi

Bandar Udara Mutiara

Kota Palu

Pengembangan pada

Tahun 2004

Guna Lahan di Kawasan

Sekitar Bandar Udara Mutiara

Kota Palu

RTRW Kota Palu Tahun

2006 – 2025 dan RDTRK

Kecamatan Palu Selatan dan

Palu Timur Tahun

2007-2026

Peningkatan aksesibilitas serta

potensi penggunaan lahan di

kawasan sekitar Bandar Udara

Mutiara yang dapat

mempengaruhi perkembangan

pemukiman penduduk

Memperluas kawasan fungsional

bandar udara yang berimbas

semakin luasnya Kawasan

Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP), dan

kawasan kebisingan

(4)

Identifikasi Masalah

1. Berdasarkan Rencana induk pengembangan Bandar Udara Mutiara Kota Palu Tahun

2004,

penetapan ruang bebas bangunan dan aktifitas manusia di sekitar kawasan

Bandar Udara Mutiara adalah seluas 3 km dari

runway

.

Kenyataannya, pada radius 3

Km dari landasan pacu Bandar Udara Mutiara

masih banyak terdapat pengunaan

lahan yang melanggar ketentuan kawasan khusus bandar udara.

2. Berdasarkan RTRW Kota Palu Tahun 2006 – 2025, terdapat permasalahan terkait

dengan kinerja prasarana bandar udara Mutiara yaitu

masih adanya perumahan

penduduk disekitar kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kawasan

kebisingan.

3. Adanya

potensi lahan serta aksesibilitas yang memadai dapat mempengaruhi

perkembangan pemukiman penduduk di sekitar lokasi bandar udara

. Maka akan

menimbulkan konflik perkembangan guna lahan antara kebutuhan hunian masyarakat

sekitar dengan keselamatan penerbangan

di wilayah studi yang membutuhkan adanya

zona penyangga berupa kawasan tidak terbangun.

(5)

Administrasi Wilayah Studi

Terletak pada

kawasan sekitar Bandar Udara

Mutiara dengan luas wilayah studi adalah 83,35

Km

2

yang meliputi 4 Kelurahan antara lain :

•Kelurahan Birobuli Utara dengan luas 5,33 Km

2

;

•Kelurahan Lasoani dengan luas 36,25 Km

2

;

•Kelurahan Kawatuna dengan luas 34,33 Km

2

;

•Kelurahan Petobo dengan luas 7,44 Km

2

.

Sebelah Barat

Kecamatan Palu Selatan (Kelurahan Tatura

Utara dan Tatura Selatan)

Sebelah Utara

Kecamatan Palu Timur (Kelurahan

Poboya) dan Kecamatan Palu Selatan

(Kelurahan Tanamodindi)

Sebelah Selatan

Kecamatan Biromaru,

Kabupaten Sigi-Biromaru

Sebelah Timur

Kecamatan Parigi,

Kabupaten Parigi

Moutong

Pembatasan ruang lingkup wilayah terkait dengan kesamaan

karakteristik wilayah studi dengan wilayah-wilayah lainnya yang

berada di sekitar Bandar Udara Mutiara. Kesamaan tersebut

berupa kesamaan kondisi fisik wilayah maupun dampak yang

diterima akibat aktivitas Bandar Udara Mutiara, antara lain

adanya kebisingan maupun Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan (KKOP).

(6)

Perkembangan Guna Lahan

Tahun 1998

Tahun 2003

Tahun 2007

Tahun 2008

Jenis Penggunaan Lahan

Luas (Km2) Tahun 1998 Tahun 2003 Tahun 2007 Tahun 2008

Kawasan Lindung (Hutan

Lindung) 52,58 52,58 52,58 52,58 Semak Belukar 12,51 12,09 12,09 12,09 Kebun 2,75 2,25 2,15 2,15 Perumahan 1,73 3,11 4,58 4,58 Hutan 1,56 1,56 1,56 1,56 Sawah 4,05 3,83 3,53 3,48 Lahan Kosong 5,95 5,34 3,78 3,73 Kawasan Pendidikan 0,01 0,02 0,03 0,03 Perdagangan & Jasa 0,01 0,02 0,05 0,05 Sarana Peribadatan 0,01 0,02 0,03 0,03 Kawasan Industri 0,01 0,01 0,01 0,01 Peternakan 0,09 0,25 0,26 0,26 Tegalan 0,13 0,13 0,13 0,13 Perkantoran 0,10 0,11 0,11 0,11 Pertambangan 0,01 0,01 0,01 0,01 Sarana Transportasi 1,11 1,21 1,61 1,71 Lain-lain (Kawasan Militer/Polisi, Sarana Sosial, Sarana Kesehatan, Sarana Olah Raga, Pariwisata, Makam, Taman Kota, TPA, dan Sungai)

0,72 0,79 0,82 0,82

(7)

Analisis

Lahan potensial di wilayah studi merupakan lahan dengan persentase luas terkecil. Untuk

selanjutnya lahan pada kawasan ini akan menjadi lahan utama yang akan dikembangkan untuk

kawasan terbangun. Lahan ini selanjutnya akan dilakukan overlay dengan kesesuaian lahan yang

akan dikembangkan di wilayah/kawasan inil, yang mana akan menghasilkan lahan potensial

yang tersedia. Lahan Potensial adalah

LAHAN YANG DIKEMBANGKAN.

Pengembangan lahan potensial bersyarat membutuhkan teknologi dengan berbagai persiapan

lahan dan proses

cut and fill

yang cukup banyak. Tentu saja ini membutuhkan biaya yang lebih

besar dibandingkan dengan pengembangan di lahan potensial. Lahan dengan kategori ini

sebagian besar terdapat di bagian tengah wilayah studi.

Lahan kendala/limitasi merupakan kategori kemampuan lahan yang memiliki luasan terbesar di

wilayah studi. Jenis ini tersebar di bagian timur wilayah studi yang merupakan kawasan dataran

tinggi dan pegunungan. Lahan yang termasuk dalam kategori ini disarankan di manfaatkan

sebagai kawasan lindung agar tidak mengganggu ekosistem yang ada di dalamnya.

(8)

Karakteristik Bandar Udara Mutiara

•Fungsi

: Bukan Pusat Penyebaran

•Penggunaan

: Sebagai Bandar Udara Umum

•Klasifikasi

: Kelas C

•Status

: Bandar Udara Domestik

•Penyelenggaraan

: Pemerintah Pusat

•Kegiatan

:

Fixed Wings

(FW) dan

Rotary Wings

Kelas Pesawat

(RW)

Kapasitas Tempat Duduk

Jenis Pesawat

Rute Perjalanan

M-25

±

25

C-212

LWK-PLW-LWK

PLW-TLI-PLW

BUOL-PLW-BUOL

M-125

±

125

Boeing 737-200

SUB-PLW-SUB

UPG-PLW-UPG

BPN-PLW-UPG

UPG-PLW-BPN

M-150

±

150

MD-82

Boeing

737-400

SUB-PLW-SUB

UPG-PLW-UPG

JKT-PLW-JKT

Pesawat Airbus A-320 Pesawat Boeing 737-400

Karakteristik:

Maksimum Take Off Weight: 73.500 Kg Maksimum Landing Weight: 64.500 Kg Maksimum Zero Fuel Weight: 61.000 Kg Operating Empty Weight: 41.783 Kg Length:37,57 m

Wingspan: 34,1 m Height: 11,80 m

Maksimum Struktural Payload: 19.220 Kg Maksimum Seat Capacity:

- Mixed Class: 12 Class + 138 Economy

- All Economy: 164 Seat Engines: CFM56-5A3/5B4 Engines Maksimum Fuel Capacity: 19.159 Kg

Karakteristik:

Maksimum Taxi Weight: 68.250 Kg Maksimum Take Off Weight: 68.050 Kg Maksimum Landing Weight: 54.900 Kg Maksimum Zero Fuel Weight: 53.050 Kg Operating Empty Weight: 33.200 Kg Length:35,23 m

Wingspan: 28,89 m Height: 11,07 m

Maksimum Struktural Payload: 19.900 Kg Maksimum Seat Capacity:

- Mixed Class: 8 Class + 138 Economy

- All Economy: 159 Seat Engines: CFM56-3B2 Engines Maksimum Fuel Capacity: 18.600 Kg

(9)

Perkembangan Bandar Udara Mutiara

Site Bandar Udara Mutiara Tahun 2004

(Sebelum Pengembangan)

Site Bandar Udara Mutiara Tahun 2008

(10)
(11)

Ketinggian Bangunan Terkait KKOP

Kawasan pendekatan dan lepas landas

(Approach And Take Off)

Untuk mendirikan bangunan baru di dalam kawasan pendekatan lepas landas

harus memenuhi batas ketinggian dengan tidak melebihi kemiringan 2% ke arah atas

dan keluar dari ujung permukaan utama.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam

(Inner

Horizontal Area)

Batas ketinggian bangunan di kawasan ini pada Bandar Udara

Mutiara adalah 54 meter . Kawasan ini digunakan oleh pilot

penerbangan untuk visual circling (berputar di atas bandar udara

menunggu kesempatan untuk landing).

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan

(Runway and Safety Area)

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan adalah sebagian dari kawasan pendekatan yang

berbatasan langsung dengan ujung-ujung landasan dan mempunyai ukuran tertentu, yang

dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kawasan kemungkinan bahaya

kecelakaan meliputi area sepanjang 3000 meter dari ujung landasan. Pada kawasan ini

tidak diperkenankan untuk berdirinya sebuah bangunan

Kawasan di bawah permukaan kerucut

(Conical Area)

Pada Bandar Udara Mutiara Kota Palu, kawasan di bawah permukaan

kerucut ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius antara 4000 meter

hingga 6000 meter dari titik tengah setiap ujung permukaan utama

landasan. Batas ketinggian pada kawasan ini ditentukan oleh kemiringan

5%, dimulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam

pada ketinggian 54 meter sampai memotong permukaan horizontal luar

pada ketinggian 154 meter

Kawasan di bawah permukaan transisi

(Transition Area)

Kondisi kawasan ini berimpit dengan sisi panjang permukaan utama, sisi kawasan

pendekatan dan lepas landas, serta meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari

sisi panjang permukaan utama. Batas ketinggian pada kawasan ini ditentukan oleh

kemiringan 14.3%, dimulai dari sisi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti

permukaan utama serta permukaan pendekatan dan lepas landas sampai memotong

permukaan horizontal dalam pada ketinggian 54 m.

Kawasan di bawah permukaan horizontal luar

(Outer Horizontal

Area)

Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius antara 6000 meter

hingga 15000 meter dari titik tengah setiap ujung permukaan utama

landasan. Batas ketinggian pada kawasan ini adalah 159 meter di atas

ketinggian ambang landasan

(12)

Kawasan Kebisingan Nilai Index (WECPNL) Persyaratan Zona Kebisingan tingkat I 70 ≤ WECPNL < 75

 Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kecuali untuk membangun sekolah dan rumah sakit baru

 Bangunan yang ada harus dilengkapi dengan peredam suara. Zona Kebisingan

tingkat II

75 ≤ WECPNL < 80

 Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, kecuali untuk membangun sekolah, rumah sakit, dan rumah tinggal baru

 Bangunan yang ada harus dilengkapi dengan peredam suara. Zona Kebisingan

tingkat III

WECPNL ≥ 80  Tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan apapun, kecuali untuk bangunan atau fasilitas Bandar udara yang dilengkapi oleh perangkat peredam/kedap suara

 Dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang datangnya burung.

Kawasan Kebisingan

Kawasan Kebisingan

Luas Wilayah

(Km

2

)

Zona Kebisingan tingkat I

8,4848

Zona Kebisingan tingkat II

6,2701

(13)

Guna lahan Terkait Kawasan Kebisingan

Jenis Penggunaan Lahan

Luas

Wilayah

(Km

2

)

Luas Wilayah dalam Zona Kebisingan

(Km

2

)

Zona I

Zona II

Zona III

Kawasan Lindung (Hutan

Lindung)

52,58

-

-

-

Semak Belukar

12,09

0,17031

0,20385

0,38885

Kebun

2,15

0,16946

0,17975

0,22439

Perumahan

4,58

0,36261

0,53129

0,37616

Hutan

1,56

0,00057

0,00112

-

Sawah

3,48

0,50786

0.39722

0,60485

Lahan Kosong

3,73

0,40915

0,44592

0,38372

Kawasan Pendidikan

0,03

0,00211

0,00492

-

Perdagangan & Jasa

0,05

-

0,00218

-

Sarana Peribadatan

0,03

0,00019

0,00058

0,00019

Kawasan Industri

0,01

0,00159

0,00231

-

Peternakan

0,26

0,00633

0,01335

0,00191

Tegalan

0,13

-

-

0,00289

Perkantoran

0,11

0,00196

0,00660

-

Pertambangan

0,01

-

0,00836

0,00418

Sarana Transportasi

1,71

0,03704

0,03706

1,02029

Lain-lain

0,82

0,01569

0,02894

0,03260

Total

83,35

1,68487

1,46623

3,04003

Kecamatan/ Kelurahan

Luas Wilayah

(Km

2

)

Luas Wilayah dalam Zona Kebisingan

(Km

2

)

Zona I

Zona II

Zona III

Kelurahan Lasoani

36,25

0,34

0,70

0,53

Kelurahan Birobuli Utara

5,33

0,50

0,46

0,96

Kelurahan Kawatuna

34,33

0,39

0,33

0,50

Kelurahan Petobo

7,44

0,44

0,38

0,77

(14)

Pembagian Zona Kesesuaian Guna Lahan

Zona A. Zona ini termasuk dalam

kawasan permukaan kemungkinan

bahaya kecelakaan. Luasan zona

ini adalah 1,7202 Km

2

.

Zona F. Zona ini termasuk dalam

kelas lahan potensial bersyarat,

kawasan permukaan horizontal

dalam, namun tidak termasuk

dalam zona kebisingan. Luasan

zona ini adalah 7,2816 Km

2

.

Zona G. Zona ini termasuk dalam kelas lahan

potensial bersyarat dan lahan limitasi/kendala,

kawasan permukaan kerucut, namun tidak

termasuk dalam zona kebisingan. Luasan

zona ini adalah 8,4088 Km2.

Zona H. Zona ini termasuk dalam kelas

lahan limitasi, sebagian besar termasuk

kawasan permukaan horizontal luar, dan

tidak termasuk dalam zona kebisingan.

Luasan zona ini adalah 49,4959 Km

2

..

Zona B. Zona ini termasuk dalam kelas

lahan potensial, kawasan Bandar Udara

Mutiara, kawasan permukaan transisi,

kawasan permukaan horizontal dalam,

dan zona kebisingan tingkat III. Luasan

zona ini adalah 3,0558 Km2.

Zona C. Zona ini termasuk dalam

kelas lahan potensial, kawasan

permukaan transisi, kawasan

permukaan horizontal dalam, dan

zona kebisingan tingkat II. Luasan

zona ini adalah 2,2316 Km2.

Zona D. Zona ini termasuk dalam

kelas lahan potensial, kawasan

permukaan horizontal dalam, dan

zona kebisingan tingkat I. Luasan

zona ini adalah 2,1998 Km

2

.

Zona E. Zona ini termasuk dalam

kelas lahan potensial, kawasan

permukaan horizontal dalam,

namun tidak termasuk dalam zona

kebisingan. Luasan zona ini adalah

(15)

Arahan Guna Lahan

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) A Semak Belukar 0,0535 0,0535 Kebun 0,2671 0,2671 Perumahan 0,5406 - Hutan 0,0012 0,0012 Sawah 0,6363 1,1805 Lahan Kosong 0,1726 0,1726 Sarana Pendidikan 0,0025 - Perdagangan & Jasa 0,0024 0,0024 Sarana Peribadatan 0,0003 - Kawasan Industri 0,0023 0,0023 Peternakan 0,0005 0,0005 Tegalan 0,0002 0,0002 Perkantoran 0,0002 - Pertambangan 0,0111 0,0111 Sarana Kesehatan 0,0006 - Sarana Transportasi 0,0276 0,0276 Lain-lain 0,0012 0,0012 Total 1,7202 1,7202

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) B Semak Belukar 0,5047 0,5047 Kebun 0,2287 0,3749 Perumahan 0,2467 - Sawah 0,5522 0,5522 Lahan Kosong 0,4208 0,3708 Sarana Pendidikan 0,0014 - Perdagangan & Jasa 0,0003 - Sarana Peribadatan 0,0001 - Peternakan 0,0165 0,0165 Tegalan 0,0027 0,0027 Perkantoran 0,0014 - Sarana Kesehatan 0,0005 - Sarana Transportasi 1,0255 1,1792 Lain-lain 0,0548 0,0548 Total 3,0558 3,0558

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2)

H

Kawasan Lindung (Hutan Lindung) 49,2169 49,0609 Semak Belukar 0,2790 0,2790 Sarana Transportasi - 0,1580

Total 49,4959 49,4954

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) C Semak Belukar 0,2481 0,2481 Kebun 0,2033 0,2033 Perumahan 0,6483 0,6483 Hutan 0,0006 0,0006 Sawah 0,5327 0,5327 Lahan Kosong 0,4918 0,4918 Sarana Pendidikan 0,0032 0,0032 Perdagangan & Jasa 0,0024 0,0024 Sarana Peribadatan 0,0013 0,0013 Kawasan Industri 0,0016 0,0016 Peternakan 0,0073 0,0073 Perkantoran 0,0070 0,0070 Pertambangan 0,0014 0,0014 Sarana Transportasi 0,0587 0,0587 Lain-lain 0,0238 0,0238 Total 2,2316 2,2316

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2)

G

Kawasan Lindung (Hutan Lindung) 3,3527 3,3527 Semak Belukar 3,8312 3,8062 Kebun 0,1867 0,1867 Permukiman 0,0004 0,0004 Hutan 0,5121 0,5121 Sawah 0,1489 0,1489 Lahan Kosong 0,2917 0,2917 Peternakan 0,0484 0,0434 Sarana Transportasi - 0,0300 Lain-lain 0,0067 0,0067 Total 8,4088 8,4088

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) D Semak Belukar 0,4629 0,4629 Kebun 0,1994 0,1994 Perumahan 0,4867 0,4867 Hutan 0,0002 0,0002 Sawah 0,5279 0,5279 Lahan Kosong 0,4355 0,4355 Sarana Pendidikan 0,0004 0,0004 Perdagangan & Jasa 0,0003 0,0003 Sarana Peribadatan 0,0004 0,0004 Peternakan 0,0186 0,0186 Perkantoran 0,0001 0,0001 Sarana Transportasi 0,0584 0,0584 Lain-lain 0,0180 0,0180 Total 2,1998 2,1998

Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) F Semak Belukar 4,1572 4,0852 Kebun 0,1712 0,1712 Perumahan 0,1448 0,1448 Hutan 0,8446 0,8446 Sawah 0,0936 0,0936 Lahan Kosong 0,9135 0,5135 Sarana Pendidikan 0,0036 0,0036 Sarana Peribadatan 0,0004 0,0004 Peternakan 0,6294 1,0294 Tegalan 0,1262 0,1262 Perkantoran 0,0154 0,0154 Sarana Transportasi 0,0413 0,1133 Lain-lain 0,1404 0,1404 Total 7,2816 7,2816

Zona Jenis Penggunaan Lahan

Luas Wilayah Eksisting (Km2)

Arahan Luas Wilayah Tahun 2025 (Km2) E Semak Belukar 2,5378 1,6110 Kebun 0,6697 0,6697 Perumahan 2,3269 4,4842 Hutan 0,2018 0,2018 Sawah 1,4245 1,3813 Lahan Kosong 1,3005 - Sarana Pendidikan 0,0135 0,0135 Perdagangan & Jasa 0,0309 0,0309 Sarana Peribadatan 0,0134 0,0148 Kawasan Industri 0,0016 0,0016 Peternakan 0,0113 0,0113 Perkantoran 0,0886 0,0886 Sarana Kesehatan 0,0028 0,0471 Sarana Transportasi 0,2755 0,3430 Lain-lain 0,0618 0,0618 Total 8,9607 8,9607

(16)

Kesimpulan

1. Terdapat perkembangan lahan terbangun dari tahun 1998 hingga tahun 2008, terutama

untuk lahan perumahan. Dimana dalam interval tahun tersebut terdapat kenaikan luasan

perumahan sebesar 2,85 Km2.

2. Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik wilayah studi, dapat disimpulkan bahwa

21,75% dari total wilayah studi merupakan lahan potensial, 22,49% merupakan lahan

potensial bersyarat, dan 55,76% sisanya merupakan lahan kendala/limitasi. Kemampuan

lahan ini berpengaruh terhadap penentuan lokasi pengembangan lahan terbangun di

wilayah studi.

3. Adanya penyimpangan penggunaan lahan pada kawasan kebisingan di sekitar Bandar

Udara Mutiara berupa pengunaan lahan untuk perumahan seluas 0,38 Km2 pada zona

kebisingan III. Dimana zona kebisingan III seharusnya tidak diperkenankan terdapat

bangunan apapun kecuali untuk kepentingan operasional bandar udara. Selain itu

terdapat sarana/fasilitas pendidikan di zona kebisingan II serta terdapat pembangunan

baru Rumah Sakit Bersalin Numeray di Jalan Maleo Kelurahan Lasoani pada Tahun

2006 di zona kebisingan II

4. Penggunaan lahan terbangun pada zona A dan B dapat dikurangi sementara untuk

pengembangan lahan terbangun diarahkan pada zona E.

(17)

TERIMA KASIH…

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Berawal dari hubungan interpersonal dan kemampuan interpersonal peserta didik yang berbeda-beda, ada yang kurang baik seperti kurang aktif dalam pembelajaran, kurang

Pathway to political participation: The influence of online and offline news media on internal efficacy and turnout of first-time voters.. Media Sosial dan Partisipasi

Gerak-gerak tari yang sederhana, terjangkau, unik dan menarik tentu diharapkan dapat dilakukan dan dinikmati sebagai bentuk ekspresi kreatif anak-anak, sehingga mendorongnya

Dari penelitian yang menghasilkan sebuah perangkat lunak sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan raskin menggunakan metode Simple Additive Weighting dengan

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini, semakin meningkat pula kemudahan-kemudahan dan fasilitas-fasilitas yang mendukung manusia dalam

No Pembina Kode PT Nama Institusi Skema Judul NIM Ketua Nama Ketua Pendanaan 4044 PTN 001027 Universitas Sebelas Maret PKMGFK Hipnoterapi Via Hologram Assistant Berbasis

Bagi perseorangan syarat pembukaan deposito investasi mudharabah yaitu dengan membawa identitas asli dan fotokopi berupa.. KTP atau SIM dengan setoran minimal

Selain ingin mengetahui faktor-faktor penentu dari pertumbuhan per kapita, mereka juga menggunakan interaksi antar tingkat GDP per kapita awal dengan tingkat