PULAU BAAI
BENGKULU
NUR YUWONO
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS GADJAH MADA
TEKNIK PENANGGULANGAN SEDIMENTASI PADA ALUR PELABUHAN PULAU BAAI
BENGKULU
Bagian 10
LATAR BELAKANG
Pelabuhan Bengkulu Lama (Tapak Paderi) tidak memenuhi syarat untuk dikembangkan menjadi pelabuhan samudera, dan kondisinya pada saat itu (tahun 1976) sudah terdangkali cukup parah serta ukurannya relatif sempit.
Direktorat Jendral Perhubungan Laut pada saat itu menunjuk NEDECO, untuk mencari lokasi pelabuhan untuk propinsi Bengkulu
Disepanjang pantai barat Propinsi Bengkulu kondisinya kurang ideal untuk pembangunan pelabuhan Samudera, karena kurang memenuhi tiga syarat yang terkait dengan hidro-oseanografi:
Gelombang relatif kecil atau perairan terlindung
Transpor sedimen kecil
Alur pelayaran tersedia
Pelabuhan Pulau Baai terpilih sebagai lokasi pelabuhan terbaik dari
lokasi – lokasi yang ada (meskipun tidak sempurna). Keunggulan lokasi pulau baai diantaranya adalah:
Tersedia kolam labuh yang cukup luas dan dalam
Tersedia areal untuk pengembangan pelabuhan yang cukup luas.
Relatip dekat dengan ibu kota propinsi.
3
LOKASI
PELABUHAN PULAU BAAI
Pelabuhan Bengkulu lama
Pelabuhan Pulau Baai
Pertimbangan pemilih- an lokasi pelabuhan P. Baai:
- Lokasi terbaik dari yang tersedia
- Kolam labuh besar, transpor sedimen besar, perlu perawatan alur
Transpor Sedimen menyusur pantai, Bengkulu
400.000 – 600.000 m3/th
ARUS MENYUSUR PANTAI DAN TRANSPOR SEDIMEN
Breaking zone Gelombang
datang
Arus menyusur pantai/ transpor sedimen
Gerakan zig zag arus aliran +
transpor sedimen
Surf zone
SURF ZONE
TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI
Sand bar Breaking zone
Surf zone Swash zone
PENGARUH PEMECAH GELOMBANG THD GERAKAN SEDIMEN MENYUSUR PANTAI
Breaking zone Pendangkalan
Aman dari pendang- kalan untuk sementara
Transpor sedimen
Perubahan garis pantai
menyebabkan pergeseran breaking zone
Akresi
erosi
MODEL MATEMATIK PERUBAHAN GARIS PANTAI
Garis pantai setelah 1 tahun Garis pantai setelah 2 tahun Garis pantai setelah 5 tahun
Dalam waktu 5 tahun angkutan sedimen sudah melewati
breakwater head, dan sedimen mengendap di alur pelayaran
Erosi pada down drift
PENGERUKAN DAN PENAMBAHAN PANJANG BREAKWATER PELABUHAN PULAU - BAAI
Pengerukan:
- Volume : 1,8 juta m3 - Kembali posisi seperti
semula selama 3 tahun - Rate pendangkalan atau
transpor sedimen: 600.000 m3/tahun
- Berdasarkan hasil perencanaan:
Penambahan
panjang pemecah gelombang:
Penyelesaian sementara pendangkalan dan tidak menyelesaikan masalah erosi dibagian downdrift pemecah gelombang
AKRESI EROSI
KONDISI PENDANGKALAN
GERBANG PLBH PULAU BAAI
Pendangkalan, di atas LWS
PENDANGKALAN DI ALUR PELAYARAN (HARBOUR ENTRANCE)
-5,0 m sd -9,0 m
PEMANFAATAN KOLAM PELABUHAN PULAU BAAI
06-132-04-2
Dermaga Nusantara Dermaga Perikanan Dermaga ASDP
(rencana)
Dermaga Lokal
Alur Air Jenggalu yang sudah tidak diaktifkan (parkir Kolam pelabuhan Pulau Baai
USAHA UNTUK MENGATASI PENDANGKALAN
ALUR PELABUHAN PULAU BAAI
TEKNIK UNTUK MENGATASI PENDANGKALAN ALUR PELABUHAN
PERPANJANGAN PEMECAH GELOMBANG
Dapat mengatasi pendangkalan sementara, selama pasir masih dapat ditahan oleh perpanjang- an pemecah gelombang
Efektifitasnya relatif rendah bila pertambahan panjang pemecah gelombang pendek (karena aliran pasir selebar surf zone)
Bilamana transpor pasir sudah mendangkali alur, perlu ada kegiatan perawatan alur dengan maintenance dredging
Terjadi erosi pada down-drift pemecah gelombang
SAND BY PASSING
Peralatan: Instalasi pompa dan pipa pembuang
Lokasi pompa pasir pada daerah akresi di bagian up drift pemecah gelombang
Tidak dapat mengatasi pendangkalan pada alur pelayaran, masih diperlukan pengerukan alur (maintenance dredging) karena masih ada material yang lolos menuju alur
Tidak terjadi erosi pada down drift pemecah gelombang karena diisi dengan material lewat pompa
PENGERUKAN RUTIN/PERIODIK
Peralatan: Kapal keruk
Lokasi yang dikeruk: alur pelayaran dan daerah akresi dibagian up drift pemecah gelombang yang difungsikan sebagai tempat penimbunan sementara material pasir
Disposal area: down drift pemecah gelombang
Tidak terjadi erosi pada down drift pemecah gelombang karena dipakai sebagai tempat pembuangan hasil kerukan
FLUIDISASI
USAHA UNTUK MENGATASI PENDANGKALAN
ALUR PELABUHAN PULAU BAAI
TEKNIK UNTUK MENGATASI PENDANGKALAN ALUR PELABUHAN
PERPANJANGAN PEMECAH GELOMBANG
SAND BY PASSING
PENGERUKAN RUTIN/PERIODIK
FLUIDISASI
Pemasangan pipa berlubang dibawah air untuk mengaduk material endapan sehingga menjadi suspensi dan mudah terbawa oleh arus pada waktu air surut atau terbawa arus sungai
Air bertekanan dialirkan melalui lubang-lubang fluidisasi, akan memancar dan mengaduk material sehingga terbawa menjadi suspensi
Cocok untuk: material dasar lumpur (material halus), alur relatif sempit dan tidak terlalu dalam, ada alur pengglontor (arus sungai atau pasang surut yang relatif besar)
TEKNIK FLUIDISASI
UNTUK PEMELIHARAAN ALUR
DESIGN SEA BED
ALIRAN PERMUKAAN TEGAK LURUS BIDANG GAMBAR
d
bTAHAPAN SISTEM FLUIDISASI
a) Pra fluidisasi W
db Pipa fluidisasi
b) Fluidisasi awal
c) Fluidisasi penuh
Pra fluidisasi (Aliran Darcy)
Fluidisasi awal (Incipient
fluidization) dapat diidentifikasi:
Timbul cembungan diikuti semburan
Fluidisasi penuh (Full Fluidization)
Tergantung pada ukuran pipa, ukuran lubang dan jarak fluidizer
Seluruh sedimen di atas telah berubah jadi slurry
Pembentukan alur
Faktor pembentuk alur (U, hf, t)
Parameter disain : kedalaman &
lebar alur, dan jarak pipa,
STUDI NEDECO : USAHA MENGATASI SEDIMENTASI PELABUHAN P. BAAI
TAHUN:
1981/1982
TEKNIK PERAWATAN ALUR DENGAN PENGERUKAN
Tempat
pembuangan material hasil kerukan
CONTOH PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PELBUHAN LHOKSEUMAWE DAN ARUN x
x
STABILISASI PANTAI DENGAN GROIN
EROSI
PELABUHAN GAS ARUN SUNGAI MAMPLAM
JETTY MUARA MAMPLAM GROIN
PEMBIAYAAN PERAWATAN ALUR
PELAYARAN PELABUHAN PULAU BAAI
Pengguna Alur Pelayaran
Pelabuhan Samudera
Pelabuhan Antar pulau (Lokal, Nusantara)
Pelabuhan Perikanan (PP Nusantara atau PP Samudera)
Pelabuhan khusus (Industri, Tambang)
Pelabuhan ASDP
Pelabuhan Pariwisata
Perawatan alur pelayaran dibebankan kepada:
Pengguna alur pelayaran
Subsidi Pemerintah Daerah
Subsidi Pemerintah Pusat/Departemen Perhubungan
Subsidi Pelindo II
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PENGEMBANGAN KAWASAN PANTAI SEKITAR KOTA BENGKULU & PELABUHAN PULAU BAAI
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan:
- Stabilitas pantai Bengkulu secara menyeluruh karena adanya gangguan
pengerukan di alur pelayaran
- Jaminan Keamanan alur pelabuhan P. Baai sbg pelabuhan Samudera.
- Aspirasi mayarakat nelayan
- Pantai Bengkulu sebagai kawasan wisata bahari
PROJECT LOCATION
Project location
PLTU CILACAP
Perpanjangan jetty barat
Perpanjangan ujung pemecah
Reposisi pangkal pemecah
gelombang
Tanggul banjir sungai Serayu
PLTU
CILACAP
Evaluasi PLTU Cilacap:
-Perpanjangan intake -Perpanjangan pemecah gelombang
-Reposisi lay out
pemecah gelombang -Tinggi gelombang rencana HD =5,0 m
PLTU CILACAP
PEMECAH GELOMBANG PLTU CILACAP:
PELINDUNG PELABUHAN BATUBARA DAN INTAKE PENDINGIN MESIN PEMBANGKIT
LESSON LEARNED FROM PLTU CILACAP - POST
CONSTRUCTION
Sedimentation occurs seriously at the intake of cooling water system.
Dredger has been placed at the intake channel and the dredger is operated daily.
There is no information on the rate of sedimentation but from the disposal area we can recognize that the rate of sedimentation
should be very large.
33
LESSON LEARNED FROM PLTU CILACAP
BREAK WATER
Elevation of breakwater : +7,40 m
Armour unit – A Jack : AJ-300/250 2,84 Ton
Based on field observation, it was found that some A Jacks were cracked and
LESSON LEARNED FROM PLTU CILACAP
The quality of unloading coal wharf is quite good, although it is not operated optimally.
This condition is due to the coal barge used in the field does not fulfill the requirement which has been suggested in the design. The coal barge size is too small compared with the specified requirement, so that it is difficult to moor the barge (during un
loading). The sedimentation process rapidly occurs in front of the wharf. This
sedimentation will disturb the ship during berthing and decrease the performance of
WARF