PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian asuhan melalui proses keperawatan kepada keluarga dan tanggungan mereka dalam situasi sehat dan sakit. Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga dalam lingkungan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asma bronkial dapat menyerang semua kelompok umur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan paling sering terjadi pada anak-anak dan sebagian besar kematian terjadi pada orang dewasa.
Pola pernapasan yang tidak efektif ditandai dengan suara mengi, sesak napas, dan penggunaan otot bantu pernapasan (Retn, 2018). Saat ini, 235 juta penduduk dunia menderita asma dan penyakit ini kurang terdiagnosis, dengan angka kematian lebih dari 80% di negara berkembang (GINA, 2017). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018) menemukan prevalensi asma pada semua umur di Indonesia sebesar 2,5%.
Pada penyakit asma bronkial, keluarga memegang peranan yang sangat penting sebagai motivator karena pasien memerlukan dukungan untuk pulih dan menjalani pengobatan, dimulai dengan menjauhkan pasien dari hal-hal yang dapat memicu alergen yang dimiliki pasien. Oleh karena itu perawat harus memberikan informasi kepada anggota keluarga. . Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis tertarik untuk menyusun artikel ilmiah baru dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Asma Bronkial Di Wilayah Kerja Puskesmas Graha Indah Keluarga Tahun 2021”.
Rumuan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Medis
- Definisi Penyakit
- Anatomi Sistem Pernafasan
- Etiologi asma bronkhial
- Pathway
- Patofisiologis
- Manifestasi Klinis
- Klasifikasi asma bronkial
- Pemeriksaan penunjang
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
Memasuki hilus, terbagi menjadi tiga cabang yaitu bronkus lobar tengah, bronkus lobar inferior, dan bronkus lobar superior, di atasnya terdapat vena azygos, dan di bawahnya terdapat arteri pulmonalis kanan. Percabangan bronkus lobar meliputi bronkus lobar superior kanan, bronkus lobar superior kiri, dan bronkus lobar inferior kiri (EGC anatomi dan fisiologi, 2011). Pada saat inspirasi, otot sternokleidomastoid, otot skalen, otot pektoralis minor, otot serratus internal, dan otot interkostal eksternal berkontraksi, sehingga menekan diafragma dan mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk ke paru-paru.
Asma bronkial atopik (ekstrinsik) Pada kelompok ini keluhannya ada hubungannya dengan paparan alergen lingkungan. Asma bronkial campuran (campuran) Pada kelompok ini, kelainannya diperparah oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Hasil pemeriksaan radiologi biasanya normal, namun ini merupakan prosedur yang harus dilakukan dalam pemeriksaan diagnostik dengan tujuan tidak adanya kemungkinan adanya patologi pada paru dan komplikasi asma bronkial.
Agonis β2 (salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg atau terbutaline 10 mg) dinebulasi secara inhalasi dan pemberian dapat diulang setiap 20 menit hingga 1 jam. Bronkitis atau pneumonia adalah suatu kondisi dimana lapisan dalam saluran udara kecil (bronkiolus) mengalami peradangan.
Konsep Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu memecahkan masalah kesehatan keluarga melalui keperawatan, yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi tindakan keperawatan (Muslihin, 2012). Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungannya sehingga mampu menjaga kesehatan dan memelihara tumbuh kembang setiap anggota keluarga. Untuk mengupayakan partisipasi keluarga dalam meningkatkan status kesehatan, perawat harus memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga.
Sasaran asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga risiko tinggi yang rentan terhadap kesehatan, dan keluarga yang memerlukan tindak lanjut. Jika seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat, namun memerlukan harapan terkait siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai gangguan kesehatan dan memerlukan pelayanan keperawatan/kesehatan lanjutan, misalnya: klien pasca rumah sakit dengan penyakit atau penyakit kronis.
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam menghubungkan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga. Peran perawat adalah merujuk seluruh anggota keluarga untuk pemeriksaan, pemeriksaan dan riwayat kesehatan.
Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Perlu dikaji mengenai harapan keluarga terhadap perawat (tenaga medis) yang akan membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan yang timbul. Dari hasil survei diperoleh informasi mengenai tanda dan gejala gangguan kesehatan dimana gangguan kesehatan keluarga memerlukan pertolongan dengan pengobatan yang cepat. Oleh karena itu, perawat dan keluarga dapat mengatur dan memprioritaskan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan skala penilaian visual.
Mengidentifikasi permasalahan kesehatan setiap keluarga yang terkena asma bronkial yaitu mengetahui kemampuan keluarga dalam mengenali gangguan kesehatan, menilai sejauh mana keluarga mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan yang meliputi pengertian, tanda, gejala dan penyebabnya. Pengambilan keputusan mengenai tindakan keperawatan yang tepat pada anggota keluarga penderita asma bronkial juga mencakup cara mengatasi gangguan kesehatan. Merawat anggota keluarga yang menderita penyakit asma bronkial, termasuk merawat anggota keluarga yang mempunyai permasalahan.
Memodifikasi lingkungan rumah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penderita asma bronkial termasuk menjaga lingkungan yang mendukung bagi anggota keluarga yang memiliki gangguan kesehatan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas/pelayanan kesehatan umum meliputi pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui status kesehatan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan atau Desain Penelitian
- Subyek Penelitian
- Batasan Istilah ( Definisi operasional)
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Metode dan instrument Pengumpulan Data
- Keabsahan data
- Analisis Data
Nyonya S : rentang gerak sendi tangan dan kaki baik (pasien dapat bergerak leluasa tanpa kendala, kekuatan otot baik : 5 5 5 5 (mampu menahan impuls kuat). Ny. U : rentang gerak sendi baik sendi tangan dan kaki (pasien dapat leluasa bergerak tanpa kendala, kekuatan otot baik : 5 5 5 5 (Mampu menahan impuls yang kuat) Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dan keluarga dapat memahami, memahami penyakit yang di derita asma bronkial.
Setelah melakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat memahami dan memahami penyakit Ny. A yang menderita asma bronkial. Setelah melakukan tindakan keperawatan, klien dan keluarga dapat mengetahui bagaimana permasalahan kesehatan pada Ny. A yang menderita asma bronkial dapat ditangani. Setelah melakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat memahami dan memahami penyakit Ny. S yang menderita asma bronkial.
Setelah melakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat memahami dan memahami penyakit Ny. S yang menderita asma bronkial. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dan keluarga dapat mengetahui cara mengatasi gangguan kesehatan Ny. S yang menderita asma bronkial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Gambaran Lokasi Penelitian
- Data Asuhan Keperawatan Keluarga
- Diagnosa Keperawatan
- Perencanaan Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi
Keluarga Tuan S tidak mempunyai riwayat penyakit sedangkan keluarga Ny. A mempunyai riwayat penyakit Adma dari Ny.S. Saat ini Tuan A dalam keadaan sehat, keadaan umum baik, Nyonya S saat ini menderita sesak nafas, keadaan umum baik, awalnya Nyonya S. Keluarga Tuan A tidak mempunyai riwayat penyakit tersebut, sedangkan Nyonya S keluarga mempunyai riwayat penyakit Adma pada Ny. Ny.S.
Kesadaran Bpk.S : Compos mentis Ny.A : Compos mentis Bpk.A : Compos mentis Pak H : Compos mentis An.Z : Compos mentis. Ny.A : Pergerakan dada terlihat simetris, vesikular, tidak ada bunyi nafas tambahan, ada keluhan sesak nafas. Ny.S : Pergerakan dada terlihat simetris, vesikular, tanpa tambahan suara nafas, ada keluhan sesak nafas.
Ny.U : Gerakan dada tampak simetris, vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak ada keluhan sesak nafas. Obat Mr.S : Tidak ada Ny. A : Dexamethasone Mr.A : Tidak ada Mr.H : Tidak ada An.Z : Tidak ada.
Pembahasan
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
2X1/1 1 Pihak keluarga dan Ny. S mengatakan, jika ada gangguan kesehatan sebaiknya segera diobati dan dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2021, diketahui bahwa Ny. A menderita asma bronkial dan keluarga tidak memiliki pengetahuan mengenai asma bronkial. Berdasarkan hasil asesmen pada tanggal 28-29 Juli 2021, diperoleh informasi bahwa Ny. Sempat mengalami asma bronkial.
Intervensi keperawatan pada Ny A pada bulan Juli 2021 ditujukan untuk mengatasi permasalahan keperawatan yang ditemukan pada saat pengkajian. Intervensi keperawatan pada Ny A pada bulan Agustus 2021 ditujukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pengkajian. Mengidentifikasi kembali pemahaman keluarga dan Ny. A terhadap masalah upaya perubahan perilaku kesehatan berisiko (perbanyak minum air putih dan banyak istirahat).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2021 diketahui bahwa Ny. S pernah mengalami asma bronkial dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang asma bronkial. Berdasarkan hasil penilaian pada tanggal 28-29 Pada bulan Juli 2021 diperoleh data Ny S menderita asma bronkial. Intervensi keperawatan pada Ny.S pada bulan Juli 2021 yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pengkajian.
Intervensi keperawatan pada Ny. S pada bulan Agustus 2021 ditujukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang teridentifikasi pada saat pengkajian. Membangun kembali pemahaman keluarga dan Ny A terhadap masalah perilaku risiko kesehatan yang akan diubah (pengobatan rutin).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan keluarga pada pasien asma bronkial di wilayah kerja Puskesmas Graha Indah kecamatan Balikpapan Utara pada tanggal 28 Juli 2021 sampai dengan tanggal 8 Agustus 2021, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut . Diagnosis pada kedua pasien terdapat dua, yaitu defisit pengetahuan terkait ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan dan perilaku kesehatan berisiko terkait ketidakmampuan keluarga mengenali masalah. Diagnosis ini muncul pada kedua pasien karena adanya tanda dan gejala, serta keluhan yang dirasakan sama pada kedua pasien.
Intervensi yang dilakukan penulis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dialami kedua pasien, sesuai dengan diagnosa yang sama antara kedua pasien. Secara umum penulis melaksanakan seluruh intervensi yang ada, namun ada beberapa intervensi yang tidak dilaksanakan. Hasil evaluasi yang dilakukan penulis selama 6 hari pengobatan terhadap kedua pasien penderita asma bronkial, kedua diagnosa tersebut dapat teratasi yaitu defisit pengetahuan teratasi dalam 3 hari dan perilaku kesehatan cenderung berisiko teratasi dalam waktu 3 hari. 3 hari.
SARAN
Di pihak keluarga, Ibu S mengatakan selalu berkonsultasi sebelum mengambil keputusan dan bersikap adil terhadap anggota keluarga.