• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANDAAN BAGIAN TUBUH YANG AKAN DILAKUKAN PEMBEDAHAN

N/A
N/A
OK RS NU BABAT

Academic year: 2023

Membagikan " PENANDAAN BAGIAN TUBUH YANG AKAN DILAKUKAN PEMBEDAHAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENANDAAN BAGIAN TUBUH YANG AKAN DILAKUKAN PEMBEDAHAN Nomor:

SPO.014/OK/RSNU-Babat/VIII/2021 Revisi: 00 Halaman 1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal diterbitkan:

10 Agustus 2021

Ditetapkan di:

Babat, 10 Agustus 2021 Direktur,

dr.

Akbar Fahmi . NIK. 201 021 002

Pengertian Penandaan bagian tubuh yang akan dilakukan pembedahan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dokter dalam memberikan suatu penandaan pada bagian tubuh yang akan dilakukan pembedahan operasi.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar tepat sasaran saat pembedahan dilakukan.

Kebijakan Keputusan Direktur RSNU Babat No.: K.02.01/A/RSNU-Babat/VIII/2021 Tentang Pedoman Pelayanan Kamar Operasi

Prosedur Sebelum pekerjaan dimulai, pahami resiko terkait dengan tindakan yang akan dilakukan sesuai HIRAC.

1. Lakukan cuci tangan

2. Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan identitas ke pasien,label dan informed consent (tidak hanya nama, tetapi juga tanggal lahir, alamat), mengecek rekam medis pasien dan hasil pemeriksaan penunjang (foto rongent dan hasil USG).

3. Menandai bagian tubuh (sisi) yang akan dioperasi:

a) Penandaan harus dilakukan oleh dokter bedah yang pasti hadir dalam ruang operasi saat insisi

b) Penandaan harus dilakukan saat pasien sadar sebelum dilakukan induksi di ruang terima pasien kamar operasi agar pasien bisa dilibatkan untuk konfirmasi atau jika tidak memungkinkan dapat diwakilkan oleh keluarga.

c) Penandaan harus jelas menggunakan marker/penanda permanen dengan tanda centang (√) pada titik yang akan dioperasi.

4. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang).

5. Dilakukan penandaan bagian tubuh tersebut sesuai hasil radiologi dengan menggunakan marker permanent, kecuali:

a) Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar,histerektomy, thyroidectomy).

b) Kasus intervensi seperti kateter jantung . c) Kasus yang melibatkan gigi.

d) Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan

(2)

PENANDAAN BAGIAN TUBUH YANG AKAN DILAKUKAN PEMBEDAHAN Nomor:

SPO.014/OK/RSNU-Babat/VIII/2021 Revisi: 00 Halaman 2 dari 2

menyebabkan tato permanen.

6. Instruksi Spesifik (yang tidak tercakup pada pengecualian penandaan area operasi):

a. Operasi Mata

Untuk operasi mata tunggal tanda kecil harus dilakukan penandaan pada aspek lateral dari mata antara canthuslateral dan telinga, menunjuk ke mata. Pengecualian adalah untuk prosedur bilateral yang direncanakan pada kedua mata (seperti operasi juling bilateral), tetapi laterality prosedur tersebut harus didokumentasikan dengan baik.

b. Operasi THT

Penandaan pada kulit yang akan dilakukan insisi sangat tepat, tetapi tindakan ini tidak tepat pada bagian mukosa atau jaringan didalam (THT) misalnya tindakan tonsilektomy bilateral/adenoidectomy, laryngectomy.

Untuk penandaan area bedah Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dimana sayatan kulit dibuat pada operasi yaitu sisi tertentu tympanotomy dan sisi bedah harus ditandai dengan tanda yang telah ditentukan.

c. Anestesi local/blok prosedur

Tempat prosedur dilakukan tindakan anestesi. Terutama pada blok lokal harus ditandai sebelum pasien diberikan anestesi umum (jika ada yang harus diberikan) oleh dokter anestesi. Tanda berupa titik pusat sebagai titik masuknya jarum berada didalam lingkaran dan dibuat menggunakan spidol biru permanent, yang berfungsi sebagai pembeda antara tanda yang dibuat oleh dokter anestesi dan dokter bedah.

7. Setelah mengetahui dilakukan penandaan maka dilakukan pembedahan.

8. Tanda ini tidak boleh dihapus sampai operasi berlangsung.

9. Setelah penandaan dilakukan maka dicatat dalam rekam medis pasien.

Unit Kerja 1. Kamar Operasi 2. Bidang Medis

Referensi

Dokumen terkait

Sampel didapatkan dari Bagian Bedah RSUP Sanglah dengan ulkus peptikum perforasi yang telah dilakukan tindakan operasi sebanyak 24 pasien dan dari Bagian Penyakit Dalam dengan

“Peta Jenis Bakteri Dan Sensitifitas Antibiotik Pada Pasien Rinosinusitis Kronis Yang Dilakukan Operasi Bedah Sinus Endskopi Fungsional Di SMF THT-KL Rumah Sakit PHC

yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian tentang GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN KISTA OVARIUM YANG DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI DI BAGIAN GINEKOLOGI PERIODE

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN PASKA OPERASI BATU EMPEDU (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya) untuk dipublikasikan atau