• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) PADA KELURAHAN SUSUNAN BARU KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
muhammad abdurraafi

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) PADA KELURAHAN SUSUNAN BARU KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT SENGAJA DIKOSONGKAN

© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973

ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

(SANIMAS) PADA KELURAHAN SUSUNAN BARU KOTA BANDAR LAMPUNG

Lukita Mulat Sari1, Andi Oetomo2, Goldie Melinda Wijayanti3

3Institut Teknologi Sumatera

2Institut Teknologi Bandung

1 Email :[email protected]

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia mempunyai target akses universal di tahun 2019 yaitu tercapainya 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100%

akses sanitasi layak yang kemudian menjadi gerakan 100-0-100. Target tersebut bertujuan mewujudkan lingkungan permukiman yang baik yang berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Pemerintah pusat memiliki suatu program yaitu Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) yang merupakan program untuk menyediakan prasarana pengolahan air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh pada suatu perkotaan. Pemerintah Kota Bandar Lampung memberikan bantuan berupa IPAL Komunal kepada masyarakat Kelurahan Susunan Baru.

Kelurahan Susunan Baru kelurahan tersebut mendapatkan peringkat kelima

Nasional penerima program SANIMAS terbaik pada tahun 2017. Dalam

program SANIMAS pemerintah menggunakan konsep pemberdayaan

masyarakat yang mana menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam

setiap tahapan. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program

SANIMAS merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan

pembangunan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Partisipasi

masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

keberhasilan program SANIMAS dalam suatu wilayah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam keberhasilan program SANIMAS pada Kelurahan Susunan

Baru. Untuk menjawab tujuan tersebut maka dilakukan: 1.) Mengidentifikasi

karakteristik responden yang menerima manfaat Program SANIMAS pada

Kelurahan Susunan Baru, 2.) Mengidentifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat. Adapun variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, suku, agama, tingkat pendidikan,

tingkat pekerjaan, pendapatan, lama tinggal, kepemilikan rumah, motif tertentu,

kebutuhan, tingkat pengetahuan masyarakat, sosialisasi, peran tim SANIMAS,

dan peran pemerintah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif dan analisis faktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa

terdapat karakteristik responden yang menerima manfaat program SANIMAS

berdasarkan 11 variabel karakteristik responden. Dan terbentuk 3 faktor yang

(2)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam keberhasilan program SANIMAS yaitu faktor ekonomi, faktor peran panitia pelaksana program SANIMAS, dan faktor tingkat pengetahuan masyarakat.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Faktor, Sanitasi Berbasis Masyarakat ( SANIMAS ), IPAL komunal, Kelurahan Susunan Baru.

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Setiap orang berhak memiliki kesehatan yang layak dan memiliki sarana prasarana yang mendukung kesehatan sesuai dengan standar seperti contohnya infrastruktur sanitasi berbentuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Budiman Chandra (2005:4). Upaya menyehatkan lingkungan sama artinya dengan usaha untuk menyehatkan masyarakat. Lingkungan yang sehat akan meningkatkan peluang pengembangan ekonomi wilayah tersebut. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia mempunyai target akses universal di tahun 2019 yaitu tercapainya 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi layak yang kemudian menjadi gerakan 100-0-100. Target tersebut bertujuan mewujudkan lingkungan permukiman yang baik yang berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Direktorat Jendral Cipta Karya dalam buku yang berjudul Bergerak Bersama Sanitasi menyebutkan bahwa sanitasi menjadi tantangan pembangunan yang paling sulit ketika pengelolaan air limbah, timbunan sampah, dan drainase yang sudah tidak dapat dikelola dengan baik.

Menurutut Ardini (2015) masyarakat perkotaan mulai menyadari pentingnya upaya mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan karena limbah sudah cukup mengkawatirkan serta meresahkan masyarakat, karena limbah dapat menurunkan kualitas lingkungan. Salah satu infrastruktur sanitasi yang belum berfungsi dengan baik adalah instalasi pengolahan air limbah khususnya pada permukiman yang padat penduduk dan termasuk kawasan permukiman kumuh. Masyarakat yang tinggal pada kawasan permukiman yang padat penduduk mengalami kesulitan pada pelayanan sanitasi maka dari itu pemerintah pusat memiliki suatu program yaitu Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). SANIMAS merupakan program untuk menyediakan prasarana pengolahan air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh pada suatu perkotaan. Program SANIMAS ini didukung penuh oleh Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain didukung pula oleh pendanaan APBN Direkotrat Jenderal Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum, pemerintah pusat juga mendorong pembangunan fasilitas SANIMAS melalui dukungan dana luar negeri dan dana APBD melalui berbagai kerangka program.

IPAL komunal dari program SANIMAS pada Kota Bandar Lampung salah

satunya terletak pada Kelurahan Susunan Baru. Bantuan program SANIMAS pada

Kelurahan Susunan Baru sudah ada sejak tahun 2017 dan 2018. Pada tahun 2019

sudah berjalan bantuan program SANIMAS yang ketiga kalinya namun saat ini

masih dalam proses pembangunan. Bantuan SANIMAS yang pertama kali berada

(3)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973

pada RT 04 lingkungan I. Bantuan kedua pada tahun 2018 berada pada RT 02 Lingkungan II, dan pada tahun 2019 bantuan SANIMAS berada pada RT 07 Lingkungan I. Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, melihat banyaknya penduduk yang tidak memiliki sistem pembuangan air limbah, Pemerintah Kota Bandar Lampung memberikan bantuan berupa IPAL Komunal kepada masyarakat Kelurahan Susunan Baru. Dalam program SANIMAS pemerintah menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat yang mana menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program SANIMAS merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Partisipasi masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan program SANIMAS dalam suatu wilayah. Kesuksesan pelaksanaan program SANIMAS yaitu dalam pembangunan IPAL Komunal tidak terlepas dari peranan penting semua pihak sebagai upaya pencapaian target universal access air sanitasi memerlukan upaya dari kerjasama antara semua pihak, terutama partisipasi masyarakat.

2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Untuk mendukung keberhasilan program pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Susunan Baru sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat maka perlu dilakukan kajian tentang Program SANIMAS untuk mengetahui

“ Apa Saja faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam keberhasilan program SANIMAS?”. Penentuan tujuan penelitian berfungsi untuk menentukan arah yang tepat bagi peneliti untuk menghindari kesulitan yang mungkin terjadi dalam proses penelitian, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam keberhasilan program SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru”. Dari tujuan yang diuraikan diharapkan masukan atau pertimbangan bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan Program dari SANIMAS di Kota Bandar Lampung.

3. Teori

World Health Organization (WHO) sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa dari faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada kehidupan manusia terutama terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan juga kelangsungan hidup. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Program SANIMAS berusaha untuk berperan dalam menyediakan sarana sanitasi dalam penanganan air limbah permukiman yaitu untuk masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan padat penduduk, kumuh, dan rawan sanitasi yang mana menggunakan pendekatan berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

H.A.R. Tilaar (2009:287) partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (button-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Pasal 28 E ayat (3) dan 28F UUD 1945 Bentuk keterlibatan masyarakat mulai dari tahap pemberitahuan

(4)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 informasi, konsultasi, dialog, tukar pikiran, musyawarah, menyatakan pendapat, dan interaksi semuanya merupakan hak asasi warga negara yang dijamin dan dilindungi oleh UUD 1945.Plumer (2004:27) Beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah pengetahuan dan keahlian, pekerjaan masyarakat, tingkat pendidikan dan buta huruf, jenis kelamin dan kepercayaan terhadap budaya tertentu.

B. METODE PENELITIAN

Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder, Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei langsung pada wilayah penelitian yaitu Kelurahan Susunan Baru untuk memperoleh data yang sesuai dengan kondisi yang ada. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan observasi, kuesioner, dan wawancara. Serta pengumpulan data sekunder melalui literature. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu secara sengaja (Sugiyono, 2008). Teknik ini juga disebut sebagai judgement sampling karena proses pengambilan sampel telah dipertimbangkan dengan menentukan terlebih dahulu ciri-ciri khusus berdasarkan tujuan- tujuan tertentu untuk memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti (Silalahi, 2010).

Responden penelitian diambil dengan melakukan pertimbangan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Karena populasi masyarakat yang tinggal dalam rumah yang menyambungkan saluran perpipaan IPAL Komunal dari program SANIMAS Kelurahan Susunan Baru tidak diketahui jumlahnya maka rumus yang dibutuhkan untuk mengetahui jumlah sampel adalah menggunakan rumus Lemeshow. Diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden yang dibulatkan menjadi 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara Non Probability Sampling (Purposive sampling) dimana sampel dipilih diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki. Jumlah sampel ini akan dibagi menurut proporsi dari populasi pada masing-masing rukun tetangga (RT) yang memiliki sambungan rumah pada IPAL komunal.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Karakteristik Responden Yang Menerima Manfaat Program SANIMAS Pada Kelurahan Susunan Baru

Untuk melihat karakteristik responden digunakan dengan memberikan kuisioner online kepada 100 responden dimana sampel penelitian ini adalah karakteristik responden yang menerima manfaat program SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru .Proses analisisnya menggunakan analisis deskriptif.

TABEL 1

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki - Laki 71 71%

Perempuan 29 29%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

(5)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973

Berdasarkan tabel 1 yang menjelaskan perbandingan antara laki-laki dan perempuan, dengan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 71 responden atau sebesar 71 persen, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 responden atau sebesar 29 persen.

TABEL 2

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN AGAMA

Agama Frekuensi Presentase

Islam 100 100%

Protestan 0 0%

Khatolik 0 0%

Hindu 0 0%

Budha 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa agama responden yang menerima manfaat program SANIMAS adalah 100 persen islam

TABEL 3

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN USIA

Usia Frekuensi Presentase

<25 Tahun 0 0%

26-45 Tahun 50 50%

>46-65 Tahun 50 50%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Diketahui bahwa masyarakat yang mendapatkan manfaat dari program SANIMAS didominasi oleh responden yang memiliki rentang usia 26 sampai 45 tahun dengan presentase 50% yang merupakan usia produktif dari masyarakat Kelurahan Susunan Baru, serta didominasi masyarakat dengan rentang usia 46 – 65 tahun dengan presentase 50%.

TABEL 4

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN SUKU

Suku Frekuensi Presentase

Jawa 76 76%

Batak 0 0%

(6)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 Suku Frekuensi Presentase

Lampung 9 9%

Sunda 15 15%

Lainnya 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Melihat dari jawaban responden yang menerima manfaat Program SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru yang terdapat pada kuesoner diketahui bahwa 76%

responden penerima manfaat SANIMAS adalah bersuku Jawa yang mana Kelurahan Susunan baru didominasi oleh pendatang.

TABEL 5

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN PENDIDIKAN

Pendidikan Frekuensi Presentase

SD 29 29%

SMP 37 37%

SMA 33 33%

Diplomat 1 1%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Dari hasil yang didapatkan bahwa latar belakang pendidikan responden lulusan Sekolah Dasar berjumlah 29 orang, responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama berjumlah 37 orang, responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas berjumlah 33 orang dan responden yang berpendidikan Diplomat atau Sarjana berjumlah 1 orang.

TABEL 6

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN PEKERJAAN

Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase

Pegawai Negeri 2 2%

Pegawai Swasta 1 1%

Wiraswasta 13 13%

Ibu Rumah Tangga 29 29%

Buruh 55 55%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

(7)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973

Jenis pekerjaan masyarakat yang menerima manfaat dari program SANIMAS Kelurahan Susunan Baru terbagi menjadi 5 , yaitu sebagai pegawai negeri dengan presentase 2%, pegawai swasta sebesar 1%, Wiraswasta 13 % , ibu rumah tangga sebesar 29 % dan buruh sebesar 55%.

TABEL 7

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN PENDAPATAN

Jenis Pendapatan Frekuensi Presentase

< Rp.500.000 27 27%

Rp.500.000-Rp1.500.000 39 39%

Rp1.500.000-Rp.2.500.000 22 22%

Rp2.500.000-Rp.3.500.000 11 11%

>Rp.3.500.000 1 1%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Pendapatan responden yang menerima manfaat program SANIMAS perbulannya adalah < Rp.500.000 sebanyak 27% , Rp.500.000 – Rp.1.500.000 sebanyak 39%, Rp.1500.000 – Rp.2500.000 sebanyak 22%, Rp.2500.000 – Rp.3500.000 sebanyak 11%, dan >Rp.3500.000 sebesar 1%. Responden yang memiliki pendapatan > Rp.2.500.000 didominasi oleh masyarakat yang berpendidikan tinggi, sedangkan responden yang berpendapatan < Rp.500.000 didominasi oleh masyarakat yang berpendidikan rendah yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan ibu rumah tangga.

TABEL 8

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN LAMA TINGGAL

Lama Tinggal Frekuensi Presentase

< 1 Tahun 0 0%

1-3 Tahun 2 2%

3-5 Tahun 1 1%

>5 Tahun 97 97%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

(8)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 Dari hasil yang telah diberikan responden yaitu didapatkan bahwa terdapat masyarakat yang tinggal dalam Kelurahan Susuan Baru kurang dari 5 tahun sebanyak 3 persen dan sebanyak 97 persen responden yang menerima manfaat program SANIMAS sudah tinggal pada Kelurahan Susunan Baru lebih dari jangka waktu 5 tahun.

TABEL 9

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN KEPEMILIKAN RUMAH

Kepemilikan Rumah Frekuensi Presentase

Bantuan 0 0

Sewa 11 11%

Milik Sendiri 87 87%

Lainnya 2 2%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Status kepemilikan rumah responden yang menerima manfaat program SANIMAS didominasi oleh status hak milik sendiri atau pribadi sebesar 87%, sedangkan terdapat 11 % responden memiliki status kepemilikan rumah sewa. Dan terdapat 2%

responden yang tinggal dirumah saudara dan kerabatnya yang sudah tidak ditempati lagi sehingga responden tersebut mengisi form kuisoner dengan status kepemilikan rumah lainnya.

TABEL 10

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT

Pengetahuan Masyarakat Frekuensi Presentase

Ya 68 68%

Tidak 32 32%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Sebanyak 68 responden yang menerima manfaat program SANIMAS sudah mengetahui adanya bantuan dari program SANIMAS, dan sisanya 32 responden belum mengetahui tentang program SANIMAS, responden tersebut hanya mengetahui adanya bantuan IPAL Komunal.

(9)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 TABEL 11

PRESENTASE RESPONDEN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SANIMAS BERDASARKAN KEBUTUHAN

Kebutuhan Frekuensi Presentase

Ya 99 99%

Tidak 1 1%

Total 100 100%

Sumber : Peneliti, 2020

Dari hasil kuesioner yag diisi oleh responden didapatkan bahwa sebanyak 99 persen responden mengatakan membutuhkan IPAL untuk menunjang kehidupannya untuk lebih bersih dan menyehatkan lingkungan sekitar dan terdapat 1 persen responden mengatakan tidak terlalu membutuhkan IPAL dari program SANIMAS

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program SANIMAS

Keberhasilan program SANIMAS tergantung dari partisipasi masyarakatnya, untuk mengetahui partisipasi masyarakat pada Kelurahan Susunan Baru maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan program SANIMAS. Pada saat analisis variabel yang digunakan tidak semuanya dapat di analisis menggunakan analisis faktor. Secara keseluruhan terdapat 15 variabel yang menurut tinajauan literatur memiliki pengaruh dengan partisipasi masyarakat dalam keberhasilan pembangunan SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru, akan tetapi pada saat proses analisis faktor didapatkan bahwa variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut sebanyak 10 variabel yaitu variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan rumah, motif tertentu, tingkat pengetahuan masyarakat, kebutuhan, lama tinggal, peran panitia , peran pemerintah.

Terdapat 3 variabel yang tidak dapat dimasukkan dalam analisis faktor

yaitu variabel jenis kelamin , agama dan suku. Hal ini disebabkan kedua variabel

tersebut memiliki hasil data yang seragam ataupun homogen sehingga tidak dapat

dilakukan analisis faktor. Sedangkan 2 variabel lainnya yaitu usia dan sosialisasi

yang saat dilakukan analisis faktor memiliki nilai MSA<0.5 sehingga tidak dapat

dilakukan analisis lebih lanjut.

(10)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 TABEL 12

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .527 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 154.012

df 66

Sig. .000

Sumber SPSS 2020

Pada output tabel KMO and Bartlett’s Test di atas bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu variabel, yaitu apakah data tersebut dapat diproses atau tidak dengan menggunakan teknik analisis faktor. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai KMO MSA sebesar 0.527 > 0.50 dan nilai Bartlett’s Test of Sphericity (Sig.) sebesar 0.000 < 0.05, Dengan demikian data penelitian ini layak untuk diolah dengan menggunakan metoda analisis faktor.

Langkah selanjutnya adalah pengujian Measure Of Sampling (MSA) dimana setiap variabel dianalisis untuk mengetahui mana yang dapat diproses lebih lanjut dan mana yang harus dikeluarkan. Nilai MSA yang rendah atau kurang dari0,5 dapat dijadikan pertimbangan untuk membuang atau mengeluarkan variabel tersebut. Berdasarkan hasil analisis di atas, terdapat 10 variabel dari keseluruhan 15 variabel. Variabel yang dapat dinyatakan valid dan dapat dianalisis lebih lanjut yaitu variabel yang memiliki nilai MSA > 0.50, diantaranya yaitu variabel pendidikan 0,657, variabel pekerjaan 0,638, variabel pendapatan 0,656, variabel kepemilikan rumah 0,553, variabel kebutuhan 0,603, variabel pengetahuan 0,580, variabel motif tertentu 0,619, variabel peran panitia pelaksanaan SANIMAS 0,554 , variabel peran pemerintah 0,554 dan variabel lama tinggal 0,612. Dari hasil output pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai KMO dan Barlett Test mengalami kenaikan dari0,527 menjadu 0,615 dengan tingkat signifikan tetap (0,000). Kenaikan nilai KMO dan Barlett Test ini disebabkan oleh penghilangan variabel dengan angka MSA terkecil yaitu >0,5.

Dan penghilangan variabel tersebut dapat meningkatkan angka MSA yang ada.

Dalam melihat faktor yang terbentuk maka harus terlebih dahulu melihat

pada nilai eigenvalues, susunan dari eigenvalues selalu diurutkan dari yang

(11)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973

terbesar hingga yang terkecil. Untuk mengetahui hasil faktor yang terbentuk dari hasil ekstrasi dapat dilihat dari tabel varience explained dibawah ini :

TABEL 13

TOTAL VARIANCE EXPLAINED

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.053 20.532 20.532 2.053 20.532 20.532

2 1.638 16.385 36.917 1.638 16.385 36.917

3 1.228 12.275 49.192 1.228 12.275 49.192

4 .996 9.964 59.156

5 .881 8.807 67.963

6 .831 8.313 76.277

7 .740 7.398 83.674

8 .612 6.118 89.793

9 .529 5.287 95.080

10 .492 4.920 100.000

Sumber SPSS 2020

Dapat dilihat dari hasil tabel pada Initial Eigenvalues, yaitu terdapat 3 faktor yang terbentuk. Syarat untuk menjadi suatu faktor yaitu jika suatu variabel memiliki nilai eigenvalue > 1 maka dianggap sebagai suatu faktor, sebaliknya jika suatu variabel memiliki nilai Eigenvalues < 1 maka tidak dimasukkan sebagai suatu faktor. Nilai Eigenvalues Component 1 sebesar 2.053 atau > 1 maka menjadi faktor 1 dan mampu menjelaskan 20.532% variasi. Nilai Eigenvalues Component 2 sebesar 1.638 atau> 1 maka menjadi faktor 2 dan mampu menjelaskan 16.385%

variasi. Nilai Eigenvalues Component 3 sebesar 1.228 atau > 1 maka menjadi

faktor 3 dan mampu menjelaskan 12.275% variasi. Setlah melakukan analisis

terdapat 3 faktor yang terbentuk yang memiliki nilai Eigenvalus > 1.

(12)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 Dalam menentukan banyaknya jumlah faktor yang terbentuk dari beberapa variabel juga dapat dilihat dengan menggunakan scree plot, seperti pada gambar di atas.

Berdasarkan data scree plot, dapat diketahui banyaknya faktor yang terbentuk. Pada gambar grafik terlihat bahwa telah terbentuk 3 faktor. Hal ini berdasarkan besarnya nilai eigenvalue > 1 sebanyak 3 faktor. Sedangakan komponen lainnya memiliki nilai eigenvalue < 1.

TABEL 14 Component Matrix

Component

1 2 3

Pendidikan .680 -.142 .237

Pekerjaan -.686 .143 -.353

Pendapatan .702 -.026 .115

Kepemilikan Rumah .182 .366 .398

Kebutuhann -.120 -.590 .388

Pengetahuan .316 .332 -.623

Motif Tertentu .639 .213 -.337

Peran Panitia -.231 .639 .385

Peran Pemerintah -.100 .578 .226

Lama Tinggal .087 .466 .155

Sumber SPSS 2020

Setelah terbentuk nya faktor maka tahapan selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel component matrix yang menunjukan distribusi ke 10 variabel tersebut pada 3 faktor yang terbentuk. Pada tabel Component Matrix terdapat 10 variabel yang terbentuk. Pada component matrix bertujuan untuk menunjukkan nilai korelasi antara masing-masing variabel dengan faktor yang terbentuk.

Dalam hal ini, untuk memasukkan ataupun menggabungkan tiap variabel pada 3 faktor yang tersedia yaitu dilihat dengan nilai korelasi terbesar antara variabel dengan faktor (Component) yang terbentuk

Pada tabel component matrix awal hasil faktor belum bisa diinterpretasikan karena variabel yang ada hanya mengumpul pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk itu perlu dilakukan rotasi faktor sebagai berikut :

(13)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 TABEL 15

Rotated Component Matrix

Component

1 2 3

Pendidikan .734 -.033 .007

Pekerjaan -.780 -.026 .081

Pendapatan .692 .000 .168

Kepemilikan Rumah .250 .510 -.055

Kebutuhan .122 -.293 -.642

Pengetahuan .017 -.060 .771

Motif Tertentu .435 -.029 .615

Peran Panitia -.178 .757 -.068

Peran Pemerintah -.105 .615 .075

Lama Tinggal .060 .473 .147

Sumber SPSS 2020

Rotated Component Matrix merupakan Component Matrix yang telah dirotasi sehingga dapat memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jalas dan nyata. Pada saat rotasi faktor bertujuan untuk mendapatkan data yang jelas dari nilai loading untuk masing masing variabel terhadap faktor – faktor yang ada.

1. Faktor 1 : Pendidikan, Pendapatan, Kebutuhan

2. Fakor 2 : Kepemilikan Rumah, Peran Panitia Pelaksana Program Sanimas, Peran Pemerintah, Lama Tinggal

3. Faktor 3 : Pekerjaan, Pengetahuan, Motif Tertentu.

3 faktor yang terbentuk akan diberikan penamaan faktor berdasarkan nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut ataupun variabel dengan nilai faktor loading terbesar dari masing-masing faktor.

1. Faktor 1 : Faktor Ekonomi

2. Faktor 2 : Faktor Peran Panitia Pelaksana Program SANIMAS 3. Faktor 3 : Pengetahuan Masyarakat

Setelah melakukan proses faktoring dan rotasi, selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Tujuan dilakukannya interpretasi ini yaitu untuk mewakili variabel – variabel anggota faktor tersebut. Dari 3 faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program SANIMAS yang telah terbentuk, terdapat kesesuaian dengan beberapa teori yang telah ditetapkan pada penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Ekonomi

Faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah faktor ekonomi yang mana didalam faktor ekonomi terdiri dari 3 (tiga) variabel, yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan juga kebutuhan masyarakat akan infrastruktur. Keadaan perekonomian yang secara umum menengah ke bawah mendorong masyarakat untuk beritikad dan berusaha berubah, baik itu dalam hal mind set atau pola pikir maupun usaha-usaha nyata yang ingin dilakukan. Menurut teori motivasi oleh Maslow, bahwa kebutuhan pertama manusia yaitu kebutuhan fisiologis yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi yaitu sandang, pangan dan papan. Berdasarkan motivasi tersebut maka partisipasi masyarakat akan tumbuh dan berkembang melalui keterlibatan yang maksimal pada proses penyelenggaraan program SANIMAS untuk mendudukung pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar yaitu berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal untuk meningkatkan sanitasi yang layak pada Kelurahan Susunan Baru.

Faktor ekonomi memiliki faktor loading urutan ketiga sebesar 0,734.

(14)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 2. Faktor Peran Panitia Pelaksanaan Program SANIMAS

Keberhasilan program SANIMAS tidak hanya dari partisipasi masyarakatnya saja tapi dari tim pelaksanaan program SANIMAS itu sendiri seperti LKM, tim KPP dan tim fasilitatornya. Panitia pelaksanaan SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru memiliki pola pemberdayaan yang sifat di dalamnya ada nuansa penghargaan dan pengakuan bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha dengan prinsip swadaya dan kebersamaan. Faktor peran panitia SANIMAS merupakan faktor tertinggi kedua yaitu dengan nilai faktor loading sebesar 0,757. Pada Kelurahan Susunan Baru terdapat kerja sama yang baik antara tim LKM, Fasilitator dan juga tim KPP dalam menjalankan program SANIMAS.

3. Faktor Pengetahuan Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program SANIMAS adalah faktor pengetahuan masyarakat. Menurut (Notoatmodjo,2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat Pengetahuan masyarakat tentang program SANIMAS sangat berpengaruh dengan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Fakor Pengetahuan memiliki nilai faktor loading tertinggi yaitu 0,771, faktor pengetahuan masyarakat dilihat dari sejauh mana tingkat masyarakat mengetahui tentang ada dan jalannya program SANIMAS.

TABEL 16

Partisipasi Responden Dalam Pembangunan Program Sanimas

Indikator Presentase

Persiapan 32%

Perencanaan 10%

Pelaksanaan Fisik 33%

Pemeliharaan 40%

Sumber : Peneliti 2020

Dalam proses pembangunan IPAL komunal dari bantuan program SANIMAS terdapat 4 tahapan. Yaitu tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik, dan pemeliharaan. Pada setiap tahapan masyarakat dapat berpartisipasi membantu jalannya program SANIMAS.

D. KESIMPULAN

Terdapat karakteristik responden yang menerima manfaat program SANIMAS yang mana terdapat 100 responden penerima manfaat program SANIMAS pada penelitian ini yang didominasi respoden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki persentase terbesar yaitu 71 persen karena responden laki- laki merupakan perwakilan dari setiap keluarga yang menerima manfaat dari program SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru. Rata - rata usia responden yang menerima manfaat program SANIMAS merupakan usia produktif dengan rentang usia antara 26-45 tahun dengan persentase sebesar 50 persen dan usia lanjut ataupun usia tua dengan rentang 46-65 tahun sebesar 50 persen. Responden dalam penelitian ini memiliki keyakinan agama 100

(15)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973

persen islam, dan sejumlah 77 persen responden dalam penelitian ini bersuku jawa dikarenakan pada kelurahan ini didominasi oleh pendatang sejam dahulu kala.

Riwayat pendidikan responden didominasi lulusan terakhir SMP yaitu sebesar 37 persen. Dan didominasi pekerjaan sebagai buruh harian yang rata - rata respondennya memiliki penghasilan setiap bulannya sebesar Rp.500.000 – Rp. 1500.000. Dari 100 responden terdapat 97 persen responden mengatakan bahwa sudah tinggal pada Kelurahan Susunan Baru lebih dari 5 tahun dan didominasi oleh responden yang memiliki status kepemilikan rumah milik sendiri sejumlah 87 persen. Terdapat 68 persen responden yang mengatakan sudah mengetahui adanya program SANIMAS dalam bentuk IPAL Komunal, dan dari 100 responden pada penelitian ini 99 persen responden membutuhkan infrastruktur pengolahan air limbah guna menunjang kehidupan yang lebih sehat.

Setelah melakukan analisis faktor maka terbentuklah 3 faktor mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam keberhasilan program SANIMAS pada Kelurahan Susunan Baru. Tiga faktor tersebut adalah faktor ekonomi , faktor peran panitia pelaksanaan program SANIMAS Kelurahan Susunan Baru serta faktor pengetahuan masyarakat. Dengan melihat faktor - faktor yang terbentuk yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk dapat terus mendukung jalannya pembangunan yang diberikan pemerintah dan diharapkan program SANIMAS dapat terus berjalan untuk membantu masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah sehingga apabila kebutuhan sanitasi layak dapat terpenuhi disetiap daerah dapat mewujudkan tujuan dari gerakan 100-0-100, yaitu tercapainya 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi rukminto. (2007). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan masyarakat. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Adipradana, Muhamad Rio., & Rijanta (2013) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Prasarana Instalasi Pengolahan Air Limbah Di Wilayah Kartamantul. Jurnal Bumi Indonesia,1(3):183-186.

Arifin, M. (2009). Pengertian Tentang Sanitasi Lingkungan. Inspeksi Sanitasi.

Astuti, C.A. (2017). Analisis Korelasi Untuk Mengetahui Keeratan Hubungan Antara Keaktifan Mahasiswa Dengan Hasil Belajar Akhir.

Azwar, S. (2013) Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2018. Kecamatan Tanjung Karang Barat Dalam Angka.

Budiharjo, Eko dan Djoko Sujarto. 2009. Kota Berkelanjutan. Bandung: PT Alumni Chandara, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kedokteran EGC.

D.W. N. R. (1993). Manajemen Pembangunan Prasarana Kota. Jakarta: LP3S.

Dahlan, Muhamad Sopi Yudin. (2009). Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. 2nd edn. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Depkes RI. 2003a, KepMen Kes RI Nomor 715/Menkes/SK/IV/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa Boga, Jakarta

Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

(16)

Lukita Mulat Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Pada Kelurahan Susunan Baru Kota Bandar Lampung

Volume 0 Nomor 0 -Bulan1111 -p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973 Fajarwati, A. (2008). Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Domestik Kota

Palembang. Bandung: ITB.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit Undip , 253.

H.A.R, T. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. . Jakarta: Rineka Cipta.

Hartoyo, S. (2017). Petunjuk Teknis SANIMAS IDB (Islamic Development Bank). Jakarta:

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Karya, D. J. (2017). Buku Petunjuk Teknis SANIMAS. Indonesia.

Kastiah, I. T. (2005). Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Badan Penelitian Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.

Kementrian PUPR Direktorat Jendral Cipta Karya. (2017). Petunjuk Teknis SANIMAS Reguler. Jakarta.

Kotler, P. (2004). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Prehallindo .

Masyarakat Dalam Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility ( CSR ). Jurnal Program Studi Magister Ilmu Lingkungan dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Universitas Doponogoro. Semarang

Nurbati da Bambang ( 2017 ). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Rodiana, S. (2007). Indikator Keberhasilan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK). Indikator Keberhasilan.

Salim, E. (2003). Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Universitas Padjajaran.

Sanoff, H. (2000). Community Participation Methods In Design And Planning. New York: John Wiley & Sons Ltd.

Santoso, Singgih. (2004). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Slamet, J. S. (2009). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta.

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif . Metode Penelitian .

Sulistiyani, A. T. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta:

Gava Media.

Sunarti. (2003). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Perumahan secara Kelompok. Jurnal Tata Loka.

Surotinojo, Ibrahim. 2009. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat ( SANIMAS ) Di Desa Bajo Kecamatan tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Tesis. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pasca Sarajana Uneversitas Diponogoro, Semarang Suryono, A. (2001). Partisipasi Masyarakat. Malang: Universitas Negeri Malang.

Turner, Bryan S. (ed.). Social Theory. London: Blackwell Publishing, 2009.

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Uphoff, C. a. (1977). Rural Development Participation. New York: Cornel University.

WHO. World Health Organization. 2015. Sanitation

Winarno, B. (2002). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Kebijakan Publik.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil dari penelitian ini adalah: faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur dalam pemberdayaan masyarakat (anggotanya)

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan dari faktor – faktor yang diteliti dalam mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi masyarakat terhadap program

Dengan kata lain, faktor yang paling mempengaruhi partisipasi responden pada tahap perencanaan pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Keberhasilan pembangunan di Kelurahan Penatih – Kecamatan Denpasar Timur tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif masyarakat di dalam setiap program dan kegiatan yang

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya terdiri

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya terdiri

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya terdiri

1 April 2023 © The Authors 2023 PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PENCAPAIAN PILAR PERTAMA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT STBM DI KELURAHAN PENGANTUNGAN KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA