• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "2011"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Pembelajaran dengan Teknik Probing untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI Menyelesaikan Soal Pecahan Komparatif di MI Azzuhriyah NW Kebun Erect Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah Bagaimana pembelajaran teknik probing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VI dalam menyelesaikan soal cerita pecahan pembanding di MI Azzuhriyah NW Kebun Erat tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan teknik probing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VI dalam menyelesaikan soal cerita pada pecahan pembanding di MI Azzuhriyah NW Kebun Erat tahun pelajaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengajar menggunakan teknik probing untuk meningkatkan pemecahan masalah cerita pada pecahan komparatif di kelas VI semester I MI Azzuhriyah NW Kebon Erat tahun pelajaran 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran teknik probing dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan pembanding.

Deskripsi Teori

  • Pembelajaran Teknik Probing
  • Pola Pembelajaran Teknik Probing
  • Soal Cerita Matematika
  • Penyelesaian Soal Cerita Mengenai Pecahan Perbandingan a. Pecahan Perbandingan
  • Menentukan suku-suku yang belum diketahui jika salah satu suku dan perbandingan antara suku-sukunya diketahui
  • Menentukan suku-suku yang belum diketahui jika perbandingan dan jumlah suku-suku diketahui
  • Menentukan suku-suku yang belum diketahui jika perbandingan dan selisih suku-sukunya diketahui

Masalah cerita merupakan pertanyaan yang disajikan dalam bentuk cerpen, dan cerita yang diungkapkan dapat berupa masalah kehidupan sehari-hari (Abidin). Haji menyatakan bahwa soal cerita yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam matematika dapat berupa soal cerita. Soal cerita merupakan modifikasi soal kalkulasi yang dikaitkan dengan realitas lingkungan siswa.

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara jumlah karyawan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Rasio jumlah pegawai yang bekerja pada lini pertama dan lini kedua merupakan perbandingan jumlah jam kerja yang dibutuhkan pada lini yang sama. Cara menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan perbandingan nilai dan perbandingan nilai akan dibahas dengan contoh berikut.

Sebagai perbandingan terbalik, rasio lama hari yang dibutuhkan adalah 50 : 20, kebalikan dari rasio jumlah karyawan, yaitu 10 : x.

Gambar 2.2 Daerah Pecahan  Jadi, pecahan      mempunyai arti sama dengan 3 : 8
Gambar 2.2 Daerah Pecahan Jadi, pecahan mempunyai arti sama dengan 3 : 8

Hasil Penelitian Yang Sudah berhasil

Demikian hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknik inkuiri pada siswa kelas VI SDN 2 Kelayu Jorong tahun pelajaran. Nashoihuddin, “Pembelajaran dengan teknik investigasi untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan soal cerita pada topik pecahan pembanding Kelas VI Semester I SDN 2 Kelayu Jorong Tahun Pembelajaran Skripsi, STKIHPamzanwadi, Selong 2007). Menurut Hillwayani, penelitian tidak lain adalah metode penelaahan yang dilakukan oleh seseorang melalui penyelidikan yang cermat dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan masalah tersebut.

Hal ini terlihat pada penelitian, metode yang tepat untuk meneliti suatu masalah atau objek yang muncul secara alami, perbedaan kemunculan objek penelitian di lapangan memungkinkan untuk menggunakan metode yang berbeda atau memilih metode yang berbeda. PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Setting Penelitian

Sasaran Penelitian

Rencana Tindakan

Menyusun skenario pembelajaran untuk siklus pertama yang memuat aktivitas guru dan siswa selama penelitian. Pada tahap ini, pelaksanaan semua hal yang telah direncanakan dan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada tahap ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

Dari hasil observasi dan analisis hasil belajar pada siklus I, apakah rangkaian kegiatan yang dilakukan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa atau tidak. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi dan ulangan harian. Lembar observasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif yang menghadapkan pembelajaran dengan menggunakan teknik inkuiri agar kegiatan observasi berlangsung di dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar.

Ulangan harian, data hasil belajar diperoleh dari ulangan siswa yaitu ulangan harian pada akhir siklus penelitian, ulangan harian sebanyak 5 soal untuk setiap siklus, terdiri dari soal pembandingan pecahan dan soal cerita tentang pembandingan pecahan. Sedangkan untuk soal deduktif pada Paket Pendukung Matematika VI, ulangan harian ini digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif. Selain itu, untuk kelengkapan data yang dibutuhkan digunakan instrumen ajar berupa.

Kurikulum, merupakan rangkaian pengalaman belajar siswa baik dalam mempelajari mata pelajaran maupun pengalaman hidup yang diperoleh melalui melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial di lingkungan sekolah, bekerja sama dalam kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik. Silabus menjadi acuan dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil belajar. Rencana pembelajaran, merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang direncanakan untuk mencapai sasaran tujuan pembelajaran dalam satu satuan waktu.

Gambar 3.1 Alur PTK
Gambar 3.1 Alur PTK

Untuk menganalisis data evaluasi yang diperoleh digunakan metode analisis, yaitu cara menilai dengan menyusun model jawaban dimana jawaban dianalisis dalam beberapa langkah atau elemen, dengan memberikan skor tertentu. Setelah model jawaban disusun, masing-masing jawaban anak dibandingkan dengan model jawaban dan diberi skor sesuai dengan tingkat kebenarannya. Jika P 85% maka pembelajaran dikatakan tuntas dalam kelas dan jika P 85% maka pembelajaran tidak dikategorikan tuntas.

Untuk mengumpulkan data evaluasi digunakan ulangan harian dengan 5 butir soal untuk setiap siklus yang berbentuk esai. Untuk penskoran ditetapkan skor maksimal 10 untuk setiap pertanyaan, maksimal 2 jika semua komponen diselesaikan dengan benar dan minimal 0 jika semua. Selanjutnya penskoran tiap komponen disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan jumlah komponen, skor tertinggi 0,5 dan terendah 0,1.

Untuk mengetahui kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan lembar observasi siswa dan guru yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis aktivitas guru selama proses pembelajaran di kelas. Jika hasil pada siklus ini belum optimal, maka data ini dapat digunakan untuk perbaikan metode pembelajaran pada siklus kedua dan ketiga.

Deskripsi Setting Penelitian

MI Azzuhriyah NW Kebun Erat dibangun di atas tanah seluas 1.000m2 dengan luas bangunan 750m2 berstatus milik madrasah, dengan batas-batas sebagai berikut. Mengenai ruang belajar dan lain-lain di MI Azzuhriyah NW Kebun Erect kondisinya permanen sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Sarana dan prasarana menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah, tentunya sarana dan prasarana beserta alat-alat lainnya harus diketahui untuk melengkapi uraian MI Azzuhriyah NW Kebun Erat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Dari kondisi yang tertera di atas, serta perangkat ajar lainnya telah mampu menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar di MI Azzuhriyah NW Kebun Erect. MI Azzuhriyah NW Kebun Erat memiliki 13 orang tenaga pengajar yang terdiri dari 8 laki-laki dan 5 perempuan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Data Guru MI Azzuhriyah NW. Melihat tabel di atas, sebagian besar guru MI Azzuhriyah NW Kebun Erat telah memenuhi persyaratan akademik. Jumlah siswa MI Azzuhriyah NW Kebun Erat tahun ajaran 2011/2012 tergambar pada tabel di bawah ini.

Tabel di atas menunjukkan status siswa MI Azzuhriyah NW Kebun Erat tahun ajaran 2011/2012. Sebagai sebuah lembaga yang terorganisir, struktur organisasi MIAzzuhriyah NW Kebun Erat sangat perlu diketahui. Selain itu, pada siklus pertama semua tindakan yang direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Demikian juga pada siklus I dan II dilaksanakan semua tindakan yang telah direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya Proses belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini merupakan perencanaan terakhir, dalam siklus ini juga diikuti dengan kegiatan observasi dan kegiatan refleksi.

Tabel 4.1 Keadaan Gedung MI Azzuhriyah NW    Kebun Erat TP.2011/2012
Tabel 4.1 Keadaan Gedung MI Azzuhriyah NW Kebun Erat TP.2011/2012

Pembahasan

Karena hasil penelitian selama tiga siklus menunjukkan kemampuan siswa meningkat dalam menyelesaikan soal cerita, dengan teknik investigasi yang diterapkan pada materi perbandingan pecahan. Sedangkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan teknik inkuiri terlihat dari hasil observasi guru yang melaksanakan pembelajaran saat mengajukan pertanyaan yang dapat membantu siswa mengidentifikasi tujuan dari pertanyaan yang diberikan, membimbing memantau, membimbing dan membantu siswa. yang mengalami kesulitan belajar. Pada analisis data pada siklus II, setelah dilakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus I terlihat adanya perubahan.

Kemudian pada siklus ini siswa yang berani mengemukakan pendapat dalam menjawab atau menanggapi jawaban temannya menurun dari 70% menjadi 50% karena teknik yang digunakan berbeda dengan siklus I. Pada siklus I karena tidak ada yang berani maju ke depan maka guru membantu siswa menyelesaikan papan tulis. , sehingga pada saat diberikan pertanyaan siswa menjawab secara klasikal dan ternyata 70%. Kemudian pada siklus II ada siswa yang berani maju ke depan, maka jawaban diberikan kepada siswa klasikal dan yang menjawab individual, sehingga ternyata hanya 50% siswa yang berani mengemukakan pendapat berbicara.

Sementara itu, dilihat dari rangkuman pengamatan guru di atas, guru melaksanakan pembelajaran dengan teknik inkuiri sesuai dengan tahapan dalam pembelajaran teknik inkuiri. Kemudian hasil analisis siklus III setelah dilakukan perbaikan pada siklus II menunjukkan bahwa peningkatan keaktifan siswa pada kategori aktif ditunjukkan dengan motivasi dan semangat siswa dalam belajar. Selanjutnya terjadi penurunan jumlah siswa yang menjawab secara acak dan memberikan jawaban, hal ini disebabkan pada teknik yang digunakan pada siklus tiga, siswa yang menjawab diberi tugas secara individual.

Dalam hal ini, prestasi siswa pada siklus III ini juga mengalami peningkatan dari 80% klasikal menjadi 90% klasikal. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari cukup aktif menjadi aktif dan aktif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari 70% dengan rata-rata 71,4 pada Siklus I dan 80% dengan rata-rata 82,7 pada Siklus II, meningkat pada siklus III menjadi 90 % klasik dengan rata-rata rata-rata 83,1 menunjukkan bahwa teknik probing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan soal cerita. Dengan demikian, penerapan pembelajaran dengan teknik probing sangat cocok karena dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian soal cerita pada materi pecahan perbandingan kelas VI MI Azzuhriyah NW Kebun Erect.

Tabel 4. 9  Ringkasan Observasi Guru
Tabel 4. 9 Ringkasan Observasi Guru

Simpulan

Dengan menerapkan teknik tes pembelajaran, aktivitas belajar siswa juga dapat ditingkatkan, sehingga berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan pembanding. Indikator peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dengan meningkatnya rata-rata aktivitas belajar dari 0,6 pada siklus I menjadi 0,76 pada siklus II dan pada siklus III menjadi 0,8 atau dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori aktif pada siklus II. dan III.

Saran – Saran

Gambar

Gambar 2.2 Daerah Pecahan  Jadi, pecahan      mempunyai arti sama dengan 3 : 8
Gambar 3.1 Alur PTK
Tabel 4.1 Keadaan Gedung MI Azzuhriyah NW    Kebun Erat TP.2011/2012
Tabel 4.2 Keadaan Sarana dan Prasarana MI Azzuhriyah NW   Kebun Erat Tahun Pelajaran 2011/2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data Aktivitas Guru dan Siswa Data hasil pengamatan atau ratta-rata hasil observasi guru dari 2 pengamat pada siklus I, dapat deskripsikan taraf keberhasilan aktivitas guru termasuk