PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, guru memerlukan gambaran yang utuh dan lengkap mengenai kegiatan belajar mengajar. Salah satu ilmu yang harus dimiliki guru adalah strategi belajar mengajar, yaitu rangkuman tindakan untuk mencapai tujuan yang telah diuraikan. Dalam strategi belajar mengajar salah satunya adalah dengan memilih sistem belajar mengajar yang didalamnya terdapat model pembelajaran “Inkuiri”.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menganut prinsip bahwa pengetahuan dicari dalam diri siswa untuk diperoleh dari proses penemuan, yang tidak diberikan oleh guru atau siswa, menghafal fakta sehingga pengetahuan tersebut diperoleh siswa dari proses. penemuan dan maknanya akan bertahan lebih lama dan bahkan tetap tersimpan dalam ingatan siswa. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, penulis akan mengeksplorasi lebih jauh penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, untuk digunakan sebagai cara menjalankan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi siswa dalam memahami mata pelajaran. Model juga berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan bahan ajar ketika guru menyampaikan bahan pelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul 44 Perbandingan Model Inkuiri dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar IPA (Organ Tubuh Manusia dan Hewan) Pada Siswa Kelas V SD Inpres Katangka 1 Kec.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru kelas V SD Samata sebagai teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran IPA. Diharapkan guru dapat menjadi pemandu kegiatan tindak lanjut, memiliki keterampilan mengajar dan mengubah berbagai model pembelajaran khususnya Pembelajaran Inkuiri. Bagi sekolah diharapkan menjadi acuan dalam menentukan kebijakan dalam pembelajaran dengan memperhatikan kinerja guru yang perlu lebih kreatif dalam mengajar.
Profil Sekolah
- Nama dan Lokasi Sekolah
- Pengertian IPA
Jumlah guru yang bekerja pada bagian tata usaha SD INPRES KATANGKA 1 berjumlah 1 orang. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku individu yang dilihat secara relatif sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Hasil pembelajaran IPA tentunya harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA yang termasuk dalam kurikulum pendidikan tingkat satu (KTSP) di sekolah dengan tidak melupakan hakikat IPA itu sendiri. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran menggambarkan hasil belajar yang seharusnya dimiliki siswa dan bagaimana siswa mencapai hasil belajar tersebut. Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa hasil pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut.
Hasil belajar SD 1FA merupakan seluruh perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa pada ranah IPA akibat mengikuti proses pembelajaran IPA. Hasil belajar dapat dimasukkan dalam hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diselenggarakan setelah selesai suatu program pembelajaran. Hal ini sesuai dengan dimensi hasil belajar yang terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah).
Konsep IPA Kelas V SD INPRES KATANGKA 1 Kec. Somba Opu Kab
- Alat Pernapasan pada Manusia
- Alat Pernapasan pada Hewan
- Gangguan Pada Alat Pernapasan Manusia a. Pencemaran udara
Alat pernafasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, dasar faring, trakea (trakea) dan paru-paru. Laring terbagi menjadi dua, satu menuju ke paru-paru kanan dan yang lainnya ke paru-paru kiri. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru, sedangkan sebagian besar spesies ikan bernapas dengan insang.
Saat burung tidak sedang terbang, mereka bernapas dengan cara menghirup udara melalui hidung, tenggorokan, paru-paru, dan kantung udara. Saat terbang, burung bernapas dengan cara mengedarkan udara di kantung udaranya melalui gerakan sayapnya. Pergerakan kedua sayap menyebabkan kantung udara mengembang dan berkontraksi sehingga memungkinkan udara masuk ke paru-paru.
Hakikat Model Inquiry dan Model Pembelajaran Langsung a. Pengertian Inquiry
- Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Dengan demikian pembelajaran langsung dapat diartikan sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan terstruktur oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi beberapa ciri model pembelajaran langsung: (1) transformasi dan keterampilan langsung; 2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran terstruktur; (4) lingkungan belajar yang terstruktur; dan (5) disusun oleh guru. Sebagaimana dikemukakan di atas, salah satu ciri model pembelajaran langsung adalah adanya tahapan atau sintaksis.
Sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil adalah sebagai berikut; orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik terbimbing, dan praktik mandiri. Berdasarkan uraian di atas, maka model pembelajaran langsung lebih mengutamakan pendekatan deduktif, dengan fokus pada proses pembelajaran konsep dan keterampilan motorik. Jika model pembelajaran langsung diterapkan secara efektif maka akan memberikan nilai tambah antara lain.
Beberapa situasi yang menjadikan model pembelajaran langsung cocok digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Pada model pembelajaran langsung, guru mengontrol isi materi dan urutan informasi yang diterima siswa agar dapat menguasainya. Model pembelajaran langsung yang menekankan pada mendengarkan (misalnya ceramah) dan observasi (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara tersebut.
Model pembelajaran langsung (khususnya demonstrasi) dapat memberikan tantangan kepada siswa untuk memikirkan kesenjangan yang ada antara teori (apa yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang dilihatnya). Siswa yang tidak dapat mengarahkan dirinya sendiri tetap dapat berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Model pembelajaran langsung mengandalkan kemampuan reflektif guru sehingga guru dapat terus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Komunikator yang buruk cenderung menjadi pembelajar yang buruk, dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menunjukkan banyak perilaku komunikasi yang positif. Jika model pembelajaran langsung terlalu sering digunakan, siswa akan percaya bahwa guru akan memberitahukan segala sesuatu yang perlu mereka ketahui. Karena model pembelajaran tatap muka banyak melibatkan komunikasi satu arah, guru sulit mendapatkan umpan balik terhadap pemahaman siswa.
Kerangka Pikir
Kedua kelas diberikan tes hasil belajar (post-test) untuk mengetahui hasil belajar sains dengan menggunakan model inkuiri dan model pembelajaran langsung. HE : Rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas V yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung adalah sama. HI : Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas V yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung.
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian eksperimen, yaitu suatu metode penelitian yang menemukan pengaruh suatu perlakuan tertentu terhadap perlakuan lain dalam kondisi terkendali. Penelitian ini melibatkan 2 kelompok, yaitu satu kelompok sebagai kelompok eksperimen (uji coba) dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol (perbandingan). Kelompok eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol diajar menggunakan model pembelajaran langsung.
Waktu dan Tempat
Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian dan perlakuan
Kelompok pertama disebut kelompok eksperimen dan mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri. Kelompok kedua disebut kelompok kontrol dan mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak (R) atau kelompok yang mendapat perlakuan yaitu kelas VA dan VB.
Definisi Operasional Variabel
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Metode cluster random sampling digunakan sebagai pengambilan sampel dalam penelitian ini, metode ini digunakan karena di SD Inpres Kecamatan Katangka 1. Gowa pada kelas V terdiri dari dua kelas, oleh karena itu peneliti memilih metode purposive random cluster sampling, yang sangat cocok untuk digunakan. contoh. Tetapkan secara acak salah satu dari 2 kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelas lainnya sebagai kelompok kontrol.
Siswa yang terlibat dari kedua kelas tersebut merupakan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
Bagilah setiap siswa yang menjadi peneliti menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol diajar menggunakan model pembelajaran langsung.
Teknik Analisis Data
- Hasil Belajar model pembelajaran Inquiry
- Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar IPA melalui perbandingan model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran langsung pada siswa kelas V SD Inpres Katangka 1 Kec. Yang dianalisis adalah hasil belajar perbandingan model pembelajaran Inkuiri dan perbandingan model pembelajaran langsung. Pada perbandingan model pembelajaran Inkuiri ini dilakukan tes hasil belajar IPA dalam bentuk esai, Tes hasil belajar dilakukan setelah memaparkan beberapa pokok bahasan.
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA pada akhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah skor ideal yaitu 100. Di Kabupaten Gowa terdapat 2 siswa (10%) yang berada pada kategori sangat rendah , 6 siswa (30%) berada pada kategori rendah, 8 siswa (40%) berada pada kategori sedang, 2 siswa (10%) berada pada kategori tinggi, dan 2 siswa (10%) berada pada kategori sangat tinggi. kategori Berdasarkan data penelitian yang tercantum pada lampiran, persentase ketuntasan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Inkuiri siswa kelas V SD Inpres Katangka 1 kec. Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD Katangka 1 kec.
Setelah pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri di Gowa, terdapat 5 siswa (25%) yang hasil belajarnya belum tuntas dan 15 siswa (75%) yang sudah tuntas pembelajarannya. 2. Hasil belajar dari model pembelajaran langsung. Pada perbandingan model pembelajaran langsung ini dilakukan tes hasil belajar IPA melalui model pembelajaran langsung. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VB SD Inpres Katangka 1 Kec.
Berdasarkan data penelitian yang tercantum pada lampiran, persentase ketuntasan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran langsung siswa kelas VB di SD Inpres Katangka 1 Kec. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas 11*A di kelas IVB SD Inpres Katangka 1 Kec. Hai : Rerata hasil belajar IPA siswa kelas V yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran langsung adalah sama.
Ho : terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas V yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung pi = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen.
Pembahasan Penelitian
PENUTUP
SARAN-SARAN
- Standar Kompetensi
- Tujuan Pembelajaran
- Materi Pokok Pembelajaran
- Metode dan Model Pembelajaran
- Alat dan Sumber Belajar KTSP SD/MI (Depdiknas. 2006)
- Langkah -langkah Pembelajaran
- Penilaian
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung, hendaknya guru menguasai metode pengajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi sesuai dengan metode pengajaran yang baik. Selama proses pembelajaran, siswa mengembangkan rasa ingin tahu tentang fungsi pernafasan, juga pada manusia dan hewan. Saya menyebabkan gangguan pada alat pernapasan manusia karena kehidupan yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak bersih.
Halo : Rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas V yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung adalah sama. Nilai t/ntuHu * tioM* maka H„ ditolak dan /7/diterima Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA kelas V SI) Pendidikan Presiden Katangka I Kcc.