• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi SULISTIAWATI - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi SULISTIAWATI - Raden Intan Repository"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas III MI YPI Umbul Bandung tahun pelajaran 2018/2019. Seluruh jajaran guru, seluruh staf dan pendidik serta siswa – siswi MI.YPI Umbul Bandung.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Guru mengajar dengan sistem konvensional yang bercirikan pengajaran dengan metode ceramah, sehingga peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk mengajarkan moral keyakinan.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Hipotesis Tindakan

Matching (membuat berpasangan) dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa Kelas III MI YPI Umbul Bandung Desa Tanjung Ratu Kec.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Model Pembelajaran Coopertive Learning Tipe Make A Match 1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning

  • Tujuan Pembelajaran Kooperatif
  • Teori Cooperative Learning
  • Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
  • Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
  • Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif
  • Kelemahan, diantaranya
  • Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
  • Model Evaluasi Cooperative Learning
  • Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif Macam-macam model pembelajaran kooperatif adalah
  • Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
  • Pengertian Teknik Make a Match (mencari pasangan)
  • Langkah-langkah Teknik Make a Match
  • Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Make a Match
  • Pengertian Hasil Belajar
  • Indikator Keberhasilan
  • Penilaian Keberhasilan
  • Tingkat Keberhasilan
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
  • Fungsi Akidah Akhlak
  • Ruang lingkup Akidah Akhlak
  • Akidah Akhlak di MI bertujuan untuk
  • Karakteristik Akidah Akhlak
  • Model Pembelajaran Kooperativ Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhla di Mi
  • Penelitian Yang Relevan
  • Subyek penelitian

Ada lima unsur model pembelajaran kolaboratif yang harus dilaksanakan untuk mencapai hasil yang maksimal, yaitu: 7. A). Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang sangat menyenangkan yang digunakan untuk mengulas kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya. Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang sangat menyenangkan yang digunakan untuk mengulas kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya.

Hasil penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a fit dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Jurnal penelitian Iis Daniati Fatimah, mahasiswa Universitas Negeri Malang berjudul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap motivasi belajar anak di SDN Krajingan Jember. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk mengembangkan motivasi belajar pada anak.

Sedangkan penelitian ini akan fokus pada penerapan model pembelajaran kooperatif make a match yang sesuai dengan langkah-langkah yang benar untuk mengembangkan motivasi belajar anak. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe variatif dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dan setiap siklus mempunyai empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi inti yang akan ditanamkan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi kelas khususnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Guru melaksanakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match berdasarkan rencana pembelajaran reflektif pada siklus I. Peneliti (guru atau kolaborator) melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match. Peneliti melakukan refleksi pelaksanaan siklus II dan menganalisis serta menarik kesimpulan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Pendidikan Agama Islam kelas III MI YPI Umbul Bnadung Desa Tajung Ratu Kec .

Metode Pengumpulan Data

Dari hasil observasi tersebut maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada siswa akan dijadikan objek yang akan penulis amati dengan jelas, untuk selanjutnya dijadikan data empiris dari lapangan untuk dianalisis. Metode observasi yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah dengan mengamati dan mencatat gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran make a match dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi atau penjelasan.

Wawancara ditujukan kepada guru PAI dan siswa kelas III MI YPI Umbul Bandung, yang dapat memberikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan peneliti mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif “Make a Match” (berpasangan) dalam Pendidikan Agama Islam. pelajaran. Tes hasil belajar adalah “tes yang digunakan untuk mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan dengan sengaja yang berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai”. Instrumen ini digunakan peneliti untuk mengukur sisa hasil belajar yaitu melalui pretest dan posttest kaitannya dengan mata pelajaran yang dipelajari siswa dengan standar prestasi belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Agama Islam. Mata pelajaran pendidikan.

Tehnik Analisis Data

Data kualitatif merupakan ungkapan yang mewakili proses dan hasil belajar siswa (senang atau tidak puas, puas atau tidak puas). Reduksi data merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan dengan cara memilih, memfokuskan dan mengabstraksi data mentah menjadi data yang bermakna. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang paling penting, memusatkan perhatian pada hal yang penting.

Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data lebih lanjut serta memudahkan peneliti menarik kesimpulan yang dapat dijelaskan. Tahap kesimpulan adalah kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap data hasil interpretasi. Temuan tersebut dapat berupa uraian atau gambaran suatu objek yang sebelumnya tidak jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Indikator Keberhasilan

Indikator kualitatif, meliputi tingkat semangat belajar siswa ketika mengikuti proses pembelajaran peneliti dan sikap siswa terhadap model pembelajaran yang dikembangkan peneliti. Berdasarkan kedua indikator tersebut, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil dan bermutu apabila seluruh atau paling sedikit sebagian besar (75%) siswa terlibat aktif baik secara fisik, mental, dan sosial dalam proses pembelajaran.

Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku pasif pada seluruh siswa atau paling sedikit sebagian besar (75%). Indikator tersebut dapat dilakukan dengan melihat data hasil observasi lapangan (data pada saat proses pembelajaran), sehingga apabila hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat atau pengamat peneliti dan siswa pada tingkat efisiensi pembelajaran mencapai lebih dari 75%, maka pembelajaran yang dilakukan dikatakan berhasil. . Apabila hasil tes siswa mencapai ketuntasan maksimal 100% atau paling sedikit 75% dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 atau tepat pada KKM yang ditentukan, maka pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan peneliti telah berhasil.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian 1. Subjek Penelitian

  • K.H Ahmad Sudarsono Sekretaris
  • Visi dan Misi

Visi MI YPI Umbul Bandung Kecamatan Raja Ratu Kabupaten Lampung Selatan adalah unggul dalam mutu, berlandaskan iman dan takwa. Kondisi sarana dan prasarana MI Nurul Islam 1 Way Huwi Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

Tabel 2. Nama-nama pendiri YPI Umbul Bandung
Tabel 2. Nama-nama pendiri YPI Umbul Bandung

Paparan Data Pra-Tindakan

  • Tahap perencanaan
  • Tahap pelaksanaan tindakan
  • Tahap pengamatan tindakan
  • Tahap Observasi
  • Tahap Refleksi
  • Tahap Perencanaan
  • Tahap Pelaksanaan Tindakan
  • Tahap Pengamatan Tindakan
  • Tahap Refleksi

Kemudian peneliti memberikan kartu tanya jawab secara acak kepada setiap siswa. Hasil observasi aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan rumus: 1. Kegiatan berdiskusi atau mencari pasangan kartu kurang lancar karena masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.

Hal ini dibuktikan dengan persentase ketuntasan belajar siswa dari 0% (pre-test) dengan skor rata-rata 60,86 menjadi 64,13 (post-test 1) dengan skor rata-rata 67,8. Berdasarkan hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match pada siklus II siswa sudah mengenal kelompok yang heterogen.

Tabel 5 Data Hasil Pre test
Tabel 5 Data Hasil Pre test

Temuan penelitian

Aktivitas peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan tingkat keberhasilan yang sangat baik, sedangkan pada hasil pengamatan peneliti tingkat keberhasilannya sebesar 86% dan 88%. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A match siswa merasa sangat senang karena diajak bekerja sama dalam kelompok. Siswa menjadi aktif ketika belajar kelompok dan merasa tidak puas serta bosan ketika belajar.

Tipe pembelajaran kooperatif Make a match, hendaknya dijadikan alternatif model pembelajaran dalam proses kegiatan pembelajaran.

Pembahasan Hasil Penelitian

ANALISIS DATA

  • Peningkatan partisipasi peserta didik dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Make a match Pada Mata Pelajaran
  • Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a match Pada Mata Pelajaran Akidah akhlak Pokok Bahasan Nama Malaikat dan
  • Peningkatan hasil Belajar Peserta Didik Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a match Pada Mata Pelajaran

Dengan tingkat ketuntasan sebesar 24%, meningkat sebesar 55,17% dari hasil post-test siklus I dengan jumlah peserta didik yang diuji sebanyak 29 orang, yang lulus 16 orang dan gagal 13 orang. Meningkat lagi pada siklus II setelah ulangan dengan persentase 86,20% dengan jumlah siswa yang diujikan sebanyak 29 orang, yang lulus 25 orang dan yang gagal 4 orang. Hal ini terbukti dari hasil pre-test, dari 29 siswa yang mengikuti tes, tidak ada satupun yang lulus.

Dengan persentase ketuntasan sebesar 24,13%, meningkat sebesar 55,17% dari hasil post-test siklus I dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 29 orang, yang tuntas sebanyak 16 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang. Hal ini meningkat lagi pada post-test siklus II dengan persentase 86,20% dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 29 orang, yang lulus 25 orang dan yang gagal 4 orang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Islam materi Nama-nama Malaikat dan Tugasnya.

Tabel 9 Peningkatan Rata-Rata Nilai Tes Akhir Peserta Didik
Tabel 9 Peningkatan Rata-Rata Nilai Tes Akhir Peserta Didik

PENUTUP

Saran

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Praktik Pengembangan Profesi Guru Profesional, Jakarta: Bumi Aksara Martinis.

Skor penilaian Jawaban benar (a) = 10

  • DALIL NAQLI IMAN KEPADA MALAIKAT
  • Bagaimana kondisi kelas III ketika proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran Akidah Akhlak?
  • Dalam pembelajaran Akidah Akhlak, pernahkah bapak/ ibu
  • Bagaimana kondisi siswa saat proses pambelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match?
  • Bagaimana hasil belajar siswa kelas III untuk mata pelajaran Akidah Akhlak?
  • Berapa nilai rata–rata siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak?

Beriman kepada Malaikat itu sendiri bermakna kita harus beriman dengan sepenuh hati dan yakin bahawa Malaikat diciptakan daripada cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas tersebut sebagaimana yang diperintahkanNya. Sebagai rukun iman yang kedua, kepercayaan kepada malaikat mempunyai asas (bukti) dalam menjatuhkan hukum. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya dan kitab yang Allah turunkan sebelumnya.

Terbentuknya jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa, karena keimanan kepada Allah dan keimanan kepada malaikat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai seorang muslim yang beriman kepada malaikat, seseorang akan memperlihatkan tingkah laku tertentu yang menunjukkan rasa keimanannya. 6 Anak dapat percaya diri (dalam menemukan pasangan kartu) 7 Anak dapat percaya diri (dalam menjawab pertanyaan guru) 8 Anak dapat mengerjakan tugas sendiri. carilah pasangan kartu) 9 Anak tidak menangis (padahal tidak.

Hasil wawancara dengan guru kelas

P : “Biasanya ketika menjelaskan mata pelajaran Akidah Akhlak, media apa yang digunakan? Pernahkah anda mendengar atau menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak di kelas. G : “The Make A Model pencocokan sudah mendengarnya dan mengetahui penerapan model tersebut, namun jika menggunakan model tersebut dalam proses pembelajaran di kelas, Anda belum pernah menggunakannya.” Q: “Kenapa Bu?” Model manakah yang biasa anda gunakan ketika menjelaskan materi dan memberikannya kepada siswa?

G : “Karena kalau mau proses pembelajarannya terlalu rumit, biasanya saya menggunakan metode ceramah ketika saya menjelaskan materi kepada siswa dan untuk mendorong siswa agar mau memperhatikan materi saya dengan bantuan media gambar.” G : “Untuk hasil belajar Aqidah Akhlak di kelas III masih ada beberapa anak yang nilainya dibawah rata-rata”. G : “Nilai KKM mata pelajaran Akidah Akhlak adalah 75 dan juga sama dengan KKM mata pelajaran lainnya.”

  • Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi nama-nama malaikat dan tugasnya?
  • Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match?
  • Bagaimana pendapat kamu jika guru melakukan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match?
  • Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match?
  • Apakah yang membuat kamu senang ketika diajar dengan model pembelajaran Make A Match?
  • Hasil wawancara dengan siswa
  • Trus untuk siswa tadi yang sulit untuk mata pelajaran Akidah Akhlak itu kenapa ?
  • Trus biasanya waktu pembelajaran sehari-hari mata pelajaran Akidah Akhlak menggunakan media atau praktek gitu g’?
  • Biasanya sih iya bu, biasanya pakai media gambar ditempelkan didepanatau g’ membuat kerajinan tangan
  • Ada bu
  • Coba apa hambatanya menggunakan pembelajaran Make A Match tadi?
  • Itu bu, waktu pertama–pertama saya agak bingung, tapi waktu dilakukan berulang-ulang saya sudah paham
  • Karena bisa berlari-lari mencari jawaban dan santai
  • Bisa main-main sekaligus belajar. Pokoknya seru karena seperti perlombaan

Bagaimana menurut anda jika seorang guru mengajarkan Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran Make A Match. C : “Mudah kalau ada gambarnya, kamu bisa mengingatnya, tapi sulit kalau di buku tidak ada gambarnya.

MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MADRASAH IBTIDAIYAH

SEMESTER 1

Beriman kepada Malaikat-Malaikat Allah

  • Mengenal malaikat-malaikat Allah

Gambar

Tabel 2. Nama-nama pendiri YPI Umbul Bandung
Tabel 3. Susunan Kepengurusan Yayasan Pesantren Islam Lampung
Tabel 5 Data Hasil Pre test
Tabel 6 Data Hasil Post Test Siklus 1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Based on the results of interviews with informants obtained several factors that influence women's decisions to work as farm laborers, these factors are broadly divided into two