• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR KERJA SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LEMBAR KERJA SISWA "

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Oleh Humairi NIM. 1501030286

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2019

(2)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Humairi NIM. 1501030286

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2019

(3)

ii

(4)

iii

(5)

v

(6)

vi MOTTO

“HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JADIKANLAH SABAR DAN SHALATMU SEBAGAI PENOLONGMU, SESUNGGUHNYA

ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR”

(QS AL-BAQARAH : 153)

“BARANG SIAPA MENEMPUH JALAN UNTUK MENCARI ILMU, MAKA ALLAH MEMUDAHKANYA MENDAPAT JALAN KE

SURGA”

(HR MUSLIM)

(7)

vii

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini sya persembahkan untuk Keluargaku Tercinta Ayahandaku Hafifi dan Ibundaku Mardiani, dan adik-adikku tersayang serta teman-

teman kelas A Math 2015 yang saya cintai. Terimakasih untuk curahan kasih sayang, cinta, do’a, dorongan, semangat dan pengorbanan yang

tiada tara. Semoga Allah SWT membalas semua pengorbanan kalian semua dengan keridhoan-nya. Amin”

Tak Lupa juga Skripsi ini Ku persembahkan untuk Almamater kutercinta, almamater UIN Mataram.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang setia mengikuti sunnah-sunnahnya.

Keberhasilan penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik do’a, tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Lalu Sucipto, M.Pd, Selaku pembimbing I serta Bapak Susilahuddin Putrawangsa, M.Sc. Selaku pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan dan pengarahan selama penyusunan proposal skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Pd selaku ketua jurusan Program Studi Tadris Matematika.

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.

4. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Matematika atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.

6. Kepala sekolah MTs Ittihadul Bayan Kec. Sekotong beserta semua staff dan tenaga kependidikan yang telah memberikan bantuan informasi.

(9)

ix

7. Seluruh keluarga, terima kasih atas do’a dan dukungan serta pengorbanan dalam mendidik selama ini.

8. Rekan-rekan yang telah memberikan masukan yang berarti sehingga penulisan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga segala bantuan yang diberikan yan tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT. Dan terhitung sebagai amal ibadah. Aamiin Layaknya seorang pemula, penulis dengan sepenuh hati menyadari bahwa dalam menyusun proposal skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang termuat di dalamnya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan.

Mataram, 2019

Penulis,

Humairi

NIM: 1501030286

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 5

1. Rumusan Masalah ... 5

2. Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

D. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

2. Numbered Head Together (NHT) ... 12

3. Belajar ... 17

4. Hasil Belajar ... 18

(11)

xi

B. Kajian Study Terdahulu ... 20

C. Kerangka Berfikir ... 24

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 28

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Desain Penelitian ... 29

F. Intrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 30

1. Rancangan Pembelajaran ... 30

2. Tes ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 34

1. Tes ... 34

2. Pengamatan Rancangan Pembelajaran ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

1. Uji Normalitas ... 35

2. Uji Homogenitas ... 35

3. Pengujian Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Pra Eksperimen ... 38

2. Eksperimen ... 42

3. Data Hasil Eksperimen ... 51

4. Uji Hipotesis ... 53

a. Uji Normalitas ... 53

b. Uji Homogenitas ... 60

c. Uji Hipotesis ... 61

d. Kesimpulan ... 62

(12)

xii

B. Pembahasan ... 63 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68 LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Observasi (Kelas Eksperimen & kontrol)

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen &

kontrol

Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (Kelas Eksperimen)

Lampiran 4 : Hasil Cheklist Keterlaksanaanya Pembelajaran (Kelas Eksperimen & kontrol)

Lampiran 5 : Kisi-kisi Instrumen Soal Postest Lampiran 6 : Soal Pretest Dan Postest

Lampiran 7 : Hasil Pretest Dan Postest Belajar Siswa Lampiran 8 : Uji Normalitas dan Homogenitas Soal Pretest Lampiran 9 : Validitas Ahli Instrumen Tes

Lampiran 10 : Kartu Konsul

Lampiran 11 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Kelas Eksperimen &

Kontrol)

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) 3

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes 33

Tabel 4.1 Komentar/Saran Validator Mengenai

RPP 39

Tabel 4.2 Komentar/Saran Validator Mengenai

LKS 39

Tabel 4.3 Komentar/Saran Validator Mengenai

Soal Tes 40

Tabel 4.4 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 40 Tabel 4.5 Nilai Pretest Kelas Kontrol 41 Tabel 4.6 Nilai Posttest Kelas Eksperimen 51 Tabel 4.7 Nilai Posttest Kelas Kontrol 52 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Postest Kelas

Eksperimen 54

Tabel 4.9 Penolong Uji Normalitas Postest Kelas

Eksperimen 56

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Postest Kelas

Kontrol 57

Tabel 4.11 Penolong Uji Normalitas Postest Kelas

Kontrol 60

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Nama Tabel Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir 25

Gambar 3.1 Variabel Penelitian 28

Gambar 3.2 Desian Penelitian 29

(15)

xv

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs ITTIHADUL BAYAN SEKOTONG TAHUN AJARAN

2018/2019

Pembimbing I : Lalu Sucipto, M.Pd Pembimbing II : Susilahuddin PW, M.Sc

Oleh : Humairi Nim : 150.103.0286

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi Perbandingan studi kasus di MTs Ittihadul Bayan Sekotong tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen dengan desain penelitian Quasi Eksperimen dengan jenis Non- equivalent control group desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Ittihadul Bayan Sekotong. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa sampel yang dipilih tersebut memiliki kemampuan sama. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIa sebagai kelas kontrol dan kelas VIIb sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil analisis data pretest atau tes kemampuan awal siswa diperoleh rata-rata kelas eksperimen 39,52 dan kelas kontrol 38,08.

Sedangkan hasil postest didapatkan nilai rata-rata eksperimen 78,16 dan kelas kontrol 70,56. Untuk mengetahui terdapat pengaruh model pembelajaran NHT peneliti melakukan analisis data menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data pada hasil belajar siswa diperoleh thitung=2,16 dan ttabel=2,01. Didapatkan thitung > ttabel pada taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Ittihadul Bayan Sekotong tahun ajaran 2018/2019.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), Hasil Belajar Matematika Siswa.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa depan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai dalam dunia pendidikan dan dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari adalah matematika. Walaupun tidak semua permasalahan-permasalahan itu termasuk permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan penting dalam menjawab permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.1

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia yaitu cara menggunakan informasi, menggunakan tentang bentuk dan ukuran, menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Dengan demikian melalui pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pemecahan masalah, serta dapat memajukan daya pikir manusia.2 Hal ini sejalan dengan pendapat Cokroft yang menyatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:

1 Dyahsih Alin Sholihah dan Ali Mahmudi, “Keefektifan Experimental Learning Pembelajaran Matematika, JRPM, Vol. 2, No. 2, November 2015, hlm. 176.

2Dian Rini Agustina dan Hera Deswita dan Annajmi, “Pengaruh Model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal UPP, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, hlm. 2.

(17)

1. Selalu digunakan dalam segi kehidupan

2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai 3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas

4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara

5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan

6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.3

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan di MTs Ittihadul Bayan Sekotong, bahwa dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan memberi tugas sebagai pembelajaran konvensionalnya. Guru juga cenderung cepat dalam menerangkan pembelajaran sehingga siswa yang kurang mengerti terabaikan.

Selain itu terlihat dari siswa yaitu tidak adanya interaksi antara siswa dengan siswa mengenai materi pelajaran dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan penjelasan guru.

Keadaan seperti itu membuat siswa lebih tertarik untuk bermain-main dengan temanya dan mencoret-coret buku.

Selain itu, Guru mata pelajaran matematika atas nama Ibu Arfahmi S.Pd juga mengatakan bahwa nilai hasil belajar matematika siswa masih sangat rendah, hal ini dapat diketahui dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) Tahun 2018/2019 siswa kelas VII MTs Ittihadul Bayan.4

3 Hayatun Nufus, Rezi Ariawan, Erdawati Nurdin dan Hasanuddin, “Pengaruh Model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Al-Khwarizmi, Vol. 4, No. 1, Maret 2016, hlm. 30.

4Observasi, MTs Ittihadul Bayan , 15 Februari 2019, Pukul 09.00 10.30 WITA

(18)

3

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) Tahun 2018/2019

No Nilai KKM Kelas

VIIA

Presenta se

Kelas VIIB

Present ase

1 ≥ 65 Tercapai 3 12% 3 12%

2 < 65 Tidak

Tercapai 22 88% 22 88%

Jumlah 25 100% 25 100%

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa nilai KKM sebesar 65.

Presentase siswa yang mencapai KKM untuk kelas VIIA dan VIIB yaitu sebesar 12% atau sebanyak 6 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM dari kelas VIIA dan VIIB yaitu sebesar 88% atau sebanyak 44 siswa dari 50 siswa kelas VII di MTs Ittihadul Bayan.

Melihat permasalahan di atas, untuk memperbaiki hasil belajar siswa, perlu upaya mencari inovasi pembelajaran yang progresif. Dengan menerapkan pembelajaran yang lebih memotivasi dan bisa meningkatkan aktivitas siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, memberikan kebebasan kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama namun tetap berarah dan bertanggung jawab dalam pembelajaran matematika.

Aktif dalam proses pembelajaran maksudnya adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainya. Dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut siswa tidak terbebani secara perorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi.

(19)

Dengan pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhinya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.5

Model pembelajaran kooperatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Model pembelajaran kooperatif adalah konsep belajar yang meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru.6 Ada banyak model pembelajaran kooperatif. Setiap model pembelajaran memberikan penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa.

Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dimana model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelebihan diantaranya mampu memperdalam pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran.

Menurut Muhammad Fathurrohman, Numbered Head Together merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antarsiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah

5 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan Palkem, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 10.

6Uno, B Hamzah.”Model Pembelajaran”. (Jakarta. PT BumiAksara. 2014),.hlm 2

(20)

5

untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.7

Penelitian tentang model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dilakukan oleh Ita Susanti pada pembelajaran matematika. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 2 Palembang. Berdasarkan hasil analisisnya terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan strategi Numbered Head Together dan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen 79,87 lebih besar dari kelas kontrol 72,5 dimana thitung= 2,467 > ttabel = 2,002 dengan � = 5%.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head

Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VII MTs Ittihadul Bayan Tahun Ajaran 2018/2019.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa?

7Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), hlm. 82.

(21)

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini akan dibatasai pada:

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model numbered head together

b. Media pembelajaran yang digunakan adalah media praktikum sederhana.

c. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII MTs Ittihadul Bayan

d. Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2018/2019 C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Implikasi (secara teori)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan pengaruh model

(22)

7

pembelajaran kooperatif tipe number head together terhadap hasil belajar matematika siswa.

b. Aplikasi (secara praktis)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran bagi guru dan calon guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe number head together terhadap hasil belajar matematika siswa.

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif di mana dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang, kemudian masing-masing siswa diberi nomor yang berbeda. Dalam kelompok tersebut, siswa diberi tugas untuk dikerjakan bersama-sama dan setiap anggota dalam kelompok harus saling memberi gagasan/ide serta mengetahui jawaban untuk tugas yang telah diberikan. Setelah itu, guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok, dan siswa yang dipanggil melaporkan hasil kerja kelompoknya, begitu pula nomor seterusnya. Dan yang terakhir guru dan siswa sama-sama memberi kesimpulan terkait materi yang dipelajari.

2. Hasil Belajar

Merupakan penguasaan dan perubahan tingkah laku setelah dilaksanakanya proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk nilai

(23)

atau angka. Hasil belajar siswa yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan secara kognitif atau pengetahuan siswa setelah melalui proses belajar yang ditulis dalam bentuk angka. Cara yang dilakukan untuk mengetahuinya yaitu dengan melakukan tes hasil belajar siswa dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian tentang materi yang sudah dipelajari oleh siswa sebelumnya.

(24)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Slavin dalam Muhammad Fathurrohman menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus terlibat aktif dan menjadi pusat proses pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Untuk itu, guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri, di samping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka sendiri.8

Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.9

a. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.

8 Muhammad Fathurrohman, Model…, hlm. 44.

9Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), hlm. 4.

(25)

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3) Jika dalam kelas, terdapat siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan dalam kelompoknya terdiri dari ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda pula.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.10

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan Pembelajaran Kooperatif Menurut Ibrahim dkk dalam Abiyu Mifzal model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran. Ketiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tujuan pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan yang luas terhadap orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, baik berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

3) Mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan ini penting karena banyak orang, baik anak muda maupun orang dewasa yang keterampilan sosialnya masih kurang.11

10 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta:Deepublish, 2017), hlm. 187.

11 Abiyu Mifzal, Strategi Pembelajaran Untuk Anak Kurang Berprestasi, (Jogjakarta:

Javalitera, 2012) , hlm. 38.

(26)

11

c. Alasan Perlunya Suasana Belajar Kooperatif

Suasana pembelajaran kooperatif diperlukan karena sejumlah alasan. Berikut ini adalah alasan-alasan perlunya suasana pembelajaran kooperatif menurut Munawir Yusif dkk dalam Abiyu Mifzal, dalam buku yang berjudul Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar.

1) Memudahkan anak melakukan penyusuaian social 2) Membangkitkan kegembiraan belajar murni

3) Memungkinkan anak-anak belajar tentang sikap, keterampilan, imformasi, perilaku sosial, dan pandangan hidup.

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial serta komitmen.

5) Meningkatkan keterampilan metakognitif atau memahami proses berpikirnya sendiri.

6) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris.

7) Menghindarkan anak-anak dari penderitaan akibat kesendirian.

8) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.12

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses pembelajaran yang dalam beberapa kelompok dipimpin oleh guru, dengan tujuan dapat menciptakan suasana belajar yang bisa meningkatkan keberhasilan individu melalui keberhasilan kelompoknya. Masing-masing kelompok diberi tugas dan guru menyediakan segala bahan informasi untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalahnya.

12 Ibid,…hlm. 39.

(27)

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together

Model pembelajaran kepala bernomor (numbered heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Tipe model ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membangikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, teknik ini juga bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Numbered Head Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur- struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa.

Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif dan digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran dan mengecek pemahaman siswa pada materi pembelajaran.13

Selain itu, tehnik ini juga berfungsi untuk menggali setiap pemahaman mahasiswa terhadap isi pelajaran, serta mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau

13 Muhammad Fathurrohman, Model…, hlm. 82.

(28)

13

menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.14

a. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Dikembangkan oleh Spenser Kagan teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka dan komunikasi antar siswa lainya.15

Menurut Sutarto menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together mempunyai empat langkah dalam pelaksanaanya sebagai berikut.

1) Penomoran

Siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa. Setiap anggota kelompok memiliki kemampuan akademik serta jenis kelamin yang heterogen (satu berkemampuan tinggi, dua sedang, dan satu atau dua rendah). Selanjutnya, setiap anggota kelompok diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.

2) Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

3) Berfikir bersama

14Suri Toding Lembang, “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, Jurnal KIP, Vol. 6, No. 2, Oktober 2017, hlm.

1572.

15 Darmadi, “Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa”, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 96.

(29)

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangganya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Dalam memanggil suatu nomor, guru secara acak menyebut nomor 1 sampai x (x adalah banyaknya siswa dalam kelompok).16

Sedangkan menurut Miftahul huda sebagai berikut.

1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok

2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor

3) Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakanya

4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut

5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak

6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempersentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.17

Langkah – langkah tersebut dikembangkan oleh Ibrahim dkk dalam (Muhammad Fathurrohman) menjadi enam langkah sebagai berikut.

1) Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2) Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.

Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awas (pre- test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

16 Sutarto dan Syarifuddin, Desain Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2013), hlm. 137-138.

17 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran Dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm.203.

(30)

15

3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan guru.

4) Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok guru membagikan LKS kepada setiap peserta didik sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap peserta didik berfikir bersama untuk menggambarkan dan menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada peserta didik yang ada di kelas.

6) Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.18

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti memilih langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang dikembangkan oleh Ibrahim dkk. Alasan peneliti memilih langkah-langkah menurut Ibrahim karena, lebih cocok untuk diterapkan dalam penelitian ini.

b. Kelebihan dan Kekurangan NHT

Kelebihan model kooperatif tipe NHT yaitu :

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan cara memecahkan masalah.

2) Dapat meningkatkan kerja sama diantara siswa, sebab dalam pembelajaranya, siswa ditempatkan dalam suatu kelompok untuk berdiskusi.

18 Muhammad Fathurrohman, Model…,hlm.83.

(31)

3) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa secara bersama, sebab masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas.

4) Melatih siswa untuk menyatukan pikiran, karena Numbered Heads Together mengajak siswa untuk menyatukan persepsi dalam kelompok.

5) Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain, sebab dari hasil diskusi diminta tanggapan dari kelompok lain.

Kelemahan model kooperatif tipe NHT yaitu :

1) Sulit menyatukan pikiran siswa dalam satu kelompok, karena masing-masing siswa menahankan egonya.

2) Diskusi sering kali menghabiskan waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan tidak cukup waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Numbered Head Together (NHT) Merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif di mana dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang, kemudian masing-masing siswa diberi nomor yang berbeda. Dalam kelompok tersebut, siswa diberi tugas untuk dikerjakan bersama-sama dan setiap anggota dalam kelompok harus saling memberi gagasan/ide serta mengetahui jawaban untuk tugas yang telah diberikan. Setelah itu,

(32)

17

guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok, dan siswa yang dipanggil melaporkan hasil kerja kelompoknya, begitu pula nomor seterusnya. Dan yang terakhir guru dan siswa sama-sama memberi kesimpulan terkait materi yang dipelajari.

3. Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.19 Dalam ilmu psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil latihan dari interaksinya dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan- perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.20

Menurut Roziqin dalam Nandang Kosasih belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang/individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang dapat diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalamannya dalam interaksi dengan lingkunganya. Morgan et.al mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Pendapat ini serupa dengan pendapat Cronbach yakni belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman (learning is shown by a change in behavior as results of experience). Sedangkan menurur Reber belajar merupakan

19 H.Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.61.

20 Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV. Yram Widya, 2010), hlm. 2.

(33)

suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif tetap sebagai hasil latihan yang diperkuat dengan tindakan.21

Dari beberapa pendapat ahli mengenai pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan penguasaan dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.22 Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.23

Menurut Oemar Hamalik dalam Nandang Kosasih hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku seperti, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dan tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

21 Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran..., hlm. 11.

22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), hlm. 22.

23 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2009), hlm. 5.

(34)

19

psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran.24

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses pembelajaran. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.25

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.26

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, yang dimaksud hasil belajar adalah penguasaan dan perubahan tingkah laku setelah dilaksanakanya proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka. Hasil belajar siswa yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan secara kognitif atau pengetahuan siswa setelah melalui

24Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran..., hlm. 38.

25Faridah Anum Siregar, “Pengaruh Model Kooperatif tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Unimed, Vol. 1, No. 1, Juni 2012, hlm. 35.

26 Agus Suprijono, Cooperative..., hlm. 6.

(35)

proses belajar yang ditulis dalam bentuk angka. Cara yang dilakukan untuk mengetahuinya yaitu dengan melakukan tes hasil belajar siswa dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian tentang materi yang sudah dipelajari oleh siswa sebelumnya.

B. Kajian Study Terdahulu

Kajian pustaka (literature review) adalah proses kegiatan menelaah dan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-buku atau dokumen-dokumen, mempelajari dan menilai prosedur dan hasil penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan orang lain, dan mempelajari laporan-laporan hasil observasi dan hasil survei tentang masalah yang terkait dengan topik permasalahan yang akan diteliti.27

Penelitian mengenai pengaruh model kooperatif number head together terhadap hasil belajar matematika siswa diteliti oleh :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahlussubandi dengan judul penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number head together terhadap hasil belajar PAI pada siswa kelas V SD Islam Darussalam Lingsar. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe number head together dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada hasil penelitian siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil belajar siswa berturut-turut dengan nilai rata-rata 74, dengan persentasi ketuntasan secara kalsikal 61% pada

27 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, Prosedur), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 205.

(36)

21

pertemuan pertama dan 72%. Dan siklus dua meningkat menjadi 74%

pada pertemuan pertama dan 94% pada pertemuan kedua. Yang dikategorikan tuntas secara klasikal. Sedangkan skor aktivitas guru dan siswa pada siklus I yaitu 67% pada pertemuan pertama dan 73% pada pertemuan kedua, dengan kategori cukup baik atau cukup aktif, dan siklus II mencapai 93% pada pertemuan ketiga dan 100% dan dengan kategori sangat baik.28

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Perbedaanya yaitu pada penelitian Ahlussubandi menggunkan penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini adalah eksperimen. ruang lingkup ilmu yang diteliti Ahlussubandi yaitu mata pelajaran PAI sedangkan penelitian ini mata pelajaran Matematika.

Tempat penelitian yang dilakukan Ahlussubandi di SD Islam Darussalam Lingsar, sedangkan tempat penelitian ini MTs Ittihadul Bayan Kec.

Sekotong.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kholifatul Mahfudiyah, dengan judul penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe number head together terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol Tahun Ajaran 2015/2016”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dan variabel terikatnya adalah motivasi dan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan

28 Ahlussubandi, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Siswa Kelas V SD Islam Darussalam Lingsar, (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram 2016), hlm. 16.

(37)

kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN I Sumbergempol. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakan, yaitu kelas VII G sebagai kelas kontrol dan kelas VII H sebagai kelas eksperimen.

Sampel berjumlah 74 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, angket digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk menggali dokumen sekolah dan untuk dokumentasi ketika penelitian berlangsung. Uji yang digunakan dalam analisis data adalah uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMPN

1 Sumbergempol tahun ajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dari perhitungan data diperoleh thitung= 3,866 > ttabel = 1,671 dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05. 2) Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII

SMPN 1 Sumbergempol tahun ajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dari perhitungan data diperoleh thitung = 2,555 > ttabel = 1,671 dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05.29

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Namun peneliti ini memiliki

29Kholifatul Mahfudiyah, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Tehadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Sumbergempol, (Skripsi FTK IAIN Tulangagung, 2016), hlm. 2.

(38)

23

perbedaan yaitu pada penelitian yang dilakukan Kholifatul Mahfudiyah variabel terikat yang diteliti yaitu dua variabel, motivasi dan hasil belajar sedangkan peneliti hanya satu variabel yaitu hasil belajar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampling dengan jumlah sampel 74 siswa, sedangkan peneliti menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 50 siswa. Tempat penelitian yang dilakukan Kholifatul Mahfudiyah yaitu di kelas VII SMPN 1 Sumbergempol sedangkan peneliti di MTs Ittihadul Bayyan Kec. Sekotong Nusa Tenggara Barat.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fika Dewi, dengan judul pengaruh model kooperatif tipe number head together terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SDN 1 Raman Endra T.P 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan desain eksperimen Non-Equivalent Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V, sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk mengukur efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together, dan soal tes pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan Independent Sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut berdasarkan uji hipotesis

(39)

melalui Independent Sample t-test yang menunjukan nilai sign 2-tailed=

0,017 < α = 0,05 dan thitung = 2,506 > ttabel = 2,028.30

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Namun peneliti ini memiliki perbedaan yaitu pada penelitian yang dilakukan Fika Dewi objek penelitianya kelas V SDN sedangkan peneliti memakai siswa VII MTs.

Alat pengumpul data berupa tes dan dokumentasi sedangkan alat pengumpul data yang digunakan Fika Dewi berupa angket dan tes.

Tempat penelitian yang dilakukan oleh Fika Dewi di SDN 1 Raman Endra Bandar Lampung sedangkan tempat penelitian ini akan dilakukan di MTs Ittihadul Bayyan Kec. Sekotong Nusa Tenggara Barat.

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diukur dengan hasil belajar yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Perolehan hasil belajar Matematika Kelas VII MTs Ittihadul Bayan masih belum cukup baik.

Rendahnya nilai hasil belajar Matematika siswa mencerminkan masih rendahnya kemampuan matematika siswa. Melihat betapa pentingnya pencapaian nilai hasil belajar matematika dalam pembelajaran, maka rendahnya nilai hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh guru.

30 Fika Dewi, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 1 Raman Endra,” (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, Lampung, 2016), hlm. 2.

(40)

25

Proses pembelajaran yang baik membutuhkan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered), bukan berpusat pada guru (teacher centered). Pengetahuan yang baru diperoleh siswa dikonstruksi dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak harus berasal dari guru, tetapi juga dapat diperoleh dari lingkungan. Salah satu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered) adalah model pembelajaran kooperatif, salah satunya tipe Numbered Heads Together (NHT).

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT, tahapannya dimulai dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan berbeda, bertujuan untuk saling membantu dalam memahami materi pelajaran, sehingga semua siswa dalam kelompok mencapai hasil belajar yang tinggi.

Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut diberi nomor, yang bertujuan agar setiap siswa menguasai materi sehingga siap maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya jika nomornya yang dipanggil oleh guru. Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjalin kerja sama satu sama lain. Seluruh siswa berkesempatan menyumbangkan ide-ide dan hasil pemikiran mereka, kemudian mempertimbangkan jawaban yang paling tepat untuk dipresentasikan pada tiap-tiap kelompok, kemudian guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Metode ini sangat cocok untuk melatih kerja sama dan memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses

(41)

pembelajaran, sehingga dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diharapkan ada pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Ittihadul Bayan Kec. Sekotong.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian ini adalah Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Ittihadul Bayan Sekotong.”

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) Siswa bekerja

sama dalam belajar

Siswa menguasai materi pelajaran Siswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran

Memiliki pengaruh terhadap hasil belajar

siswa

(42)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti- bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematis memasukkan perubahan-perubahan kedalam gejala-gejala alamiah dan kemudian mengamati akibat perubahan-perubahan tersebut.

Dalam melaksanakan eskperimen, peneliti memberikan perhatian besar kepada pengubahan (manipulasi) dan pengendalian (kontrol) variabel serta kepada pengamatan (observasi) dan pengukuran hasil eksperimen31.

Pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan–aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum dan prediksi.32

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karekteristik tertentu yang ditetapkan

31 Donald Ary Luchy Cheser Jacobs Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, terj. H. Arief Furchan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) cet. Ke-VI, hlm. 337.

32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 9.

(43)

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.33 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Ittihadul Bayan yang terdiri dari atas 6 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menetukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.34 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Maka sampel dalam penelitian ini dipilih dari kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Pengambilan kedua sampel ini di dasari atas pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut homogen dan materi dalam penelitian yang diambil juga merupakan materi pelajaran pada kelas VII.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 di kelas VII MTs Ittihadul Bayan yang berlokasi di Dusun Telaga Lebur, Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.

33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.80.

34 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuanttatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm.56.

(44)

29

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.35

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dependent)

Model Pembelajaran NHT Hasil Belajar

(variabel independent) (variabel dependent) Gambar 3.1 Variabel Penelitian

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model NHT.

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan desain penelitian quasi experimental. Desain ini ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.36 Dalam quasi experimental design, peneliti memilih nonequivalent control group design.

35 Sugiyono, Metode …, hlm. 38.

36Ibid., hlm. 77.

(45)

Desain ini menggunakan pretest yang berfungsi untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest digunakan untuk menguji hipotesis apakah ada pengaruh NHT terhadap hasil belajar siswa.

Gambar 3.2 Desain Penelitian

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Rencana pembelajaran Numbered Head Together

Rencana pelaksanaan pemebelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan tatap muka satu pertemuan atau lebih untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Adapun RPP dengan menggunakan pembelajaran Numbered

Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Numbered Head Together Konvensional

Posstest Posstest

Data x1 Data x2

Uji Statistik

Pretest

(46)

31

Head Together yang dibuat pada penelitian ini adalah rencana kegiatan pembelajaran untuk lima pertemuan, dua pertemuan dilakukan untuk pretest, posstest dan tiga kali pertemuan dilakukan untuk pembelajaran.

Bentuk kegiatan pembelajaran pada rencana perangkat pembelajaran Numbered Head Together adalah pendahuluan dimana guru memberitahukan materi yang akan dipelajari, memberikan motivasi dan apersepsi, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Materi yang akan dipelajari yaitu perbandingan. Dalam langkah pembelajaran guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan setiap anggota kelompok memiliki kemampuan akademik yang berbeda, selanjutnya anggota kelompok diberikan nomor kepala dari 1 sampai 5 sehingga setiap siswa memiliki nomor yang berbeda, lalu guru memberikan LKS yang akan dikerjakan oleh siswa untuk merangsang dan menggali pengetahuan siswa, siswa berfikir bersama dalam satu kelompok untuk menjalin kerjasama satu sama lain. Pada kegiatan ini guru berkeliling pada setiap kelompok, guru menjadi fasilitator, motivator, memperhatikan setiap kelompok dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang bermasalah. Kemudian guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang nomornya sama mengangkat tanganya dan mempersentasikan jawabanya untuk seluruh kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu penutup, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran dan menemukan manfaat dari

(47)

pembelajaran yang sudah dilakukan. Untuk lebih jelasnya terlampir dalam bentuk RPP.

b. Konvensional

Bentuk kegiatan pada pembelajaran konvensional yaitu menggunakan metode ceramah, dengan kegiatan pendahuluan guru memberitahukan materi, memberikan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran, memaparkan contoh soal tentang materi yang dipelajari dan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya, kemudian guru memberikan kesempatan untuk siswa mengerjakan soal latihan yang ada dipapan tulis, dan sebagai penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pelajaran.

2. Tes

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Tes adalah alat atau perosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.37 Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together. Peneliti menggunakan tes obyektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 10 item dan isian (fill in) yang berjumlah 5 soal.

37Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 66.

(48)

33

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Test KD Indikator

Pembelajaran

Level kemampuan Bentu k soal

Jumlah soal C1 C2 C3 C4,C5,C6

Menjel askan rasio dua besaran (satuan ya sama dan berbeda )

Memahami dan

menentukan perbandingan dua besaran (satuanya sama)

√ √ Piliha

n ganda

5

Menentukan perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda

√ √ Piliha

n ganda

5

Memahami dan

Menyelesaikan masalah yang terkait dengan perbandingan senilai

√ √ √ Uraia

n

5

Sebelum instrument diberikan kepada obyek penelitian, instrument di validasi terlebih dahulu kepada para ahli dibidang matematika baik dosen maupun guru matematika. Validitas para ahli merupakan validitas yang diperoleh dari beberapa orang ahli diantaranya terdiri dari dua orang yang ahli pada bidang matematika. Beberapa validator ahli tersebut akan menentukan apakah instrument soal yang dibuat layak atau tidak untuk diguakan sebagai instrument tes. Setelah soal dinyatakan valid oleh validator ahli selanjutnya soal siap di ujikan sebagai instrument tes.

(49)

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian 1. Tes

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes dalam penelitian ini adalah pretes dan posstest.

2. Pengamatan Rancangan Pembelajaran

Pengamatan yang dimaksud peneliti disini adalah pengamatan mengenai keberhasilan model pembelajaran yang telah diterapkan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengamatan ini dilakukan oleh guru atau observer lain pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) pada kelas eksperimen dan kontrol. Pengamatan ini dilakukan guru untuk menyakinkan pembaca mengenai keberhasilan model yang telah digunakan dalam kelas eksperimen dan kontrol. Pengamatan ini dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

(50)

35

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dua kelompok berdistribusi normal atau tidak.38 Uji normalitas yang digunakan adalah chi-kuadrat yang rumusnya adalah :

=

i i i

E E

O 2

2 ( )

Keterangan :

� : chi-kuadrat

�� : frekuensi yang diobservasi

�� : frekuensi yang diharapkan.

Kesimpulan :

x2hitung < x2tabel maka data berdistribusi normal.

x2hitung x2tabel maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji ini memperlihatkan bahwa data berasal dari populasi yang seragam atau sama. Pengujian homogenitas dilakukan karena kelompok sampel yang digunakan tidak berkorelasi atau berasal dari kelompok sampel yang berbeda dan diberi perlakuan yang berbeda. Adapun uji homogenitas dalam penelitian ini adalah uji varian terbesar dibanding dengan varian tekecil dengan menggunakan tabel F.39

38 Ibid, hlm. 61.

39Ibid., hlm. 64.

(51)

Fhitung =� � � �

Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika Fhitung ≥Ftabel, maka dapat dinyatakan terdistribusi tidak homogen.

b. Jika Fhitung <Ftabel, maka dapat dinyatakan terdistribusi homogen 3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis sesuai dengan hasil penelitian atau tidak. Hasil data diperoleh dan dianalisis untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh dari penggunaan model kooperatif learning tipe NHT terhadap hasil belajar Matematika Siswa.

Adapun hipotesis yang diuji sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematia siswa kelas VII Mts Ittihadul Bayan Tahun Pelajaran 2018/2019.”

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematia siswa kelas VII Mts Ittihadul Bayan Tahun Pelajaran 2019/2020.”

Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik yaitu rumus t-test dengan Polled Varian sebagai berikut40:

1) 1 (1 2

) 1 ( ) 1 (

2 2

1

2 2 2 2 1 1

2 1

n n n

n

s n s n

X t X

− + ++ −

= −

Keterangan :

40 Ibid., hlm. 101.

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Kerangka Berfikir  25
Gambar 3.1  Variabel Penelitian  28
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) Tahun 2018/2019
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diharapkan dapat menjadikan suasana pembelajaran di kelas menarik, menyenangkan