i
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS VIII MTS NW KABAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Serjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
ZOHRATUL HUSNI NPM . 11220082
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS HAMZANWADI
2018
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tugas Akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Tugas Akhir ini bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi- sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Selong, September, 2018
ZOHRATUL HUSNI NPM. 11220082
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS VIII MTS NW KABAR
Pembimbing I
Sarwati, M. Pd NIDN. 0818077701
Ketua Program
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS VIII MTS NW KABAR
TAHUN AJARAN 2017/2018 ZOHRATUL HUSNI
NPM. 11220082
Selong, Oktober 2017 Menyetujui, Pembimbing I
Sarwati, M. Pd 0818077701
Pembimbing II
Wawan Muliawan.M.Pd NIDN. 0809118701
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Dr. Baiq Fatmawati, M.Pd NIDN. 0815047902
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN
Pembimbing II
Wawan Muliawan.M.Pd 0809118701
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS VIII MTS NW KABAR
Skripsi ini dipertanggungjawabkan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi
Indra Himayatul Asri NIDN. 0804077901 Ketua Penguji Sarwati, M.Pd NIDN. 0818077701 Anggota
Wawan Muliawan,M.Pd NIDN.0809118701 Anggota
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS VIII MTS NW KABAR
TAHUN AJARAN 2017/2018 ZOHRATUL HUSNI
NPM. 11220082
Skripsi ini dipertanggungjawabkan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi
Pada Tanggal, 20 Pebruari 2018 DEWAN PENGUJI Indra Himayatul Asri, M.Pd
0804077901 ... ...
NIDN. 0818077701 ... ...
Wawan Muliawan,M.Pd
0809118701 ... ...
Pancor,...2018 Mengetahui dan Mengesahkan
Dekan,
Abdullah Muzakkar, M.Si.
NIDN. 0824027601
PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TUGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN
Skripsi ini dipertanggungjawabkan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi
...
...
... ...
v ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar biologi pada pokok bahasan sistem pencernaan siswa kelas VIII MTs NW Kabar Tahun Ajaran 2017/2018.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas VIII MTs NW Kabar, yang berjumlah 34 orang siswa dimana kelas VIII A sebanyak 17 orang siswa dan kelas VIII B sebanyak 17 orang siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test only control design. Tehnik analisis data menggunakan uji ttest (uji T).
Bedasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata hasil belajar Biologi dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga thitung = 10,23 . Dengan taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 60 ) diperoleh nilai ttabel = 2,042. Sehingga thitungberada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional.
Kata kunci: Number Heads Together (NHT), Hasil Belajar
vi ABSTRACT
This research is aimed at finding out the influence of cooperative learning, Number Heads Together model to learning achievement of Bilogi on students of VIII grades at MTs NW Kabar, Lesson Year 2017/2018.This was an experiment research study. The population of this research was all of students of class VIII MTs NW Kabar, with the number of students 17 people as the experimental class and 17 people as the control class. The sample of this research is determined by simple random sampling technique. The research design used in this research was post-test only control design. The data were analyzed using T-tes technic analysis.The results showed that, the mean of posttest of experiment class is 10,23 While hypothesis test using statistical analysis with t test formula at level 5% confidence is obtained t-hitung equal to 1,84. When compared to thitung with ttable, thitung> ttabel so that Ha accepted and Ho rejected. Thus, it can be concluded that there is influence of using NHT to learning achievement of class VIII students MTs NW Kabar year lesson 2017/2018.
Keyword: Number Heads Together (NHT), Learning Achievement
Sebagai kata terima kasihku dan Dharma Baktiku atas
untaian doa, kepercayaan, rasa cinta dan sayang yang senantiasa di berikan kepadaku, sebagai bukti cinta dan sayangku ku persembahkan skripsi ini kepada :
vii
Ayahandaku (PAHRUDDIN) dan Ibundaku tersayang (BAR’IAH) atas cucuran keringat, kesih sayang, perjuangan dan doa restunya sehingga bisa menyelesaikan studi dengan baik. Terima kasih atas pengorbanan yang ayah bunda berikan.
Suami tercinta (ARIEFA HADI PUTRA) yang selalu memberikan dukungan dan anakku tercinta (ALIF NURHADI) yang selalu bersabar ketika harus ditinggal untuk menyelesaikan studi ini,sehingga studi ini bisa terselesaikan dengan baik.
Kakakku tercinta (SITI FARHIATI) yang telah memberikanku dukungan, semangat dan motivasi sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam menyelesaian skripsi ini.
Semua dosen-dosen dan guru-guruku yang telah memberikan aku ilmu pengetahuan.
Teman-temanku kelas B angkatan 2011 yang selalu aku ingat
Kampus hijau dan almamaterku tersayang STKIP HAMZANWADI Selong/UNIVERSITAS HAMZANWADI
viii
SEGALA SESUATU YANG KITA KERJAKAN AKAN TERASA MUDAH
JIKA KITA BERPEGANG PADA TIGA KATA
YAITU HADAPI, NIKMATI, SYUKURI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Siswa Kelas VIII MTS NW Kabar Tahun Ajaran 2017/2018”. ini dapat terselesaikan. Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga beserta sahabat sehingga kita dapat merasakan nikmat hidup yakni iman dan islam.Penulis menyadari dengan sepenuhnya, bahwa terselesaikannya tugas akhir ini juga berkat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui tulisan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd. selaku Rektor Universitas Hamzanwadi.
2. Dr. Baiq Fatmawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Ibu Sarwati, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Wawan Muliawan,M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk teknis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Untuk keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun non materi yang tidak ternilai.
x
6. Rekan-rekan mahasiswa pendidikan biologi yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Semua yang telah terlibat dalam kesuksesan penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Akhirnya semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran khususnya dan bagi pembaca pada umumnya,serta mendapat ridha dari Allah SWT. Aamiin.
Pancor, september 2017
Penyusun
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….... ...i
KATA PENGANTAR………...ii
DAFTAR ISI………...iii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang………... .1
B. Identifikasi Masalah………... .3
C. Batasan Masalah………...4
D. Perumusan Masalah………....….4
E. Tujuan Penelitian……….…....4
F. Manfaat Penelitian……….…...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA………..……...7
A. Landasan Teori………...7
1. Belajar………...7
2. Pembelajaran………...9
3. Pembelajaran kooperatif…..………...11
4. Number Heads Together………18
5. Materi Pembelajaran………...…26
B. Penelitian Relevan………...52
C. Kerangka Berfikir……….…………...…53
D. Hipotesis Penelitian………...…….56
BAB III METODE PENELITIAN……….………..57
A. Jenis Penelitian……….………57
B. Desain Penelitian………...…………...58
C. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……….………...58
D. Populasi dan Sampel………..……….………...59
E. Variabel Penelitian………....………...60
F. Definisi Operasional……….………60
G. Instrumen Penelitian………..………...…62
H. Uji Coba Instrumen………..63
I. Tehknik Pengumpulan Data………...66
xii
J. Analisis Data………....67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ...71
A. Deskripsi Data...71
B. Hasil Penelitian ... ...72
C. Pembahasan ... ...77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ...80
A. Kesimpulan ... ...80
B. Saran ... ...81 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah langkah model pembelajaran kooferatif 16 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 58
Tabel 3.2 Jumlah sempel penelitian di kelas VIII MTS NW KABAR 60 Tabel 3.3 kriteria validitas isi 64
Tabel 3.4 Hasil validitas konstruk instrumen hasil belajar 66 Tabel 3.5 Interpretasi koefisien realibilitas 67
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal 68 Tabel 3.7 Hasil Daya Pembeda 69
Tabel 3.8 Kriteria Indeks Kesukaran Soal 69 Tabel 3.9 Derajat Kesukaran 70
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Hasil Postest Eksperimen 72 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Hasil Postest Kelas kontrol 72
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Postest Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol 73 Tabel 4.4 Hasil uji normalitas pre-test kelas eksperimen dan kontrol 74 Tabel 4.5 Hasil uji normalitas post-tes kelas eksperimen dan kontrol 75 Tabel 4.6 Hasil uji homognitas pre-test 75
Tabel 4.7 Hasil uji homognitas post-test 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-Bagian sistem pencernaan ...29
Gambar 2.2 Saluran pencernaan manusia ...36
Gambar 2.3 Bagian bagian gigi...38
Gambar 2.4 Letak kepekaan lidah terhadap rasa...39
Gambar 2.5 Kelenjar ludah di dalam mulut...41
Gambar 2.6 Gerak peristalis dalam kerongkongan...42
Gambar 2.7 Struktur lambung...44
Gambar 2.8 Gerak mengaduk pada lambung...45
Gambar 2.9 Zat warna empedu memberikan ciri warna coklat pada feses..47
Gambar 2.10 Penampang usus halus manusia...49
Gambar 2.11 Bagian-bagian usus besar...51
Gambar 2.12 Stuktur anus...52
Gambar 2.13 Skema karangka berfikir...55
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 01 Silabus
Lampiran 02 RPP Eksperimen Lampiran 03 RPP Kontrol Lampiran 04 Kisi-kisi Soal Lampiran 05 Kunci Jawaban Lampiran 06 Daptar nama siswa Lampiran 07 Daptar nilai siswa Lampiran 08 Validasi Isi Lampiran 9 Validitas konstruk Lampiran10 Realibilitas Lampiran 11 Daya beda
Lampiran12 Tingkat kesukaran
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen Lampiran14 Uji Homogenitas
Lampiran 15 Uji Hipotesis
Lampiran 16 Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat Lampiran 17 Tabel Nilai-nilai Product Moment
Lampiran 18Luas Dibawah Lengkungan Kurva Normal Dari 0 S/D Z Lampiran19 Nilai-nilai untuk Distribusi F
Lampiran 20 Tabel Nilai Distribusi t
Lampiran 21 Surat Penelitian dari BAPPEDA
Lampiran 22 Surat Keterangan Sudah Penelitian dari MTS NW KABAR Lampiran 23 Kontrak Kerja Bimbingan
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, sehingga muncul beberapa peraturan pendidikan untuk melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja para guru dalam menyongsong era tinggal landas dan memberikan kemampuan dasar serta konsep-konsep yang kuat kepada siswa tentang berbagai disiplin ilmu sebagai bekal bagi mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selama ini di sekolah-sekolah, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) masih banyak kekurangan fasilitas yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Seperti halnya sarana dan prasarana pembelajaran baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, moral dan material.
Dalam bentuk fisik misalnya fasilitas laboraturium yang belum memadai, ketersedian buku-buku pelajaran yang belum mencukupi dan media lain yang mendukung suksesnya tujuan pendidikan khususnya pada mata pelajaran biologi.
Sedangkan dalam bentuk non fisik misalnya ketepatan metode mengajar sesuai dengan materi pembelajaran ini pun sangat mendukung kelancaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
2
Sebagai salah satu pelaksana program pendidikan MTs NW Kabar juga merasakan hal yang sama. Salah satu yang menjadi kekurangan di MTs NW Kabar adalah teknik-teknik pembelajarannya masih mengutamakan hasil tanpa memperhatikan proses yang akan membuat siswa memahami dan ingat dalam jangka waktu yang lama. Sehingga minat, antusias, dan motivasi mereka sangat kurang yang mengakibatkan nilai mata pelajaran biologi mereka rendah. Syarat utama dalam mengukur tercapainya tujuan pembelajaran adalah “hasilnya”, tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan hasil itupun harus secara cermat dan tepat dengan memperhatikan bagaimana “prosesnya”
Tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan, keterampilan, dan metode yang memadai yang sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang cocok digunakan pada mata pelajaran biologi adalah metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono,2009:54).
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang berbasis kelompok. Model pembelajaran ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman. Pembelajaran ini akan
3
menciptakan siswa untuk berpartisipasi aktif dan turut serta bekerja sama sehingga siswa akan berfikir bersama, berdiskusi bersama, melakukan penyelidikan bersama dan berbuat ke arah yang sama.Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang lebih menarik, menyenangkan bagi siswa ataupun guru, lebih efektif dan menggugah siswa untuk membangkitkan prestasi belajarnya.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ini di Mts NW Kabar belum diterapkan oleh para guru dalam melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM).
Sehingga, peneliti ingin melakukan suatu penelitian tentang “Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran biologi.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparaan dalam latar belakang diatas, dapat di kemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya hasil belajar Biologi siswa di MTs NW Kabar 2. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar biologi
3. Kurangnya intraksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa 4. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
5. MTs. NW Kabar belum menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
4 C. Pembatasan Masalah
Melihat identifikasi masalah di atas sangat luas untuk diteliti, maka perlu kiranya adanya pembatasan masalah. Sehingga tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai. Adapun batasan-batasan tersebut sebagai berikut :
1. Pembatasan objek penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah penggunaan model penerapan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
2. Pembatasan subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs NW Kabar tahun pembelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Didasarkan pada latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui ”apakah ada pengaruh menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs NW Kabar tahun pembelajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi kelas VIII MTs NW Kabar tahun pembelajaran 2014/2015.
5 F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menimbulkan suatu ketertarikan tersendiri pada siswa untuk mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta menambah variasi teknik pembelajaran bagi tenaga pengajar yang dapat membantu mengatasi timbulnya rasa bosan pada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran Biologi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih luas dan mendalam
c. Bagi peneliti lain dapat sebagai masukan dalam pengembangan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membangkitkan interaksi yang efektif antara siswa dan melatih individu untuk bekerja sama mengatasi masalah-masalah pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Manfaat Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi guru bidang studi Biologi agar dapat memecahkan masalah yang ada yang timbul khususnya pada bidang studi Biologi sebagai suatu alternatif untuk
6
meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan mengunakan LKS.
c. Bagi Peneliti
Dengan keterlibatannya dalam penelitian ini, peneliti dapat mensosialisasikan salah satu pendekatan/model pembelajaran yaitu Number Heads Together (pendekatan pembelajaran yang membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman kelompok).
d. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan yang baik kepada sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. (Dimyati dan Mudjono:2006).W. H. Burton (Uzer Usman dan Lilis Setia Wati, 2001: 5) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu.H. C. Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam keperibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan keperibadian atau suatu pengertian. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui intraksi antara individu dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2009 : 4)
Menyimpulkan pendapt diatas, belajar merupakan adanya suatu perubahan pada diri seseorang baik, sikap, kebiasaan, maupun tingkah laku yang disebabkan terjalinnya interaksi antar individu. Perubahan dalam belajar sangat berpengaruh dengan adanya faktor-Faktor berikut :
a. Faktor Internal
Proses belajar merupakan suatu hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi
8
masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut adalah :
1) Sikap terhadap belajar 2) Motivasi belajar 3) Konsentrasi Belajar 4) Mengolah bahan belajar
5) Menyimpan perolehan hasil belajar 6) Menggali hasil belajar yang tersimpan.
7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar 8) Rasa percaya diri
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar 10) Kebiasaan belajar
11) Cita-cita siswa b. Faktor Ekstern
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar dapat terjadi bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan faktor ekstern belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor ekstern yang berpengaruh pada aktifitas belajar, diantaranya :
1) Guru sebagai Pembina siswa dalam belajar
9 2) Prasarana dan sarana pembelajaran 3) Kebijakan penilaian
4) Lingkungan sosial siswa di sekolah 5) Kurikulum sekolah
2. Pembelajaran
Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode atau perinsip pembelajran, Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
• Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangan
• Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
• Tingkah laku mengajar yang diperlukaan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan
• Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai ( Irzani, 2009 : 25)
Pembelajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau mentransper ilmu pengetahuan serta juga memberikan kecakapan kepada anak-anak ( Noehi nasution & Adi suryanto, 2007 : 1) Pembelajaran adalah usaha untuk mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. (Purwanto,2009:48)
10
Menyimpulkan pendapat para ahli diatas bahwa pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar secara langsung antara guru dengan murid untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran atau pembelajaran lebih menekankan pada siswa belajar bukan pada apa yang dipelajari
a) Hasil Belajar
Sebelum menjelaskan pengertian hasil belajar secara rinci terlebih dahulu kita melihat proses daripada belajar itu sendiri. Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan pisikomotrik. Pada belajar kognitif prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar apektif mengakibatkan perubahan pada aspek kemampuan merasakan ( afective ) sadangkan belajar psikomotrik memberikan hasil belajar berupa keterampilan ( psychomotoric). Proses belajar merupakan proses yang sangat unik dan kompleks, keunikan itu disebabkan karna hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar.
Berdasarkan teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk membuat peerubahan dalam diri seseorang dengan cara berintraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, apektif dan psikomotrik.
11
Hasil belajar sering kali digunakan untuk mengukur seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknay yaitu “hasil” dan
“belajar”. Hasil ( product ) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. (Purwanto,2009 : 44).Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono:2009:7). Sedangkan menurut (Dimyanti:2006) hasil melajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring.
Dari pengertian di atas, hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak secara fragmentasi (terpisah), melainkan komperehensif.
b) Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif 1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Dalam (Isjoni, 2007:12) Slavin menjelaskan bahwa Kooperatif Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dapat belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang heterogen. Kooperatif learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan
12
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 sampai 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni,2007:15). Sedangkan menurut Etin Solihatin (2007:4) menjelaskan bahwa Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerjasama sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.Pembelajaran kooperatif umumnya terjadi bila beberapa siswa belajar secara kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran dengan pendekatan kooperatif, siswa mempeoleh dua macam tanggung jawab.Pertama, semua siswa terlibat dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kedua, meyakinkan bahwa semua dalam kelompok mencari dan memehami tentang tugas yang dibeberikan kepadanya.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang di dasarkan atas paham konstruktivisme. Pembelajaran kontruktivisme adalah pengajaran dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru berperan sebagai pasilitator yang membantu pelajar membina pengetahuan dan menyelesaikan masalah (Isjoni,2007:32). Sehingga siswa akan lebih mudah mengonstruksi pengtahuannya, lebih mudah
13
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.
2) Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (Isjoni, 2007 :13) adalah sebagai berikut :
1) Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
2) Siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapinya.
3) Siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
5) Siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6) Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan Etin Solihatin dan Raharjo (2007:7) mengemukakan pembelajaran kooperatif turut menambahkan unsur-unsur interaksi
14
sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan yang heterogen.
3) Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri (Isjoni, 2007:20) sebagai berikut :
1) Setiap anggota memiliki peran
2) Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
4) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Berikut ini beberapa keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh Isjoni (2007:24-25)
• Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif:
1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
15
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengeksperisikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
• Kelemahan-kelemahan model pembelajaran kooperatif:
1) Siswa terlibat di dalam tingkah laku mendefinisikan, menyaring dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku partisipasi sosial.
2) Respek pada orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan kemanusian.
3) Berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi, negosiasi, kerja sama, konsensus dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang sehingga siswa yang lain pasif.
5) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
5) Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa
16
untuk belajar. Langkah kedua guru menyajikan informasi, selanjutnya siswa dikelompokkan kedalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Tahap terakhir pada pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajar dan memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Ibrahim,dkk (2000:48) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang dibagi enam fase Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Tahap-Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar
Tahap 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Tahap 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
17 (sumber: Ibrahim,dkk (2000:48) 6) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran denangan model pembelajaran kooperatif , paling tidak ada tiga tujuan yang ingin dicapai
a) Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akedemik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu yang sulit.
b) Pengakuan adanya keragaman
Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa menerima berbagai macam teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang,
c) Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagai tugas, aktif bertanya,menghargai pendapat orang lain,bekerja dalam kelompook dan sebagainya ( Irzani, 2009 : 42 )
18
c) Kooperatif Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) 1) Pengertian Number Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang berbasis kelompok. Model pembelajaran ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.
Pembelajaran ini akan menciptakan siswa untuk berpartisipasi aktif ikut serta secara aktif dan turut serta bekerja sama sehingga antara siswa akan berfikir bersama, berdiskusi bersama, melakukan penyelidikan bersama dan berbuat ke arah yang sama.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT). Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam dalam diskusi kelompok.
19
Pembelajaran dengan menggunakan metode NHT diawali dengan numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8.
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijwab oleh tiap-tiap kelompok. Diberi kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.
Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua perserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga perserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. (Suprijono, 2009 : 92)
20
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan- kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembeljaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan NHT dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan menegecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam mengajukan pertanyaan dalam kelas, guru menggunakan struktur empat fae sebagai sintaks NHT berikut :
a) Fase 1 : Penomoran. Guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
21
b) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya,
“berapakah jumlah gigi orang dewasa?” Atau arahan, misalnya
“pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang terletak di Pulau Sumatera”.
c) Fase 3 : Berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d) Fase 4 : Menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
2) Manfaat model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya. Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan
22
pemahaman pengetahuan tentang Number Head Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Togheder (NHT )
terhadap siswa antara lain adalah:
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, 2. Memperbaiki kehadiran,
2) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, 3) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil,
4) Konflik antara pribadi berkurang, 5) Pemahaman yang lebih mendalam,
6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, 7) Hasil belajar lebih tinggi.
3) Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
23
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.
4) Langkah-langkah model pembelajaran Number Head Together (NHT) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) merujuk pada konsep Kagen, dengan tiga langkah yaitu :
1) Pembentukan kelompok;
2) Diskusi masalah;
3) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
24 1) Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2) Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa.
Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4) Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan
25
bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
6) Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
5) Keuntungan dan kelemahan model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Keuntungan Numbered Head Together (NHT)
Menurut Hamdayama (2014:178) keuntungan Number Heads Together (NHT) adalah:
a) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain,
b) melatih siswa untuk bisa menjadi tutor Sebaya, c) memupuk rasa kebersamaan,
d) membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
Kelemahan Numbered Head Together (NHT)
26
a) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan,
b) Guru harus bisa memfasilitasi siswa, c) tidak semua mendapat giliran.
d) Sistem Pencernaan pada manusia
1) Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
1) Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut.
Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2) Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi
27
dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
3) Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul- molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
4) Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5) Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
2) Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
1) Saluran Pencernaan
28
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2) Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
3) Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com
Gambar 2.1.bagian-bagian sistem pencernaan
29
Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia
Hedisasrawan.blogspot.com)
bagian sistem pencernaan
1. Kelenjar ludah 2. Parotis
3. Submandibularis (bawah rahang) 4. Sublingualis
(bawah lidah) 5. Rongga mulut 6. Amandel 7. Lidah 8. Esofagus 9. Pankreas 10. Lambung
11. Saluran pankreas 12. Hati
13. Kantung empedu 14. duodenum 15. Saluran empedu 16. Kolon
17. Kolon transversum 18. Kolon ascenden 19. Kolon descenden 20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus 24. Anus
Kelenjar ludah Parotis
Submandibularis (bawah rahang) Sublingualis (bawah lidah) Rongga mulut Amandel Lidah Esofagus Pankreas Lambung
Saluran pankreas
Kantung empedu duodenum Saluran empedu Kolon
Kolon transversum Kolon ascenden Kolon descenden Ileum
Sekum
Appendiks/Umbai cacing
Rektum/Poros usus
30
4) Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
1) Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
2) Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
3) HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
4) Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
31
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
a) Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
b) Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
c) Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
32
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino.
Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar.
Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses.
Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.
33
5) Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
1) Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2) Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3) Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman.
Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah,
34
kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4) Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit”
adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda- nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5) Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
6) Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
35 7) Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8) Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
9) Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
10) Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
36 6) Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 2.2. Saluran pencernaan manusia
37 1) Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :
a) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit
38
makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi,
Gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 2.3.bagian-bagian gigi
39 b) Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan).
Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
a) Rasa asin —–> lidah bagian tepi depan b) Rasa manis —–> lidah bagian ujung c) Rasa asam —–> lidah bagian samping
d) Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 2.4.Letak kepekaan lidah terhadap rasa
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot.
Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas
40
pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papilla.
c) Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva).
Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
b. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut:
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 2.5. Kelenjar ludah di dalam mulut
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah
41
yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
2) Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.
42
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com)
Gmbar 2.6. Gerak peristalsis dalam kerongkongan
Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).
3) Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas
43
(kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung.
Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(
(Sumber:Hedisasrawan.blogspot.com) Gambar 2.7. Struktur lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel
44
kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.
Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk.
Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus.
Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut.