• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keaktifan dan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan teorema pythagoras pada siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/2013 SMP Tarakanita Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keaktifan dan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan teorema pythagoras pada siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/2013 SMP Tarakanita Magelang"

Copied!
275
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA-SISWI KELAS VIII B SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SMP TARAKANITA MAGELANG. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Disusun oleh: Regina Ditya Ardhiana 081414032. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA-SISWI KELAS VIII B SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SMP TARAKANITA MAGELANG. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Disusun oleh: Regina Ditya Ardhiana 081414032. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. JANGAN BIARKAN RASA TAKUT GAGAL MEMBUATMU BERHENTI MENCOBA. Tuhan adalah Kekuatan dan Perisaiku. Kepada-Nya Hatiku Percaya (Mazmur 28:7). Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.. Dengan Penuh Syukur Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santa Regina Keluargaku tersayang: Bapak, Ibu, Mbak Vanda, Dek Septa, dan Mbah Kakung Sahabat-sahabatku: Sisca, Silvi, Elsa, Prima, Shinta, Dian, Zita, Emi, “Big Fams”, Yulia,. Tito, Ayu, Meme, Dek Tomi, Dek Tanto, Dek Ana dan teman-teman P.Mat 08. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Regina Ditya Ardhiana. 2012. Keaktifan dan Hasil Belajar dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan Teorema Pythagoras pada Siswa-siswi kelas VIII B Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskripstif kualitatif dibantu dengan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 pada pokok bahasan Teorema Pythagoras. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa-siswi kelas VIII B SMP Tarakanita Magelang yang berjumlah 35 siswa. Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta lembar kerja siswa (LKS) dan instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, lembar pengamatan keaktifan, wawancara, dan tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA), kuis, Tes Evaluasi (TE). Sebelum digunakan, semua instrumen dilakukan pertimbangan pakar atau uji butir dan dinyatakan sudah memenuhi syarat yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) telah dan dapat terlaksana dengan baik dengan persentase keterlaksanaan keseluruhan sebesar 94,45%. (2) Keaktifan siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah cukup aktif. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan terbesar terdapat pada kriteria sedang (S) yaitu 42,86%, sedangkan pada kriteria tinggi (T) sebesar 28,57%, dan kriteria rendah (R) sebesar 28,57%. Keaktifan pada penelitian ini meliputi keaktifan lisan berupa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan menanggapi pendapat, keaktifan menulis berupa mengerjakan tugas/ soal, dan keaktifan mental berupa diskusi. (3) Hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil ratarata nilai Tes Kemampuan Awal (TKA) yaitu 41,52 dan rata-rata nilai Tes Evaluasi (TE) yaitu 62,12 menunjukkan bahwa terdapat kenaikan 20,6. Serta persentase Tes Evaluasi (TE) terbesar terdapat pada kriteria tinggi (T) sebesar 39,40%, sedangkan pada kriteria sedang (S) sebesar 30,30%, dan rendah (R) sebesar 30,30%. Kata kunci: Numbered Heads Together (NHT), keaktifan, hasil belajar, Teorema Pythagoras vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Regina Ditya Ardhiana. 2012. The Activeness and Learning Result of The Main Subject of Pythagorean Theorem Using The Aplication of Cooperative Learning Model type Numbered Heads Together (NHT) of the VIII B Students, Gasal Semester 2012/ 2013 Academic Year in SMP Tarakanita Magelang. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta. This research is aimed to know the application of cooperative learning model types Numbered Heads Together (NHT), student`s activeness and learning result in learning process. This research is classified of descriptive-qualitative research supported with quantitative research. The research had been done in Gasal semester 2012/ 2013 academic year of the main subject Pythagorean Theorem. The subjects in this research are teacher and the students of class VIII B in SMP Tarakanita Magelang an there are 35 students in the class. Instrument in this research include of learning instruments such as the learning lesson plan (RPP) and the student worksheet (LKS) and data collection instruments such as non tests include the realization of lesson planning observation sheets, activeness observation sheets, interviews, and test intruments include the beginning competency test (TKA), quizzes, evaluation test (TE). Prior to the use in the research, all instruments were expert judgement or item validation an then all intruments are considered passing the required condition. The results of this research show that (1) The application of cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) has been and can be done well with the overall percentage the realization of lesson planning is 94,45%. (2) Student`s activeness in cooperative learning model types Numbered Heads Together (NHT) is medium. It can be seen from the greatest activeness percentage that shown from medium criteria (S) is 42,86%, while the high criteria (T) of 28,57%, and low criteria (R) of 28,57%. The activeness in this research include oral activity in the form of asking questions, answering questions, express opinions, and respond to the opinion, writing activity in the form of tasks / problems, and mental activity is discussion. (3) The student`s learning results in cooperative learning model types Numbered Heads Together (NHT) increases. It can be seen from the results of the average value of the beginning competency test (TKA) is 41,52 and the average evaluation test (TE) is 62,12 indicates that there is an increase 20,6. The greatest evaluation test percentage in high criteria (T) of 39,40%, while the medium criteria (S) of 30,30%, and low criteria (R) of 30,30%. Keywords: Numbered Heads Together (NHT), activeness, learning result, Pythagorean Theorem. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak pengalaman, hambatan dan rintangan akan tetapi berkat bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak penulis dapat melalui dan menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu, diantaranya: 1.. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;. 2.. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA;. 3.. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika;. 4.. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing akademik;. 5.. Drs. Sukardjono, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini;. 6.. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, membantu, serta memberikan ilmunya selama belajar di Universitas Sanata Dharma;. 7.. Dra. Caecilia Ayu Larasati, selaku Kepala SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2011/ 2012 dan Drs. Yustinus Sudaryanto, selaku Kepala SMP. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tarakanita Magelang tahun ajaran 2012/ 2013, yang telah memberikan kesempatan serta ijin untuk melakukan penelitian; 8.. Lucia Tri Harjanti, S.Pd. dan Albertus Heru Wicaksono, S.Pd. selaku guru matematika SMP Tarakanita Magelang, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan bantuan selama proses penelitian;. 9.. Siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang, yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian;. 10. Bapak, Ibu, Mbak Vanda, Dek Septa, Mbah Kakung, dan Mbah Putri (Alm.) atas dukungan, doa, semangat, dan cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini; 11. Sahabat-sahabatku dan Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2008 atas bantuan, motivasi, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.. Yogyakarta, 10 Desember 2012 Penulis. Regina Ditya Ardhiana. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v. ABSTRAK .............................................................................................. vi. ABSTRACT ............................................................................................ vii. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................. viii. KATA PENGANTAR ............................................................................. ix. DAFTAR ISI ........................................................................................... xi. DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv. DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xvi. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1. A. Latar Belakang ............................................................................. 1. B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4. C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4. D. Rumusan Masalah ........................................................................ 5. E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Batasan Istilah .............................................................................. 6. G. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 7. BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9. A. Kajian Pustaka .............................................................................. 9. 1. Belajar .................................................................................... 9. 2. Pembelajaran .......................................................................... 14. 3. Model Pembelajaran ............................................................... 15. 4. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 17. 5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) .................................................................................... 23. 6. Hasil Belajar ........................................................................... 25. 7. Keaktifan ................................................................................ 26. 8. Matematika ............................................................................. 29. B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 35. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 36. A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36. B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 37. C. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................... 37. D. Variabel Penelitian ....................................................................... 38. E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 38. F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 49. G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 51. H. Teknik Analisis Data .................................................................... 53. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 57. A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 57. B. Penyajian Data ............................................................................. 70. C. Analisis Data dan Pembahasan ..................................................... 79. D. Kelemahan Penelitian .................................................................. 108 BAB V PENUTUP ................................................................................. 106 A. Kesimpulan ................................................................................. 109 B. Saran ........................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 111. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif. 21. Tabel 2.2. Menentukan Teorema Pythagoras. 31. Tabel 3.1. Rencana Pembelajaran. 39. Tabel 3.2. Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan Pertama. 40. Tabel 3.3. Instrumen Pengamatan Keaktifan Kelompok. 42. Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal. 46. Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi. 48. Tabel 3.6. Kriteria Keaktifan Kelompok Kelas VIII B. 54. Tabel 3.7. Kriteria Hasil Belajar. 55. Tabel 3.8. Kriteria Skor Peningkatan. 56. Tabel 4.1. Data Kelompok. 60. Tabel 4.2. Data Keterlaksanaan RPP. 70. Tabel 4.3. Data Keaktifan Kelompok pada Pertemuan I. 71. Tabel 4.4. Data Keaktifan Kelompok pada Pertemuan II. 71. Tabel 4.5. Data Keaktifan Kelompok pada Pertemuan III. 72. Tabel 4.6. Data Keaktifan Kelompok pada Pertemuan IV. 72. Tabel 4.7. Hasil Tes Kemampuan Awal (TKA) VIII B. 73. Tabel 4.8. Hasil Kuis Kelas VIII B. 75. Tabel 4.9. Hasil Tes Evaluasi (TE) VIII B. 77. Tabel 4.10. Skor Peningkatan. 78. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.11. Data Keaktifan Kelompok Keseluruhan. 85. Tabel 4.12. Rincian Keaktifan Kelompok Kelas VIII B. 86. Tabel 4.13. Rincian Keaktifan Individu Kelas VIII B. 88. Tabel 4.14. Data Kegiatan yang Dilakukan Siswa. 89. Tabel 4.15. Nilai TKA dan TE VIII B. 90. Tabel 4.16. Rincian Kriteria Hasil Belajar Individu. 92. Tabel 4.17. Peningkatan Kelompok Pink. 95. Tabel 4.18. Peningkatan Kelompok Kuning. 95. Tabel 4.19. Peningkatan Kelompok Hijau. 96. Tabel 4.20. Peningkatan Kelompok Biru. 96. Tabel 4.21. Peningkatan Kelompok Coklat. 97. Tabel 4.22. Peningkatan Kelompok Merah. 97. Tabel 4.23. Peningkatan Kelompok Orange. 98. Tabel 4.24. Penghargaan Kelompok. 98. Tabel 4.25. Korelasi antara Keaktifan dan Hasil Belajar. 99. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 4.1. Histogram Keaktifan. 87. Diagram 4.2. Histogram Hasil Belajar. 94. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN A 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). L.1. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS). L.10. 3. Instrumen Observasi/ Pengamatan. L.25. LAMPIRAN B 1. Soal Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Jawaban. L.30. 2. Soal Kuis dan Jawaban. L.34. 3. Soal Tes Evaluasi (TE) dan Jawaban. L.38. LAMPIRAN C 1. Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Evaluasi (TE). L.44. 2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov. L.56. LAMPIRAN D 1. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas VIII B. L.60. 2. Daftar Nilai Kuis 1 dan Kuis 2 Kelas VIII B. L.61. 3. Daftar Nilai Tes Evaluasi Kelas VIII B. L.63. LAMPIRAN E 1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP. L.64. 2. Hasil Pengamatan Keaktifan. L.76. 3. Transkrip Wawancara. L.104. LAMPIRAN F 1. Contoh Hasil Kerja LKS. L.111. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Contoh Hasil Kerja TKA. L.122. 3. Contoh Hasil Kerja Kuis. L.125. 4. Contoh Hasil Kerja TE. L.131. 5. Foto-foto Pelaksanaan Pembelajaran. L.134. LAMPIRAN G 1. Surat Ijin Penelitian. L.136. 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian. L.137. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Jaman semakin berkembang pesat, begitu pula dengan pendidikan semakin berkembang luas, ilmu pengetahuan semakin memperkaya diri dan mencapai taraf kebudayaan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa. manusia. juga mengalami perkembangan.. Perkembangan. ini. dimungkinkan karena adanya kemampuan untuk belajar, yaitu mengalami perubahan-perubahan (W. S. Winkel, 1991). Tidak hanya pengetahuan yang mengalami perubahan tetapi pemahaman, keterampilan, dan sikap juga mengalami perubahan. Perubahan yang diharapkan terjadi tentunya adalah perubahan ke arah positif. Seorang guru diharapkan tidak hanya mengajar di kelas (pengajar) tetapi sekaligus mendidik siswanya menuju kedewasaan (pendidik). Keberhasilan siswa tentunya tidak terlepas dari peran guru. Guru harus bisa. memilih model pembelajaran. yang. tepat. guna. karena. akan. mempengaruhi tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dan terpusat pada siswa akan mengaktifkan dan memberikan hasil belajar yang maksimal. Tetapi perlu diperhatikan situasinya sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui juga bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan siswa,. 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada (Th. Widyantini, 2006). Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan terpusat pada siswa. Model pembelajaran ini mengutamakan kerja sama antar siswa. Guru hanya bertugas menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe ini pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Begitu banyak mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah. Mata pelajaran yang biasanya menjadi momok siswa adalah matematika. Walaupun begitu, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Siswa diharapkan dapat memahami materi matematika yang dipelajarinya agar dapat mempelajari materi berikutnya karena materi matematika mempunyai hubungan yang saling terkait. Hasil observasi pembelajaran matematika yang telah dilakukan peneliti pada bulan Mei – Juni 2012 di SMP Tarakanita Magelang, menunjukan bahwa pembelajaran berlangsung dibimbing oleh guru yang pembelajarannya telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi masih terpusat pada guru. Lingkungan sekolah dan kondisi kelas juga mendukung berlangsungnya pembelajaran yang kondusif, walaupun letaknya berada di tengah kota yang ramai. Sarana dan prasarananya pun sudah memadai dengan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. adanya papan tulis, buku paket, dan viewer yang dapat mendukung berlangsungnya pembelajaran yang kondusif. Beberapa. siswa. terlihat. aktif. mengikuti. proses. pembelajaran. matematika. Siswa memperhatikan saat guru menerangkan, menanggapi saat guru bertanya dan berani bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Namun demikian, masih terlihat banyak siswa yang bermain, melamun dan ‘ngobrol’ dengan temannya saat proses pembelajaran berlangsung. Saat peneliti melakukan observasi di sekolah, siswa sedang mempelajari materi bangun datar. Pada bagian penerapan Teorema Pythagoras pada bangun datar, terlihat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan dengan Teorema Pythagoras. Terlihat juga dari hasil pekerjaan soal ulangan yang tidak diisi atau jawaban kurang sesuai sehingga hasilnya masih kurang maksimal. Sebenarnya, materi Teorema Pythagoras pada kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 merupakan materi tambahan yang diberikan oleh guru. Sesuai kurikulum tingkat SMP, materi Teorema Pythagoras terdapat pada kelas VIII semester gasal. Menurut peneliti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sesuai untuk diterapkan pada subyek penelitian karena pada umumnya model pembelajaran tersebut digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi (Th. Widyantini, 2006). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang keaktifan dan hasil belajar dalam penerapan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan Teorema Pythagoras pada siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan kemungkinan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya konsentrasi siswa saat dilaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas. Sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan hanya sekedar tahu apa yang mereka pelajari. 2. Kurang tepatnya model atau metode yang digunakan pada saat proses pembelajaran matematika di kelas. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Kurangnya rasa percaya diri siswa sehingga membuat kurang terampilnya siswa dalam menyelesaikan persoalan. 4. Kurangnya kemauan siswa untuk bertanya kepada guru maupun temannya sehingga membuat siswa kurang memahami apa yang mereka pelajari.. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga, serta biaya. Maka, penelitian ini dibatasi tentang keaktifan dan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan Teorema.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Pythagoras pada siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan. Penelitian ini fokus merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan Teorema Pythagoras? 2. Bagaimana keaktifan siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? 3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)?. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan Teorema Pythagoras. 2. Keaktifan siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 3. Hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. F. Batasan Istilah 1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar siswa dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan (Suyono dan Hariyanto, 1988). 2. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam Udin S. Winatapura, dkk, 2008). 3. Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (B. Kusmanto dan Pardimin, 2011). 4.. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan. kerjasama antar. siswa. pada kelompoknya. dalam. menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (B. Kusmanto dan Pardimin, 2011). 5. Numbered Heads Together (NHT) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, pembagian kelompok heterogen,.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. pemberian pertanyaan/ persoalan (setiap kelompok sama tetapi untuk setiap siswa tidak sama sesuai nomor yang dimiliki siswa, setiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama), berpikir bersama (diskusi kelompok dan diskusi kelas), kuis individual, dan penghargaan kelompok. 6.. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2010).. 7.. Aktif adalah mampu beraksi dan bereaksi (Depdikbud, 1988).. 8.. Keaktifan adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006).. 9.. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdikbud, 1988).. 10. Teorema Pythagoras adalah salah satu pokok bahasan yang dipelajari siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang.. G. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman dalam meningkatkan wawasan sebagai calon guru sehingga ketika terjun ke lapangan, peneliti dapat mempersiapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. 2. Bagi Sekolah Model pembelajaran kooperatif ini dapat dijadikan salah satu variasi dalam proses pembelajaran. Jika model pembelajaran kooperatif ini tepat guna, maka model ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan bagi para pembaca khususnya dikalangan Universitas Sanata Dharma..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Belajar a. Pengertian Belajar Terdapat aliran psikologi serta konsep-konsep hasil pemikiran ahli pendidikan yang melandasi teori belajar, antara lain: 1) Behaviorisme Menurut. Suyono. dan. Hariyanto. (2011),. behaviorisme. merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah, mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam belajar. Aliran ini sangat menekankan kepada perlunya perilaku (behavior) yang diamati. Beberapa ahli yang menyatakan pengertian belajar sesuai dengan aliran behaviorisme, antara lain: a) Herman Hudojo (1988) Belajar adalah kegiatan atau usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku. b) Garry dan Kingsley dalam Trianto (2011) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinal melalui pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan.. 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. c) Suyono dan Hariyanto (2011) Lebih dijelaskan lagi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar siswa dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan.. 2) Konstruktivisme Menurut Suyono dan Hariyanto (2011), kontruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Dengan demikian, belajar semata-mata adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (W. S. Winkel, 1991).. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses interaksi yang aktif antar siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan tingkah laku..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. b. Teori-teori Belajar Beberapa teori-teori belajar, antara lain: 1) Teori Perkembangan Kognitif Piaget (Trianto, 2011) Teori. perkembangan. kognitif. Piaget. memandang. perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif Piaget: a) Sensorimotor (lahir sampai 2 tahun) Terbentuknya konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan. Mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motoriknya untuk melihat, meraba, memegang, mencium, mendengarkan, dan menggerakkan anggota tubuhnya. b) Praoperasional (2 sampai 7 tahun) Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatannya, anak pun mampu mengingat banyak hal, tetapi pemikiran anak dibatasi oleh egosentrisnya, yaitu bahwa ia tidak menyadari jika orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya tentang suatu objek atau fenomena yang sama..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. c) Operasi Konkret (7 sampai 11 tahun) Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir secara operasi konkret, serta. pemecahan. masalah. tidak. begitu. dibatasi. oleh. keegosentrisan. d) Operasi Formal (11 tahun sampai dewasa) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak dan murni simbolis.. Masalah-masalah. dapat. dipecahkan. melalui. penggunaan eksperimentasi sistematis. Sehingga anak sudah mampu. bekerja. secara. efektif. dan. sistematis,. secara. proposional, serta menarik generalisasi secara mendasar.. Dari teori belajar menurut Piaget dapat disimpulkan bahwa pengalaman dan interaksi aktif anak sangat penting untuk membangun sistem makna dan pemahaman realitas. Oleh karena itu, guru dalam mendesain pembelajaran hendaknya menyesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswanya.. 2) Teori Penemuan Jerome S. Bruner Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Bruner menyarankan agar siswa-siswi hendaknya belajar melalui partisipasi aktif dengan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen sehingga menemukan prinsip-prinsip itu sendiri (Trianto, 2011). Tiga tahapan perkembangan intelektual menurut Bruner (Udin S. Winataputra, dkk, 2008) meliputi: a) Enaktif Pembelajaran dilakukan melalui tindakan dan memiliki karakter manipulasi yang tinggi. Pembelajaran seperti ini sangat diperlukan oleh anak-anak yang mulai dapat memahami beberapa aspek realita/ kejadian tanpa menggunakan imajinasi atau kata-kata. Ia akan dapat memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu. b) Ikonik Pembelajaran. yang. dilakukan. melalui. model-model,. serangkaian gambar-gambar atau grafik yang menggambarkan suatu konsep tetapi tidak mendefinisikannya dan visualisasi verbal.. Pada pembelajaran. ini tidak lagi. memerlukan. manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung. c) Simbolik Pembelajaran dimana anak sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui simbolsimbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Dari tiga tahap perkembangan intelektual menurut Bruner dapat disimpulkan bahwa partisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dibangun sendiri akan memberikan hasil yang maksimal.. 2. Pembelajaran Pengertian pembelajaran, antara lain menurut: a. Mohamad Surya (1995) Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya. b. Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam Udin S. Winatapura, dkk (2008) Pembelajaran ialah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. c. Trianto (2011) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.. Dari pengertian pembelajaran menurut beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.. 3. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Model. pembelajaran. adalah. kerangka. konseptual. yang. menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (B. Kusmanto dan Pardimin, 2011). Menurut Eggen dan Kauchak dalam Th. Widyantini (2006), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.. b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur (Kardi dan Nur dalam Trianto, 2011). Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.. c. Macam-macam Model Pembelajaran Macam-macam model pembelajaran, antara lain: 1) Model pembelajaran klasikal (Suherman, 2001) Model pembelajaran klasikal adalah model pembelajaran yang umum diterapkan di sekolah. Pada model ini guru mengajar sejumlah siswa yang kemampuannya dianggap relatif sama dalam sebuah ruangan. Dengan demikian, kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut minat dan kecepatan belajar sukar untuk diperhatikan oleh guru. Sehingga pembelajaran dengan model seperti ini tidak dapat melayani kebutuhan belajar siswa secara individu. 2) Model pembelajaran individual (Suherman, 2001) Model pembelajaran individual memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri tempat, waktu, dan kapan dirinya merasa.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. siap untuk menempuh ulangan atau ujian. Model pembelajaran ini menawarkan solusi terhadap masalah siswa yang beraneka ragam. 3) Model pembelajaran kooperatif (B. Kusmanto dan Pardimin, 2011) Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa pada kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.. 4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas lebih efektif (Anita Lie, 2008). Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa yang meningkat, siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, dan mengembangkan keterampilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pada pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi agar siswa saling berbagi.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, serta saling menilai kemampuan dan peran diri sendiri maupun teman lain.. b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif Roger dan Johnson (Imam Suyitno, 2011) menjelaskan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Ada lima unsur model yang harus diterapkan untuk bisa dikatakan model pembelajaran kooperatif. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1) Saling ketergantungan positif Semua. anggota. kelompok. bekerja. secara. sinergis. dalam. mengembangkan kelompoknya. Dalam hal ini, guru harus memberikan tugas yang berbeda-beda untuk setiap anggota kelompok, sehingga setiap anggota kelompok bergantung dan bertanggung jawab terhadap anggota yang lainnya dalam kelompok itu. Termasuk untuk menciptakan saling ketergantungan ini adalah cara penilaian yang unik. Setiap siswa selain mendapat nilai individual juga mendapat nilai dari kelompoknya..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2) Tanggung jawab perseorangan Dengan tugas yang berbeda-beda, setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk dilaporkan kepada teman-teman sekelompoknya. 3) Tatap muka Setiap anggota kelompok berkesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya. 4) Komunikasi antar anggota Komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap individu anggota kelompok, tidak boleh didominasi oleh siswa tertentu. 5) Evaluasi proses kelompok Untuk melakukan refleksi apakah kerja kelompoknya sudah baik atau perlu ada perbaikan. Refleksi ini tidak harus dilakukan pada setiap kerja kelompok, tapi dapat dilakukan secara berjangka.. c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Menurut B. Kusmanto dan Pardimin (2011), model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompoknya untuk menyelesaikan materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang bervariasi, ditinjau dari kemampuan akademis, ras, suku, budaya, jenis kelamin, dan lainlain..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 3) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada individu.. d. Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif 1) Keuntungan model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif menurut Gulley dalam Jack R. Gibb (1960) mempunyai banyak keuntungan, yaitu: a) Anggota-anggota kelompok mempunyai lebih banyak sumber belajar daripada individual. b) Anggota kelompok sering terstimulus oleh anggota yang lain. c) Kelompok lebih mungkin menghasilkan keputusan yang lebih baik. d) Komitmen anggota kelompok mungkin merasa lebih kuat. e) Partisipasi dapat meningkatkan pemahaman personal dan sosial. 2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif Kemungkinan negatif model pembelajaran kooperatif menurut Gulley dalam Jack R. Gibb (1960), antara lain: a) Diskusi dapat memakan atau menghabiskan waktu. b) Diskusi dapat sia-sia. c) Diskusi dapat menekan keyakinan..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah pembelajaran kooperatif (Trianto, 2011) adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase 1. Fase 2 Fase 3. Fase 4 Fase 5. Fase 6. Indikator. Perilaku Guru. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan kelompok kooperatif membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar bekerja dan belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Memberikan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik penghargaan upaya maupun hasil belajar individu kelompok. Sumber: Ibrahim, dkk (2000). f. Tipe Model Pembelajaran Kooperatif Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) STAD (Student Team Achievement Divisions) STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 - 5 orang siswa yang heterogen. Ide dasar yang melatarbelakangi adalah untuk memotivasi siswa dalam usahanya memahami dan mendalami materi yang disampaikan oleh guru melalui kerja kelompok. Diawali dengan penyampaian tujuan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. 2) Jigsaw Dalam tipe jigsaw, siswa bekerja dalam satu kelompok yaitu ada kelompok asal dan kelompok ahli, dan setiap kelompok asal anggotanya heterogen. Setiap siswa dalam kelompok asal, anggotanya diberi tugas untuk menjadi tim ahli pada suatu topik atau materi pembelajaran. Setelah mempelajari dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan/ menjelaskan materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok ahli. 3) TGT (Team Games Tournament) Tipe TGT pada prinsipnya hampir sama dengan STAD, yang berbeda hanyalah cara mengetahui kemampuan pemahaman siswanya. saja.. Kalau. STAD. diakhiri. dengan. pemberian. penghargaan kelompok berdasarkan skor peningkatan kuis individu, sedangkan TGT diakhiri dengan permainan atau turnamen yang pesertanya merupakan perwakilan dari masingmasing kelompok yang tingkat kemampuannya sama. 4) NHT (Numbered Heads Together) NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. terhadap isi pelajaran tersebut. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, pembagian kelompok, pemberian pertanyaan/ persoalan (setiap kelompok sama tetapi untuk setiap siswa tidak sama sesuai nomor yang dimiliki siswa, setiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama), berpikir bersama (diskusi kelompok dan diskusi kelas), kuis individual, dan penghargaan kelompok.. 5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993), yang dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Seperti yang dikatakan Th. Widyantini (2006) Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Arends (2008) adalah sebagai berikut:.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. a. Langkah 1 – Numbering. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggota 3 – 5 siswa dan memberi nomor antara 1 – 5. b. Langkah 2 – Questioning. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. c. Langkah 3 – Heads Together. Siswa menyatukan “kepalanya” untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya. d. Langkah 4 – Answering. Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat tangannya dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas.. Sedangkan. menurut. Suyatno. (2009),. langkah-langkah. model. pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: a. Mengarahkan b. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu. c. Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor yang dimiliki siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok. d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. e. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa. f. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan penghargaan.. 6. Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Lebih dijelaskan lagi oleh Nana Sudjana (2010) bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Di dalam proses pembelajaran guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan siswa. Sudah pasti siswa mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, harus melalui proses yang optimal supaya dapat mencapai tujuan. Secara sederhana guru harus bisa membuat pelajaran yang semula sulit menjadi mudah, yang semula menakutkan menjadi menyenangkan, yang semula membosankan menjadi menarik, dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2010) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni: a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan ataupun ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.. 7. Keaktifan a. Hakekat Keaktifan Aktif adalah mampu beraksi dan bereaksi (Depdikbud, 1988). Keaktifan adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Menurut Sriyono (1992), pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar siswanya aktif jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani itu (Sagala, 2006) meliputi:.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 1) Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba, dan lain-lain. Pesera didik harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. 2) Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat, dan mengambil keputusan. 3) Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima. bahan. pengajaran. yang. disampaikan. guru. dan. menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali. 4) Keaktifan emosi: dalam hal ini siswa hendaknya senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.. b. Indikator Keaktifan Siswa Indikator keaktifan siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut (Paul D. Deirich dalam Ahmad Rohani, 1991): 1) Aktivitas visual (visual activities), antara lain: membaca, mengamati, demontrasi, dan mengamati eksperimen. 2) Aktivitas lisan (oral activities), antara lain: mengemukakan fakta/ prinsip, menghubungkan suatu kejadian, diskusi, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 3) Aktivitas audio (listening activities), antara lain: menyimak penyajian materi/ informasi dan mendengarkan percakapan/ diskusi kelompok. 4) Aktivitas menulis (writing activities), antara lain: mengerjakan soal tes atau problem solving, mencatat hasil percobaan/ pengukuran, dan mencatat hasil diskusi. 5) Aktivitas menggambar (drawing activities), antara lain: membuat grafik atau sketsa. 6) Aktivitas motorik (motor activities), antara lain: memilih alat, merangkai alat, dan melakukan pengukuran. 7) Aktivitas mental, antara lain: merenungkan, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan. 8) Aktivitas emosional, antara lain: keberanian dan ketenangan siswa dalam merespon pertanyaan atau mengajukan pertanyaan serta mengemukakan pendapat.. c. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Nana Sudjana (2010) mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dalam: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. 5) Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.. 8. Matematika a. Hakekat Matematika Matematika setidak-tidaknya dapat dipandang dalam tiga identitas (St. Suwarsono, 2011), yaitu: 1) Matematika sebagai suatu ilmu Matematika (dalam arti sempit) diartikan sebagai ilmu tentang bilangan dan bangun-bangun (datar atau ruang), yang berlandaskan pada logika. Matematika (dalam arti yang lebih luas) diartikan sebagai suatu ilmu tentang pola dan struktur yang berlandaskan pada logika. 2) Matematika sebagai kumpulan alat (kumpulan metode) untuk memecahkan masalah Matematika diartikan sebagai kumpulan alat-alat atau metodemetode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di dunia, termasuk persoalan-persoalan pada berbagai bidang ilmu yang lain..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 3) Matematika sebagai suatu bahasa Matematika dapat dipandang sebagai suatu perangkat aturan dan lambang yang digunakan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien.. Sedangkan pengertian matematika menurut Depdikbud (1988) adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Materi matematika yang dipelajari dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Teorema Pythagoras pada kelas VIII SMP.. b. Teorema Pythagoras (Sumber: P. Y. Lily Puspitawati, dkk, 2006 dan Husein Tampomas, 2006) 1) Mengenal Teorema Pythagoras Untuk mengenal Teorema Pythagoras, dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut:. gambar a.1. gambar a.2.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Dari gambar a.1 dan gambar a.2 dapat dihitung luas persegi pada tiap sisi segitiga yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Menentukan Teorema Pythagoras Gambar. a.1 a.2. Luas daerah pada salah satu sisi siku-siku 3x3=9 5 x 5 = 25. Luas daerah pada salah satu sisi siku-siku lainnya 4 x 4 = 16 12 x 12 = 144. Luas daerah persegi pada sisi miring (hipotenusa). Jumlah luas daerah persegi pada kedua sisi siku-siku. 5 x 5 = 25 13 x 13 = 169. 9 + 16 = 25 25 + 144 = 169. Dari tabel 2.2 dapat dinyatakan teorema Pythagoras sebagai berikut: Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi pada sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah luas daerah pada kedua sisi sikusiku. 2) Menentukan panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui.. A c. b. C. a. B. Jika ACB adalah segitiga siku-siku, c adalah panjang sisi miring, sedangkan a dan b merupakan panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku: AB2 = BC2 + AC2 atau c2 = a2 + b 2.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 3) Mengenal Kebalikan Teorema Pythagoras A c b C. a. B. Teorema Pythagoras menyatakan hubungan antara panjang setiap sisi sebuah segitiga siku-siku. Perhatikan segitiga siku-siku ACB dengan C = 900. Berikut ini: c2 = a2 + b2 b2 = c2 – a2 a2 = c2 – b2. Kebalikan teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu segitiga siku-siku atau bukan, jika diketahui ketiga sisinya.. Pada suatu ∆ACB di atas berlaku: a) Jika kuadrat salah satu sisi sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lain, maka segitiga tersebut siku-siku. c2 = a 2 + b 2.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. b) Jika kuadrat setiap sisi kurang dari jumlah kuadrat dua sisi yang lain, maka segitiga tersebut lancip. c2 < a 2 + b 2 c) Jika kuadrat salah satu sisi lebih dari jumlah kuadrat dua sisi yang lain, maka segitiga tersebut tumpul. c2 > a 2 + b 2. 4) Mengenal Triple Pythagoras Tripel Pythagoras adalah tiga bilangan asli yang tepat untuk menyatakan ukuran panjang dari hipotenusa dan sisi-sisi yang lain.. Bilangan-bilangan asli a, b, dan c yang memenuhi hubungan. c2 = a2 + b2. disebut bilangan tripel Pythagoras.. Cara mendapatkan triple Pythagoras adalah sebagai berikut:. Tetapkan dua bilangan asli m dan n, dimana m > n. Kemudian, hitunglah masing-masing nilai. −. ,. , dan. Hasil perhitungannya merupakan Tripel Pythagoras.. +. ..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 5) Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut istimewa (salah satu sudutnya adalah 300, 45 0, atau 60 0) a) Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 300 dan 600 pada segitiga siku-siku Jika suatu segitiga sisi-sisinya berbanding 2a : a√3 : a atau 2: √3 : 1, maka segitiga itu adalah segitiga siku-siku dengan sudut 900 menghadap sisi terpanjang (hipotenusa) 2a, sudut 600 menghadap sisi siku-siku terpanjang a√3, sudut 300 menghadap sisi siku-siku terpendek a.. 30 2a. 60. 0. a√3. 0. a. b) Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 45 0 Jika suatu segitiga sisi-sisinya berbanding a√2 : a : a atau √2 : 1: 1, maka segitiga itu adalah segitiga siku-siku sama kaki dengan sudut 900 menghadap sisi terpanjang (hipotenusa) a√2, dan sudut 450 menghadap sisi siku-sikunya a.. a√2. 45. 0. a. a.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. B. Kerangka Berpikir Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran dikatakan berhasil apabila adanya interaksi aktif antara siswa dengan siswa, guru, maupun sumber belajar pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Pembelajaran yang menyenangkan dan terpusat pada siswa menuntut siswa berinteraksi aktif dengan siswa, guru dan sumber belajar. Pembelajaran yang demikian bertujuan, menuntun siswa untuk dapat mencari dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga akan memberikan hasil yang maksimal. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan terpusat pada siswa. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT). Numbered Heads Together (NHT) merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan Teorema Pythagoras diharapkan dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskripstif kualitatif dibantu dengan kuantitatif. Penelitian desktriptif adalah penelitian yang berusaha untuk membuat deskripsi terhadap fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau karakteristik fenomena tersebut secara faktual dan cermat (Ibnu Hadjar, 1996). Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam S. Margono, 2007). Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (S. Margono, 2007). Peneliti berusaha mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan keaktifan siswa. Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Analisis kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), hasil pengamatan keaktifan kelompok, dan hasil wawancara beberapa 36.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. siswa. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan pemberian penghargaan kelompok. Analisis kuantitatif diperoleh dari hasil Tes Kemampuan Awal (TKA), Tes Evaluasi (TE), dan kuis.. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Tarakanita Magelang. 2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei – Agustus 2012.. C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah guru dan siswa-siswi kelas VIII B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang yang terdiri dari 35 siswa. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar.. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan peneliti ada dua macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. 1. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan Teorema Pythagoras dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) beserta perangkat lainnya yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari empat kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk pertemuan pertama, kedua, dan ketiga 70 menit, serta pertemuan keempat 80 menit. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup beberapa komponen, antara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, rincian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, dan penilaian. Rencana pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran Pertemuan ke-. Materi yang diajarkan -. I. -. II. III -. IV. Mengenal Teorema Pythagoras Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui Mengenal kebalikan Pythagoras Mengenal triple Pythagoras Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, atau 600). Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga. Menerapkan Teorema Pythagoras pada bangun datar, bangun ruang dan dalam kehidupan sehari-hari.. 2. Instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Non Tes 1) Lembar observasi atau pengamatan a) Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan untuk mengamati penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Lembar. pengamatan. keterlaksanaan. Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran (RPP) berisi tentang langkah-langkah pembelajaran yang sesuai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun peneliti. Sebelum digunakan, lembar pengamatan keterlaksanaan. RPP. ini. sudah. diujicobakan.. Pengamatan. keterlaksanaan RPP diamati oleh tiga observer. Observer mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan dengan memberi tanda.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. cek pada kolom ‘ya’ untuk kegiatan yang terlaksana atau kolom ‘tidak’ untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Contoh instrumen pengamatan keterlaksanaan RPP adalah sebagai berikut:. Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan RPP pertemuan pertama No. Kegiatan 1. Pendahuluan - Guru mengucapkan salam pembuka. - Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. - Siswa berkumpul dengan kelompoknya. 2. Kegiatan Inti - Siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 - Siswa mengerjakan latihan awal pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 yang terdiri dari 5 soal yang berbedabeda (tiap siswa mengerjakan dan bertanggung jawab atas satu soal sesuai nomor yang dimilikinya). - Siswa berdiskusi bersama kelompoknya. - Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. - Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sesuai nomor yang dimilikinya sehingga terjadi diskusi kelas 3. Penutup - Guru dan siswa bersama-sama membuat rangkuman pembelajaran. - Guru mengucapkan salam penutup.. Ya. Tidak. b) Keaktifan Lembar pengamatan keaktifan digunakan untuk mencatat setiap perilaku aktif yang dilakukan siswa saat diskusi kelompok pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Sebelum digunakan, lembar pengamatan keaktifan ini sudah diujicobakan. Pengamatan dilakukan oleh tiga.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. observer dan peneliti dengan mengamati keaktifan kelompok. Observer mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan dengan memberi turus pada kolom yang tersedia setiap lima menit dalam jangka waktu 25 menit. Aspek-aspek keaktifan siswa yang diamati berdasarkan beberapa indikator keaktifan yang dapat diukur dan diamati. Beberapa indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan lisan (Oral activity) (a) Siswa mengajukan pertanyaan Kegiatan siswa bertanya tentang materi pelajaran baik kepada guru maupun siswa lain. (b) Siswa menjawab pertanyaan Siswa mampu memberikan jawaban/ solusi dari suatu permasalahan yang dialami siswa mengenai tugas yang diberikan. (c) Siswa mengemukakan pendapat Siswa memberi pendapat dan membantu teman dalam menyelesaikan soal. (d) Siswa menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain Siswa mampu memberikan tanggapan tentang pendapat yang diajukan oleh teman lain dalam menyelesaikan/ memecahkan persoalan..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. (2) Kegiatan menulis (writing activity) (a) Siswa mengerjakan tugas/ soal Siswa mengerjakan tugas/ soal yang diberikan dengan sungguh-sungguh. (3) Kegiatan mental (a) Siswa berdiskusi dalam kelompok Kesediaan siswa untuk bekerja sama dan bertukarpikiran dalam. menyelesaikan permasalahan dengan anggota. kelompoknya.. Tabel 3.3 Instrumen Pengamatan Keaktifan Kelompok No.. Hal yang diamati 5. 1.. 2.. 3.. 10. Menit ke15 20. 25. Kegiatan lisan (oral activities) a. Siswa mengajukan pertanyaan b. Siswa menjawab pertanyaan c. Siswa mengemukakan pendapat d. Siswa menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain Kegiatan menulis (writing activities) Siswa mengerjakan tugas/ soal yang diberikan Kegiatan mental Siswa berdiskusi dalam kelompok. 2) Wawancara Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui lebih dalam pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), keaktifan siswa selama proses pembelajaran,.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. kemampuan mengerjakan tes evaluasi, dan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa yang terpilih berdasarkan hasil pengamatan keaktifan kelompok dan hasil tes evaluasi. Siswa terpilih yaitu siswa yang keaktifan. dan. hasil. belajarnya. diskonkordan. (bertentangan).. Diskonkordan adalah kondisi siswa yang memiliki keaktifan rendah tetapi hasil belajarnya sedang atau tinggi, keaktifannya sedang tetapi hasil belajarnya rendah atau tinggi, dan keaktifannya tinggi tetapi hasil belajarnya. rendah. atau. sedang.. Pedoman. pertanyaan. dalam. wawancara, antara lain: a) Pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) (1) Bagaimana perasaan anda saat pembelajaran berkelompok kemarin? (2) Senang atau tidak? Mengapa? (3) Manfaat apa yang anda peroleh dari pembelajaran kelompok kemarin? b) Keaktifan kelompok selama proses pembelajaran (1) Jika anda mengalami kesulitan, Apakah anda bertanya pada teman atau guru? Sering atau tidak? (2) Apakah teman anda ada yang bertanya denga anda? Anda jawab tidak?.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. (3) Apakah anda berpendapat saat berkelompok? (4) Apakah anda menanggapi pendapat teman anda? (5) Apakah anda mengerjakan soal-soal LKS yang diberikan? (6) Apakah anda berdiskusi dengan teman anda? Sering tidak? (7) Biasanya apa yang anda diskusikan? c) Kemampuan mengerjakan tes evaluasi (1) Apakah pembelajaran kelompok kemarin memudahkan anda memahami materi? (2) Anda merasa bisa mengerjakan soal tes evaluasi atau tidak? (3) Dari soal tes evaluasi, soal manakah yang anda rasa paling sulit? Mengapa? d) Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa (1) Dengan siapa saja anda tinggal di rumah? (2) Anda anak ke berapa? (3) Jika di rumah sering belajar atau tidak? (4) Dengan siapa anda belajar? (5) Anda mengikuti les atau tidak? (6) Kira-kira berapa jam per hari anda belajar di rumah? (7) Apakah ada yang mengingatkan anda belajar? (8) Apakah anda di rumah sering mengulang pelajaran yang dipelajari di sekolah?.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. (9) Jika saat belajar di rumah, anda merasa belum paham, apakah yang anda lakukan? (10) Bagaimana cara anda belajar di rumah?. b. Tes tertulis 1) Kuis Kuis diberikan di akhir pembelajaran setiap dua pertemuan sekali. Kuis digunakan untuk mengecek pemahaman siswa dan sebagai pedoman dalam menentukan penghargaan kelompok. Kuis ini berupa dua soal uraian yang disusun peneliti tentang pokok bahasan Teorema Pythagoras yang sudah diajarkan. Contoh soal kuis 1 dan kuis 2 adalah sebagai berikut: a) Kuis 1 Diketahui sisi-sisi ∆ABC yaitu 14, 6, 9. Apakah ketiga bilangan tersebut merupakan triple Pythagoras? Termasuk segitiga apakah ∆ABC?. b) Kuis 2 Jhony maju 3 langkah, kemudian berjalan ke kanan 4 langkah. Berapa langkah terdekat Jhony agar bisa kembali ketempat semula?.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. 2) Tes Kemampuan Awal (TKA) Tes Kemampuan Awal (TKA) diberikan sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Tes Kemampuan Awal (TKA) tersebut berupa empat soal uraian tentang materi kelas VII yang berhubungan dengan pokok bahasan Teorema Pythagoras yang disusun peneliti sendiri berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di sekolah dan dilakukan pertimbangan pakar oleh guru matematika dan dosen pembimbing. Selain untuk melihat kemampuan awal siswa, Tes Kemampuan Awal (TKA) digunakan sebagai pedoman pembuatan kelompok heterogen dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Kisi-kisi soal Tes Kemampuan Awal (TKA) adalah sebagai berikut:. Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal. No 1.. 2.. Kompetensi Dasar. Indikator. Bilangan Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.. Menghitung kuadrat dan pengkat tiga serta akar kuadrat dan akar pangkat tiga bilangan bulat. Aljabar Melakukan operasi pada bentuk aljabar. Menggunakan sifat perkalian bentuk aljabar untuk menyelesaikan soal.. Jenjang Kemampuan dan Kesukaran Soal Penge- PemaPenetahuan haman rapan. Banyak Soal. Jumlah (%). 1 (soal no.1). -. -. 1. 25%. -. 1 (soal no.3). -. 1. 25%.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. No 3.. Kompetensi Dasar Geometri Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakann ya dalam pemecahan masalah. Jumlah. Indikator Menerapkan keliling luas dan bangun segitiga dan segiempat dalam kehidupan sehari-hari.. Jenjang Kemampuan dan Kesukaran Soal Penge- PemaPenetahuan haman rapan. -. -. 2 (soal no.2 dan no.4). 1. 1. 2. Banyak Soal. Jumlah (%). 2. 50%. 4. 100%. Contoh soal Tes Kemampuan Awal (TKA) sebagai berikut: a) Dengan menggunakan sifat selisih kuadrat, hitunglah: (1) 632 – 572 = ….. (2) 52 x 28 = ….. b) Sebuah taman berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang kaki yang sama 13 m, panjang sisi ketiga 10 m. Jika taman tersebut akan ditanami. rumput. dengan. biaya. Rp. 60.000/m2.. Hitunglah. keseluruhan biaya yang diperlukan!. 3) Tes Evaluasi (TE) Tes Evaluasi (TE) diberikan pada pertemuan terakhir setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Tes Evaluasi (TE) berupa delapan soal uraian yang disusun oleh peneliti berdasarkan pokok bahasan Teorema Pythagoras.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. yang telah dipelajari. Sebelum digunakan, Tes Evaluasi (TE) ini sudah dilakukan pertimbangan pakar oleh guru matematika dan dosen pembimbing serta dilakukan uji butir. Uji butir berupa uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi Tes Evaluasi (TE) adalah sebagai berikut:. Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi (TE) No.. 1.. Kompetensi Dasar. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Indikator Pembelajaran. a.. b.. c.. d.. e.. 2.. Memecahkan masalah pada bangun datar dan bangun ruang yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras. Jumlah. Menentukan Teorema Pythagoras. Menghitung panjang sisi segitiga sikusiku jika dua sisi lain diketahui. Menemukan kebalikan Pythagoras Mengenal triple Pythagoras. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut istimewa Menghitung panjang diagonal dan sisi pada bangun datar dan bangun ruang dan dalam kehidupan sehari-hari. Jenjang Kemampuan dan Kesukaran Soal Penge- PemaPenetahuan haman rapan 1 (soal no.1a) 1 (soal no.1b). Banyak Soal. Jumlah (%). 0,5. 10%. 0,5. 10%. 1 (soal no.2a) 1 (soal no. 3). 1,5. 20%. 1,5. 20%. 2. 20%. 2 (soal no. 7 dan no.8). 2. 20%. 4. 8. 100%. 1 (soal no. 4) 1 (soal no. 2b). 2 (soal no.5 dan no.6). 3. 3.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. Contoh soal Tes Evaluasi (TE) adalah sebagai berikut: a) Apakah ketiga bilangan berikut yaitu 9, 11, 14 merupakan triple Pythagoras? b) Panjang diagonal sebuah persegi adalah 8 cm. Hitunglah panjang sisi persegi!. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1. Observasi atau pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan keaktifan siswa diamati oleh observer yang kemudian dicatat pada lembar pengamatan. Observer mencatat hasil pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom ‘ya’ untuk kegiatan yang terlaksana atau memberikan tanda cek (√) pada kolom ‘tidak’ untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Hasil pengamatan keaktifan kelompok, dengan memberikan turus pada kolom yang tersedia setiap lima menit dalam jangka waktu 25 menit. Pada keaktifan siswa, yang diamati bukan secara individu melainkan secara kelompok. Keaktifan kelompok dilakukan untuk meminimalis observer yang diperlukan. Keaktifan kelompok dianalisis kemudian dirinci menjadi.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. keaktifan individu dengan menyetarakan kriteria keaktifan semua anggota setiap kelompok.. 2. Data kuis, kemampuan awal dan hasil belajar Kuis diberikan diakhir pembelajaran setiap dua pertemuan sekali. Hasil kuis digunakan untuk mengecek pemahaman siswa dan sebagai pedoman dalam menentukan penghargaan kelompok. Kemampuan awal diperoleh dari Tes Kemampuan Awal (TKA) yang diberikan satu kali di awal pertemuan sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Hasil Tes Kemampuan Awal (TKA) digunakan untuk melihat kemampuan awal yang dimiliki siswa dan sebagai pedoman pembuatan kelompok heterogen. Hasil belajar diperoleh dari Tes Evaluasi (TE) yang diberikan satu kali pada pertemuan terakhir. Tes Evaluasi (TE) digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).. 3. Wawancara Wawancara dilakukan setelah hasil pengamatan keaktifan dan Tes Evaluasi (TE) sudah dianalisis. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa yang keaktifan dan hasil belajarnya diskonkordan (bertentangan), yaitu: siswa yang keaktifannya rendah hasil belajarnya sedang atau tinggi, keaktifannya.

Gambar

Diagram 4.1     Histogram Keaktifan    87
gambar a.1  gambar a.2
Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran  Pertemuan
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Guru Taman Kanak-kanan dalam pembelajaran seni tari, disamping harus menguasai bentuk-bentuk tarian dan ketrampilan dalam

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

b) Izin - izin Usaha yang dipersyaratkan (TDP, SITU/SIGU/Domisili) c) SIUJK (Jasa Konstruksi Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal). d) SBU Sub Klasifikasi MK001 Jasa

Tulisan tentang ketentuan zakat fitrah di karton Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VI/Semester II/dikutip oleh henri hatoguan harahap, dari CV.. Ayat Alquran atau hadis Nabi

[r]

Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan Riset Kapasitas PEnangkapan Cantrang pada Perikanan Demersal di Laut Jawa Serta Pukat Cincin pada Perikanan Cakalang dan