• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap I

Peneliti melakukan observasi pada bulan Mei – Juni terhadap lingkungan

sekolah, proses pembelajaran matematika, dan karakteristik siswa kelas VII

semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. Peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru matematika dan melakukan uji instrumen observasi.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa lingkungan

sekolah yang berada di tengah kota yang ramai karena berada di pinggir jalan

raya, tidak menghalangi proses pembelajaran. Lingkungan sekolah yang

bersih dan fasilitas yang memadai seperti ruang kelas yang terang dan tidak

pengap karena terdapat banyak jendela, adanya viewer, blackboard dan

whiteboard, adanya alat-alat yang mendukung pelajaran matematika (seperti:

pengaris, jangka, dll), buku paket, buku jurnal, dan lain sebagainya

menyebabkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif.

Proses pembelajaran tidak terlepas juga dari peran guru dan siswa. Guru

matematika di SMP Tarakanita Magelang telah menerapkan metode

pembelajaran yang berbeda. Metode pembelajaran yang digunakan antara

lain: tanya jawab, diskusi kelompok, dan sesekali menggunakan powerpoint

untuk menerangkan materi. Sedangkan, model pembelajaran yang sering

digunakan adalah model pembelajaran klasikal, masih terpusat pada guru,

dimana guru menjelaskan siswa mendengarkan.

Karakteristik siswa dari kelas VII A – D menunjukkan adanya

keberagaman (heterogen). Peneliti melihat keberagaman tersebut dari

kemampuan siswa dalam memahami materi matematika yang sedang

diajarkan saat itu yaitu bangun datar. Peneliti melihat kemampuan siswa saat

mengerjakan latihan soal dan saat mengerjakan ulangan. Serta wawancara

dengan guru matematika tentang nilai ulangan yang diperoleh siswa. Saat

ulangan peneliti menemukan sisi positif dari siswa, yaitu adanya persaingan

sehat antar siswa. Tidak terlihat atau ditemukan kecurangan. Bahkan, ada

beberapa siswa yang menutup jawabannya dengan tempat pensil atau lembar

soal agar tidak terlihat oleh teman lainnya.

Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan uji instrumen

observasi sebanyak tiga kali pertemuan di kelas VII B. Peneliti mencoba

mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) dan melakukan uji coba instrumen keterlaksanaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan keaktifan kelompok.

Dengan melihat hasil observasi di kelas VII, ditemukan beberapa siswa

yang masih kurang paham terhadap materi tambahan yaitu penerapan

Teorema Pythagoras pada bangun datar. Maka, peneliti memutuskan untuk

melakukan pengambilan data pada pokok bahasan Teorema Pythagoras di

kelas VIII semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013. Peneliti memilih guru dan

siswa kelas VIII B sebagai subyek penelitian.

Rabu, 1 Agustus 2012 dan Kamis, 2 Agustus 2012, peneliti melakukan

observasi lanjut di kelas VIII B. Masih terlihat keberagaman di dalam kelas

tersebut seperti saat kelas VII. Keberagaman ini diperkuat dengan melihat

hasil Tes Kemampuan Awal (TKA) yang diberikan pada hari Sabtu, 4

Agustus 2012. Tes Kemampuan Awal (TKA) ini tentang materi kelas VII

yang mereka telah pelajari dan berhubungan dengan Teorema Pythagoras. Tes

Kemampuan Awal (TKA) digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa

dan sebagai pedoman pembuatan kelompok heterogen. Tes Kemampuan Awal

(TKA) diikuti oleh 34 siswa, satu siswa tidak mengikuti tes ini dikarenakan

ijin tidak masuk sekolah yaitu Siswa 33.

Kelompok heterogen terdiri dari lima orang yang mempunyai nomor 1 –

5 sehingga terbentuk tujuh kelompok heterogen. Pembagian kelompok

heterogen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data kelompok

No. Pink Kuning Hijau Biru Coklat Merah Orange

1 Siswa 5 Siswa 33 Siswa 34 Siswa 4 Siswa 14 Siswa 30 Siswa 9 2 Siswa 2 Siswa 22 Siswa 10 Siswa 31 Siswa 20 Siswa 18 Siswa 23 3 Siswa 35 Siswa 16 Siswa 3 Siswa 29 Siswa 19 Siswa 7 Siswa 25 4 Siswa 15 Siswa 32 Siswa 24 Siswa 6 Siswa 17 Siswa 21 Siswa 28 5 Siswa 11 Siswa 27 Siswa 26 Siswa 12 Siswa 8 Siswa 1 Siswa 13

2. Tahap II

Pada tahap II, peneliti melakukan proses pembelajaran sebanyak empat

kali pertemuan. Peneliti sekaligus sebagai guru yang mengajar matematika di

kelas VIII B dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dan dibantu oleh tiga observer untuk

mengamati keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

keaktifan kelompok. Peneliti mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa-siswi kelas VIII

B semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP Tarakanita Magelang adalah

sebagai berikut:

a. Pertemuan I (2 x 35 menit)

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Agustus 2012 pukul

07.35 – 08.45. Pertemuan pertama diikuti oleh 35 siswa. Pada pertemuan I

ini, keseluruhan proses pembelajaran telah berjalan sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun, menghabiskan banyak waktu

dalam pembagian kelompok.

1) Pembuka

Pertama guru masuk kelas, siswa berdiri dan mengucapkan salam

kemudian guru menanggapinya. Guru mengajak siswa membahas

sebagian Tes Kemampuan Awal (TKA), yaitu tentang aljabar

(pemfaktoran dan perkalian akar). Setelah itu, guru menjelaskan tujuan

dan langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan. Siswa

dibagi menjadi tujuh kelompok heterogen yang sudah dipersiapkan

oleh guru menurut hasil Tes Kemampuan Awal (TKA). Kemudian,

siswa berkumpul dengan kelompoknya dan dibagikan nomor serta

Lembar Kerja Siswa (LKS) 1.

2) Inti

Setelah mendapat LKS 1, guru menyuruh siswa mengerjakan

latihan soal. Setiap siswa mengerjakan dan bertanggung jawab atas

satu soal sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Apabila siswa merasa

kesulitan dalam mengerjakan, siswa tersebut dapat bertanya dengan

teman atau guru. Kemudian, tiap siswa mempresentasikan hasil

kerjanya dalam kelompok. Diskusi kelompok berlangsung selama 25

menit. Pada saat diskusi kelompok, observer mengamati keaktifan

kelompok setiap lima menit dengan memberikan turus pada kolom

yang tersedia pada lembar pengamatan. Satu observer mengamati dua

kelompok dan guru mengamati satu kelompok. Setelah itu, guru

meminta lima siswa dari kelompok dan nomor yang berbeda untuk

mengerjakan soal sesuai nomor yang dimilikinya di papan tulis.

Kemudian, guru menyuruh mereka mempresentasikan hasil kerjanya

yang telah ditulis di papan tulis. Apabila ada yang kurang jelas, siswa

lain yang memiliki nomor sama dapat bertanya atau menyanggah atas

hasil kerjanya. Jika siswa yang memiliki nomor sama tidak ada yang

bertanya atau menyanggah, maka siswa yang memiliki nomor berbeda

diperbolehkan untuk bertanya dan menyanggah sehingga terjadi

diskusi kelas.

3) Penutup

Guru melakukan penegasan terhadap hasil kerja yang tertera di

papan tulis dan materi yang dipelajari, yaitu tentang mengenal

Teorema Pythagoras dan menghitung panjang sisi segitiga siku-siku

jika dua sisi lainnya diketahui. Sebelum mengucapkan salam penutup,

guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal LKS 1 yang belum

dikerjakan dan pada pertemuan selanjutnya mengumpulkan LKS 1

tersebut. Bel pergantian pelajaran pun berbunyi, siswa berdiri dan

mengucapkan salam.

b. Pertemuan kedua (2 x 35 menit)

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Agustus 2012 pukul

07.00 – 08.10. Pertemuan II diikuti oleh 35 siswa. Keseluruhan proses

pembelajaran berjalan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pembagian kelompok telah berjalan lancar karena siswa telah mengetahui

kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ini diadakan kuis 1 diakhir

proses pembelajaran tentang materi pada pertemuan I dan II.

1) Pembuka

Pertama guru masuk kelas, siswa berdiri dan mengucapkan salam.

Guru mengajak siswa membahas materi sebelumnya, yaitu tentang

mengenal Teorema Pythgoras dan menghitung panjang sisi segitiga

siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui. Setelah itu, siswa berkumpul

dengan kelompoknya seperti pertemuan sebelumnya dan dibagikan

nomor serta Lembar Kerja Siswa (LKS) 2.

2) Inti

Setelah mendapat LKS 2, guru menyuruh siswa mengerjakan

latihan soal. Setiap siswa mengerjakan dan bertanggung jawab atas

satu soal sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Apabila siswa merasa

kesulitan dalam mengerjakan, siswa tersebut dapat bertanya dengan

temannya atau guru. Kemudian, tiap siswa mempresentasikan hasil

kerjanya dalam kelompok. Diskusi kelompok berlangsung selama 25

menit. Pada saat diskusi kelompok, observer mengamati keaktifan

kelompok setiap lima menit dengan memberikan turus pada kolom

yang tersedia pada lembar pengamatan. Satu observer mengamati dua

kelompok dan guru mengamati satu kelompok. Setelah itu, guru

meminta lima siswa dari kelompok dan nomor yang berbeda untuk

mengerjakan soal sesuai nomor yang dimilikinya di papan tulis.

Kemudian, guru menyuruh mereka mempresentasikan hasil kerjanya

yang telah ditulis di papan tulis. Apabila ada yang kurang jelas, siswa

lain yang memiliki nomor sama dapat bertanya atau menyanggah atas

hasil kerjanya. Jika siswa yang memiliki nomor sama tidak ada yang

bertanya atau menyanggah, maka siswa yang memiliki nomor berbeda

diperbolehkan untuk bertanya dan menyanggah sehingga terjadi

diskusi kelas.

3) Penutup

Guru melakukan penegasan terhadap hasil kerja yang tertera di

papan tulis dan materi yang dipelajari, yaitu tentang mengenal

kebalikan Pythagoras dan mengenal triple Pythagoras. Setelah itu,

siswa mengerjakan kuis 1 yang terdiri dari dua soal. Sebelum

mengucapkan salam penutup, guru meminta siswa untuk mengerjakan

soal-soal LKS 2 yang belum dikerjakan dan pada pertemuan

selanjutnya mengumpulkan LKS 2 tersebut. Bel pergantian pelajaran

pun berbunyi, siswa berdiri dan mengucapkan salam.

c. Pertemuan ketiga (2 x 35 menit)

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Agustus 2012 pukul

07.35 – 08.45. Pada pertemuan III diikuti 34 siswa, satu siswa ijin tidak

masuk sekolah yaitu Siswa 28. Pada pertemuan ini, presentasi dan

penegasan diakhir proses pembelajaran tidak terlaksana karena waktu

telah habis untuk diskusi kelompok. Pada materi pertemuan III ini, siswa

banyak yang mengalami kesulitan sehingga guru harus menerangkan dari

kelompok satu ke kelompok lainnya.

1) Pembuka

Pertama guru masuk kelas, siswa berdiri dan mengucapkan salam.

Guru mengajak siswa membahas materi sebelumnya, yaitu tentang

mengenal kebalikan Pythgoras dan mengenal triple Pythagoras.

Setelah itu, berkumpul dengan kelompoknya seperti pertemuan

sebelumnya dan dibagikan nomor serta Lembar Kerja Siswa (LKS) 3.

2) Inti

Setelah mendapat LKS 3, guru menyuruh siswa mengerjakan

latihan soal. Setiap siswa mengerjakan dan bertanggung jawab atas

satu soal sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Apabila siswa merasa

kesulitan dalam mengerjakan, siswa tersebut dapat bertanya dengan

temannya atau guru. Kemudian, tiap siswa mempresentasikan hasil

kerjanya dalam kelompok. Diskusi kelompok berlangsung selama 25

menit. Pada saat diskusi kelompok, observer mengamati keaktifan

kelompok. Satu observer mengamati dua kelompok dan guru

mengamati satu kelompok. Pada pertemuan ini, observer mengamati

setiap lima menit selama 25 menit pertama saat diskusi kelompok

dengan memberikan turus pada kolom yang tersedia pada lembar

pengamatan. Ternyata, pada pertemuan ini siswa menemukan

kesulitan dalam memahami perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku

dengan sudut istimewa (30

0

, 45

0

, atau 60

0

) sehingga guru menjelaskan

dari kelompok satu ke kelompok lain secara bergantian. Dan karena

masih ada yang belum paham, maka guru menjelaskan di depan kelas.

3) Penutup

Akhirnya bel pergantian pelajaran berbunyi. Presentasi (diskusi

kelas) dan penegasan terhadap materi yang dipelajari, yaitu

menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut

istimewa (30

0

, 45

0

, atau 60

0

) tidak terlaksana. Guru meminta siswa

untuk mengerjakan soal-soal LKS 3 yang belum mereka kerjakan dan

pada pertemuan selanjutnya untuk mengumpulkan LKS 3. Kemudian

siswa berdiri dan mengucapkan salam.

d. Pertemuan keempat (2 x 40 menit )

Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Agustus 2012 pukul

07.40 – 09.00. Pada pertemuan IV diikuti 35 siswa. Proses pembelajaran

pada pertemuan ini berjalan lancar sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Terdapat sisa waktu yang dimanfaatkan oleh peneliti

untuk mengulang materi dari pertemuan I – IV sebagai persiapan

menghadapi Tes Evaluasi (TE) yang akan diadakan pada pertemuan

selanjutnya. Pada pertemuan ini diadakan kuis 2 tentang materi pertemuan

III dan IV.

1) Pembuka

Pertama guru masuk kelas, siswa berdiri dan mengucapkan salam.

Guru mengajak siswa membahas materi sebelumnya, yaitu tentang

menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut

istimewa (30

0

, 45

0

, atau 60

0

). Setelah itu, siswa berkumpul dengan

kelompoknya seperti pertemuan sebelumnya dan dibagikan nomor

serta Lembar Kerja Siswa (LKS) 4.

2) Inti

Setelah mendapat LKS 4, guru menyuruh siswa mengerjakan

latihan soal. Setiap siswa mengerjakan dan bertanggung jawab atas

satu soal sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Apabila siswa merasa

kesulitan dalam mengerjakan, siswa tersebut dapat bertanya dengan

temannya atau guru. Kemudian, tiap siswa mempresentasikan hasil

kerjanya dalam kelompok. Diskusi kelompok berlangsung selama 25

menit. Pada saat diskusi kelompok, observer mengamati keaktifan

kelompok setiap lima menit dengan memberikan turus pada kolom

yang tersedia pada lembar pengamatan. Satu observer mengamati dua

kelompok dan guru mengamati satu kelompok. Setelah itu, guru

meminta lima siswa dari kelompok dan nomor yang berbeda untuk

mengerjakan soal sesuai nomor yang dimilikinya di papan tulis.

Kemudian, guru menyuruh mereka mempresentasikan hasil kerjanya

yang telah ditulis di papan tulis. Apabila ada yang kurang jelas, siswa

lain yang memiliki nomor sama dapat bertanya atau menyanggah atas

hasil kerjanya. Jika siswa yang memiliki nomor sama tidak ada yang

bertanya atau menyanggah, maka siswa yang memiliki nomor berbeda

diperbolehkan untuk bertanya dan menyanggah sehingga terjadi

diskusi kelas.

3) Penutup

Guru melakukan penegasan terhadap hasil kerja yang tertera di

papan tulis dan materi yang dipelajari, yaitu menerapkan Teorema

Pythagoras pada bangun datar, bangun ruang, dan dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa mengerjakan Kuis 2 yang terdiri dari dua soal.

Ternyata, waktu masih tersisa, guru memanfaatkan waktu tersebut

untuk mengulang materi Teorema Pythagoras dari pertemuan I – IV

sebagai persiapan menghadapi Tes Evaluasi (TE). Sebelum

mengucapkan salam penutup, guru meminta siswa untuk mengerjakan

soal-soal LKS 4 yang belum mereka kerjakan dan mempelajari materi

Teorema Pythgoras dari pertemuan I – IV sebagai persiapan

menghadapi Tes Evaluasi (TE) yang akan diadakan pada pertemuan

selanjutnya. Bel pergantian pelajaran pun berbunyi, siswa berdiri dan

mengucapkan salam.

3. Tahap III

Setelah melakukan proses pembelajaran sebanyak empat kali pertemuan

di kelas VIII B. Guru kemudian memberikan Tes Evaluasi (TE) tentang

Teorema Pythagoras pada hari Sabtu, 1 September 2012 pukul 07.00 – 08.20.

Alokasi pengerjaan Tes Evaluasi (TE) tersebut adalah 60 menit atau 1 jam.

Sisa waktunya peneliti manfaatkan untuk memberikan penghargaan kelompok

dilihat dari nilai Tes Kemampuan Awal (TKA), kuis 1, dan kuis 2. Tes

Evaluasi (TE) diikuti oleh 34 siswa kelas VIII B, satu siswa tidak mengikuti

karena ijin tidak masuk sekolah, yaitu Siswa 7. Sebelum Tes Evaluasi (TE)

tersebut diberikan, peneliti sudah melakukan uji coba Tes Evaluasi (TE) di

kelas VIII C pada hari Kamis, 30 Agustus 2012. Kemudian menganalisis hasil

uji coba Tes Evaluasi (TE) dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis

hasil uji coba Tes Evaluasi (TE) tertera pada lampiran C.

Peneliti kemudian mengoreksi hasil Tes Evaluasi (TE) siswa kelas VIII

B. Kemudian dianalisis dan dibagi menjadi 3 kriteria dengan skala Likert 3

dan dibandingkan dengan kriteria keaktifan kelompok yang diamati pada saat

diskusi kelompok saat pembelajaran kooperatif kemarin dan sudah dianalisis.

Setelah itu, peneliti mengambil data wawancara pada hari Selasa, 11

September 2012 kepada enam siswa yang keaktifan dan hasil belajarnya

diskondordan (bertentangan), yaitu siswa yang keaktifannya rendah tetapi

hasil belajarnya sedang atau tinggi, siswa yang keaktifannya sedang tetapi

hasil belajarnya rendah atau tinggi, siswa yang keaktifannya tinggi tetapi hasil

belajarnya rendah atau sedang.

Dokumen terkait