• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta."

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

Hana Widyastuti Wiratmoko, 2015. Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Pokok Bahasan Gaya Kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/1014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari : (1) kuesioner motivasi belajar siswa, (2) tes prestasi yang terdiri dari pre test dan post test, (3) lembar wawancara motivasi belajar siswa, (4) alat dokumentasi. Data hasil kuesioner motivasi belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan skor total dan persentase yang diperoleh masing-masing siswa, kemudian berdasarkan hasil persentase tersebut ditentukan kriteria motivasi belajar siswa secara individu maupun keseluruhan. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif sebagai penguatan dari hasil kuesioner motivasi belajar siswa. Data tes prestasi belajar siswa yaitu pre test dan post test dianalisis mengunakan uji t untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat menumbuhkan motivasi belajar fisika siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis kuesioner motivasi belajar fisika siswa, yaitu 48,57% siswa memiliki motivasi yang cukup baik, 42,85% siswa memiliki motivasi yang baik, dan 8,57% siswa memiliki motivasi yang sangat baik. (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Hasil analisis data skor pre test dan post test menggunakan uji t diperoleh nilai t sebesar -18,77. Nilai thitung =

-18,77< ttabel = 2,042,. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar yang

(2)

ABSTRACT

Hana Widyastuti Wiratmoko, 2015. The Motivation and Physics Learning Achievement Through Cooperative Learning Model Application Type Numbered Heads Together (NHT) in Class VIIIF Pangudi Luhur 1 Junior High School Yogyakarta. Thesis. Physics Education Studies Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher’s Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to understanding the increase in motivation and achievement through the application of cooperative learning model Numbered Heads Together in the subject of force in class VIIIF Pangudi Luhur 1 Junior High School Yogyakarta academic year 2013/2014.

The subject of this research was eight grade students of Pangudi Luhur 1 Junior High Shcool Yogyakarta academic year 2013/2014. This research applied quantitative analysis. Research instruments used in data collection, consist of : (1) Students motivation questionnaires, (2) Students academic achievement test in the form of pre test and post test, (3) Students motivation interview sheet, and (4) documentation tools. Data of students motivation questionnaires were analyzed quantitatively by determine the total score and the percentage of the students motivation indvidually and overall. Data of interview were analized qualitative descriptively as the strengthening of the result of students motivation questionnaires. Data of academic achievement tests are the result of pre test and post test were analyzed using t test to know enhancement of students academic achievement.

The result of the research showed that (1) The application of cooperative learning model type Numbered Heads Together that can motivate students to learn physics. It was shown from the result of questionnaires that the students motivation in the overall height criteria. (2) The application of cooperative learning model type Numbered Heads Together was increase to improving students achievement. The result from analyzed of score pre test and post test with t test calculations obtained tcount = -18,77 < ttable = 2,042. Therefore, it can be conclude that there

(3)

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN GAYA KELAS VIIIF SMP

PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Hana Widyastuti Wiratmoko

NIM: 081424021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN GAYA KELAS VIIIF SMP

PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Hana Widyastuti Wiratmoko

NIM: 081424021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

KATA MOTIVASI

"Banyak orang berhenti berupaya, saat sebetulnya mereka

sudah hampir sampai. Sabarlah, selangkah lagi.”

"Satu ide sederhana yang menjadi kenyataan, lebih baik

daripada banyak ide yang hanya dalam khayalan.”

(Mario Teguh)

Kegagalan dapat disebabkan oleh dua hal :

1.

Berpikir tapi tak pernah bertindak

2.

Bertindak tapi tak pernah berpikir

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

Hana Widyastuti Wiratmoko, 2015. Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Pokok Bahasan Gaya Kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi

Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/1014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari : (1) kuesioner motivasi belajar siswa, (2) tes prestasi yang terdiri dari pre test dan post test, (3) lembar wawancara motivasi belajar siswa, (4) alat dokumentasi. Data hasil kuesioner motivasi belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan skor total dan persentase yang diperoleh masing-masing siswa, kemudian berdasarkan hasil persentase tersebut ditentukan kriteria motivasi belajar siswa secara individu maupun keseluruhan. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif sebagai penguatan dari hasil kuesioner motivasi belajar siswa. Data tes prestasi belajar siswa yaitu pre test dan post

testdianalisis mengunakan uji tuntuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat menumbuhkan motivasi belajar fisika siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis kuesioner motivasi belajar fisika siswa, yaitu 48,57% siswa memiliki motivasi yang cukup baik, 42,85% siswa memiliki motivasi yang baik, dan 8,57% siswa memiliki motivasi yang sangat baik. (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Hasil analisis

(11)

ABSTRACT

Hana Widyastuti Wiratmoko, 2015. The Motivation and Physics

Learning Achievement Through Cooperative Learning Model Application Type Numbered Heads Together (NHT) in Class VIIIF Pangudi Luhur 1 Junior High School Yogyakarta. Thesis. Physics Education Studies Program,

Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher’s Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to understanding the increase in motivation and achievement through the application of cooperative learning model Numbered Heads Together in the subject of force in class VIIIF Pangudi Luhur 1 Junior High School Yogyakarta academic year 2013/2014.

The subject of this research was eight grade students of Pangudi Luhur 1 Junior High Shcool Yogyakarta academic year 2013/2014. This research applied quantitative analysis. Research instruments used in data collection, consist of : (1) Students motivation questionnaires, (2) Students academic achievement test in the form of pre test and post test, (3) Students motivation interview sheet, and (4) documentation tools. Data of students motivation questionnaires were analyzed quantitatively by determine the total score and the percentage of the students motivation indvidually and overall. Data of interview were analized qualitative descriptively as the strengthening of the result of students motivation questionnaires. Data of academic achievement tests are the result of pre test and post test were analyzed using t test to know enhancement of students academic achievement.

The result of the research showed that (1) The application of cooperative learning model type Numbered Heads Together that can motivate students to learn physics. It was shown from the result of questionnaires that the students motivation in the overall height criteria. (2) The application of cooperative learning model type Numbered Heads Together was increase to improving students achievement. The result from analyzed of score pre test and post test with

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan kasih karunia dan rahmat-Nya, sehingga skripsi dengan

judul “Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Pokok

Bahasan Gaya Kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta” ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu,

mendukung, membimbing, dan memotivasi penulis. Oleh karena itu, melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa M.S sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ign. Antang Hartoko, S.Pd., selaku Kepala Sekolah di SMP Pangudi

Luhur I Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan ijin untuk

(13)
(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pembatasan Masalah ... 5

F. Pembatasan Istilah ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II DASAR TEORI ... 9

A. Pengertian Belajar ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif ... 13

C. Numbered Heads Together (NHT) ... 17

(15)

E. Prestasi Belajar Siswa ... 22

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Pelaksanaan Penelitian ... 39

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 48

1. Analisis Kuesioner Motivasi Siswa ... 48

2. Analisis Prestasi Belajar Siswa ... 52

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

Tabel 3.1 Peta konsep Kuesioner ... 33

Tabel 3.2 Pedoman Skor Kuesioner ... 35

Tabel 4.1 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 48

Tabel 4.2 Kategori Hasil Analisis Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.3 Presentase Setiap Kategori Hasil Analisis Kuesioner ... 51

Tabel 4.4 Analisis Hasil Skor Pretest dan Postest ... 52

Tabel 4.5 Paired Samples Statistics ... 54

Tabel 4.6 Paired Samples Correlations ... 54

Tabel 4.7 Paired Samples Test ... 54

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

A.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran .... 65

A.2 Distribusi Soal Pretest Menurut Konsep dan Indikator Pembelajaran .... 66

A.3 Konsep, Aspek yang Diukur, Soal Pretest Pilihan Ganda dan Skor Maksimal ... 68

A.4 Konsep, Aspek yang Diukur, Soal Pretest Uraian dan Skor Maksimal . 70 A.5 Distribusi Soal Postest Menurut Konsep dan Indikator Pembelajaran .... 71

A.6 Konsep, Aspek yang Diukur, Soal Postest Pilihan Ganda dan Skor Maksimal ... 72

A.7 Konsep, Aspek yang Diukur, Soal Postest Uraian dan Skor Maksimal .. 74

A. 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 75

A. 9 Daftar Nama Kelompok ... 91

(18)

LAMPIRAN B

B.1Hasil Kerja Siswa Pretest ... 122

B.2 Hasil Kerja Siswa LKS 1 ... 126

B.3 Hasil Kerja Siswa LKS 2 ... 129

B.4 Hasil Kerja Siswa LKS 3 ... 135

B.5 Hasil Kerja Siswa LKS 4 ... 139

B.6 Hasil Kerja Siswa Postest ... 143

B.7 Hasil Kerja Siswa Kuesioner ... 149

B. 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 158

B. 9 Surat Keterangan Penelitian ... 159

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika (bahasa Yunani : fysikos, “alamiah”, dan fysis, “alam”)

adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas

(http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika).Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa mata pelajaran fisika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Karakteristik

fisika yang bersifat abstrak dan harus menghafal rumus membuat

kebanyakan siswa beranggapan bahwa fisika itu sulit dan rumit. Disinilah

tugas dari seorang guru fisika benar-benar harus ditunjukkan. Guru harus

terus berlatih bagaimana membantu siswa belajar fisika. Hendaknya guru

fisika melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga siswa tidak merasa

takut dengan guru fisika.

Tugas guru fisika bukan hanya menyampaikan materi

pembelajaran, namun juga harus bisa membuat siswa menyukai fisika. Salah

satunya adalah dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang

berbeda. Guru fisika dituntut menguasai banyak metode pembelajaran,

dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan saat proses belajar mengajar

berlangsung. Banyaknya metode pembelajaran yang ada membuat guru

harus lebih selektif untuk menggunakannya saat mengajar, agar tidak terjadi

(20)

Unsur penting dalam pembelajaran yang baik adalah (1) Siswa

yang belajar, (2) Guru yang mengajar, (3) Bahan pelajaran, (4) Hubungan

antara guru dan siswa. Dalam belajar fisika yang penting adalah siswa yang

aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk

membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika itu sendiri.

Dari pihak guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti

keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan

perkembangan siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap

siswa. (Paul Suparno,2007:2).

Menurut Winkel (1987), pembelajaran berlangsung di dalam kelas,

dapat ditemukan beberapa komponen yang bersama-sama mewujudkan

proses tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain prosedur didaktif,

media pengajaran, pengelompokan siswa dan materi pelajaran. Peranan

dalam membimbing pada dasarnya ikut dalam prosedur didaktif. Prosedur

didaktif menunjuk pada kegiatan-kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran di dalam kelas. Untuk mencapai keberhasilan tersebut,

disamping harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan guru juga

dituntut untuk mengetahui secara tepat posisi pengetahuan siswa sebelum

mengikuti pelajaran tertentu.

Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together merupakan suatu metode pembelajaran yang mengedepankan pada aktivitas dan interaksi siswa dalam mencari,

(21)

depan kelas. Pada metode pembelajaran ini setiap siswa dibagi dalam

kelompok kecil dan masing-masing diberi nomor kepala. Setiap anggota

kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama, karena pada saat

presentasi guru akan memanggil nomor kepala siswa sebagai wakil

kelompok. Selain itu keunggulan dari metode Numbered Heads Together

adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan

keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap

anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain

namun setiap anggota dapat saling membantu dalam memahami suatu

materi demi tercapainya keberhasilan dalam kelompok.

Proses pembelajaranbiasanya menggunakan metode konvensional

ceramah dalam menyampaikan materi sehingga siswa cepat bosan. Oleh

karena itu, peneliti dan guru kelas mencari penyelesaian masalah tersebut

untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa yaitu dengan

menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan

penelitian untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi

belajar siswa pada pokok bahasan Gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I

(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

yang lebih spesifik sebagai berikut:

1. Banyak siswa beranggapan bahwa fisika itu sulit dan rumit karena

bersifat abstrak dan terdiri dari berbagai macam rumus.

2. Pembelajaran di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta masih

menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi

dalam belajar yang mengakibatkan nilai hasil belajar rendah.

3. Adanya kemungkinan keberhasilan penerapan model pembelajaran

koopertif Numbered Heads Together untuk menumbuhkan motivasi

belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar

fisika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa SMP

(23)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui motivasi dan prestasi belajar siswa dengan cara

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together pada siswa SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta kelas VIIIF

pada materi Gaya.

E. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut serta mempertimbangkan

kemampuan, pengetahuan, dan waktu maka pada penelitian ini penulis

membatasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIF SMP

Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

2. Penelitian ini hanya membahas mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada pokok

bahasan Gaya di kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

3. Hasil penelitian diterapkan sebatas untuk kelas VIIIF SMP Pangudi

Luhur I Yogyakarta.

F. Pembatasan Istilah

Dalam penelitian ini, dijelaskan beberapa istilah agar penelitian ini

(24)

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada

dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda.

Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha

memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, disamping guru

dan sumber belajar lainnya.

2. Numbered Heads Together

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

merupakan suatu metode pembelajaran yang mengedepankan pada

aktivitas dan interaksi siswa dalam mencari, mengolah dan

melaporkan informasi yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.

Pada metode pembelajaran ini siswa dibagi dalam kelompok kecil dan

masing-masing diberi nomor. Setiap anggota kelompok mempunyai

tanggung jawab yang sama, karena pada saat presentasi guru akan

memanggil nomor siswa sebagai wakil kelompok.

3. Motivasi Belajar

Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan daya

penggerak yang ada dalam tubuh seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapai suatu tujuan. Motivasi

belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

(25)

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar (Sardiman, 2008:75).

4. Prestasi Belajar

Secara umum prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai,

atau perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar (Winkel,

1986).

5. Gaya

Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan, yang mengakibatkan

perubahan gerak benda atau bentuk benda. Satuan dari gaya dalam

MKS adalah Newton (N) dan dalam cgs adalah dyne.

Berdasarkan uraian pembatasan istilah, maka pada penelitian ini

akan dibahas mengenai keberhasilan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi

belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan pokok bahasan gaya.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan

wawasan dalam mengelola pembelajaran fisika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk

(26)

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan

keterampilam sosial siswa antara lain; belajar kerjasama,

bertanggungjawab dan berinteraksi dengan teman sebaya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan bekal bagi

penulis dalam mengelola pembelajaran fisika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together saat

(27)

BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Belajar

Menurut Sardiman (2008) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya

yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Menurut Winkel (1987) belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan

berbekas.

Agar pengertian belajar tidak melenceng pada hakikat belajar

sendiri, maka akan dikemukakan definisi tentang belajar menurut para pakar

pendidikan (Suparjo, A., 2009:2) sebagai berikut :

1. Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut

bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

2. Menurut Harold Spears,learning is to observe, to read, to imitate, to

(28)

lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

3. Menurut Morgan,learning is any relatively permanent change in

behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan

perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

Dari uraian definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan pribadi siswa dan

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman siswa.

Sistematika lima jenis belajar menurut Robert M. Gagne antara lain:

1. Informasi verbal (verbal information) adalah pengetahuan yang

dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan

dan tertulis.

2. Kemahiran intelektual (intellectual skill) adalah kemampuan untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam

bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai

lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar).

3. Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy) adalah suatu cara

menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri.

4. Ketrampilan motorik (motor skill) adalah orang yang mampu

melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan-urutan

tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai

(29)

5. Sikap (attitude) adalah kemampuan untuk mengambil keputusan

apakah suatu obyek tertentu itu baik/tidak.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, dan menurut

Muhibbin (2005:132), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

antara lain:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

siswa yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal

meliputi dua macam yaitu:

a. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis merupakan aspek yang bersifat

jasmaniah yang menandai tingkat kebugaran organ-organ dan

sendi-sendinya terutama indera pendengaran dan indera

penglihatan siswa yang dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek Psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek yang bersifat

rohaniah yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa. Banyak faktor psikologis yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam hal ini ada

berbagai model klasifikasi faktor psikologis yang diperlukan

(30)

(2008) antara lain perhatian, intelegensi siswa, pengamatan,

tanggapan, fantasi, ingatan, berpikir, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri

siswa yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor eksternal

meliputi dua macam yaitu:

a. Lingkungan Sosial

1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa.

2) Lingkungan sosial siswa yang meliputi masyarakat dan

tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar

perkampungan siswa.

3) Lingkungan sosial siswa yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan

keluarga.

b. Lingkungan Non-sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan

(31)

c. Faktor pendekatan belajar (Approach to learning)

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

pelajaran. Hal ini didukung dengan pernyataan Syaiful dan

Aswan (2010) bahwa kegagalan pengajaran salah satunya

disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Selain itu,

metode pembelajaran berfungsi merupakan salah satu bentuk

motivasi ekstrinsik sebagai alat perangsang dari luar yang dapat

membangkitkan semangat belajar siswa yang dapat

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip

dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok

kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang

kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat

belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang

membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa

(32)

terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggotanya

(Priyanto dalam Made Wena, 2009:189).

Sedangkan menurut Made Wena (2009) pembelajaran

kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan

teman sejawat sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber

belajar lainnya.

2. Unsur-unsur dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di

dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Lie

(dalam Made Wena, 2009:190) ada berbagai elemen yang merupakan

ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut

untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong

agar siswa merasa saling membutuhkan dan ketergantungan satu

sama lain. Dalam hal ini kebutuhan siswa tentu terkait dengan

pembelajaran. Suasana saling ketergantungan tersebut dapat

diciptakan melalui berbagai strategi yaitu ketergantungan dalam

pencapaian tujuan, menyelesaikan tugas, bahan atau sumber

belajar, peran dan ketergantungan hadiah.

b. Interaksi Tatap Muka (face to face interaction)

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam

(33)

melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan

sesama siswa menerapkan keterampilan bekerja sama untuk

menjalin hubungan dengan sesama anggota kelompok.

c. Akuntabilitas Individual (Individual Accountability)

Mengingat pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap anggota

harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan

pekerjaan kelompok. Setiap siswa harus bertanggung jawab

terhadap penguasaan materi pembelajaran secara

maksimal,karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata

nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan

menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada

masing-masing individu siswa.

d. Keterampilan Menjalin Hubungan Antar pribadi atau

keterampilan sosial (Use of collarative/social skill)

Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk

membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan

bersosialisasi antaranggota kelompok. Oleh karena itu,

keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide, mempertahankan pikiran logis, tidak

mendominasi orang lain, mandiri dapat bermanfaat dalam

(34)

3. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Sintak model pembelajaran kooperatif menurut Agus Suparjo

(2009) terdiri dari 6 fase yaitu:

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar

Fase 2: Present information Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien

Fase 4: Assist team work and

study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

4. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat banyak pendekatan

yang dapat digunakan (Arends, 2008) yaitu Student Teams

(35)

C. Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together adalah suatu pendekatan yang

melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi pelajaran. Pendekatan ini

bertujuan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Pendekatan Numbered Heads Together terdiri atas empat langkah yaitu

penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab.

Dikembangkan oleh Spencer Kagan (dalam Arends 2008) untuk

melibatkan lebih banyak siswa dalam review berbagai materi yang dibahas

dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang

isi pelajaran.

Number Head Together adalah suatu model pembelajaran yang

lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan

di depan kelas.

1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Numbered Heads Together

a. Numbering

Guru membagi siswa menjadi beberapa tim

beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi nomor

sehingga setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor

antara 1-5.

b. Questioning

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, bentuk

(36)

c. Heads Together

Siswa menyatukan pemikiran mereka untuk

menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang

tahu jawabannya.

d. Answering

Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari

masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat

tangannya dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh

kelas.

2. Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

a. Terjadi interaksi positif antara siswa melalui diskusi dalam

menyelesaikan masalah.

b. Siswa pandai maupun siswa yang lemah sama-sama

memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif.

c. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi

pengetahuan akan menjadi lebih besar.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya, diskusi dan mengembangkan bakat

kepemimpinan.

e. Setiap anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi yang

diberikan sebab setiap anggota mempunyai kesempatan yang

sama untuk mempertanggungjawabkan tugas kelompok di depan

(37)

3. Kelemahan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat

menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

b. Proses diskusi tidak dapat berjalan lancar jika ada siswa yang

sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki

pemahaman yang memadai.

c. Dalam membentuk kelompok memerlukan waktu yang cukup

lama karena kelompok disusun secara heterogen.

4. Cara meminimalisir Kelemahan Model Pembelajaran Numbered

Heads Together.

a. Upaya dari guru dan teman sekelompok untuk memberikan

motivasi pada siswa yang lemah agar dapat berperan aktif dalam

proses pembelajaran.

b. Adanya upaya untuk meningkatkan tanggung jawab individu

untuk belajar bersama-sama.

D. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

non-intelektual. Peranannya dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang,

dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat

akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Seseorang yang memiliki intelegensi cukup tinggi, bisa jadi gagal

(38)

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan

seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang

yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan dalam dirinya (Hamzah, 2008:1).

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam (Made Wena,

2009: 33) yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang

disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Dalam

proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara intrinsik

dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan

tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan

belajar yang sebenarnya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya

karena pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan

keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk

belajar; tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai

tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri, atau

tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.

Menurut Amir Daien Indrakusuma (1973:162),

(39)

yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar

siswa.

Sedangkan menurut Winkel dalam Abd.Rachman Abror

(1993:114), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian motivasi belajar adalah proses yang memberikan

semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang

termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan

lama demi tercapainya suatu tujuan.

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sebab hasil

belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Oleh karena itu,

menurut Sardiman (2008) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong seseorang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

(40)

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan kata lain

dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi,

maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang

baik.

Motivasi yang ada pada diri siswa dapat dilihat dari

karakteristik tingkah laku siswa (Made Wena, 2009: 33) yaitu

menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, ketekunan

dalam kegiatan belajar, keantusiasan dalam belajar, keterlibatan dalam

kegiatan belajar, rasa ingin tahu, selalu berusaha mencoba, dan aktif

mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

E. Prestasi Belajar Siswa

Secara umum prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat

dicapai, atau perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar (Winkel, 1986).

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses

pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan

(41)

F. Gaya

 Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan, yang mengakibatkan

perubahan gerak benda atau bentuk benda. Satuan dari gaya dalam

MKS adalah Newton (N) dan dalam cgs adalah dyne.

 Gaya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a. Gaya sentuh, yaitu gaya yang hanya bisa bekerja pada benda

jika terjadi sentuhan antara sumber gaya dan benda. Contoh :

gaya otot, gaya tarik/dorong, gaya gesekan.

b. Gaya tak sentuh, yaitu gaya yang bisa bekerja pada benda tanpa

terjadi sentuhan antara sumber gaya dan benda. Contoh : gaya

gravitasi, gaya listrik, gaya magnet.

 Pengaruh gaya pada benda adalah :

a. Benda diam menjadi bergerak, misal: meja yang didorong.

b. Benda bergerak menjadi diam, misal: bola yang ditangkap.

c. Bentuk dan ukuran benda berubah, misal: pegas yang ditarik.

d. Arah gerak benda berubah, misal: bola yang dipukul kemudian

mengenai dinding dan berbalik arah.

 Gaya mempunyai besar dan arah. Alat untuk mengukur besar gaya

secara langsung adalah neraca pegas. Besarnya gaya yang diukur

ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang ada pada neraca pegas.

 Resultan gaya

(42)

Jika ada dua gaya, misalnya F1 dan F2 bekerja pada suatu benda, maka

resultan gaya R dituliskan sebagai R = F1 + F2.

 Jika dua buah gaya atau lebih arahnya sama, maka

gaya-gayanya dijumlahkan

+ =

 Jika dua buah gaya atau lebih arahnya berlawanan, maka

gaya-gayanya dikurangkan

+ =

 Dua buah gaya yang saling tegak lurus, resultan gayanya

diperoleh dengan menggunakan rumus Phytagoras

 Jika dua buah gaya yang besarnya sama bekerja pada sebuah

benda dengan arah yang berlawanan, maka diperoleh resultan

gaya sama dengan nol. Pada keadaan ini tidak terjadi perubahan

gerak. Artinya benda tersebut tetap berada pada keadaan diam

atau jika bergerak maka akan terus bergerak dengan kecepatan

tetap (gerak lurus beraturan).

+ = 0

 Gaya gesek

 Gaya gesek adalah gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya

gesek bekerja di antara permukaan benda yang saling

(43)

 Jenis-jenis gaya gesek :

 Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat

yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti

contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke

bawah pada bidang miring.

 Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda

bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan.

 Karakteristik dari gaya gesek adalah sebagai berikut:

 Antara dua buah benda yang bersentuhan terjadi gaya

gesek.

 Sebuah benda akan bergerak jika gaya yang bekerja pada

benda lebih besar dari gaya geseknya.

 Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak

benda.

 Besarnya gaya gesek antara dua buah benda ditentukan

oleh kekasaran atau kehalusan permukaan-permukaan

yang bersentuhan.

 Gaya gesek yang menguntungkan antara lain:

 Gaya gesekan antara kaki dengan lantai pada saat berjalan.

Jika permukaan lantai / telapak kaki licin, maka dapat

(44)

 Gaya gesekan penggunaan rem pada sepeda / motor /

mobil, yang berfungsi untuk menghentikan kelajuan

kendaraan tersebut.

 Gaya gesekan udara saat parasut dikembangkan.

 Gaya gesekan antara ban yang dibuat bergerigi dengan

permukaan jalan sehingga kendaraan tidak selip.

 Gaya gesek yang merugikan antara lain:

 Gaya gesekan pada komponen mesin yang berputar dan

bersentuhan satu sama lain. Merugikan karena akan

menimbulkan panas dan mesin cepat aus sehingga mudah

rusak.

 Gaya gesekan antara permukaan ban dengan jalan raya.

Pada jalan raya yang kasar tidak rata, gaya gesekan antara

roda dan jalan sangat besar, sehingga sulit untuk melaju

cepat.

 Gaya gesekan udara dengan benda yang bergerak. Contoh

: mobil balap didesain sedemikian rupa supaya gaya

gesekan udara tidak mengurangi kelajuan mobil.

 Gaya berat

 Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu

benda. Satuan berat adalah Newton.

 Hubungan antara massa dan berat

w = m. g m =

(45)

dengan : w = berat benda (N)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi bumi (N/kg atau m/s2)

Penelitian dengan metode Numbered Heads Together pernah

dilakukan pada bidang Matematika oleh Dewi Puspa Ningrum (2012),

dengan hasil (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together efektif dalam menumbuhkan motivasi belejar siswa. (2)

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

G. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together mengedepankan pada aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran di kelas. Pada model pembelajaran ini siswa

dikelompok dalam kelompok kecil dan berdiskusi bersama untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru sehingga akan terbentuk

interaksi positif antar siswa. Dengan demikian siswa akan bekerja sama dan

saling membantu dalam memecahkan masalah demi keberhasilan kelompok

tersebut.

Dengan terciptanya aktivitas dan interaksi yang positif antar siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together, akan tumbuh kemauan dan minat siswa

(46)

sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dengan demikian

akan tercipta motivasi belajar yang tinggi.

Di sisi lain motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi

belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat,

kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar. Dengan motivasi inilah

siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar sehingga kualitas hasil

belajar siswa dapat terwujud dengan baik dan prestasi belajar meningkat.

Oleh karena itu, dengan pembelajaran Numbered Heads Together

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi

belajarnya meningkat.

H. Hipotesis

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together efektif dalam menumbuhkan motivasi belajar dan

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara umum

menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam bentuk angka dan

kemudian model analisisnya menggunakan statistik. Design penelitian ini,

satu kelompok observasi/diukur bukan hanya pada akhir treatment (postest),

tetapi juga sebelum diberi treatment (pretest).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suparno (2007:43) salah satu unsur yang penting dalam

penelitian adalah bagaimana menentukan sampel dari populasi yang ingin

kita teliti. Sampling adalah proses memilih dan menentukan sampel

penelitian. Sampel adalah suatu kelompok dimana informasi atau data

didapatkan. Populasi adalah kelompok yang lebih besar dimana hasil

penelitian diharapkan berlaku, semua group yang akan diteliti. Sampel

merupakan himpunan dari populasi. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Pangudi

(48)

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together pada mata pelajaran fisika

di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dengan pokok bahasan Gaya

kelas VIIIF.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi

belajar siswa pada pokok bahasan Gaya.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Januari tahun 2014 dengan

pokok bahasan Gaya.

E. Bentuk Data Penelitian

1. Data Motivasi Siswa

Data motivasi siswa berupa skor pada kuesioner serta data

hasil pengamatan dan dokumentasi pada saat pembelajaran

berlangsung. Selain itu data juga dalam bentuk wawancara dengan

siswa mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan model

(49)

2. Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari skor hasil tes

prestasi belajar fisika yang berupa soal-soal yang disusun berdasarkan

indikator. Hasil tes prestasi belajar siswa inilah yang akan digunakan

untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together terhadap prestasi belajar siswa pada

pembelajaran fisika pada pokok bahasan Gaya.

F. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data untuk

menunjukan motivasi siswa berupa kuesioner. Sedangkan teknik

pengambilan data prestasi belajar siswa dengan melakukan tes tertulis

berupa pretest dan postest.

1. Data mengenai motivasi siswa pada penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads together dikumpulkan dengan

membagikan kuesioner dan sebagai penguatan dilakukan wawancara.

2. Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dengan memberikan

soal tes fisikayang terdiri dari pretest dan postest. Hasil belajar inilah

yang akan digunakan untuk mengetahui penerapan model

(50)

G. Instrumen Penelitian

Suparno (2007:55) menyatakan bahwa instrumentasi adalah seluruh

proses untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat

berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi.

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu

instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP mengacu

pada pembelajaran kooperatif yang menggunakan tipe Numbered

Heads Together, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Instrumen Pengukuran

Instrumen pengukuran ini berisikan soal Pretest, Postest,

kuesioner.

a. Pretest

Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Tes ini berisikan 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Disusun berdasarkan pokok bahasan Gaya.

b. Postest

Tes akhir digunakan untuk mengetahui apakah dengan

(51)

Berisikan 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Disusun

berdasarkan pokok bahasan Gaya.

c. Kuesioner

Kuesioner ini berjumlah 25 item dan terdapat 5 pilihan

yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), SS (Sangat Setuju), R (

Ragu-ragu), S( Setuju), TS (Tidak Setuju). Kuesioner ini untuk

mengukur motivasi belajar siswa yang dirancang oleh Dewi Puspa

Ningrum,2012. Berikut peta konsep kuesioner:

Tabel 3.1 Peta Konsep Kuesioner

d. Validitas instrumen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa (LKS), prestest, postest,dan kuesioner motivasi yang

digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui validitasnya

peneliti mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen

pembimbing. Validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi

(Content Validity). Suatu instrumen mempunyai validitas isi

apabila sesuai dengan tujuan penelitian. No. Karakteristik

8. Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan

(52)

H. Dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari aktivitas siswa adalah

dengan menggunakan teknik dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakan

rekaman video dan foto kegiatan pembelajaran untuk melengkapi data

aktivitas siswa.

Hal-hal yang akan direkam dalam penelitian ini antara lain:

1. Keadaan kelas ketika guru mengawali kegiatan pembelajaran.

2. Keadaan kelas ketika siswa berdiskusi dalam kelompok kecil dalam

mengerjakan tugas yang diberikan guru pada Lembar Kerja Siswa

(LKS).

3. Kegiatan siswa ketika mempresentasikan hasil diskusi.

I. Metode Analisis data

1. Analisis Validitas Tes Prestasi Belajar

Untuk mengetahui validitas setiap instrumen dilakukan

teknik validitas, yaitu teknik penilaian pakar (expert judgment).

Teknik penilaian pakar (expert judgment) digunakan untuk

mengetahui validitas instrumen kuesioner dan soal tes hasil belajar

siswa.

2. Analisis Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

(53)

a. Pretest

ℎ � 100%

b. Postest

ℎ � 100%

3. Analisis Kuesioner Motivasi Siswa

Data dari kuesioner motivasi siswa diperoleh dengan

menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa. Berdasarkan

skala Linkert pedoman penilaian skor pada kuesioner tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Skor Kuesioner

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Seluruh skor hasil kuesioner dimasukan dalam tabel hasil

kuesioner kemudian dihitung skor total yang diperoleh masing-masing

siswa dilanjutkan dengan menghitung presentase skor motivasi belajar

siswa dengan rumus sebagai berikut:

� � ℎ � − �

� ℎ �� � � � 100%

Kemudian menentukan kategorinya dengan ketentuan skor

rata-rata 1,00-1,49 = tidak baik, 1,50-2,49 = kurang baik, 2,50-3,49 =

(54)

4. Analisis Wawancara

Hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Tujuan dari wawancara ini adalah agar peneliti dapat menggali

informasi dari siswa mengenai tanggapan terhadap penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

J. Rencana Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap motivasi dan prestasi

belajar siswa pada pokok bahasan Gaya. Agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar, maka dibuat suatu rencana kegiatan penelitian yang nantinya

dapat digunakan sebagai acuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Berikut

rencana kegiatan selama penelitian berlangsung:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian antara lain:

a. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan SK dan

KD fisika untuk SMP yaitu materi Gaya.

b. Melaksanakan observasi dikelas yang menjadi sampel penelitian

untuk mengetahui karakteristik siswa dan cara guru mengajar.

c. Menyiapkan rencana pembelajaran antara lain Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada

pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe

(55)

mengkonsultasikan kepada guru kelas dan dosen pembimbing

agar RPP yang telah dibuat sesuai dengan kondisi kelas dan

tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan

tujuan penelitian ini.

d. Menyiapkan alat peraga untuk pelaksanaan pembelajaran.

e. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk pembelajaran

dikelas meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan dan latihan soal pemahaman konsep materi.

f. Menyiapkan kuesioner yang berhubungan dengan motivasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kuesioner yang akan

diberikan kepada siswa sebelumnya dikonsultasikan terlebih

dahulu kepada dosen pembimbing agar setiap pertanyaan yang

terdapat pada kuesioner valid dan sesuai dengan tujuan

penelitian.

g. Menyiapkan alat elektronik untuk dokumentasi saat pelaksanaan

penelitian berlangsung.

h. Menyiapkan soal tes prestasi belajar siswa yaknipretest dan

postestdengan mengkonsultasikan soal pada ahlinya yaitu guru

kelas dan dosen pembimbing.

i. Peneliti mengadakan uji coba soal postestdikelas uji coba dan

mengolah data yang didapat untuk menentukan kevalidan dan

(56)

2. Pelaksanaan dan pengamatan

Pada tahap pelaksanaan dan pengamatan, penulis akan dibantu dengan

observer melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Peneliti mengadakan pretest di kelas VIII F.

b. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

c. Peneliti mengadakan postes mengenai materi yang telah

diajarkan.

d. Peneliti meminta siswa mengisi kuesioner mengenai pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together .

3. Pengolahan data

Dari data-data yang diperoleh selama penelitian, penulis mengolah

data hingga diperoleh kesimpulan.

(57)

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Sebelum Penelitian

Sebelum diadakan penelitian di kelas VIIIF SMP Pangudi

Luhur, peneliti mempersiapkan instrumen tes hasil belajar untuk siswa

kelas VIIIF di SMP Pangudi Luhur. Tes hasil belajar diuji terlebih

dahulu validitasnya. Uji validitas yang peneliti pakai adalah uji

validitas pakar atau ahli, sehingga tidak ada uji validitas secara

statistik serta tidak ada perhitungan reliabilitas pada setiap butir

instrumen. Dalam uji validitas pakar atau ahli ini, peneliti memilih

Romo Paul Suparnoselaku dosen di Jurusan Pendidikan Fisika dan

Bapak Bambang selaku guru mata pelajaran Fisika di SMP Pangudi

Luhur, sebagai ahli dalam menganalisa butir-butir instrumen yang

akan peneliti gunakan dalam penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan observasi kelas

karena kurikulum di SMP Pangudi Luhur mata pelajaran fisika tidak

diberikan di semester I. Sedangkan materi pelajaran tentang Gaya

yang akan peneliti sampaikan terdapat pada bab I mata pelajaran

fisika semester 2. Namun demikian, peneliti tetap berkonsultasi

(58)

pelajaran fisika belum diberikan, namun pada semester 1 guru tersebut

mengampu mata pelajaran biologi pada kelas yang sama. Sehingga

guru tersebut paham dengan kondisi kelas VIIIF.

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur yang

dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2014 sampai dengan 27 Januari

2014 pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa di

kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur adalah 35 orang, dengan jumlah

siswa perempuan 19 orang dan jumlah siswa laki-laki 16 orang.

Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar

dalam pembelajaran pada pokok bahasan gaya. Di sini peneliti dibantu

oleh 1 orang mahasiswa yang berperan sebagai pengamat selama

pembelajaran dalam penelitian serta mendokumentasikan selama

kegiatan penelitian berlangsung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Berikut akan

dipaparkan secara garis besar mengenai pelaksanaan penelitian dalam

kegiatan pembelajaran dalam pokok bahasan gaya dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together di

kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin,

(59)

mengawali pertemuan dengan memperkenalkan diri kepada

siswa, dan menyampaikan maksud dan tujuan peneliti untuk

mengadakan penelitian di kelas tersebut. Setelah itu peneliti juga

menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dipelajari oleh

siswa bersama-sama dengan peneliti, yaitu memahami materi

gaya. Peneliti juga menjelaskan model pembelajaran yang akan

digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Model

pembelajaran yang akan digunakan adalah tipe Numbered Heads

Together (NHT).Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk

perkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan dari peneliti

adalah 5 menit.

Pada pertemuan ini, guru mengadakan pretest yang

digunakan sebagai tes prasyarat untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman siswa mengenai materi gayayang telah mereka

pelajari sebelumnya. Soal pretest terdiri dari 15 soal pilihan

ganda, dan 5 soal uraian.Peneliti memberikan waktu 50 menit

kepada siswa untuk mengerjakan soal tes awal.Selama siswa

mengerjakan soal tes awal, peneliti bertindak sebagai pengawas

untuk mengawasi jalannya tes awal. Siswa mengerjakan soal

secara individu.

(soal tes awal dapat dan kunci jawaban soal tes awal

(60)

Sisa waktu pretes 25 menit dimanfaatkan guru untuk

membagi siswa dalam beberapa kelompok. (hasil pembagian

kelompok dapat dilihat dalam lampiran A)

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, pembelajaran berjalan untuk

pertama kalinya.Dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Januari 2014

pukul 07.00 hingga 07.55 WIB.Berikut uraian kegiatan pada

pertemuan kedua secara garis besar.

1) Pendahuluan

Guru masuk kelas dan memberikan salam,

dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin dari ruang

guru. Kemudian guru meminta siswa bergabung dalam

kelompok masing-masing.Setelah siswa berkumpul dalam

kelompok masing-masing, guru membagikan LKS 1.

(LKS 1 dapat dilihat dalam lampiran A)

2) Inti

Siswa diberikan waktu dan kesempatan untuk

berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Selama

pembelajaran berlangsung guru selalu mengingatkan siswa

untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Tetapi

ada beberapa siswa yang selain berdiskusi dengan

kelompoknya sendiri, juga berdiskusi dengan kelompok

(61)

diskusi dikumpulkan kepada guru.Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu yang tidak cukup untuk membahas

jawaban dari pertanyaan diskusi.

3) Penutup

Guru menyampaikan kepada siswa supaya siswa

tetap membawa nomor kepala pada pertemuan-pertemuan

berikutnya. Selain itu guru juga menyampaikan kepada

siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan selanjutnya, yaitu siswa dan kelompok

akan melakukan percobaan mengenai cara mengukur gaya

dan mengetahui besar gaya gesek pada benda yang

memiliki kekasaran yang berbeda. Guru meminta setiap

kelompok untuk membawa 3 benda yang sejenis dan

berbeda massa pada pertemuan berikutnya.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 20

Januari 2014 pada pukul 07.55 hingga 09.15 WIB. Pada

pertemuan ketiga, siswa melakukan percobaan mengenai cara

mengukur gaya dan mengetahui besar gaya gesek pada benda

yang berbeda kekasarannya.

1) Pendahuluan

Guru masuk kelas, kemudian memberikan salam.

Gambar

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif FASE-FASEPERILAKU GURU
Tabel 3.1 Peta Konsep Kuesioner  Nomor item
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Skor Kuesioner Pernyataan Positif 5
Tabel 4.1 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Item
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 terhadap pertumbuhan Wajib Pajak Orang Pribadi serta

Dreamweaver 8 merupakan yang memiliki performa lebih baik dan memiliki tampilan yang memudahkan anda untuk membuat dan mengelola halaman web (MADCOMS MADIUM, 2009).

Sebelum UU Nomor 17 Tahun 2003 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 ditetapkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang fi skal, Menteri Keuangan RI telah

Dalam penelitian ini digunakan beberapa sediaan probiotik yang berbeda, yaitu sediaan Rillus (A), Lacbon (B), Lacidofil (C), dan Lacto B (D) yaitu untuk melihat jumlah koloni

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

b) Izin - izin Usaha yang dipersyaratkan (TDP, SITU/SIGU/Domisili) c) SIUJK (Jasa Konstruksi Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal). d) SBU Sub Klasifikasi MK001 Jasa

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the