• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Bakteri Coliform Pada Air Kran Di Rumah Makan Yang Terdapat Di Jalan Dr Mansur,Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Bakteri Coliform Pada Air Kran Di Rumah Makan Yang Terdapat Di Jalan Dr Mansur,Medan Tahun 2015"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sharmilla Pandian

Tempat / Tanggal Lahir : Kedah, 9 Maret 1993

Agama : Hindu

Alamat : Jln Dr Mansur, Gang Sehat, No.29 Medan. Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) - 2010

(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Saya yang bernama Sharmilla Pandian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisa bakteri Coliform pada air kran di rumah makan yang terdapat di Jalan Dr Mansur Medan tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu membenarkan air kran yang digunakan di rumah makan, digunakan dalam penelitian ini. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Jika Bapak/Ibu bersedia memberi kebenaran, silahkan menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan,………2015 Hormat Saya,

(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian:

Analisa bakteri Coliform pada air kran di rumah makan yang terdapat di Jalan Dr Mansur Medan tahun 2015.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

Umur : ………

Alamat : ………

menyatakan bersedia / tidak keberatan untuk membenarkan sop buah digunakan dalam penelitian ini, pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan,………2015,

Peneliti Yang membuat pernyataan,

……….. ………..

(4)
(5)
(6)
(7)

Hasil Hitung Indeks MPN Terhadap Bakteri Coliform

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman Indeks MPN 5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml Per 100 ml

A 2 0 0 5

B 5 1 0 265

C 5 0 1 84

D 0 0 0 0

E 2 1 1 10

F 0 0 0 0

G 5 0 0 67

H 3 1 1 16

I 4 0 0 17

J 4 0 1 21

K 0 0 0 0

(8)

Hasil Identifikasi Escherichia coli pada media agar EMB

No Sampel Hasil pada media agar EMB Keterangan

1 A -- Tidak terdapat

Echerichia coli

2 B + Terdapat Echerichia coli

3 C + Terdapat Echerichia coli

4 D -- Tidak terdapat

Echerichia coli

5 E -- Tidak terdapat

Echerichia coli

6 F -- Tidak terdapat

Echerichia coli

7 G -- Tidak terdapat

Echerichia coli

8 H + Terdapat Echerichia coli

9 I -- Tidak terdapat

Echerichia coli

10 J + Terdapat Echerichia coli

11 K -- Tidak terdapat

Echerichia coli

12 L + Terdapat Echerichia coli

Keterangan:

(+) = koloni berwarna kehijauan dengan bintik hitam di tengah koloni dan kilap logam (metallic sheen).

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Escherichia coli dan Proteus mirabilis.

Arisman, 2009. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi .Diakses di:

http://books.google.co.id/books?id=j3kPMN16JGkC&pg=PA94&dq=klasi fikasi+e.+coli&hl=en&sa=X&ei=yPadUbTkMovQrQfGtYH4DQ&redir_e sc=y#v=onepage&q=klasifikasi%20e.%20coli&f=false:94[Diakses Tanggal : 20 April 2015].

Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000. Official Methods of Analysis.MC Graw Hill Press.Canada.

Australian Government, National Health and Medical Research Council, 2003. Review of Coliforms As Microbial Indicators of Drinking Water Quality. Diakses di: i/ [Diakses Tanggal: 18 April 2015].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta. Lingkungan Perairan. Diakses di :

http://books.google.co.id/books?id=HyjDhfW87B0C&pg=PA228&dq=ba kteri+coliform&hl=en&sa=X&ei=lvGcUb_aOILnrAept4CwCg&redir_esc =y#v=onepage&q=bakteri%20coliform&f=false: 228 [Diakses Tanggal: 13 April 2015].

(10)

Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum.Diakses di: http://books.google.co.id/books?id=QqqkS4zPlLsC&pg=PA18&dq=bakte ri+coliform&hl=en&sa=X&ei=lvGcUb_aOILnrAept4CwCg&redir_esc=y #v=onepage&q=bakteri%20coliform&f=false: 18 [Diakses Tanggal: 19 April 2015].

Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2011. Diakses di:

http://www.mayoclinic.com/health/ecoli/DS01007/DSECTION=preventio n [Diakses Tanggal 8 Mei 2015].

Nurtilawati, S. 2012. Uji Most Probable (MPN) bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia coli pada minuman air tebu yang dijual oleh pedagang kaki lima disekitar Jl. A.H. Nasution (Asrama Haji), Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Pavan K.P dkk (2013), “Identification of Oppotunistic Pathogenic Bacteria in Drinking Water Samples of Different Rural Health Centers and Their Clinical Impacts on Humans”, Biomed Research International Volume 2013 (2013), diakses di: http://dx.doi.org/10.1155/2013/348250 [Diakses tanggal:11 Nopember 2015]

Prasetyo, Dwi, 2009, Uji Most Probable Number (Mpn) Coliform

Pada Pengelolaan Air Mpsdh “Tirto Darmo”

Di Desa Genilangit Poncol Magetan, Akademi Analis Farmasi Dan

Makanan (Akafarma) Sunan Giri Ponorogo

Rhiyan, S. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Local terhadap Jumlah Coliform. Diakses di:

http://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/1884/1194 [Diakses di :16 November 2015].

Suma G.M dkk (2014), “Isolation of Environmental Bacteria from Surface and Drinking Water in Mafikeng, South Africa and Charecterization using Their Antibiotic Resistance Profiles”, Jurnal of Pathogens Volume 2014(2014), diakses di: http://dx.doi.org/10.1155/2014/371208 [Diakses tanggal: 11 Nopember 2015]

Susilowarno et al. 2002. Diakses di:

(11)

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang , hal 157.

Widianti dan Ristianti, 2004, Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air

Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali, Jurusan Pendidikan Biologi,

Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja

World Health Oeganization (WHO), 2011. Diakses di: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs125/en/index.html [Diakses Tanggal : 17 April 2015].

(12)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1: Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

1. Air kran adalah air yang dipakai untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau melakukan aktivitas lainnya termasuk higenitas dan sanitasi. Air biasanya berasal dari punca air seperti sumur bor atau pam dan didistribusi melalui pipa-pipa air sehingga ke kran setiap konsumen.

2. Bakteri Coliform adalah organisme dalam tanah atau vegetasi dan dalam saluran usus hewan berdarah panas yang bisa diidentifikasi melalui pemeriksaan mikrobiologi.

3. Escherichia coli adalah spesies bakteri yang ditemukan dalam usus

manusia dan hewan sehat yang bisa diidentifikasi dengan menggunakan media agar Eosin Methylene Blue

4. Hitung jumlah koloni adalah suatu perhitungan yang dilakukan untuk menentukan pertumbuhan suatu kelompok bakteri.

Air kran Bakteri Coliform

Hitung Jumlah

Koloni

Identifikasi

(13)

3.3 Variabel Operasional

3.3.1 Variabel Sampel

Variabel : Jenis sampel air kran dari rumah makan yang berbeda.

Definisi : Air kran adalah air yang dipakai untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk

dikonsumsi atau melakukan aktivitas lainnya termasuk higenitas dan sanitasi. Air biasanya berasal dari punca air seperti sumur bor atau pam dan didistribusi melalui pipa- pipa air sehingga ke kran setiap konsumen.

Cara Ukur : Pemilihan sampel yang sama dari rumah makan yang berbeda yang terdapat di lokasi pemilihan penelitian.

Alat Ukur : Visual.

Hasil Ukur : Air kran dari rumah makan yang berbeda.

Skala Pengukuran : Nominal.

3.3.2 Variabel Bakteri Coliform

Variabel : Bakteri Coliform.

Definisi : Bakteri Coliform adalah organisme dalam tanah atau vegetasi dan dalam saluran usus hewan berdarah panas yang bisa diidentifikasi melalui pemeriksaan

mikrobiologi.

Cara Ukur : Pemeriksaan mikrobiologi dengan uji Most Probable Number (MPN).

(14)

Hasil Ukur : Jumlah koloni bakteri Coliform.

Skala Pengukuran : Ordinal.

3.3.3 Variabel Escherichia coli

Variabel : Bakteri Escherichia coli.

Definisi : Escherichia coli adalah spesies bakteri yang ditemukan dalam usus manusia dan hewan sehat yang bisa

diidentifikasi dengan menggunakan media agar Eosin

Methylene Blue

.

Cara Ukur : Pemeriksaan mikrobiologi.

Alat Ukur : Media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Hasil Ukur : Identifikasi Escherichia coli.

(15)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif observasional adalah mengukur gejala yang ada yang telah terjadi atau sedang berlangsung tanpa menyelidiki sebab munculnya gejala tersebut. Rancangan cross

sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatanya

dilakukan secara simultan pada satu saat atau sekali waktu. Metode ini bertujuan untuk analisa bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia coli pada air kran di rumah makan di sekitar Jl. dr. Mansur, Medan pada tahun 2015.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai Augustus sampai September 2015.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah dua belas rumah makan yang terdapat di sekitar Jalan dr. Mansyur, Medan pada tahun 2015.

4.3.2.Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling, dimana semua sampel yang diambil secara berurutan sampai jumlah yang diperlukan terpenuhi .

(16)

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian. Dimana, peneliti akan mendapatkan sample air dari setiap rumah makan. Setelah itu seluruh sampel akan dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang diperiksa akan mendapat data yang diperlukan.

4.5. Teknik Pengumpulan Data 4.5.1 Peralatan dan Bahan

1. Alat-alat yang diperlukan:

a. Autoclave

b. Hot Air Oven

c. Inkubator d. Jarum inokulasi e. Kapas

f. Kulkas

g. Labu Erlenmeyer

h. Petri dish

i. Pipet 10 ml j. Rak Tabung k. Spidol

l. Tabung durham m. Tabung Reaksi

2. Media dan Reagensia yang diperlukan:

a. Lactose Broth (LB)

b. Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%

c. Agar Eosin Methylene Blue (EMB)

(17)

1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis, catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel dan tanggal pengambilan.

2. Mendapatkan sampel air dari rumah makan di sekitar Jalan dr. Mansyur. 3. Kemudian air yang diambil diberi tanda dan tanggal pengambilan.

Seterusnya, sampel air yang sudah diberi tanda dibawa ke Laboratorium 4. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5.3. Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

Pemeriksaan Most Probable Number (MPN). Pemeriksaan MPN dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan menggunakan metode tabung ganda:

(5 x 10 ml) ; (1 x 1 ml) ; (1 x 0,1 ml)

1. Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari: a. Uji Pendugaan (Presumptive Test) b. Uji Penegasan (Confirmative Test)

2. Pemeriksaan menggunakan medium agar terdiri dari: a. Uji Pelengkap (Completed Test)

1. Uji Pendugaan (Presumptive Test)

Media yang digunakan: Lactose Broth (LB) Cara pemeriksaan:

a. Siapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi media LB sebanyak 10 ml. Tabung disusun pada rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda sebagai berikut:

a) Nomor urut

b) Tanggal pemeriksaan c) Volume

b. Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan. Masukkan ke dalam:

(18)

b) Tabung ke-6 sebanyak 1 ml c) Tabung ke-7 sebanyak 0,1ml

Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media tercampur.

c. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24–48 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang menunjukkan peragian laktosa (pembentukan gas). Pembentukan gas pada tabung durham pada uji pendugaan dinyatakan positif (+), dan dilanjutkan dengan uji penegasan.

Apabila uji dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas dimasukkan ke inkubator kembali pada suhu 37oC selama 24 jam. Bila berbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif (+) dan uji dilanjutkan dengan tes penegasan.

2. Uji Penegasan (Confirmative Test)

Media yang digunakan: Brilliant Green lactose Bile Broth (BGLB) 2%. Cara pemeriksaan:

a. Dari tiap-tiap tabung dugaan yang positif (+), dipindahkan 1-2 ml ke dalam tabung penegasan yang berisi 10 ml BGLB 2%. Dari masing-masing tabung dugaan diindikasikan ke dalam 2 tabung BGLB 2%. b. Satu seri tabung BGLB 2% diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama

24–48 jam untuk memastikan adanya bakteri Coliform dan satu seri yang lain diinkubasikan pada suhu 44oC selama 24–48 jam untuk memastikan adanya bakteri Coliform tinja.

c. Pembacaan dilakukan setelah 24–48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2% yang menunjukkan positif (+) gas.

3. Uji Pelengkap (Completed test)

Media yang digunakan : Agar Eosin Methylene Blue (EMB). Cara pemeriksaan:

(19)

jam, suspensi ditanamkan pada media agar EMB secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.

b. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna koloni bakteri yang tumbuh. Hasil yang positif ditunjukkan dengan adanya warna merah kehijauan dengan kilat metalik pada koloni bakteri yang dapat diasumsikan bahwa koloni tersebut adalah koloni Escherichia coli.

4.6. Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni bakteri Coliform menggunakan uji MPN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium diolah secara manual. Adapun rumus yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus formula Thomas. Sedangkan untuk mengidentifikasi

Escherichia coli menggunakan media perbenihan agar EMB. Setelah pemeriksaan

laboratorium maka hasilnya diolah dengan bantuan program komputer pengolah statistik.

(20)

JUMLAH TABUNG (+) GAS PADA PENAMBAHAN INDEX (MPN) PER 100 ml 5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

0 0 0 0

0 0 1 2

0 1 0 2

0 1 1 4

1 0 0 2

1 0 1 4

1 1 0 4

1 1 1 7

2 0 0 5

2 0 1 8

2 1 0 8

2 1 1 10

3 0 0 9

3 0 1 12

3 1 0 12

3 1 1 16

4 0 0 17

4 0 1 21

4 1 0 22

4 1 1 27

5 0 0 67

5 0 1 84

5 1 0 265

5 1 1 979

(21)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dimulakan pada tanggal 2 Oktober 2015 dengan mengumpul sebanyak dua belas sampel air kran dari rumah makan di sekitar Jalan dr Mansyur, Medan. Setelah itu, dua sampel dibawa per hari ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) supaya dianalisis untuk mengetahui jumlah koloni bakteri

Coliform dengan methode Uji Most Probable Number (MPN) dan

mengidentifikasi Escherichia coli dengan menggunakan media perbenihan agar

Eosin Methylene Blue (EMB).Cara pengambilan sampelnya adalah dengan :

1. Membersihkan kran dengan kertas tisu

2. Melakukan disinfektan dengan membakar hujung kran menggunakan api 3. Menakung air kran di dalam tabung Erlenmeyer

4. Tabung ditutup dengan menggunakan kertas aluminium supaya menghindari masuknya bakteri- bakteri yang terdapat disekitar

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel air kran untuk penelitian ini didapat dari pipa-pipa dari rumah makan di sekitar Jalan dr Mansyur, Medan. Jalan dr Mansyur merupakan salah satu jalan yang terdapat berbagai macam makanan dan minuman dari rumah makan dan sering dibeli oleh mahasiswa Universitas Sumatra Utara. Jalan ini kira-kira 3 kilometer panjangnya, lebar kiri dan kanan jalan 200 meter. Setelah sampel diambil, langsung dibawa untuk diperiksa di Labroratorium Mikrobiologi FK USU yang terletak di area FK USU, Jalan Universitas No.1 Medan. Laboratorium Mikrobiologi FK USU memiliki peralatan yang steril dan bahan untuk penelitian yang lengkap serta memadai seperti autoclave, inkubator, hot air oven, Lactose Broth, Briliant Green Lactose

(22)

5.1.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Air Kran

5.1.2.1. Jumlah Koloni Bakteri Coliform

Melalui pemeriksaan Most Probable Number (MPN) untuk bakteri

Coliform pada uji penegasan (Confirmative Test) dengan media Briliant Green Lactose Broth (BGLB) 2% diperoleh sembilan sampel air kran yang memiliki

indeks MPN lebih dari 0 dalam 100ml sampel dengan persentase 75%. Sedangkan tiga sampel air kran lainnya memiliki indeks MPN 0 dalam 100ml sampel dengan persentase 25%. Hasil ini dapat dilihat di gambar 5.1.

Gambar 5.1: Hasil Hitung Indeks MPN

Gambar 5.2: Presentasi Bakteri Coliform

(23)

Gambar 5.3: Menunjukan sampel sebelum memulakan penelitian.

Gambar 5.4: Menunjukan uji pendugaan menggunakan media LB.

(24)

5.1.2.2. Identifikasi Escherichia coli

Melalui pemeriksaan dapat diketetahui lima dari dua belas sampel air kran terdapat Escherichia coli pada perbenihan media agar Eosin Methylene Blue (EMB) dengan persentase sekitar 41.7%. Sedangkan tujuh sampel lainnya tidak ditemukan Escherichia coli pada perbenihan media agar EMB dengan persentase sekitar 58.3%.Hasil ini dapat dilihat di Gambar 5.6.

Gambar 5.6: Hasil Bakteri Escherichia coli Pada Media Agar EMB.

Gambar 5.7: Menunjukkan uji pelengkap menggunakan media EMB. E.coli(+)

(25)

Gambar 5.8: Menunjukkan Hasil dari Uji Pelengkap

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh dua macam data, yaitu jumlah koloni bakteri Coliform dengan uji MPN dan identifikasi

Escherichia coli dengan media agar EMB.

Melalui uji MPN didapatkan sembilan sampel air kran dengan persentase 75% memiliki jumlah koloni bakteri Coliform lebih dari 0 dalam 100 ml sampel. Kesembilan sampel ini telah tercemar oleh bakteri-bakteri Coliform seperti

Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Citrobacter atau bakteri Coliform jenis

lainnya. Sedangkan tiga sampel air kran lainnya tidak terdapat bakteri Coliform dengan persentase 25%. Menurut Kepmenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum menyebutkan bahwa syarat-syarat mikrobiologis untuk air minum adalah indeks MPN Coliform 0 dalam 100 ml sampel. Berdasarkan hal itu maka kesembilan sampel air kran dari rumah makan yang memiliki indeks MPN lebih dari 0 dalam 100 ml sampel air kran tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia dengan mengkonsumsi air yang tercemar dari Coliform adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, tinja darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi. (Rhiyan, 2012).

(26)

(metallic sheen) pada perbernihan media agar EMB. Ini menunjukkan sampel air kran tersebut mengandungi Eschericia coli yang mengindikasikan adanya pencemaran dari saluran pencernaan manusia maupun hewan. Sedangkan untuk tujuh sampel yang lainnya didapatkan hasil negatif adanya Escherichia coli, tetapi empat sampel lain yang mempunyai nilai MPN yang lebih dari 0 dalam 100ml telah dicemar oleh bakteri bakteri Coliform yang lain. . Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong dalam bakteri Coliform dan hidup secara normal di dalam tinja manusia maupun hewan. Escherichia coli adalah bakteri bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora.Eschecheria

coli dapat menyebabkan banyak penyakit yang memudaratkan kesehatan

manusia.Yang paling sering terjadi adalah masalah-masalah gastrointestinal. (National Health and Medical Research Council, 2003).

Air kran yang digunakan sebagai air minuman sebaiknya memiliki sanitasi yang baik, namun berdasarkan penelitian ini didapati air kran dengan kualitas bakteriologis yang kurang baik. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi rumah makan yang dekat dengan sumber pencemaran, banyaknya lalat dan tikus, dan kebersihan peralatannya.

Beberapa penelitian serupa telah dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri Coliform dan Escherichia coli pada air kran di berbagai daerah di seruluh dunia. Dua penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan di Afrika dan di India. Masing-masing penelitian menunjukan jumlah bakteri Coliform,

Escherichia coli dan bakteri lain yang terdapat pada air kran.

(27)

sedangkan dari Molopo Eye (ME) terdapat 0 dalam 100ml pada musim panas dan tidak dijumpai pada musim dingin.

Selain itu, peneletian yang serupa telah dilakukan di Mahabubnagar, Andra Pradesh, India, pada tahun 2013 untuk mengidentifikasi bakteri

oportunistik patogen yang terdapat pada air kran rumah sakit/klinik yang terdapat

di pedalaman. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang berbeda di lingkungan tersebut. Setiap lokasi menunjukkan hasil positif untuk bakteri seperti

Pseudonomas aeruginosa, Shewanella putrefaciens, Klebsiella pneumonia, Citrobacter freundii, Proteus mirabilis. Penelitian ini juga dilakukan untuk

menganalisa bakteri Escherichia coli dalam durasi 24 dan 48 jam. Jumlah

Escherichia coli dalam durasi 24 jam didapati rata-rata 20 per 100ml air dan

dalam durasi 48 jam terdapat Escherichia coli rata-rata 160 per 100ml air. Dari berbagai penelitian ini, negara-negara berkembang seperti Afrika, India dan Indonesia tidak memenuhi syarat-syarat standar WHO dan airnya tercemar dengan bakteri coliform maupun Escherichia coli. Menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung Escherichia coli dan bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung Escherichia coli dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung

coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan

(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebanyakkan air kran dari rumah makan di Jalan dr Mansyur tidak bersih menyebabkan air kran yang diguna di rumah makan tidak memenuhi syarat kesehatan.

2. Dari dua belas sampel air kran terdapat sembilan sampel air memiliki jumlah koloni bakteri Coliform berindeks MPN lebih dari 0 dalam 100 ml sampel. Maka kesembilan sampel air kran tersebut tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan air minum secara bakteriologis (75%). Sedangkan tiga sampel lainnya (25%) yang memiliki indeks MPN 0 dalam 100 ml sampel memenuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis.

3. Dari dua belas sampel, lima sampel air kran positif mengandungi

Escherichia coli (41.7%) dengan koloni berwarna kehijauan dengan

bintik hitam di tengah koloni dan kilap logam (metallic sheen) pada media agar EMB. Sedangkan untuk tujuh sampel lainnya didapatkan hasil negatif adanya Escherichia coli (58.3%), tapi empat diantaranya tercemar bakteri Coliform jenis yang lain.

6.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

Escherichia coli pada air kran yang terdapat pada rumah makannya di

sekitar Jalan dr Mansyur, Medan, supaya pedagang rumah makan lebih teliti dan juga penggunaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan. 2. Informasikan kepada para pedangang supaya merebus air kran sebelum

diberikan kepada konsumen untuk dikunsumsi.

3. Menyarankan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU supaya menghindari konsumsi makanan dan minuman dari rumah makan yang tercemar bakteri koliform.

4. Menyarankan supaya dilakukan pemeriksaan pada lebih banyak sampel di tempat-tempat yang melibatkan banyak masyarakat yang makan di luar rumah seperti kampus, pabrik,perkantoran dan lain-lain.

5. Menyarankan supaya melakukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi bakteri koliform selain dari jenis bakteri E.coli pada air kran dengan menggunakan media-media yang lain.

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Peranan Air

Air merupakan sesuatu yang esensial bagi berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup tidak akan bertahan hidup tanpa adanya air. Air merupakan kebutuhan yang tidak dapat di tinggalkan bagi kehidupan manusia, karena air di gunakan untuk bermacam-macam kegiatan misalnya minum, makan, mencuci, pertanian industri, perikanan, rekreasi dan juga pembangkit listrik. Bagi tubuh manusia, air merupakan materi penting karena jika tubuh kehilangan cairan maka akan berakibat buruk bagi manusia seperti dehidrasi dan kematian (Prasetyo, 2009).

2.2 Bakteri

2.2.1. Definisi Bakteri

(31)

2.2.2. Struktur Bakteri

Gambar 2.1: Menunjukan struktur bakteri. Sumber: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Average_prokaryote_cell-_en.svg

1. Inti/nukleus: Badan inti tidak mempunyai dinding inti/membrane inti. Di dalamnya terdapat benang DNA yang panjangnya kira-kira 1mm.

2. Sitoplasma: Tidak mempunyai mitokondria atau kloroplast sehingga enzim

– enzim untuk transport electron bekerja di membrane sel.

3. Membran Sitoplasma: Terdiri dari fosfolipid dan protein. Berfungsi sebagai transport bahan makanan, tempat transport electron, biosintesis DNA, dan kemotaktik. Terdapat mesosom yang berperan dalam pembelahan sel.

4. Dinding sel: Terdiri dari lapisan peptidoglikan, berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan dari antigen permukaan bakteri. Pada bakteri Gram-negatif, salah satu lapisan dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik, yaitu lipopolisakarida yang bersifat toksik.

(32)

6. Flagel: Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuran 12-30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein dari flagel disebut flagelin.

7. Pili/fimbriae: Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan konjugasi 2 bakteri.

8. Endospora: Beberapa genus dapat membentuk endospora. Bakteri-bakteri ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium sekitar kekurangan nutrisi. Spora bersifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik, spora dapat kembali melakukan germinasi dan memproduksi sel vegetatif (Yulika, 2009).

2.2.3. Ciri-ciri Bakteri

1. Uniselular (bersel tunggal), prokariotik (tidak mempunyai membran inti atau membran).

2. Ukuranya sangat kecil, lebar 0,5–1,0 milimikron dan panjang 1,0–6,0 milimikron, tetapi ada bakteri yang berukuran 100 mikron.

3. Hidupnya ada yang soliter (secara sendiri-sendiri) dan ada yang koloni (berkelompok), ada yang bersimbiosis, parasit, dan saprofitik.

4. Pada umumnya tidak mempunyai kloroplas, kecuali bakterioklorofil dan bakteriopurpurin.

5. Berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan binner dan generatif (paraseksual) dengan konjugasi, transformasi dan transduksi.

(33)

akan mengalami hidrasi dan hidup kembali secara vegetatif untuk membentuk koloni (Susilowarno et al, 2002).

2.3 Coliform

2.3.1. Definisi Coliform

Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai

indikator sanitasi air dan produk bahan makanan seperti daging, susu, telur dan bahan makanan olahan lainya. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, tinja darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi.

Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Bakteri Coliform golongan fekal, misalnya Escherichia coli.

2. Bakteri Coliform golongan non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia atau

hewan sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Rhiyan, 2012).

Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di dalam air telah dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan kelompok bakteri

Coliform dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat kualitas air. Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform berbahaya yang ditemukan dalam tinja

(34)

2.3.2. Klasifikasi Coliform

Tabel 2.1: Famili, Genera dan Species Beberapa Coliform Umum

Famili Genera Species

Enterobacteriaceae Escherichia Escherichia coli

(E.coli) Sumber: National Health and Medical Research Council, Australian Government

Tabel 2.2: Distribusi Bakteri Coliform Total Dalam Tinja Manusia dan Hewan Jenis sampel % 0f Total Coliform Sumber: National Health and Medical Research Council, Australian Government.

Tabel 2.3: Pensyaratan Kualitas Air Secara Mikrobiologis

Parameter Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan

Sumber: Kusnaedi, 2010. A) Air minum

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0

B) Air yang masuk system distribusi

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0

Total bakteri Coliform Jumlah per 100ml sampel 0 C) Air pada system distribusi

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0

(35)

2.4. Escherichia Coli

2.4.1. Definisi Escherichia coli

Lebih dari 100 tahun yang lalu, ilmuwan menemukan bahwa tinja manusia mengandungi bakteri yang jika hadir dalam air, menunjukkan bahwa air tidak aman untuk diminum. Theodor Escherich pada tahun 1885 mengamati 2 jenis organisme hadir dalam tinja, salah satunya ia menamai bacterium coli (yang sekarang disebut Escherichia coli) dan konsep bahwa kehadiran bacterium coli dalam air menyiratkan pencemaran air siap diadopsi. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong dalam bakteri Coliform dan hidup secara normal di dalam tinja manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga Coliform fekal. Bakteri Coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut Coliform non fekal. Escherichia coli adalah bakteri bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora (National Health and Medical Research Council, 2003).

2.4.2. Ciri-ciri Escherichia coli

Bakteri berbentuk batang kecil (coccobacil, gram negatif, ukuran 0,4-0,7 µm x 1.4 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul). Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang menghasilkan indol positif dan tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

Escherichia coli mempunyai beberapa antigen, yaitu Antigen O (somatik)

(36)

penting sebagai kolonisasi faktor, yaitu untuk perlekatan sel bakteri pada sel atau jaringan tuan rumah. Misalnya, antigen CFAs I dan II melekatkan Entero

phatogenic Escherichia coli (EPEC) pada sel epitel usus hewan (Akademi Analis

Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

Pada Escherichia coli terdapat 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi dari Escherichia coli yaitu toksin LT (termolabil) dan toksin ST (termostabil). Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase yang terdapat di dalam sel epitel mukosa usus halus dan berakhir dengan diare. Toksin LT adalah asam amino, mempunyai satu atau lebih sulfida, yang penting untuk mengatur stabilitas pH dan suhu. Toksin ST bekerja dengan cara mengaktivasi enzim guanilat siklase menghasilkan siklik guanosin monofosfat, menyebabkan gangguan penyerapan klorida dan natrium, selain itu toksin ST menurunkan motilitas usus halus (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

(37)

2.4.3. Klasifikasi Escherichia coli

Tabel 2.4: Klasifikasi Keempat Galur Escherichia coli

Galur Tempat

Usus kecil Diare infantile, mirip salmonellosis dengan

Usus besar Kolitis hemoragik, nyeri perut hebat, diare berair Sumber: Buku Ajar Ilmu Gizi: Keracunan Makanan, 2009.

1. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC)

(38)

negara berkembang. Setiap tahun, sekitar 210 juta kasus dan 380.000 kematian terjadi, terutama pada anak-anak, menurut Center for Disease

Control (CDC), ETEC merupakan penyebab paling umum dari traveller’s diarrehea dan anak-anak di negara maju, seperti Amerika Serikat.

Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare berair dan kram perut. Strain bakteri ini mengeluarkan toksin LT dan ST. Faktor-faktor permukaan untuk perlekatan sel bakteri pada mukosa sel usus penting di dalam patogenesis diare, karena bakteri harus melekat pada sel epitel mukosa usus sebelum bakteri mengeluarkan toksin. Demam, mual tanpa muntah, mengigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot dan kembung juga dapat terjadi tetapi kurang umum. Penyakit berkembang 1-3 hari setelah terkena dan biasanya berlangsung 3-4 hari. Beberapa infeksi mungkin memakan waktu 1 minggu atau lebih untuk menyelesaikan. Gejala jarang berlangsung lebih dari 3 minggu. Kebanyakan pasien sembuh dengan langkah-langkah dukungan dan tidak memerlukan rawat inap atau antibiotik.

2. Entero Invasif Escherichia coli (EIEC)

Menurut CDC, golongan kedua disebut Entero Invasif Escherichia coli (EIEC), dimana sel-sel Escherichia coli mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis (radang usus besar) atau gejala seperti disentri. Bakteri menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain EIEC adalah tinja mengandung darah, mukosa dan nanah. Waktu inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah.

3. Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC)

Menurut CDC, golongan ketiga disebut Entero Pathogenic Escherichia

coli (EPEC) merupakan bakteri penyebab diare persisten yang dapat

(39)

organisme ini mengalami penurunan, tetapi mereka terus menjadi penyebab penting diare.

4. Entero Haemorrhagic Escherichia Coli (EHEC)

Menurut World Health Organization (WHO), golongan keempat disebut

Entero Haemorrhagic Escherichia coli (EHEC) merupakan bakteri yang

dapat menyebabkan diare berdarah. Sumber utama adalah produk mentah atau daging sapi kurang matang, susu mentah dan kontaminasi tinja dalam sayuran. Dalam kebanyakan kasus, gejala penyakit yang disebabkan oleh EHEC termasuk kram perut dan diare yang mungkin dalam beberapa kasus berkembang menjadi diare berdarah. Demam dan muntah juga dapat terjadi. Masa inkubasi dapat berkisar dari 3-8 hari, dengan rata-rata 3-4 hari. Kebanyakan pasien sembuh dalam waktu 10 hari, tetapi pada sebagian kecil pasien (terutama anak-anak muda dan orang tua), infeksi dapat menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa, seperti sindroma uremik hemolitik (SUH), SUH ditandai dengan gagal ginjal, anemia hemolitik akut dan trombositopenia. EHEC adalah peka terhadap panas. Dalam menyiapkan makanan di rumah, pastikan untuk mengikuti praktek-praktek kebersihan makanan dasar seperti memasak secara menyeluruh sampai semua bagian mencapai suhu 70oC atau lebih tinggi

2.5 .Pengobatan dan Pencegahan

Menurut Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta (2012),

Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat biasanya sensitif

(40)

baik dan pengobatan yang tepat (misalnya ciprofloxacin dan trimethoprim sulfamethoxazole) dilakukan untuk profilaksis. Pada pasien-pasien dengan diare, perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya.

Pencegahan infeksi memerlukan tindakan pengendalian pada semua tahap rantai makanan, dari produksi pertanian untuk pengolahan, manufaktur dan persiapan makanan di kedua perusahan komersial dan dapur rumah tangga.

Tidak ada vaksin atau obat yang dapat melindung dari Escherichia coli. Meskipun peneliti sedang menyelidiki potensi vaksin, untuk mengurangi kesempatan terkena Escherichia coli. Hindari makanan berisiko dan hati-hati karena bisa tejadi kontaminasi silang.

Berdasarkan Mayo Foundation for Medical Education and Research (2011), pencegahan dapat dibagi ke 2 kelompok:

a) Hindari makanan yang berisiko. b) Hindari kontaminasi silang.

Hindari makanan yang berisiko:

1. Hindari hamburger merah muda. Daging, terutama jika panggang, cenderung coklat sebelum benar-benar matang. Jadi gunakan thermometer daging untuk memastikan daging yang dipanaskan sampai setidaknya 71oC pada titik paling tebal.

2. Minum susu dan jus yang di pasteurisasi. Setiap kotak jus atau botol disimpan pada suhu kamar, kemungkinan akan di pasteurirasi, bahkan jika label tidak mengatakan demikian.

(41)

Hindari kontaminasi silang:

1. Cuci peralatan. Gunakan air sabun panas pada pisau, meja dan papan memotong sebelum dan sesudah kontak dengan produk segar atau daging mentah.

2. Makanan mentah di pisah dari makanan lain. Ini termasuk menggunakan papan memotong berasing untuk memotong daging mentah dan makanan seperti sayuran dan buah-buahan.

3. Cuci tangan setelah dan sebelum menyiapkan makanan, menggunakan kamar mandi atau mengganti popok. Pastikan juga anak-anak mencuci tangan mereka sebelum makan dan juga setelah kontak dengan hewan.

2.6. Perhitungan Nilai MPN

Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode Most Probable Number ( MPN ). Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas). Tergantung kepada kepentingan, ada yang menggunakan sistem 3-3-3 (3 tabung untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml) atau 5-5-5 (Prasetyo, 2009).

(42)

Pertumbuhan bakteri pada masing-masing tabung di sesuaikan dengan tabel indeks MPN untuk menentukan konsentrasi mikroorganisme di dalam sampel asli. Dan batas kepercayaan 95% untuk berbagai kombinasi hasil positif dan negatif pada penggunaan 3 tabung 10ml, 3 tabung 1ml, dan 3 tabung 0,1ml(Widyanti dan Ristianti, 2004)..

Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu (1) Uji penduga (presumptive test), (2) Uji penguat (confirmed test) dan Uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN (Widyanti dan Ristianti, 2004).

2.6.1 Uji penduga (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Widyanti dan Ristianti, 2004).

2.6.2 Uji Penegas (confirmative test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan/penegasan. Ada 2 cara untuk melakukan uji ini yaitu:

(43)

medium ini kemudian dinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon. Untuk membedakan bakteri golongan coli dari bakteri golongan coli fecal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada pada suhu 370C (untuk golongan coli) dan satu seri diinkubasi pada suhu 440C (untuk golongan coli fecal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 440C, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 440C.

2. Menginokulasikan air yang menghasilkan gas ke dalam cawan petri berisi medium yang mengandung laktose dan eosin biru metilen atau laktose dan eosin biru metilen. Jika dalam 24 jam tumbuh koloni-koloni yang berinti dan mengkilap seperti logam maka tes ini positif.

2.6.3 Uji Pelengkap (completed test)

(44)

umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Ali Tamyis, 2008).

2.7. Identifikasi Bakteri

2.7.1 Pemeriksaan Mikroskopis 1. Pemeriksaan Langsung

Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan. Cara yang paling baik adalah dengan membuat sediaan tetesan gantung.

2. Pewarnaan

Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan.

a. Untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan acidfast/tahan asam untuk Mycobacterium.

b. Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagel, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae.

(45)

pembuatannya. Tahap-tahap yang harus dilakukan secara hati-hati, adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan kaca objek: menghapus lemak atau minyak untuk membersihkan kaca dengan menggunakan air hangat atau serbuk penggosok, selanjutnya dengan suatu campuran air dan alkohol (alkohol 95%), kemudian kaca dikeringkan dan disimpan di atas lap laboratorium sampai siap untuk digunakan.

b. Pembuatan apusan: menghindari apusan yang tebal dan rapat adalah penting secara mutlak. Suatu apusan yang baik merupakan selapis tipis. Apusan dapat dibuat dari kultur kaldu atau medium kultur padat dengan berbagai cara:

c. Dari kultur kaldu, pengambilan satu atau dua loop kultur sel dapat langsung dipindahkan ke kaca objek dengan loop inokulasi steril dan sebarkan secara merata kira-kira sebesar uang logam.

d. Dari medium padat: mikroorganisme yang diambil dari medium padat menghasilkan pertumbuhan yang tebal dan rapat, tidak dapat langsung dipindahkan ke atas kaca objek.(Kusnadi,dkk. Tt)

4. Pemindahan sel dari kultur dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi steril. Hanya ujung jarum yang menyentuh kultur, untuk mencegah pemindahan sel terlalu banyak. Pengenceran dilakukan dengan memutar ujung jarum di atas tetesan air, sampai kelihatan semitransparan. Sebelum proses selanjutnya , apusan dibiarkan kering. Jangan ditiup, biarkan kering di udara.

5. Fiksasi panas: tanpa difiksasi, apusan bakteri akan tercuci selama memasuki prosedur pewarnaan. Fiksasi panas dibutuhkan selama protein bakteri mengalami koagulasi dan melekat di atas permukaan kaca objek. 6. Fiksasi panas dilakukan dengan melalukan secara cepat apusan kering,

(46)
(47)

2.7.2 Penanaman pada Media Diferensial 1. Agar Garam Mannitol

Mengandung konsentrasi garam tinggi (7,5% NaCl), yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri, kecuali staphylococcus. Media ini juga mengadakan fungsi differensial karena mengandung karbohidrat mannnitol, dimana beberapa staphylococcus dapat melakukan fermentasi , phenol red (pH indikator) digunakan untuk mendeteksi adanya asam hasil fermentasi manitol. staphylococcusi ini memperlihatkan suatu zona berwarna kuning di sekeliling pertumbuhannya, staphylococcus yang tidak melakukan fermentasi tidak akan menghasilkn perubahan warna.

2. Agar Darah

Darah dimasukkan ke dalam medium untuk memperkaya unsur dalam penanaman mikroorganisme pilihan seperti Streptococcus sp. Darah juga akan memperlihatkan sifat hemolysis yang dimiliki streptococcusi:

a. gamma hemolisis: tidak terjadi lysis sel darah merah, tidak adanya perubahan medium di sekitar koloni

b. alpha hemolisis: terjadi lysis sel darah merah dengan reduksi hemoglobin menjadi methemoglobin menghasilkan lingkaran kehijauan sekitar pertumbuhan bakteri

c. beta hemolisis: terjadi lysis sel darah merah dilengkapi kerusakan dan penggunaan hemoglobin oleh organisme, menghasilkan zona bening sekeliling koloni.

3. Agar McConkey

(48)

a. Coliform basil menghasilkan asam dari fermentasi laktosa. Bakteri memperlihatkan warna merah pada permukaannya. E. coli menghasilkan kuantitas asam lebih banyak dibandingkan spesies coliform yang lain. Jika ini terjadi medium di sekitar pertumbuhan juga akan berubah menjadi merah seharusnya pengaruh asam terjadi pengendapan garam empedu yang diikuti penyerapan neutral red. b. Disentri, tifoid, dan paratifoid basill tidak memfermentasi laktosa,

maka tidak menghasilkan asam. Koloni kelihatan tidak berwarna dan seringkali transparan.

4. Agar Eosin-Methylene Blue (EMB agar)

Laktosa dan zat pewarna eosin serta metilen biru mampu membedakan antara enteric fermenter laktosa dengan nonfermenter sebaik identifikasi terhadap basilus colon Escherichia coli. Koloni E. coli tersebut kelihatan biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik yang disebabkan besarnya kuantitas asam yang dihasilkan dan pengendapan zat pewarna di atas permukaan pertumbuhan. Bakteri coliform lain seperti Enterobacter aerogenes terbentuk tebal, mukoid, koloni berwarna pink diatas medium ini. Bakteri enteric nonfermenter laktosa membentuk koloni tidak berwarna maka kelihatan transparan, kelihatan di atas medium yang berwarna ungu (merah lembayung). Medium ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram-positif, sedangkan bakteri gram-negatif tumbuh lebih baik.

5. Agar DarahTelurit

(49)

6. Agar Tioglikolat/Tarrozi (Perbenihan Anaerob)

Perbenihan tioglikolat, mengandung asam tioglikolat yang dapat mengikat oksigen sehingga tercapai suasana anaerob dalam perbenihan. Perbenihan Tarrozi, kaya akan enzim peroksidase sehingga zat toksik (H2O2) yang dihasilkan Clostridium tetani berubah menjadi tidak toksik (H2O dan O2) dan kuman dapat tumbuh terus dalam perbenihan.

7. Agar TCBS dan Agar Monsur

Agar TCBS (thiosulfat citrat bile sucrose), Agar Monsur (mengandung telurit gelatin agar atau agar bulyon alkalis yang mengandung Na-tourokholat), digunakan untuk mengisolasi genus Vibrio. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C di atas media berwarna hijau kehitaman koloni akan terlihat bundar berwarna kuning muda, transculent dan permukaannya rata.

8. Agar Coklat atau Thayer-Martin

Media agar coklat (Thayer-Martin) merupakan media terpilih untuk genus Neisseria. Untuk pertumbuhannya diperlukan suasana anaerob(fakultatif) dengan sedikit gas CO2 dan tidak boleh kekeringan, sehingga pembiakan yang cocok digunakan dalam eksikator yang diberi kapas basah pada bagian bawah petri yang berisi biakan.

9. Media Agar Lowenstein-Jensen

(50)

2.8. Uji Biokimia

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang dibutuhkan oleh sel(Waluyo, 2004).

Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel(Waluyo, 2004).

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).

E. coli adalah suatu bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat

(51)

Agar. Koloni E.coli pada DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral(Fardiaz,1992) Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli termasuk karakteristik pertumbuhan pada agar TSI (Triple Sugar Iron) dan agar SIM (Sulfite Indole Motility) atau LIM (Lysine Indole Motility). Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E.coli dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat hamper sama, yaitu Klebsiella dan Enterobacter (Fardiaz,1992)

(52)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam kedaan mencair dapat digunakan (Widianti dan Ristianti, 2004).

Keperluan sehari-hari terhadap air, berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah keperluan akan air (Widianti dan Ristianti, 2004). Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena ada mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi setiap manusia perlu mengkonsumsi paling sedikit 2 liter air setiap hari. Selain itu,air juga diperlukan untuk keperluan rumah tangga, industry, pertanian, perdagangan, pelayaran dan lain-lain. Oleh karena itu,air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan manusia. Jadi kualitas air sangat penting dan harus benar-benar diperhatikan

(53)

mikroba. Hal ini merupakan sebab utama pemeriksaan mikrobiologi air adalah begitu penting.

Air merupakan habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Pada air yang tidak higienis biasanya terdapat E.coli dan coliform lainnya. Mikroba seperti coliform dan E.coli, sebenarnya akan aman apabila ada di tubuh manusia, karena bakeri E.coli sendiri sebenarnya ada dalam organ pencernaan manusia. Tapi apabila bakteri E.coli dan coliform yang terminum dari air yang tidak bersih itu bakal berbahaya. Karena air yang tercemar coliform dapat mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernafasan. Organism koliform merupakan petunjuk adanya polusi kotoran (feces). Bahaya sehubungan dengan air minum adalah bila air tersebut telah tercemar oleh bahan buangan atau kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Bila kotoran semacam itu terjadi, maka air tersebut mengandung bibit-bibit penyakit yang masih hidup. Meminum air semacam itu dapat berakibat timbulnya penyakit demam usus atau disentri.

Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35◦c. Adanya bakteri koliform di dalam minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dapat dibedahkan menjadi 2 grup yaitu :koliform fekal misalnya Escherichia coli dan nonfekal misalnya

Enterobacter aerogenes Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari

kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang mati. Jadi, adanya Escherichia

coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi

feses manusia dan mungkin dapat mengandung pathogen usus. Oleh karena itu,standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml air minum.

(54)

daerah ini karena Jl. Dr. Mansur adalah daerah yang padat dengan tempat tinggal mahasiswa dari kampus Universitas Sumatra Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimanakah kualitas air kran di rumah makan di Jln Dr. Mansur dengan mengamati indikasi mikrobiologinya?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengamati kualitas air kran di rumah makan di Jln Dr. Mansur melalui indikator-indikator mikrobiologi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisa apakah ada tidaknya coliform pada air kran di rumah makan di Jln.Dr.Mansur.

2. Menganalisa jumlah coliform pada air kran di rumah makan di Jln Dr.Mansur.

3. Menganalisa E.coli pada air kran di rumah makan di Jln Dr.Mansur

1.4 Manfaat

Hasil pemelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Pada penduduk dan anak –anak kos yang menetap di Jl.Dr.Mansur mengenai air minum di rumah makan.

2. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang uji bakteriologis khususnya jumlah dan keberadaan Escherichia coli pada air kran

(55)

ABSTRAK

Di sekitar Jalan dr Mansur, Medan terdapat cukup banyak rumah makan yang menyediakan pelbagai jenis makanan dan minuman. Dengan banyak faktor-faktor bakteri untuk hidup dan berkembang biak pada air kran kita, terdapat kemungkinan besar air kran di rumah makan ini tercemar bakteri coliform. Bakteri coliform termasuk Escherichia coli merupakan indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air minum. Konsumsi air yang tercemar ini dapat memudaratkan kesehatan manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kualitas air kran di rumah makan di Jln Dr. Mansur melalui indikator-indikator mikrobiologi.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan

cross sectional. Kedua belas sampel diambil dari rumah makan yang berbeda di

sekitar Jalan dr Mansur,Medan kemudian diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan uji Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah koloni bakteri coliform terdiri dari uji pendugaan dengan media Lactose Broth (LB), dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) 2%. Untuk melihat ada tidaknya Escherichia coli dilanjutkan uji pelengkap dengan menggunakan media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap dua belas sampel air kran didapatkan sembilan sampel air kran (75 %) memiliki jumlah koloni bakteri

coliform dengan indeks Most Probable Number (MPN) lebih dari 0 per 100 ml.

Tiga sampel lainnya (25%) tidak terdapat bakteri colifrom dengan indeks MPN 0 per 100 ml. Dari sembilan sampel air kran tersebut, lima sampel positif didapatkan Escherichia coli pada media agar EMB.

Dapat disimpulkan bahwa air kran di rumah makan di sekitar Jalan Dr Mansur,Medan mengandung bakteri coliform khususnya Escherichia coli dan air kran dari rumah makan ini tidak memnuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis .

Kata kunci : Sop Buah, Bakteri Coliform, MPN, Escherichia coli .

(56)

ABSTRACT restaurants around Jalan dr Mansur using microbiological indicators and the examination was carried out at the North Sumatera Faculty of Medicine’s Laboratory of Microbiology. This study uses the test of Most Probable Number (MPN) to calculate the number of colonies of Coliform bacteria. This consists of presumptive test using Lactose Broth (LB) media, followed by a confirmative test with Brilliant Green Lactose Broth (BGBL) 2% media. The presence or absence of Escherichia coli was then viewed by a completed test using Eosin Methyl Blue (EMB) media.

From the examination carried out on twelve samples of tap water obtained, nine samples (75%) had a colony count of Coliform bacteria with MPN index greater than 0 per 100 ml. Three other samples (25%) contained no

Coliform bacteria with MPN index 0 per 100 ml. From the nine samples of water,

there are five samples that were positive for the presence of Escherichia coli on EMB media.

It is concluded that the tap water in food shops in the area Jalan Dr Mansur, Medan contained Coliform bacteria, especially Escherichia coli and does not fulfil the bacteriological requirements of healthy drinking water to be consumed.

(57)

1

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISA BAKTERI COLIFORM PADA AIR KRAN DI RUMAH MAKAN YANG TERDAPAT DI JALAN DR MANSUR

MEDAN TAHUN 2015

Oleh :

SHARMILLA A/P PANDIAN 120100536

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)

2

ANALISA BAKTERI COLIFORM PADA AIR KRAN DI RUMAH MAKAN YANG TERDAPAT DI JALAN DR MANSUR

MEDAN TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini dianjukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

SHARMILLA A/P PANDIAN 120100536

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(59)
(60)

ABSTRAK

Di sekitar Jalan dr Mansur, Medan terdapat cukup banyak rumah makan yang menyediakan pelbagai jenis makanan dan minuman. Dengan banyak faktor-faktor bakteri untuk hidup dan berkembang biak pada air kran kita, terdapat kemungkinan besar air kran di rumah makan ini tercemar bakteri coliform. Bakteri coliform termasuk Escherichia coli merupakan indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air minum. Konsumsi air yang tercemar ini dapat memudaratkan kesehatan manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kualitas air kran di rumah makan di Jln Dr. Mansur melalui indikator-indikator mikrobiologi.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan

cross sectional. Kedua belas sampel diambil dari rumah makan yang berbeda di

sekitar Jalan dr Mansur,Medan kemudian diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan uji Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah koloni bakteri coliform terdiri dari uji pendugaan dengan media Lactose Broth (LB), dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) 2%. Untuk melihat ada tidaknya Escherichia coli dilanjutkan uji pelengkap dengan menggunakan media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap dua belas sampel air kran didapatkan sembilan sampel air kran (75 %) memiliki jumlah koloni bakteri

coliform dengan indeks Most Probable Number (MPN) lebih dari 0 per 100 ml.

Tiga sampel lainnya (25%) tidak terdapat bakteri colifrom dengan indeks MPN 0 per 100 ml. Dari sembilan sampel air kran tersebut, lima sampel positif didapatkan Escherichia coli pada media agar EMB.

Dapat disimpulkan bahwa air kran di rumah makan di sekitar Jalan Dr Mansur,Medan mengandung bakteri coliform khususnya Escherichia coli dan air kran dari rumah makan ini tidak memnuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis .

Kata kunci : Sop Buah, Bakteri Coliform, MPN, Escherichia coli .

(61)

ABSTRACT restaurants around Jalan dr Mansur using microbiological indicators and the examination was carried out at the North Sumatera Faculty of Medicine’s Laboratory of Microbiology. This study uses the test of Most Probable Number (MPN) to calculate the number of colonies of Coliform bacteria. This consists of presumptive test using Lactose Broth (LB) media, followed by a confirmative test with Brilliant Green Lactose Broth (BGBL) 2% media. The presence or absence of Escherichia coli was then viewed by a completed test using Eosin Methyl Blue (EMB) media.

From the examination carried out on twelve samples of tap water obtained, nine samples (75%) had a colony count of Coliform bacteria with MPN index greater than 0 per 100 ml. Three other samples (25%) contained no

Coliform bacteria with MPN index 0 per 100 ml. From the nine samples of water,

there are five samples that were positive for the presence of Escherichia coli on EMB media.

It is concluded that the tap water in food shops in the area Jalan Dr Mansur, Medan contained Coliform bacteria, especially Escherichia coli and does not fulfil the bacteriological requirements of healthy drinking water to be consumed.

Gambar

Gambar 3.1: Kerangka Konsep
Gambar 5.1: Hasil Hitung Indeks MPN
Gambar 5.3: Menunjukan sampel sebelum memulakan penelitian.
Gambar 5.6: Hasil Bakteri  Escherichia coli Pada Media Agar EMB.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Trust as a mediator of the relationship between organizational justice and work outcomes: Test of a social exchange model.. Penyusunan skala

Our results showed that dengue outbreak was associated with rainfall, humidity, temperature, built-up area considered to represent urbanization, urbanization and

Transaksi rekening administratif Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil

[r]

[r]

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing. TOTAL LABA

Fasilitas pinjaman yang belum ditarik

[r]