• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PRAKTIS PELAKSANAAN EHRA

N/A
N/A
TPST Cipatugi

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN PRAKTIS PELAKSANAAN EHRA"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

Penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman pelaksanaan kajian EHRA sebelumnya dan mengikuti perkembangan program PPSP terkini. Panduan praktis ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan kajian EHRA oleh kelompok kerja sanitasi kabupaten/kota dan hasil EHRA dapat bermanfaat dalam mendukung program. Pemerintah kota, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mempersiapkan dan melaksanakan survei EHRA sesuai dengan prinsip standar survei.

Selain pembentukan kelompok studi EHRA, penyusunan anggaran dan pelaksanaan studi EHRA juga dilakukan pada pertemuan persiapan ini. Sehingga kita dapat menyepakati metode yang paling tepat untuk melakukan studi EHRA di kabupaten/kabupaten. Disarankan agar Kelompok Kajian dan Rencana Implementasi EHRA ditandatangani oleh Ketua Kelompok Teknis (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) dan Satgas Sanitasi Kabupaten/Kota.

Seluruh desa/kelurahan dipilih menjadi Wilayah Studi EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota menyediakan dana yang cukup untuk studi EHRA. Langkah-langkah pelaksanaan dalam menentukan sasaran wilayah studi dan responden studi EHRA dapat diuraikan sebagai berikut.

Penentuan Strata Desa/Kelurahan (Stratifikasi)

Apabila data suatu desa/kelurahan tidak memuat 4 (empat) kriteria utama stratifikasi, maka desa/kelurahan tersebut tergolong strata 0 (nol). Apabila data suatu desa/kelurahan memuat 1 (satu) kriteria stratifikasi utama, maka desa/kelurahan tersebut tergolong strata 1 (satu). Apabila terdapat 2 (dua) kriteria utama stratifikasi pada suatu desa/kelurahan, maka desa/kelurahan tersebut tergolong stratum 2 (dua).

Apabila suatu data pada suatu Kota/Kelurahan memuat 3 (tiga) kriteria pokok stratifikasi, maka Kota/Kelurahan tersebut tergolong strata 3 (tiga). Jika terdapat 4 (empat) kriteria utama stratifikasi pada suatu Desa/Kelurahan, maka Desa/Kelurahan tersebut tergolong strata 4 (empat).

Tabel 2.1. Ilustrasi
Tabel 2.1. Ilustrasi

Penentuan Responden di Area Studi

Seluruh RT di seluruh RW dan di setiap desa/kelurahan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi wilayah kajian. Jumlah rumah tangga per desa adalah 40 dan jumlah minimum rumah tangga per RT berjumlah 5, jadi jumlah RT di wilayah penelitian adalah Jumlah RT = Jumlah rumah tangga desa/kelurahan dibagi jumlah minimum rumah tangga per RT. Misalnya diperoleh nomor acak (RT 1) adalah 3. Maka RT dengan nomor urut 3 tersebut dipilih menjadi RT 1 sebagai lokasi wilayah penelitian.

Selanjutnya sebagai RT ke-2 dipilih RT bernomor urut 10 sebagai lokasi penelitian; begitu seterusnya hingga terdapat 8 RT di wilayah penelitian. Untuk menentukan responden di RT daerah penelitian adalah sebagai berikut :. Misalnya di RT 4 RW II. Kemudian responden kedua adalah responden rumah nomor 11, dan seterusnya hingga berjumlah 5 responden.

Tabel 2.3. Ilustrasi Pemilihan RT lokasi studi:
Tabel 2.3. Ilustrasi Pemilihan RT lokasi studi:

Cara lain untuk penentuan jumlah sampel

Buatlah kerangka sampel keluarga (urutan dari nomor 1 sampai keluarga terakhir di RT yang dipilih). Apabila jumlah desa/kelurahan < 30 desa/kelurahan maka seluruh desa/kelurahan diambil sebagai wilayah penelitian.Pemilihan RT dan pemilihan keluarga sampel dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas. Apabila Kabupaten/Kota tidak mampu melaksanakan alternatif pertama, alternatif kedua dapat dilakukan: Penghitungan sampel rumah tangga berdasarkan perkiraan jumlah penduduk.

Pengumpulan data secara lengkap dalam studi EHRA dilakukan oleh Panitera yang membawahi masing-masing desa. Tujuan wawancara adalah mengumpulkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang dilengkapi dengan buku panduan pengisian kuesioner. Agar hasil wawancara berkualitas baik maka pewawancara harus menyampaikan pertanyaan kepada responden dengan baik dan jelas.

Seorang pewawancara yang tingkat sosialnya tinggi harus bisa beradaptasi dengan responden yang tingkat sosialnya rendah, sehingga kecanggungan dalam melakukan wawancara akan menyebabkan responden enggan memberikan informasi/fakta yang faktual. Dengan demikian, keterampilan dan kemampuan pewawancara dalam beradaptasi dengan responden dan lingkungan menjadi kunci keberhasilan wawancara dan keabsahan data.

Pemilihan Supervisor dan Enumerator

Pelatihan Studi EHRA

Praktek teknik wawancara oleh Enumerator

Jika responden ragu menjawab karena takut, tekankan bahwa informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Jika jawaban responden kurang jelas, cobalah mencari informasi tambahan dengan mengajukan pertanyaan yang tepat dan netral (menembus/menggali informasi lebih dalam). Ambil pendekatan yang unik tergantung pada karakteristik masing-masing sumber (lembaga, individu, pejabat, staf, formal, informal, dll).

Dalam melakukan observasi, enumerator tidak dapat bertanya atau bertanya kepada responden, melainkan hanya memperhatikan apa yang dilihat.

Tata cara pengisian Kuesioner EHRA

Alat pengumpul data survei EHRA terdiri dari lembar pertanyaan, lembar observasi, dan lembar pengambilan sampel. Hal-hal penting yang diperlukan ketika mengumpulkan informasi dalam kuesioner adalah: enumerator perlu mengetahui cara mengajukan pertanyaan, mengetahui informasi apa yang harus diperoleh melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut dan bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Enumerator juga perlu mengetahui cara mencatat jawaban responden dengan benar dan cara mengikuti alur pertanyaan dalam kuesioner.

Sebagian besar pertanyaan dalam kuesioner mengacu pada peristiwa/perilaku/situasi yang terjadi dalam 24 jam terakhir. Untuk pertanyaan yang mengacu pada perilaku pengelolaan sampah rumah tangga, pertanyaan mengacu pada perilaku selama seminggu terakhir, sejak wawancara dilakukan. Sedangkan pertanyaan kejadian diare mengacu pada kejadian diare dalam sebulan terakhir, sejak hari wawancara dilakukan.

Pertanyaan mengenai kejadian/perilaku atau kebiasaan sehari-hari mengacu pada kebiasaan anggota keluarga yang dapat diingat oleh narasumber. Pertanyaan harus jelas agar responden yang diwawancara mudah mendengar dan memahami pertanyaan. Isikan jawaban pada kolom atau di atas garis/spasi yang tersedia, sesuaikan besar kecilnya huruf agar tidak melebihi batas kolom atau garis/spasi.

Lingkari kode yang sesuai dengan pilihan jawaban responden, kemudian kutip kode tersebut pada kotak. Untuk soal dengan pilihan jawaban 1, 2, 3, dst, hanya dapat dipilih satu jawaban dengan cara melingkari kode jawaban kemudian menuliskan kode jawaban pada kotak yang tersedia. Mengosongkan kotak jika pertanyaan yang diajukan tidak sesuai dengan alur pertanyaan (pertanyaan harus dilewati/dilewati).

Soal pilihan ganda A, B, C, D, dst, lalu beri kode jawaban 0 = Tidak dan 1 = Ya, dan lingkari pilihan jawabannya. Jika jawaban dari pertanyaan yang dipilih sudah dipilih, jika ada pertanyaan berikutnya yang tidak ada hubungannya, maka pertanyaan tersebut harus dilewati dan pertanyaan yang dilewati harus diberi tanda silang (X).

Instrumen Kuesioner Studi EHRA

Implementasi studi EHRA memerlukan keikutsertaan berbagai pihak SKPD terkait dalam kelompok kerja Sanitasi Kabupaten. Pelaksanaan kajian EHRA di lapangan diselenggarakan dalam lima langkah kerja sehari-hari yang meliputi enumerator, pengawas, dan koordinator (lihat langkah pelaksanaan poin 4). Pelaksanaan studi EHRA diselenggarakan dalam lima langkah kerja sehari-hari yang melibatkan enumerator, pengawas dan koordinator.

Pengolahan dan analisis data survei EHRA dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel. Hampir semua pengguna komputer/laptop memiliki Microsoft Office Excel yang memudahkan pengguna dalam mengolah dan menganalisis data survei EHRA. Sanitation Risk Index (IRS) diartikan sebagai ukuran atau tingkat risiko sanitasi, dalam hal ini hasil analisis survei EHRA.

Jika sudah terdaftar maka akan muncul menu EHRA STUDY seperti pada gambar (6) dan aplikasi siap digunakan. Uraian singkat manfaat kajian EHRA dalam hal promosi dengan melibatkan kader/tenaga kesehatan/PKK dll. Uraian singkat pemanfaatan kajian EHRA dalam penyusunan dan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

Poin-poin perhatian/rekomendasi/saran untuk pelaksanaan studi EHRA selanjutnya berdasarkan pembelajaran dari pelaksanaan studi EHRA saat ini. Templat Tabel dan Contoh Grafik pada Laporan Kajian EHRA pada BAB III (Hasil Kajian EHRA).

Gambar 1 Alur pemindahan data ke Googlespreadsheet
Gambar 1 Alur pemindahan data ke Googlespreadsheet

Gambar

Tabel 2.1. Ilustrasi
Tabel 2.2.  Ilustrasi
Tabel 2.3. Ilustrasi Pemilihan RT lokasi studi:
Gambar 1 Alur pemindahan data ke Googlespreadsheet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan, studi literatur, pengumpulan data sekunder (mengumpulkan 100 data

Studi EHRA dilaksanakan secara penuh oleh Pokja Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab pelaksana adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan bantuan Sanitarian dan atau

Sumber: Studi EHRA Kota Palembang, 2015.. Dari gambar terlihat, hampir seluruh responden telah memiliki jamban pribadi yaitu 89%, namun masih ada sedikit responden yang BAB

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah 1 Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian 19 Batasan Penelitian 20 Metodologi Penelitian 20 Sistematika Penulisan 21 BAB 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yaitu penjelasan mengenai tahapan - tahapan yang dilakukan penulis dalam penelitian, meliputi: studi pendahuluan, studi lapangan,

i Kata Pengantar ii Daftar Isi 1 Pendahuluan 2 Pendahuluan mengenai UNS Innovation Hub 3 Latar Belakang 4 Pengantar Sebelas Maret Startup Academy SEMESTA 5 Tujuan dan Manfaat 6

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah 1 Rumusan Masalah 9 Tujuan Penelitian 9 Batasan Masalah 10 Metodologi dan Sistematika Penulisan 10 BAB 2 DASAR-DASAR

DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 4 KATA PENGANTAR 6 RINGKASAN 7 BAB 1 PENDAHULUAN 8 Latar Belakang 8 Rumusan Masalah 9 Tujuan 9 Manfaat 9 Sasaran 9 Metode 10 Delineasi