• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Conclusion - Jurnal | ISI Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "4. Conclusion - Jurnal | ISI Surakarta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/pendhapa

Perancangan Interior Ruang Keberangkatan Domestik Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Dengan Konsep Venetie Van Java

Jaza Chehata Hadi a,1,*

a Universitas Sahid Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

1[email protected]*

* Corresponding Author

Received 25 February 2015; accepted 8 May 2015; published 13 May 2015

ABSTRACT KEYWORDS

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang.

Pelabuhan penumpang adalah prasarana transportasi laut untuk keperluan menaikan dan menurunkan penumpang serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan. PT. Pelabuhan Indonesia III Saat ini terus menerus mengalami perbaikan dari segi kuantitas maupun kualitas, dalam hal ini desain interior dapat berpengaruh sebagai daya tarik pendukung transportasi laut di Indonesia. Salah satunya dengan melalui perancangan terminal penumpang Tanjung Emas dengan mengangkat citra kota Semarang melalui bangunan-bangunan Kolonial indis nya yang merupakan identitas dari kota Semarang dengan fasilitas pendukung kebutuhan penumpang di dalamnya. Karya desain ini menggunakan metode perancangan proses desain inovasi Vijay Kumar dengan tujuh mode aktivitas yakni memahami tujuan, mengetahui konteks, mengenal masyarakat, menyusun gagasan, mengeksplorasi konsep, menyusun solusi, dan merealisasikan penawaran. Desain terminal keberangkatan domestik Tanjung Emas akan mengambil bentuk arsitektural bangunan Lawang Sewu dan Bank Mandiri kota lama Semarang dan dipadukan dengan fasilitas-fasilitas modern di dalamnya.

Pelabuhan, Teminal penumpang, Kolonial Indis, Modern

This is an open- access article under the CC–

BY-SA license

1.Introduction.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Pelabuhan digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan mitra dan antar moda transportasi (Zhafira and Abdulhadi 2019). Pelabuhan penumpang adalah prasarana transportasi laut untuk keperluan menaikan dan menurunkan penumpang serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan (Kramadibrata 2002).

Terminal penumpang pelabuhan Tanjung Emas Semarang di operasikan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang dibangun pada tahun 1992.

Pelabuhan ini merupakan satu-satunya pelabuhan internasional yang berada di provinsi Jawa Tengah, tepatnya di kota Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas memiliki luas lahan 400 ha, sedangkan luas bangunan untuk terminal penumpang adalah 3500 m2. Jasa pelayaran yang disediakan pelabuhan meliputi pelayaran domestik antar pulau hingga pelayaran ke mancanegara atau untuk tujuan pariwisata. Untuk memenuhi kebutuhan penumpang, pihak

doi : [email protected]

(2)

pengelola terminal penumpang Tanjung Emas memiliki empat gate keberangkatan domestik dan satu gate untuk keberangkatan internasional yang terbagi dalam dua lantai. Adapun fasilitas-fasilitas tambahan di dalam terminal penumpang seperti toko, area bermain anak, ruang khusus lansia, mushola dan lainnya.

Dalam menunjang usaha memberikan pelayanan transportasi laut yang optimal dapat dipenuhi dengan berbagai cara, salah satunya melalui perancangan pada terminal penumpang Tanjung Emas Semarang yang diharapkan dapat menarik citra transportasi menggunakan kapal laut.

Perancangan interior terminal penumpang Tanjung Emas ini akan menerapkan konsep ruang yang memfasilitasi segala jenis kebutuhan penumpang selama berada di dalam terminal pelabuhan dengan citra identitas kota Semarang seperti Lawang Sewu dan Kota Lama.

Perancangan interior terminal penumpang Tanjung Emas ini akan menerapkan konsep ruang yang memfasilitasi segala jenis kebutuhan penumpang selama berada di dalam terminal pelabuhan dengan mengangkat cerita Venetie Van Java sebagai julukan kota Semarang dan diharapkan dapat menarik citra transportasi menggunakan kapal laut.

Pemilihan perancangan interior terminal penumpang Tanjung Emas karena Semarang di tetapkan menjadi salah satu destinasi wisata paling bersih di Asia Tenggara atau Clean Tourist City Award 2020 yang digelar di Brunei Darussalam. Sehingga dirasa perlu untuk menyampaikan citra baru di interior pelabuhan terminal penumpang Tanjung Emas Semarang kepada pengunjung.

Citra yang baru ini mengangkat tema yang menjadi bangunan khas Semarang yaitu Lawang Sewu serta perpaduan Venetie Van Java sebagai julukan kota Semarang dan diharapkan dapat menarik citra transportasi menggunakan kapal laut.

Perancangan interior terminal penumpang Tanjung Emas dengan konsep interior bangunan Lawang Sewu dan Venetie Van Java ini sangat berguna untuk menampilkan citra dan menunjukkan budaya agar semakin menarik minat domestik ataupun mancanegara, hal ini bertujuan untuk mempromosikan kota Semarang ke kalangan luas bahwa Indonesia kaya akan budaya yang akan ditampilkan lewat perancangan interiornya.

Permasalahan desain yang didasarkan pada latar belakang, kondisi lapangan, data literatur dan keinginan klien dalam perancangan interior (S., Volkova N, and M. 2020). Pada ruang tunggu keberangkatan domestik dan internasional Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah bagaimana menciptakan suasana ruang tunggu terminal pelabuhan untuk penumpang yang membawa barang, menyimpan barang dan penumpang berkebutuhan khusus secara kompleks yang dapat mewakili aktifitas pengguna ruang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan calon penumpang selama berada di terminal penumpang Tanjung Emas Semarang.

Bagaimana merancang interior terminal penumpang yang dapat memberikan citra identitas kota Semarang dengan kekayaan warisan bangunan peninggalan sejarahnya di masa lampau, serta dapat menjadi aspek pendukung kemajuan pariwisata daerah..

2.Method.

Perancangan terminal penumpang pelabuhan Tanjung Emas ini menerapkan pola pikir Proses Desain Inovasi yang dikembangkan oleh Vijay Kumar. Menurut Vijay Kumar, terdapat tujuh mode aktivitas yang berbeda untuk desain inovasi:

Memahami Tujuan, Mengetahui Konteks, Mengenal Masyarakat, Menyusun

(3)

Gagasan, Mengeksplorasi Konsep, Menyusun Solusi, dan Merealisasikan Penawaran.

Fig. 1. Bagan Pola Pikir Perancangan (Kumar 2016).

(Roberge and Kumar 2013) proses desain meliputi memahami tujuan, mengetahui konteks, mengenal masyarakat, proses penyusunan gagasan, mengeksplorasi konsep, menyusun solusi, merealisasikan penawaran.

Penjabaran proses desain dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Memahami tujuan, pada proses untuk memahami tujuan, penulis menggunakan metode Fakta-fakta Kunci, adalah potongan informasi singkat yang didapat dari pihak PT. Pelabuhan Indonesia III.

b. Mengetahui konteks, untuk memahami konteks, penulis menggunakan metode wawancara pakar subjek, yang berupa wawancara kepada pengelola terminal penumpang pelabuhan, calon penumpang kapal laut, dan dosen yang memahami tentang perancangan ruang komersial terminal penumpang pelabuhan.

c. Mengenal masyarakat, pada proses ini, penulis menggunakan tiga metode untuk mengenal masyarakat. Metode pertama adalah lima faktor manusia, kedua adalah Kunjungan Lapangan dan ketiga adalah simulasi pengalaman, Metode pertama dilakukan dengan mencari elemen- elemen fisik, kognitif, social, budaya, dan emosional yang terdapat pada pihak perusahaan dan penumpang. Metode kedua melakukan survei pada terminal penumpang guna mengenal secara langsung objek yang akan dirancang. Metode ketiga dilakukan sharing singkat dengan para penumpang kapal laut, sehingga memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi apa yang penting bagi sebagian besar pengguna.

d. Proses menyusun gagasan, pada proses ini penulis menggunakan metode jaringan aktifitas, yaitu mengumpulkan daftar aktifitas yang terjadi pada terminal penumpang tanjung emas, sehingga dapat menentukan daftar kebutuhan pengguna ruang.

e. Mengekplorasi konsep, alam mengekplorasi konsep penulis menggunakan Metode Sesi Pembentukan Ide, yaitu menetapkan ide-ide yang akan digunakan sebagai solusi bagi pihak pengelola terminal pelabuhan Tanjung Emas. Metode pengembangan desain yang akan digunakan adalah proses menyusun solusi dengan stroryboard solusi, yaitu rangkaian sketsa baik dalam gambar atau kata-kata yang

First Author et al. (Title of Paper Shortly)

(4)

berurutan dan berhubungan, sehingga dapat menjelaskan semua bagian dari sistem konsep yang dibuat.

f. Menyusun Solusi, pada metode ini dilakukan perangkaian kategori untuk mengorganisir konsep-konsep yang sudah dihasilkan dengan konsep baru. Kategori yang dipilih adalah rangkaian aktivitas kebutuhan konsumen, petugas terminal , fungsi-fungsi furniture dan ruang. Dari pengorganisiran konsep ini kemudian digabungkan untuk membentuk solusi.

g. Merealisasikan penawaran, dalam hal merealisasikan penawaran penulis menggunakan rencana platform, seperti pemilihan alternatif desain, alternatif layout, alternatif elemen pembentuk ruang dan alternatif furniture melalui gambar (Ching 1996). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan desain terbaik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan PT. Pelabuhan Indonesia III dan pengguna terminal pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

3. Results and Discussion.

Data lapangan Hall ruang keberangkatan domestik pelabuhan tanjung emas Semarang 800 m2 luasan ruang tunggu domestik 1 dan 2 975 m2 ruang lansia 20 m2 ruang menyusui 20 m2 total luas1815 m.2 Konsep desain yang akan digunakan dalam perancangan interior terminal penumpang pelabuhan tanjung emas ini mengangkat cerita tentang suasana kota Venesia. Kota venesia berada di negara Italia yang menyajikan suasana perkotaan yang banyak dilalui perahu-perahu sampan melewati celah-celah perkotaan melalui sungai. Hal ini lah yang membuat para warga Belanda ketika tinggal di Semarang memberikan julukan kota Semarang sebagai Venetie Van java (Sista Siregar and Irtawidjajanti 2019).

Cerita ini akan dihadirkan ke dalam ruang dengan mengadaptasi latar dari suasana kota Venesia serta dipadukan dengan nuansa Lawang Sewu dan Kota Lama Semarang dengan balutan unsur modern ke dalam ruang. Konsep Venetie Van Java dihadirkan untuk mewakili nuansa euforia kota Semarang pada tempo dulu.

a) Hall Domestik

Hall keberangkatan akan digambarkan seolah-olah penumpang akan duduk di atas perahu sampan melewati jembatan dengan mengangkat suasana kota Lama semarang. Kesan yang dimunculkan adalah menikmati nuansa kota Semarang pada tempo dulu seperti dengan suasana kota Venesia. Sehingga ketika memasuki hall keberangkatan penumpang kapal akan merasa tersambut dengan atmosfir keadaan kota Semarang pada masa kolonial Belanda.

b) Ruang Tunggu Domestik

Menunggu sebagai aktifitas yang membosankan, oleh karena itu desain interior raung tungg adalah yang senyaman mungkin (Ueda and Kurahashi 2018). Ruang tunggu didesain merujuk pada ikon kota Semarang yakni Lawang Sewu, dengan gaya yang mewah dan megah. Karakter dari Lawang Sewu yang mempunyai kesan megah dan unik (Wastunimpuna, Budi, and Setyowati 2018).

Karakter kokoh akan di gambarkan melalui kolom koridor memanjang seperti yang terdapat dalam bangunan gedung Lawang Sewu di tambah dengan lampu-lampu khas kolonial pada tipa pilarnya.

c) Ruang Menyusui

Area menyusui kini menjadi persyaratan wajib bagi ruang public (Whelan et al. 2018). Merupakan area yang didesain lebih private dan eksklusif.

Menggambarkan suasana kota Venesia yang nyaman dengan furniture yang mengangkat konsep perahu sampan.

(5)

d) Ruang Lansia dan Ibu Hamil

Area ini akan didesain lebih santai dari ruang lainnya. Kesan nyaman dan memenuhi kebutuhan pengguna ruang akan dihadirkan melalui furniture multifungsi. Adapun skema warna dan material adalah sebagai berikut.

Fig. 2. Skema warna dan skema material

Konsep perancangan interior terminal keberangkatan domestik mengangkat unsur sejarah kota Semarang pada masa kolonial indis dan dipadukan dengan unsur modern kedalam sebuah ruang. Penerapan unsur kolonial indis dan modern diterapkan melalui gaya dan tema yang dogunakan.

1) Gaya

Gaya sangat berperan bagi perwujudan suasana dalam desain interior (Sumarno and Indarto 2016). Perancangan Interior terminal keberangkatan domestik pelabuhan Tanjung Emas Semarang menggunakan gaya ekletik (Aritonang and Wanda 2016); (Vincentius 2020). Gaya ekletik merupakan perpaduan dua gaya atau lebih yang diaplikasikan pada suatu ruang. Gaya yang akan diterapkan meliputi gaya kolonial indis dan modern. Unsur kolonial indis dimasukkan agar menambah kesan kuat untuk sebuah identitas kota Semarang yang terkenal dengan baangunan-bangunan bersejarahnya seperti Lawang Sewu dan Kota Lama. Pada perancangan Terminal keberangkatan domestik ini, unsur modern dihadirkan melalui penyediaan fasilitas penumpang yang dapat memenuhi kebutuhan selama berada di area terminal pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

2) Tema

Tema dan konsep dapat memetakan suatu bangunan dalam bentuk, warna, material yang jelas dan memiliki ciri khas (Diani, Swari, and Trisna 2019). Tema yang diusung pada perancangan interior terminal keberangkatan domestik pelabuhan Tanjung Emas Semarang ialah Venetie Van Java. Dalam sejarah kota Semarang Venetie Van Java merupakan julukan yang diberikan pemerintahan Belanda, karena kota Semarang banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia (Italia) (Semarang 1979). Suasana kota Venesia akan diangkat dalam sebuah cerita pada desain yang akan diterapkan pada ruang. Tema tersebut

First Author et al. (Title of Paper Shortly)

(6)

diharapkan mampu membangkitkan euforia kota Semarang di masa kolonial Belanda serta dapat menjadi aspek pendukung pariwisata daerah.

Fig. 3. Brainstorming.

Fig. 4. Layout Hall Pemberangkatan.

(7)

Desain akhir pada penerapan konsep diatas adalah sebagai berikut :

Fig. 5. Hall domestik.

Pada area hall keberangkatan domestik penataan layout dibentuk menyerupai suasana kota venesia dengan unsur kayu dengan tema natural yang di aplikasikan pada plafon serta dinding, jembatan pada rencana plafon, arsitektur kolonial pada tiang kolom serta dinding, perahu pada penaatan layot kursi tunggu dan dayung sebagai rak barang yang berada di sisi kanan dan kiri seat kursi. Pada setiap elemen tema yang diterapkan masing masing memiliki fungsi untuk menunjang kebutuhan penumpang, seperti peran dayung yang dijadikan rak untuk menaruh barang, sehingga tidak mengganggu sirkulasi pejalan lain dan juga dapat memberikan ruang bagi pengguna kursi roda ketika barang bawaan penumpang tertata rapi pada tempat yang sudah disediakan.

Fig. 6. Ruang tunggu domestik.

Pada area ruang tunggu keberangkatan domestik terdapat fasilitas tempat menyimpan barang sementara yang dapat digunakan oleh penumpang.

Gagasan penyediaan rak pada kursi ruang tunggu menjadi sebuah inovasi modern tersendiri pada sebuah terminal pelabuhan, sehingga penumpang tidak meletakkan barang bawaannya sembarangan yang dapat mengganggu sirkulasi dan kenyamanan penumpang lain. Hal ini karena sirkulasi adalah bagian penting bagi kenyamanan dalam desain interior (Li et al. 2018).

Fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti ruang menyusui, ruang lansia dan ibu hamil juga tersedia guna memenuhi kebutuhan khusus bagi penggunanya.

Area ruang tunggu domestik ini menerapkan warna dominan putih dipadu dengan suasana Lawang Sewu Semarang pada tiang serta jendela guna memperkuat tema yang diangkat.

Salah satu fasilitas ruang pendukung pada terminal penumpang domestik adalah ruang menyusui. Ruangan ini bersifat private yang hanya dapat diakses oleh ibu yang akan menyusui. Dalam menunjang aktifitas yang dilakukan desain furniture disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya, sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada saat menyusui.

First Author et al. (Title of Paper Shortly)

(8)

Pada ruang lansia dan ibu hamil ini hanya dapat diakses oleh lansia dan ibu hamil, penyediaan ruang ini guna mengurangi rasa stres pada saat menunggu jadwal keberangkatan kapal. Area ini juga dilengkapi dengan sofa nyaman dan tempat menaruh barang. Suasana ruang yang didominan warna putih juga menjadi aspek pendukung kenyamanan bagi penggunanya.

4. Conclusion

Terminal penumpang pelabuhan adalah ruang publik komersial yang disinggahi sementara sebagai moda transportasi menuju ke tempat lain melalui kapal laut. Dalam ini peminat transportasi jalur laut masih minim diminati oleh sebagian orang dikarenakan faktor kenyaman yang belum optimal dalam penyediaan kebutuhan penumpang selama berada di pelabuhan. Hal ini menandakan bahwa terminal pelabuhan memerlukan pembenahan baik dalam segi kuantitas maupun kualitas pelayanan agar dapat mendukung kemajuan transportasi melalui jalur laut.

Perancangan terminal penumpang Tanjung Emas Semarang bertujuan untuk menciptakan suasana ruang tunggu yang dapat mewakili aktifitas pengguna ruang secara kompleks yang dapat memenuhi kebutuhan calon penumpang selama berada di terminal keberangkatan. Desain yang dihasilkan ialah desain dengan mengangkat citra Lawang Sewu dan Kota lama yang merupakan identitas kota Semarang dan di padukan dengan unsur modern dalam menunjang kebutuhan pengguna ruang.

References

Aritonang, Liesbeth, and Wanda. 2016. “Penerapan Gaya Desain Ekletik Pada Book’s Cafe Di Jalan Brigjen Katamso Kompleks Centrum Kota Medan.”

Institut Sains Dan Teknologi TD.Pardede, no. 02.

Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga.

Diani, Luh Putu Carries, Luh Gede Niti Swari, and Ni Made Sri Wahyuni Trisna.

2019. “Aplikasi Konsep Morfococo Sebagai Ciri Khas Agrowisata Kelapa Di Bandung.” Jurnal Patra 1 (2). https://doi.org/10.35886/patra.v1i2.32.

Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan,. Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Kumar, Vijay. 2016. 101 Metode Desain. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Li, Chao, Lei Jiang, Fanrui Sun, and Kang Zhang. 2018. “Generating Circulation Designs Using Shape Grammars.” Tsinghua Science and Technology 23 (6).

https://doi.org/10.26599/TST.2018.9010009.

Roberge, Jacynthe, and Vijay Kumar. 2013. “Vijay Kumar, 101 Design Methods:

A Structured Approach for Driving Innovation in Your Organization, Wiley, 2013.” Interfaces Numériques 2 (3).

S., Zhuk, Volkova N, and Lutsyk M. 2020. “Modern Technologies as a Way to Solve Innovative Problems in Interior Design.” Bulletin of the Innovative University of Eurasia. https://doi.org/10.37788/2020-4/100-108.

(9)

Semarang, Panitia Penyusun Buku Sejarah Kota. 1979. “Sejarah Kota Semarang.” Semarang: Kodya Semarang.

Sista Siregar, J, and S Irtawidjajanti. 2019. “Development of Palang Pintu As an Edutainment in Venetië van Java (Batavia).” KnE Social Sciences 3 (12).

https://doi.org/10.18502/kss.v3i12.4120.

Sumarno, and Indarto. 2016. “Implementasi Prinsip Quadrow Helix Dalam Rancang Bangun Show Room Di Sentra Industri Kerajinan Rotan Sukoharjo.” Surakarta.

Ueda, Keiichi, and Setsuya Kurahashi. 2018. “Agent-Based Self-Service Technology Adoption Model for Air-Travelers: Exploring Best Operational Practices.” Frontiers in Physics 5 (FEB).

https://doi.org/10.3389/fphy.2018.00005.

Vincentius, Royke. 2020. “Bentuk Baru Gaya Ekletik Dalam Trend Desain Produk Furniture Masa Kini: Bentuk Kreativitas Dan Efek Dromologi Dalam Desain Di Era Teknologi Informasi.” Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri Dan Arsitektur 6 (2). https://doi.org/10.46964/jkdpia.v6i2.20.

Wastunimpuna, Benediktus Yosef Arya, Wahyu Setia Budi, and Erni Setyowati.

2018. “The Effect of Outside Corridor’s Orientation to Interior Thermal Condition at Lawang Sewu Semarang.” In E3S Web of Conferences. Vol.

73. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20187301011.

Whelan, Barbara, Clare Relton, Maxine Johnson, Mark Strong, Kate J. Thomas, Darren Umney, and Mary Renfrew. 2018. “Valuing Breastfeeding: Health Care Professionals’ Experiences of Delivering a Conditional Cash Transfer Scheme for Breastfeeding in Areas With Low Breastfeeding Rates.” SAGE Open 8 (2). https://doi.org/10.1177/2158244018776367.

Zhafira, Firdha, and Reza Hambali Wilman Abdulhadi. 2019. “Desain Interior Terminal Penumpang Pelabuhan Merak Dengan Pendekatan Desain Universal.” Jurnal Desain Interior 4 (2): 93.

https://doi.org/10.12962/j12345678.v4i2.5384.

First Author et al. (Title of Paper Shortly)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Tema Pengertian Green Architecture • Jimmy Priatman mendefinisikan "arsitektur hijau" sebagai "arsitektur yang berwawasan lingkungan dan didasarkan pada kepedulian terhadap

1 Jumlah Penduduk Kecamatan Ujungberung Berdasarkan Kelurahan Tahun 2018 .... 2 Struktur dan Besaran Tarif Wajib Bayar Rumah