VAKSIN:
DEFINISI, JENIS,
PENGGUNAAN, REGULASI, DAN RELEVANSI DALAM
FARMASI
OLEH : DR. DEWI PETI VIRGIANTI, M. SI
DEFINISI VAKSIN
Vaksin: Suatu produk biologis yang mengandung antigen dari patogen tertentu yang digunakan untuk merangsang respons imun tubuh, sehingga memberikan kekebalan terhadap penyakit tanpa
menyebabkan infeksi.
Tujuan Vaksinasi: Untuk mencegah penyakit infeksi dengan mempersiapkan sistem imun untuk mengenali dan melawan patogen di masa depan.
Jenis Kekebalan yang Dihasilkan:
o Kekebalan Aktif: Vaksinasi merangsang tubuh untuk membentuk antibodi dan sel memori.
o Kekebalan Pasif: Pemberian antibodi langsung (misalnya melalui antiserum) memberikan perlindungan sementara.
VAKSIN NON-REKOMBINAN
Definisi: Vaksin yang dibuat dari patogen atau
komponennya tanpa melibatkan teknologi rekayasa genetik (rekombinan).
• Vaksin Hidup yang Dilemahkan: Patogen dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit pada individu sehat.
• Contoh: Vaksin MMR (campak, gondok, rubella), vaksin BCG untuk
• Vaksin Inaktif (Mati): Patogen dimatikan dengan panas atau bahan TB.
kimia.
• Contoh: Vaksin polio inaktif (IPV), vaksin rabies.
• Vaksin Toksoid: Menggunakan toksin yang dinetralkan dari patogen untuk merangsang antibodi terhadap toksin.
• Contoh: Vaksin toksoid tetanus dan difteri.
• Vaksin Subunit: Menggunakan bagian tertentu dari patogen, seperti protein atau polisakarida.
• Contoh: Vaksin hepatitis B, vaksin influenza subunit.
Jenis-Jenis Vaksin Non-Rekombinan:
Mycobacterium Bovis bacillus Calmette–Guérin Vaccine
VAKSIN REKOMBINAN
Definisi: Vaksin yang diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan, di mana gen pengkode antigen spesifik dari patogen dimasukkan ke dalam sel inang untuk memproduksi antigen.
• Vaksin Subunit Rekombinan: Mengandung antigen spesifik yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dimodifikasi.
• Contoh: Vaksin hepatitis B, vaksin HPV (human papillomavirus).
• Vaksin Vektor Rekombinan: Menggunakan virus non-patogen sebagai vektor untuk menyampaikan gen antigen dari patogen.
• Contoh: Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Johnson & Johnson.
• Vaksin mRNA: Menggunakan mRNA yang menyandikan protein spesifik dari patogen.
• Contoh: Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk COVID-19.
• Vaksin DNA: Menggunakan DNA plasmid untuk menyandikan antigen patogen, misalnya, vaksin DNA COVID-19 seperti ZyCoV-D.
Jenis-Jenis Vaksin Rekombinan:
PENGGUNAAN VAKSIN DALAM DUNIA MEDIS
Tujuan Vaksinasi dalam Kesehatan Masyarakat:
•
Pencegahan Penyakit Menular: Mengurangi
penyebaran patogen di populasi.
•
Herd Immunity (Kekebalan Kelompok): Menciptakan
kekebalan pada sejumlah besar populasi untuk melindungi
mereka yang tidak dapat divaksinasi.
•
Mengurangi Beban Kesehatan: Mencegah
komplikasi serius dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin.
Penggunaan Khusus di Bidang Medis:
•
Vaksinasi Anak: Untuk
penyakit seperti campak, polio, dan difteri.
•
Vaksinasi Dewasa: Vaksin
influenza tahunan, vaksin HPV, dan vaksin hepatitis.
•
Vaksinasi untuk Penyakit Endemik: Vaksinasi untuk penyakit seperti kolera dan
demam kuning di area endemik.
REGULASI VAKSIN
1. Regulasi dan Standar Internasional:
•
WHO (World Health
Organization): Menetapkan standar internasional untuk keamanan dan efektivitas vaksin.
•
FDA (Food and Drug Administration, AS):
Mengawasi uji klinis dan
persetujuan vaksin di Amerika Serikat.
•
EMA (European Medicines
Agency): Mengatur persetujuan vaksin di Uni Eropa.
2. Proses Persetujuan Vaksin:
•
Tahap Pra-Klinis: Pengujian pada hewan untuk menilai keamanan awal dan
imunogenisitas.
•
Tahap Klinis: Pengujian pada manusia melalui uji klinis fase I, II, dan III untuk mengevaluasi keamanan, dosis, dan
efektivitas.
•
Persetujuan dan Pengawasan Pasca-
Pemasaran: Pengawasan
lanjutan untuk mendeteksi efek
samping jangka panjang dan
menjaga standar mutu vaksin.
CONTOH KASUS VAKSIN REKOMBINAN DAN NON-REKOMBINAN
Kasus 1: Vaksin Non- Rekombinan BCG untuk Tuberkulosis
• Jenis Vaksin: Vaksin hidup yang
dilemahkan dari
Mycobacterium bovis.
• Tujuan: Memberikan kekebalan terhadap tuberkulosis,
terutama bentuk parah pada anak- anak.
• Efektivitas: Efektif dalam mencegah TB berat meskipun
perlindungan pada orang dewasa
bervariasi.
Kasus 2: Vaksin Rekombinan
Hepatitis B
• Jenis Vaksin: Vaksin subunit rekombinan.
• Mekanisme:
Menggunakan protein permukaan HBsAg yang diproduksi oleh ragi untuk memicu respons imun
terhadap virus hepatitis B.
• Efektivitas: Sangat efektif dalam
mencegah infeksi hepatitis B.
Kasus 3: Vaksin mRNA Pfizer- BioNTech untuk
COVID-19
• Jenis Vaksin: Vaksin mRNA rekombinan.
• Mekanisme:
Menggunakan mRNA yang membawa
instruksi untuk membuat protein spike dari SARS-CoV- 2, merangsang sistem imun untuk mengenali virus ini.
• Efektivitas: Tingkat perlindungan tinggi terhadap COVID-19, terutama terhadap gejala berat dan rawat inap.
HUBUNGAN VAKSIN DENGAN DUNIA KEFARMASIAN
1. Penelitian dan Pengembangan:
• Apoteker dan ilmuwan farmasi terlibat dalam pengembangan
formula vaksin, teknologi vaksin rekombinan, dan pengujian stabilitas.
• Pengembangan vaksin baru
melibatkan keahlian farmasi dalam
formulasi dan teknologi
pengantaran (delivery systems).
2. Produksi dan Kualitas:
• Industri farmasi
memproduksi vaksin dalam skala besar, dengan pengawasan ketat terhadap
keamanan, sterilitas, dan efikasi.
• Teknologi farmasi memainkan peran penting dalam
penyimpanan, stabilisasi, dan
distribusi vaksin yang aman.
3. Pelayanan Kefarmasian:
• Apoteker berperan dalam edukasi
masyarakat tentang keamanan dan
manfaat vaksin,
penanganan vaksin, dan pemberian vaksin di apotek.
• Apoteker juga terlibat dalam monitoring
efek samping vaksin (pharmacovigilance) untuk memastikan keamanan dan
efektivitas vaksin di masyarakat.
TANTANGAN DAN MASA DEPAN VAKSIN DALAM FARMASI
1. Tantangan:
•
Resistensi dan Mutasi
Patogen: Vaksin yang harus
disesuaikan dengan varian baru, seperti influenza dan COVID-19.
•
Logistik Penyimpanan dan Distribusi: Vaksin tertentu membutuhkan suhu rendah (misalnya, vaksin mRNA).
2. Masa Depan:
•
Pengembangan Vaksin Baru:
Teknologi DNA dan mRNA
membuka peluang untuk vaksin yang lebih cepat dikembangkan untuk patogen baru.
•
Vaksin Spesifik Genetik:
Vaksin yang disesuaikan dengan profil genetik atau kondisi
kesehatan individu untuk efikasi yang lebih tinggi.
•
Vaksin Terapi: Pengembangan
vaksin terapeutik untuk penyakit
non-infeksi, seperti kanker dan
penyakit autoimun.
KESIMPULAN
Vaksin merupakan alat penting dalam pencegahan penyakit menular, dengan dua kategori utama, yaitu vaksin non-rekombinan dan rekombinan, yang masing- masing memiliki keunggulan dan tantangan.
Regulasi ketat oleh badan internasional dan nasional memastikan keamanan dan efektivitas vaksin yang beredar di masyarakat.
Dunia kefarmasian berperan penting dalam
pengembangan, produksi, distribusi, serta pelayanan vaksinasi
Daftar Pustaka:
1. Plotkin, S. A., Orenstein, W. A., & Offit, P. A. (Eds.). (2013). Plotkin's Vaccines (6th ed.). Elsevier.
2. Nabel, G. J. (2013). "Designing Tomorrow's Vaccines." New England Journal of Medicine, 368(6), 551-560.
3. World Health Organization (WHO). (2020). Global Vaccine Action Plan 2011–2020. WHO Technical Report.
4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Understanding mRNA COVID-19 Vaccines. CDC, U.S.
Department of Health and Human Services.
5. Levinson, W. (2020). Review of Medical Microbiology and Immunology (15th ed.). McGraw-Hill.
6. Kaufmann, S. H. E. (2011). "Fact and Fiction in Tuberculosis Vaccine Research: Towards the Development of Recombinant Vaccines?" The Lancet Infectious Diseases, 11(10), 725-727.
7. Fauci, A. S., & Morens, D. M. (2012). "The Perpetual Challenge of Infectious Diseases." The New England Journal of Medicine, 366(5), 454-461.
8. Tortora, G. J., Funke, B. R., & Case, C. L. (2016). Microbiology: An Introduction (12th ed.). Pearson.
9. Poland, G. A., & Kennedy, R. B. (2011). "A New Era in Vaccine Development." New England Journal of Medicine, 364(5), 448-454.
10. Gherardi, R. K. (2019). Vaccines and Autoimmunity. Wiley-Blackwell.