PENYUSUNAN LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN AKTIVITAS BERDASARKAN
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) No. 45 PADA YAYASAN MADRASAH
DINIYAH AR-RASYIDAH SAMARINDA
SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
SURIATY 1401035166 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
NIM Fakultas program Studi
: Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar- Rasyidah Samannda
: Suriaty : 1401035166
: Ekonomi dan Bisnis : S1 Akuntansi Reguler
Diajukan untuk Mengikuti Seminar Proposal
Samarinda, 20 Febuary 2019
Pembimbing I
Dr Hj Yana Ulfah. SE..M.Si . Ak,CA NIP. 19641230 198910 2 001
Pembinibing II
NIP. 19850221 201404 2 001
Mengetahui,
NIP. I9670S16 199802 1 001 Ekonomi dan Bisnis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Daftar Isi ... iii
Daftar Gambar ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi ... 8
2.1 Pengertian Akuntansi ... 8
2.1.2 Pengertian Akuntansi Keuangan... 8
2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan ... 10
2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan ... 11
2.2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Menurut (PSAK) No 45 ... 11
2.2.1 Pengertian Dan Karakteristik Organisasi Nirlaba... 11
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 13
2.2.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba ... 14
2.3 Organisasi Nirlaba ... 20
2.3.1 Pengertian Organisasi Nirlaba ... 20
2.3.2 Tujuan Organisasi Nirlaba ... 21
2.4 Definisi Konsepsional ... 25
2.5 Kerangka Pikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional ... 27
3.2 Jangkauan Penelitian ... 29
3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 29
3.3.1 Jenis Data ... 30
3.3.2 Sumber Data ... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.4 Alat Analisis ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... 34
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Kerangka Pikir ... 26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia memang sangatlah pesat.
Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah- sekolah swasta, baik sekolah umum maupun sekolah berbasis keagamaan. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk anak bangsa, selain penting pendidikan juga berguna untuk memperoleh jenjang karir dalam kehidupan manusia untuk kehidupan di masa yang akan datang. Tanpa pendidikan orang akan tertinggal baik dalam ilmu sosial maupun ilmu teknologi yang akhirnya mengakibatkan pada kegagalan suatu bangsa.
Dunia pendidikan dibagi menjadi dua sumber yaitu bersumber dari pemerintah dan bersumber dari lembaga swasta. Khusus untuk lembaga swasta biasanya diatur atau dibawahi oleh suatu lembaga yayasan yang bertanggung jawab. Secara garis besar tujuan lembaga yayasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: memperoleh laba (bisnis) dan nirlaba (tidak bertujuan untuk memperoleh laba/ keuntungan). Namun akuntansi tidak hanya digunakan dalam praktek bisnis, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang pendidikan.
Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang signifikan dengan organisasi yang berorientasi kepada profit, dalam menjalankan kegiataannya tidak semata- mata dipengaruhi oleh profit dan jika hal tersebut terjadi selisih lebih tersebut akan digunakan untuk stakeholder atau kepentingan publik. Suatu organisasi
dapat dikatakan sebagai organisasi nirlaba jika telah memenuhi karakteristik sebagai berikut :
a) Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
c) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkah, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
Karakteristik khusus dalam organisasi ini menimbulkan jenis transaksi, siklus operasi, pola pengelolaan keuangan, perlakuan akuntansi dan kebutuhan pelaporan keuangan yang berbeda dengan organisasi bisnis.
Dalam organisasi nirlaba terdapat transaksi penerimaan sumbangan yang jarang atau bahkan tidak ada dalam entitas bisnis. Tahapan operasi pada organisasi ini dimulai dari penerimaan dana dari penyumbang dan diakhiri dengan pelaksanaan program atau kegiatan. Pada sisi akuntansi, organisasi nirlaba secara umum mengambil kebijakan konservatif dengan memandang kontrak hibah dari lembaga donor sebagai kontrak sosial. Walaupun kontrak hibah menyebutkan jumlah kesepakatan hibah tertentu, namun perlakuan akuntansi hanya akan
membukukan pendapatan pada saat benar-benar diterima dan sebesar jumlah penerimaan tersebut.
Bagi Yayasan, laporan keuangan dibutuhkan untuk memberikan informasi akuntansi bagi para donatur, kreditur, anggota organisasi, dan pihak lainnya. Yayasan memperoleh sumber daya dari sumbangan, yaitu dalam kasus ini ialah para donatur dan tidak ditunjukkan dalam bentuk kepemilikan saham, sehingga pelaporan keuangan menjadi hal yang penting bagi entitas ini sebagai bentuk pertanggung jawaban, maka harus ada pelaporan khusus dan terpisah.
Perbedaan tujuan organisasi Yayasan dengan organisasi yang berorientasi laba bukan berarti sistem akuntansinya berbeda secara keseluruhan. Beberapa persamaan antara akuntansi laba dan akuntansi nirlaba meliputi keseluruhan proses akuntansi, mulai dengan pengakuan transaksi, selanjutnya diikuti dengan pencatatan ke buku kas umum dan pencataan dalam buku pembantu serta tambahannya dan pencatatan laporan keuangan.
Ar-Rasyidah merupakan Yayasan yang memberikan jasa di bidang pendidikan agama. Madrash Diniyah Ar Rasyidah atau biasa disebut Madin Ar- Rasyidah adalah sekolah agama islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan agama sebagai pelengkap bagi siswa pendidikan umum untuk tingkat dasar dengan masa belajar 4 tahun. Yayasan ini telah beroperasi selama empatt tahun dimana bangunan sekolah yang awalnya adalah rumah sewaan yang dijadikan kelas, dan dana operasinya diperoleh dari pendiri yaitu kepala madrasah.
Dengan semakin meningkatnya minat orang tua terhadap pendidikan agama di lingkungan kelurahan Karang Asam maka kepala sekolah berusaha
menambah kelas dengan menghubungi para donatur yang mau bergabung membantu pembangunan kelas. Sumber dana untuk biaya pembangunan kelas, rehab dan fasilitas sekolah bersumber dari pemilik madrasah dan para donator.
Sumber utama biaya operasional Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah ini yaitu kumpulan dana yang dihimpun dari para donatur dan pendiri Yayasan.
Para donatur biasanya memberikan sumbangan berupa uang tunai yang ditransfer melalui rekening dan sebagian ada juga memberikan secara langsung. Yayasan ini memiliki beberapa donatur yang setiap bulannya rutin memberikan sumbangan dengan jumlah nominal tertentu.
Pada awalnya tidak adanya pemungutan biaya SPP kepada para siswanya menjadikan Yayasan ini mengalami kesulitan finansial karena hanya mengandalkan dana yang diberikan oleh para donatur dan dari pendiri Yayasan sehingga bendahara Yayasan harus lebih menghemat semua pengeluaran. Dengan berbagai pertimbangan pihak sekolah memutuskan untuk meminta uang iuran sukarela terhadap wali murid setiap bulannya untuk menambah pemasukan kas sekolah. Iuran yang terima sekolah dari wali murid digunakan untuk biaya opersional dalam proses belajar-mengajar.
Penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh pihak bendahara sekolah belum sesuai dengan prosedur pencatatan akuntansi, kepala sekolah atau pendiri madrasah melakukan semua siklus akuntansi mulai dari menerima dana dari para donatur, melakukan pencatatan dan melakukan pembelanjaan peralatan sekolah, mengeluarkan biaya rehab kelas, biaya pembangunan kelas, masjid, membeli aset seperti tanah, kipas angin, printer dan lain-lain. Semua siklus
akuntansi yang seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang, tetapi di kerjakan rangkap jabatan oleh kepala sekolah. Didalam siklus akuntansi orang yang menerima, mengeluarkan dan yang mencatat keluar masuknya kas seharusnya berbeda-beda untuk mencegah terjadinya kekeliruan dan kecurangan.
Sejak awal berdirinya Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah ini, tahun 2016 hingga sekarang belum menyusun laporan keuangan, bendahara sekolah hanya membuat laporan harian berupa pengeluaran dan pemasukan kas. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti di Yayasan Madin Ar-Rasyidah ini untuk menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
Madin Ar-Rasyidah ini memenuhi karakteristik organisasi nirlaba pada PSAK 45, sehingga pengukuran jumlah, aset, dan kepastian aliran kas masuk dan keluar menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan.
Oleh sebab itu, diharapkan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah memiliki akuntabilitas memadai dan laporan keuangan yang transparan. Penelitian ini menggunakan PSAK 45, karena mampu memberikan keterangan yang lebih lengkap. Pelaporan keuangan pada organisasi nirlaba telah ditetapkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45, yang mencakup laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Dengan penerapan standar akuntansi tersebut, laporan keuangan organisasi nirlaba diharapkan dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi guna pengambilan keputusan bagi Madrasah Diniyah Ar- Rasyidah.
Berdasar uraian diatas dan mengingat pentingnya menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi mengambil judul:
"Penyusunan laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi No.45 pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar- Rasyidah Samarinda”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penyusunan laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda berdasarkan PSAK No. 45 ? 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dilakukan yaitu: Untuk menyusun laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda berdasarkan PSAK No. 45.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 untuk Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda dalam melakukan penyusunan laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas.
b. Manfaat Praktis
a) Dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penyusunan standar akuntansi pada entitas nirlaba.
b) Bagi Yayasan, hasil penelitian ini yaitu sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan, khususnya kepada bendahara Yayasan dalam pengembalian keputusan dan kebijakkan dalam menetapkan standar pelaporan akuntansi.
c) Sebagai bahan referensi bagi pihak akademis dan pihak lain, khususnya yang melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sejenis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan alat komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan seperti kreditur, para investor dam instansi-instansi pemerintah serta masyarakat yang menginginkan informasi mengenai keadaan keuangan suatu instansi dan perkembangannya.
Menurut Yusuf ( 2014:4) definisi akuntansi dapat dirumuskan dari sudut pandang yaitu :
a. Definisi dari sudut pemakai
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu displin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
b. Definisi dari sudut proses kegiatan
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Pada dasarnya akuntansi harus mengidenifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil, memproses atau menganalisis data yang relevan, mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Menurut Manurung (2011:1) menyatakan bahwa ilmu Akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur mencatat dan mengkomunikasikan atau
melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses kegiatan pencatatan, pengidentifikasian, pengklasifikasian, pengukuran pencatatan dan penyajian data yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan
Secara sederhana, pengertian akuntansi keuangan adalah sebagai alat bantu dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi dan juga detail keuangan. Perannya sangat menonjol dalam membantu melancarkan tugas manajemen, khususnya dalam kaitan melaksakan fungsi suatu perencanaan dan pengawasan dalam entitas.
2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan
Setiap organisasi mempunyai laporan keuangan yang bertujan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan secara ekonomi.
Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak – pihak yang berkepentingan. Beriktnya ini adalah beberapa definisi tentang laporan keuangan menurut para ahli :
Menurut Sutrisno ( 2007:9) “Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan Laporan Laba Rugi”.
Menurut Horngren dan Harrison (2007:5) Laporan Keuangan adalah dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis dalam moneter, menyediakan informasi untuk membantu orang-orang membuat keputusan bisnis.
Menurut Kasmir (2011:7) Laporan Keuangan adalah Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Menurut Sirait (2014:19) laporan keuangan (financial statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi- transaksi keuangan selama periode bejalan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan suatu informasi berupa data keuangan yang telah diklasifikasikan untuk membantu orang-orang yang mempunyai kepentingan untuk mengambil keputusan.
2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan 1. Dapat dipahami
2. Relevan 3. Keandalan
4. Dapat Dibandingkan
2.2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 2.2.1 Pengertian dan Karakteristik Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No. 45 Entitas Nirlaba Memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau
manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah organisasi yang memberikan bantuan pelayanan kepada publik untuk menyediakan berbagai barang atau jasa yang dibutuhkan secara sosial, tujuannya bukan untuk meningkatkan laba dimana modal yang didapatkan berasal dari para donatur atau penyumbang lainnya tanpa mengharapkan imbalan.
Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
Dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.
Dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebar mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik.
Akibatnya, pengukuran jumlah saat dan kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi pengguna laporan keuangan, seperti kreditur dan pemasok dana lain.
Kemampuan entitas nirlaba untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan secara terpisah aset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggun jawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset neto.
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No.45 tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relavan untuk memenuhi kepetingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai.
a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba.
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto.
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya.
d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya.
e. Usaha jasa entitas nirlaba.
2.2.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba
Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk periode pelaporan, dan catatan atas laporan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah menyediakan informasi mengenai aset, liabilita, dan aset neto serta informasi mengenai unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain untuk menilai kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relavan mengenai likuiditas, felksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dalam pengumpulan dan aset liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen seperti:
a. Kas dan setara kas.
b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain.
c. Persediaan.
d. Sewa, asuransi, dan jasa yang lain yang dibayar dimuka.
e. Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang.
f. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
a. Pembatasan Permanen
Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya tersebut.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni yang diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau aset yang diberikan untuk investistasi yang mendatangkan pendapat secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara pemanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau waqaf dan warisan yang menjadi dana pribadi.
b. Pembatasan Temporer
Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau pemerolehan aset tetap. Dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
c. Aset Neto Terikat
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
d. Aset Neto Tidak Terikat
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Aset neto tidak terikat pada umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak dalam suatu periode. Tujuan utama laporan aktivitas adalah untuk menyediakan informasi mengenai:
a. Pengaruh transaksi dan peritiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto.
b. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
c. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, anggota, kreditur dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam satu periode.
d. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa.
e. Dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat pemanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada atau tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas juga menyajikan jumlah keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. Laporan aktivitas juga menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada diluar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutupi peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau non operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan infomasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama, yaitu:
a. Aktivitas pendukung meliputi aktivitas selain program pemberian jasa.
Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dana pengembangan anggota.
b. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administrative lain, serta semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana.
c. Aktivitas pencarian dan meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana, pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran (manual, petunjuk dan bahan lain), dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari (individu, yayasan, pemerintah, dan lain-lain).
d. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
2.3 Organisasi Nirlaba
2.3.1 Pengertian Organisasi Nirlaba
Organisasi secara umum memiliki pengertian suatu kesatuan dari sekelompok orang yang bekerja secara bersama-sama demi suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat dibagi lagi menjadi tujuan yang bersifat finansial maupun non finansial.
Menurut Wikipedia Indonesia, organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Berbeda dengan organisasi profit, tujuan utama dari organisasi nirlaba bukan hanya semata-mata untuk mencari laba. Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas.
Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya organisasi bisnis, dalam artian bahwa kepemilikan dalam organisasi non profit tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali.
Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
2.3.2 Tujuan Organisasi Nirlaba
Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi dengan tidak berorientasi pada laba. Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 menegaskan bahwa yayasan hanya diperbolehkan bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Dalams rumusan Pasal 5 yang telah dirubah oleh Undang- Undang No. 28 Tahun 2004 tentang yayasan, dikatakan bahwa kekayaan
maupun kekayaan lain yang diperoleh dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung maupun tidak langsung kepada pembina, pengurus, dan pengawas, karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan. Dari rumusan-rumusan diatas maka terlihat bahwa yayasan adalah salah satu bentuk dari organisasi nirlaba.
Setiap organisasi, temasuk yayasan memiliki tujuan yang spesifik.
Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Undang-Undang tersebut menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang.
Sejalan dengan semakin luasnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap suatu permasalahan untuk dibahas, peran yayasan atau lembaga nirlaba yang digerakkan oleh masyarakat sendiri menjadi semakin penting. Pada beberapa sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya lembaga nirlaba justru memberikan kontribusi positif dan nyata kepada masyarakat sekitarnya. Beberapa yayasan yang bergerak dibidang pendidikan ternyata memiliki aset bernilai miliaran rupiah. Demikian juga area yang dulunya hanya diisi oleh pemerintah dan masyarakat seperti sektor kesehatan, kini sudah dilirik oleh banyak sektor bisnis untuk terjun ke sana sehubungan dengan besarnya jumlah uang yang
terlibat. Sejalan dengan itu, perkembangan masyarakat semakin kritis untuk diterapkannya good governance atas keberadaan yayasan maupun lembaga nirlaba yang ada. Pada pelaksanaannya prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas harus dapat dibuktikan.
Yayasan sebagai organisasi yang bermisi sosial harus kembali kepada tujuan awalnya yaitu pengawasan atas yayasan dijalankan bersama-sama dengan masyarakat sebagai stakeholder. Oleh karena itu, transparansi keuangan dalam bentuk publikasi laporan keuangan kepada masyarakat luas menjadi salah satu kewajiban yang diatur.
Akuntansi sebagai salah satu alat untuk menghasilkan informasi yang berkaitan dengan keuangan lembaga dapat mendorong keterbukaan lembaga.
Dengan sistem dan prosedur keuangan yang terstruktur, lembaga dapat dengan mudah memenuhi tuntutan transparansi kepada stakeholder.
Pelaporan yang tepat waktu dan diikuti dengan kualitas informasi yang tinggi pada satu sisi dapat mendorong keterbukaan, pada sisi lain justru menjadi umpan balik kepada internal lembaga. Keterbukaan yang ditunjukkan oleh lembaga justru dapat menarik dana-dana yang dapat memperbesar cakupan layanan lembaga.
2.4 Definisi Konsepsional
Untuk mempelajari permasalahan dalam menganalisa penulisan skripsi ini dan agar pembahasannya lebih jelas, maka penulis perlu mengemukakan definisi konsepnya.
Secara konsepsional penelitian yang dilakukan adalah untuk menerapkan penyusunan laporan keuangan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 Tentang akuntansi entitas nirlaba.
PSAK No. 45 merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur laporan keuangan entitas nirlaba, sebagaimana didefinisikan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan kembali sumber daya yang telah diberikan. Berdasarkan PSAK No. 45 pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba dengan mengharapkan adanya pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
Laporan keuangan adalah suatu alat untuk menginformasikan mengenai semua aktivitas yang terjadi dalam perusahaan dimana informasi tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan ekonomi.
Akuntansi Organisasi Nirlaba adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan organisasi yang akhirnya proses tersebut menghasilkan laporan keuangan
organisasi nirlaba yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2.5 Kerangka Pikir
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 terhadap Yayasan Madrasah Diniyah Ar –Rasyidah Samarinda
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Menganalisis hasil wawancara dan dokumen serta hasil wawancara
Laporan Keuangan PSAK No.45 1. Laporan Posisi
Keuangan
2. Laporan Aktivitas
Rumusan Masalah
Bagaimana Penyusunan Laporan Posisi Keuanagan dan Laporan Aktivitas Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda
Alat Analisis
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45
Hasil Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran secara jelas dan terperinci mengenai indikator-indikator dalam objek penelitian maka dalam definisi operasional ini akan diberikan uraian mengenai judul "Penerapan PSAK no. 45 pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda”. Definisi operasional merupakan konsep yang diterjemahkan menjadi satuan yang lebih operasional dengan arti bahwa gambaran konsep yang masih abstrak menjadi lebih kongkrit, dapat diamati, dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Sehingga definisi operasional merupakan suatu studi untuk mengamati variabel yang telah diajarkan dalam data maupun informasi yang akan diolah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah merupakan sekolah nonformal yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi gang Budiman RT 11, Kelurahan Karang Asam Ilir. Madin ini berdiri pada tahun 2016, awal berdirinya madrasah ini hanya mempunyai 8 orang siswa dan hanya memiliki 1 kelas. Dengan semakin berkembangnya madrasah ini dan minat siswapun semakin meningkat maka pihak sekolah memutuskan untuk menambah kelas.
Kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar adalah rumah bangsalan milik kepala sekolah yang selanjutnya di wakafkan untuk Madrasah sebagai wadah untuk proses belajar mengajar agar menjadi efesien dan efektif.
Penambahan kelas pun tidak seutuhnya digunakan karena ada sebagian ruangan yang memerlukan rehap. Sumber dana untuk biaya rehap, pembangunan kelas dan fasilitas sekolah yaitu bersumber dari pemilik madrasah dan para donator.
Proses pencatatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah sangat bersifat sederhana, karena hanya mencatatan penerimaan dan pengeluaran kas saja. Pencatatan pengeluran kas yang dilakukan sangat minim, kepala sekolah mencatat dan melaporkan pengeluaran biaya yang hanya didapat dari donatur sedangkan biaya yang dikeluarkan secara pribadi terkadang lupa dicatat didalam pembukuan.
Tidak adanya laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara sekolah yang akan disampaikan pertanggung jawabannya kepada pengguna laporan keuangan, yakni pengurus, donatur, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan yang akan menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap madrasah ini.
Standar akuntansi yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45.
3.2 Jangkauan Penelitian
Jangkauan penelitian ini dilakukan pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar- Rasyidah Samarinda yang berlokasi di Jl. Slamet Riyadi Gang Budiman RT. 11 No. 64 I Kelurahan. Karang Asam Ilir Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda dan mengenai sistem pencatatan pelaporan keuangan organisasi nirlaba yang sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45.
Untuk memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini maka penulis lebih memfokuskan pada informasi-informasi keuangan yang didapat melalui
wawancara serta observasi Pada Yayasan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah. Dalam penelitian ini penulis membuat laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas per 31 Desember 2019.
3.3 Jenis Dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka sedangkan data kualitatif merupakan data yang berbentuk informasi. Dalam penelitian ini, data kuantitatif akan diperoleh dari catatan transaksi-transaksi keuangan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah sedangkan data kualitatif akan diperoleh dari informasi- informasi yang diberikan oleh pihak Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah Samarinda.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,2012:139). data primer dalam penelitian ini akan diperoleh langsung dari Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah dengan cara wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait. Data ini memerlukan pengelolaan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan(Sugiyono,2012:141). Data sekunder dalam
penelitian ini akan diperoleh dari catatan transaksi-transaksi keuangan Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah tahun 2018-2019 dan daftar kepustakaan (buku-buku referensi).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilaksanakan dengan membaca dan mengutip buku literatur, tulisan-tulisan serta laporan-laporan yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Work Research)
Penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan mencatat hasil-hasil dari pengamatan tersebut, yaitu secara langsung pada Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah, sebagai bahan penelitian skripsi ini ditempuh dengan jalan sebagai berikut:
a. Dokumentasi, yaitu pengumpulan bukti-bukti (dokumen) dengan cara membuat salinan, mencatat serta mengutip data-data sumber langsung, yaitu kepada kepala sekolah, staf TU & guru.
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan dialogatau tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam penyediaan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, dimana teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data atau keterangan
secara langsung. Wawancara yang dilakukan dengan pihak Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah yang diwakili oleh kepala sekolah.
3.5 Alat Analisis
Alat analisis merupakan unsur merupakan unsur terpenting agar analisis dapat dilakukan secara tepat dan permasalahan yang dihadapi dapat diukur dan dipecahkan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang peloporan keuangan entitas nirlaba.
Metode analisis yang dilakukan dengan cara mengobservasi apakah Madrasah Diniyah Ar-Rasyidah telah membuat laporan keuangan sesuai dengan sistem pelaporan keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
45, maka penulis harus melakukan pengolahan data yang sesuai dengan alat analisisnya yaitu pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
Adapun sistem pelaporan keuangan sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 meliputi pengakuan, pengukuran, dan penyajian sebagai berikut :
1) Laporan Posisi Keuangan Klasifikasi Aset dan Kewajiban :
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan serta hubungan aset dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu
kelompok yang relative homogen. Sebagai contoh, suatu instansi biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen seperti :
1) Kas dan setara kas 2) Persedian
3) Beban jasa dibayar dimuka
4) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang harus disajikan terpisadari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaanya.
Informasi likuiditas diberikan dangan dengan carasebagai berikut :
1) Menyediakan aset berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo.
2) Mengelompokkan aset kedalam aset lancer dan aset tidak lancer serta kewajiban kedalam jangka pendek dan jangka panjang.
3) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau aset jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aset pada catatan atas laporan keuangan.
b ) Klasifikasi aset bersih atau tidak terikat :
1) Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu : terikat secara permanen, terikat secara temporer dan tidak terikat.
2) Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
2 ) Laporan Aktivitas
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
1) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambahan aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan beban sebagai pengurangan aset bersih tidak terikat.
2) Sumbangan disajikaan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen atau tidak terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
3) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau kewajiban) sebagai penambahan atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, Elvy Maria. (2011). Akuntansi Dasar (Untuk Pemula). Jakarta:
Erlangga.
Jusup, Al Haryono. (2014). Dasar-Dasar Akuntansi, jilid 7 Edisi Ketiga.
Yogyakarta:STIE YKPN.
Sutrisno. (2007). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Horngren and Harison.( 2007). “Accounting” 7th Edition, pearson Education inc. NewJersey: Upper Saddle River.
Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Sirait, P. (2014). Pelaporan dan Laporan Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.(2012). PSAK 45 (Revisi 2012).
Jakarta: IAI.
Undang- Undang No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. diakses pada 18 September 2018. Https://jdih.kemenkeu.go.id.
Undang- Undang No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan,
Http://jdih.bumn.go.id diakses pada tanggal 18 September 2018.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Husnia et al. (2015). Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Berdasarkan PSAK Nomor 45 (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Assalbiyah), Jurnal PSAK 45, 37, (1), 2-3.
Zamroni, Farih Moh. (2015). “Penyusunan Laporan Keuangan Dalam Perspektif PSAK 45 pada Yayasan Darul Mustaghitsin.” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri.