PENERAPAN PSAK NO. 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA MADRASAH TSANAWIYAH
MUHAMMADIYAH (MTsM) SUMANI
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah/Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Oleh:
Syamsul Mila Putri Nim 14 231 111
JURUSAN EKONOMI SYARIAH KOSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2018/1440
i
PERNYATAAN KEASLIAN
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
iv
ABSTRAK
SYAMSUL MILA PUTRI, NIM 14 231 111 (2018). Dengan Judul Skripsi
“Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah/Konsentrasi Akuntansi Syariah, Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani bersifat sederhana dimana penyusunan laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani hanya menyajikan laporan keuangan dari sisi kas masuk dan sisi kas keluar saja, dan oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan penyusunan laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani berdasarkan PSAK No. 45.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan dengan metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah siklus akuntansi, yaitu mebuat jurnal dari transaksi yang ada sampai tersusunnya laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani yang mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 terdiri dari empat laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas , laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang telah disusun dengan menggunakan siklus akuntansi.
Kata Kunci: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45, Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 9
G. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Landasan Teori ... 11
1. Akuntansi ... 11
2. Akuntansi Keuangan ... 20
4. Organisasi Nirlaba ... 26
5. Yayasan ... 29
B. Penelitian yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berfikir ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A. Jenis Penelitian ... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
C. Sumber Data Penelitian ... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
vi
E. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah ... 46
1. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah ... 46
2. Identitas Struktur Madrasah ... 49
3. Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ... 49
4. Visi Misi Dan Tujuan Madrasah ... 50
B. Implementasi Pencatatan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sumani Berdasarkan PSAK No. 45 ... 52
BAB V PENUTUP ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Siklus Akuntansi ... 18
Gambar 2. 2 Organ Yayasan ... 30
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Daftar Perincian Kas Masuk dan Kas Keluar Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah (MTsM) Sumani Per Januari 2017 ... 6
Tabel 2. 1 Laporan Poisisi Keuangan ... 37
Tabel 2. 2 Laporan Aktivitas ... 38
Tabel 2. 3 Laporan Arus Kas ... 39
Tabel 2. 4 Kerangka berfikir ... 43
Tabel 4. 1 Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ... 49
Tabel 4. 2 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH SUMANI JURNAL UMUM Periode Januari-Desember 2017 ... 52
Tabel 4. 3 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH SUMANI BUKU BESAR Periode yang berakhir 31 Desember 2017 ... 62
Tabel 4. 4 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI NERACA SALDO Per 31 Desember 2017 ... 79
Tabel 4. 5 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI AYAT JURNAL PENYESUAIAN Per 31 Desember 2017 ... 80
Tabel 4. 6 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2017 ... 82
Tabel 4. 7 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI LAPORAN AKTIVITAS Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 ... 83
Tabel 4. 8 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 ... 84
Tabel 4. 9 MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMADIYAH SUMANI
DAFTAR PERALATAN ... 86
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan tujuannya sebuah organisasi dibedakan atas dua yaitu, organisasi yang berorientasi laba dan organisasi yang berorientasi non laba atau disebut juga dengan organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba ini memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota atau para penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan.
Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang bergerak dalam pelayanan sosial yang tidak bertujuan mencari keuntungan dan biasanya didirikan oleh masyarakat atau dikelola oleh swasta. Seringkali sulit membedakan antara organisasi bisnis dan organisasi nirlaba dikarenakan kegiatannya yang hampir sama. Pada prinsipnya organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun, 2013:185).
Organisasi nirlaba adalah bagian dari organisasi sektor publik (OSP).
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi
dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, yayasan,
partai politik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi publik nirlaba
lainnya. Di Indonesia, akuntansi sektor publik mencakup beberapa bidang
utama yakni: Akuntansi Pemerintah Pusat, Akuntansi Pemerintah Daerah,
Akuntansi Parpol Dan LSM, Akuntansi Yayasan, Akuntansi Pendidikan
dan Kesehatan: puskesmas, rumah sakit, dan sekolah dan Akuntansi
Tempat Peribadatan: masjid, gereja, vihara, dan kuil (Bastian, 2010:4).
Laporan keuangan sangat penting bagi organisasi sektor publik.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang dikelola oleh manajemen. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi (Mahsun, dkk, 2013:188).
Penyajian laporan keuangan organisasi nirlaba mempunyai standar tersendiri, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
Dengan adanya standar penyajian laporan keuangan PSAK No. 45, bisa membuat penyajian laporan keuangan di organisasi nirlaba menjadi seragam dalam pembuatannya. Penyajian laporan keuangan dengan standar PSAK No. 45 membuat laporan keuangan menjadi lebih akuntabel dan transparansi bagi para pengguna, sehingga para pengguna ini dapat melihat aktivitas program yang telah dijalankan beserta anggaran yang telah dipakai sebagai bukti pertanggungjawaban atas dana dari para donatur. Laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 terdiri dari empat laporan, yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Namun, pada kenyataannya masih ada organisasi sektor publik yang belum menggunakan pedoman/acuan dalam pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan yang dipakai pun masih sederhana dan organisasi tersebut tidak membuat laporan keuangan yang lengkap seperti yang ada pada PSAK No. 45.
Salah satu dari organisasi nirlaba yang belum membuat laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 adalah yayasan pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani.
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial.
Modal berasal dari sumbangan, wakaf, hibah atau sumbangan lainnya.
Yayasan memiliki pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan (Kasmir, 2013:31).
Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan.
Ketika itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi
masalah-masalah sosial dalam masyarakat disuatu daerah. Sektor ditempat yayasan terlibat umumnya adalah: pendidikan dan kesehatan. Yayasan secara mudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba). Walaupun dalam perjalanannya ia membutuhkan dana yang diperoleh dari kegiatan bisnis, hal ini tetap berarti bahwa kegiatan bisnis hanya untuk perolehan dana saja bukan kegiatan utama yayasan.
Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Pertumbuhan badan hukum yayasan cukup pesat dalam masyarakat Indonesia. Keberadaan yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Dengan adanya badan hukum yayasan, maka segala keinginan sosial, keagamaan dan kemanusiaan itu dapat diwujudkan di dalam suatu lembaga yang telah diakui dan diterima keberadaannya. Bahkan pendapat mengatakan bahwa yayasan merupakan nirlaba, artinya yang tujuannya bukan mencari keuntungan, melainkan melaksanakan sesuatu yang bersifat amal (Asikin, Suhartana, 2016:207).
Menurut Undang-Undang No. 28 tahun 2004 atas perubahan Undang-Undang No. 16 tahun 2001 menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri dari kekayaan yang dipisahkan, diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
keuangan lembaga nirlaba, yaitu: bagaimana mengelola pendanaan untuk
menjalankan program dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sesuai dengan ketentuan dan aturan yang disepakati dengan donatur
(penyumbang), kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan
penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara
fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan (PSAK 45 Revisi 2014). Dimana semua itu bertujuan untuk menerapkan sistem akuntansi. Dimana definisi akuntansi itu adalah sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Pengertian lain dari akuntansi yaitu merupakan suatu seni pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pengikhtisaran transaksi keuangan kemudian menyusunnya dalam bentuk laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan kebijakan (Sugiri, 2013:1).
Dalam islam akuntansi sudah dipraktekan dalam pengelolaan Baitul Mall sejak nabi Muhammad menjadi kepala pemerintah negara Madinah dan juga perintah Allah dalam surah Albaqarah ayat 282 tentang Muamalah yang tidak secara tunai hendaklah dituliskan dengan bunyi ayat sebagai berikut:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar.
Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada utangnya”.
Tafsir dari ayat diatas menjelaskan jika kamu berpiutang dengan
suatu utang hingga tempo yang ditentukan hendaklah dituliskan, baik
utang sedikit maupun banyak. Selain dari pada itu hendaklah persaksikan
dengan dua orang saksi laki-laki (Yunus, 2011:65).
Dari ayat diatas mengatakan tekanan islam terhadap akuntansi setidaknya ada dua point penting. Pertama, sikap kejujuran adil yang mutlak dipegang bagi seorang pencatat (akuntan). Perintah ini mengandung konsekuensi, jika melakukan ketidak jujuran dampaknya bukan saja kekacauan dalam arus pencatatan itu sendiri tapi juga berdampak bagi hajat hidup banyak kalangan. Kedua, dalam rangka menjaga akuntabilitas dan pertanggungjawaban yang bermakna menjaga keseimbangan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam ikatan bisnis atau keperluan lainnya islam menegaskan urgensi pencatatan setiap transaksi atau hubungan niaga yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan persoalan yang akan timbul. Makna filosofis dan kemanusiaan adalah proporsi pencatatan (akuntansi) demi menjaga keharmonisan hubungan pihak-pihak yang terkait dalam bekerja sama.hal ini merupakan refleksi kedamaian yang memang menjadi garis besar haluan islam (Tarigan, 2012: 248).
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) Sumani merupakan yayasankeagamaan yang bergerak di bagian Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Cabang X Koto Singkarak yang berada di Jl.
Kasik koto Sani-Sumani Kec. X Koto Singkarak Kab. Solok. Dalam
menjalankan misinya Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM)
Sumani tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara individu
maupun kelompok yang dengan sukarela dan hati yang tulus memberi
bantuan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Dari data yang ada
bahwa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) Sumani tidak
membuat laporan keuangan yang sesuai dengan yang terdapat dalam
PSAK No. 45 yang menjadi pedoman perusahaan nirlaba/Yayasan. Pada
umumnya pihak Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) Sumani
hanya mencatat dan melaporkan sisi kas saja, mulai dari kas masuk yang
disebut sisi debit dan kas keluar yang disebut sisi kredit, dan sisanya yang
disebut saldo. Hal tersebut tidak menggambarkan laporan keuangan yang
seuai dengan PSAK No. 45.
Pencatatan keuangan yang dilakukan oleh bendahara Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Daftar Perincian Kas Masuk dan Kas Keluar Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani
Per Januari 2017
Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo
Peminjaman Ke Majelis Taklim As Sakinah Saningbakar
19.587.000 19.587.000
5/1 Pembelian ATK Madrasah
500.000 19.087.000 5/1 Pembelian tinta
printer
400.000 18.687.000 9/1 Pengadaan
Administrasi guru dan peserta didik
300.000 18.387.000
10/1 Pembayaran token listrik
103.000 18.284.000 19/1 Pembelian tinta
spidol
650.000 17.734.000 20/1 Pembayaran
token listrik
103.000 17.531.000 27/1 Pembayaran
speedy
262.000 17.269.000 31/1 Pembayaran
token listrik
103.000 17.166.000 (Sumber: Buku kas bendahara)
Standar pencatatan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah
Sumani masih bersifat sederhana. Proses pencatatan keuangannya masih
menggunakan catatan penerimaan dan pengeluaran kas saja. Dalam
pelaporannya masih banyak lagi laporan keuangan yang dibuat oleh pihak
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) Sumani. Sebagaimana
yang telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 45 bahwa pelaporan organisasi nirlaba terdiri dari empat laporan
yaitu: laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.
Laporan posisi keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, flrksibelitas keuangan, dan hubungan antara asset dan liabilitas.Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan asset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relativ homogen. Pada entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur asset dalam kelompok yang homogen seperti: kas dan setara kas, piutang pasien, pelajar, dan penerima jasa yang lain, persediaan, sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka, instrument keuangan dan investasi jangka panjang, tanah, gedung, peralatan, dan asset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Laporan aktivitas yaitu menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dari peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset neto, yang membantu mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Sedangkan laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk (penerimaan kas) dan arus kas keluar (pengeluaran kas) dalam satu periode tertentu.Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode (PSAK No. 45).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk mencapai kesesuaian antara laporan keuangan organisasi nirlaba dengan standar yang berlaku yakni PSAK No. 45, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Pencatatan dan pelaporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah (MTsM) Sumani hanya mencatat sisi kas masuk dan kas keluar saja.
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan pada Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah (MTsM) Sumani belum berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45
3. Pencatatan dan pelaporan keuangan pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah penyajian dan pelaporan keuangan pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani tahun 2017 menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah : bagaimana penyusunan laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sumani tahun 2017 menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
yaitu untuk meyusun laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 pada Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah (MTsM) Sumani.
F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian
a) Bagi penulis
Penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, dan melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang penyusunan laporan keuangan organisasi sektor publik khususnya entitas nirlaba. Selain itu sebagai sarana bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
b) Bagi akademik
Hasil penelitian ini bertujuan untuk menambah referensi yang dapat berguna untuk kepentingan bagi penelitian selanjutnya.
c) Bagi yayasan
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak yayasan dalam penyusunan laporan keuangan dengan berpedoman kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
2. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah artikel ilmiah yang bersifat informatif dan inovatif untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual. Dan diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 untuk Organisasi Nirlaba.
G. Definisi Operasional
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak mencari keuntungan, dimana sumber daya yang diperoleh dari organisasi nirlaba ini adalah dari donatur yang berupa sumbangan, infak, sedekah dan wakaf.
Salah satu dari organisasi nirlaba yaitu yayasan. Yayasan terbagi tiga,
yaitu yayasan bidang sosial, yayasan bidang kemanusiaan, dan yayasan
bidang keagamaan.
PSAK No 45 adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk organisasi nirlaba. Dalam penelitian ini implementasi penerapan PSAK No. 45 hanya difokuskan pada penyajian laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah (MTsM) Sumani dalam penyusunan laporan keuangan.
Penyajian laporan keuangan menurut PSAK No 45 tentang laporan
keuangan organisasi nirlaba berbeda dengan penyajian laporan keuangan
lainnya karena penyajian laporan keuangan menurut PSAK No 45 dapat
lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding
yang tinggi untuk laporan keuangan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiah
(MTsM) Sumani yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
11
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori
1. Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi oleh Amerika Institute of Certified Publik Accountans (AICPA), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan atau dapat dikatakan: akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan serta penyajian secara sistematis dari transaksi-transaksi keuangan suatu badan usaha, serta penafsiran terhadap hasilnya (Priyati, 2013:1).
Akuntansi menurut American Accounting Association (AAA) adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut (Pura, 2013:4).
Menurut Kieso (2016: 2) pengertian akuntansi adalah
Accounting consist of the three basic activities-it identifies, records, and comminicates the economic event of an organization to interest users. A campony identifies the economic event relevant to its busines and financial activities. Recording consist of keeping a systematic, chronological diary of event, measured in dollar and cents.
Finally, communicates the collected information to interest user by means accounting reports are called financial statement.
Penjelasan diatas dapat diartikan akuntansi terdiri dari tiga kegiatan
yang mendasar diantaranya meliputi yaitu identifikasi, pencatatan dan
pengkomunikasian peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pihak
yang berkepentingan. Perusahaan mengidentifikasi peristiwa ekonomi
sesuai dengan kegiatan usahanya dan mencatat peristiwa tersebut untuk
menyediakan catatan kegiatan keuangan. Pencatatan dilaksanakan secara
sistematis, kronologis, darisetiap peristiwa, dalam satuan mata uang.Akhirnya pada pengkomunikasian kumpulan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan akuntansi atau dikenal dengan laporan keuangan.
Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat dan menafsirkan, mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya. Proses akuntansi menghasilkan informasi keuangan. Semua proses tersebut diselenggarakan secara tertulis dan berdasarkan bukti transaksi yang juga harus tertulis (Samryn, 2013:3).
Beberapa pakar mendefinisikan ilmu akuntansi (accounting) yaitu proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan mengkomunikasikan atau melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Transaksi yang dimaksud adalah kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Dengan kata lain, akuntansi atau pekerjaan akuntansi adalah proses mencatat semua kejadian yang bersifat keuangan (disebut transaksi) dan melaporkannya dalam bentuk yang lazim yang disebut dengan Laporan Keuangan untuk dikomunikasikan kepada para pengguna (Manurung, 2011:1).
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, penguraian, penggabungan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran serta penyajian data keuangan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi (Ikhsan, 2013:2).
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mencatat transaksi yang
berhubungan dengan keuangan kemudian menyusunnya dalam bentuk
laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan.
b. Prinsip Akuntansi
Perusahaan dalam melaporkan keuangannya mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, di Indonesia prinsip tersebut disebut dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang dalam bahasa inggrisnya dikenal sebagai Generally Accepted Accounting Principle (GAAP). Prinsip dan konsep akuntansi Indonsia dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). DSAK menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Saat ini DSAK mengadopsi Standar Akuntansi Keuangan Internasional dikembangkan oleh International Financial Standard Boards (IASB). IASB adalah penyususn standar akuntansi internasional yang dikenal International Financial Reporting Standar (IFRS) atau International Accounting Standars (IAS) (Hantono, 2018: 19).
Prinsip akuntansi yang berterima umum menurut Ikhsan (2016:10- 15).
1) Konsep entitas usaha a) Prinsip unit keuangan
Asumsi dari prinsip unit keuangan adalah bahwa unit keuangan nasional digunakan untuk mencatat nilai-nilai numerik dari perubahan bisnis dan operasi transaksi.
b) Prinsip going concern
Dalam keadaan normal, prinsip going concern membuat asumsi
bahwa suatu entitas bisnis dalam operasi tak terbatas. Kontinuitas
dari keberadaan asumsi ini dinyatakan bahwa biaya dari aktiva
bisnis akan dilingdungi melebihi waktu dengan cara laba-laba yang
dihasilkan melalui keberhasilan operasi.
c) Prinsip biaya
Asumsi yang dibuat oleh konsep keuangan adalah diikat secara langsung terhadap prinsip biaya, yang mengharuskan nilai dari transaksi bisnis dicatat secara aktual atau setara biaya kas.
d) Prinsip konservatisme
Sebuah bisnis seharusnya tidak pernah menyiapkan laporan keuangan yang menyebabkan item-item neraca seperti aktiva terlalu ditekan atau kewajiban untuk dikecilkan, pendapatan penjualan terlalu ditekan atau biaya dikecil-kecilkan.
e) Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi dikembangkan untuk menjamin perbandingan dan konsistensi dari prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang digunakan dalam persiapan laporan keuangan dari periode akuntansi berikutnya.
2) Konsep materialitas
a) Prinsip pengungkapan penuh
Prinsip pengungkapan menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus memberikan informasi yang cukup bagi pihak-pihak diluar perusahaan, sehingga pihak-pihak tersebut dapat mengambil keputusan yang informatif. Dengan kata lain, perusahaan harus melaporkan informasi mengenai usahanya secara relevan, dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan.
b) Prinsip objektivitas
Prinsip objektifitas mengharuskan sebuah transaksi untuk memiliki dasar. Beberapa bentuk dari bukti objektifitas atau dokumentasi harus ada untuk mendukung sebuah transaksi sebuah transaksi sebelum dapat dimasukan kedalam catatan akuntansi.
c) Prinsip penandingan
Pada waktu akuntan menyiapkan laporan keuangan, mereka
berasumsi bahwa umur ekonomi suatu bisnis dapat dibagi kedalam
beberapa periode waktu. Ketika menggunakan konsep periode
akuntansi ini, akuntan harus menentukan dalam periode mana pendapatan dan beban bisnis akan dilaporkan. Untuk menentukan periode yang tepat, akuntan akan menggunakan: akuntansi dasar kas atau akuntansi dasar akrual. Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima atau dibayar.
c. Kegunaan Informasi Akuntansi
Akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Maksudnya, teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat defenitif dengan praktik akuntansi. Bagi masyarakat pengguna, akuntansi tentunya akan berguna untuk:
1) Penyedia informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor juga kreditor untuk dasar pengambilan keputusan dan pembelian kredit.
2) Penyedia informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut.
3) Penyedia informasi keuangan yang dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4) Penyedia informasi yang dapat menunjukan kmampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.
5) Penyedia informasi keuangan yang dapat menunjukan sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6) Penyedia informasi yang dapat membantupara pemakai dalam memperkirakan aliran kas masuk ke dalam perusahaan (Ikhsan, 2016:2).
Tujuan akuntansi
Secara umum penyajian laporan keuangan oleh manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi
dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan pada periode untuk
kepentingan karyawan dan kepentingan manajemen, adalah untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga para pihak manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil untuk operasional perusahaan dan sekaligus untuk fungsi dari laporan keuangan bagi karyawan dan manajemen perusahaan untu menentukan besarnya persentase kenaikan gaji dan bonus yang akan diterima (Sumarsan, 2011:3).
Jadi tujuan akuntansi itu adalah untuk menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi atau perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan, baik pihak dalam perusahaan, maupun luar perusahaan.
Fungsi akuntansi
1) Menghitung laba yang dicapai perusahaan kemudian menilai apakah pimpinan perusahaan telah melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah dibebankan oleh para pemilik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Membantu mengamakan dan mengawasi semua hak dan kewaajiban perusahaan khususnya dari segi keuangan (Suhayati, Anggadini, 2013:3).
d. Pemakai Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan komunikasi informasi keuangan tentang
usaha bisnis, akuntansi sering disebut sebagai “bahasa bisnis”. Perbedaan
dalam pengambilan keputusan, pemakai informasi keuangan dibagi
kedalam dua kelompok: pemakai internal dan eksternal. Pemakai internal
adalah pihak yang mengelola bisnis. Sedangkan Pemakai eksternal
adalah pihak-pihak diluar bisnis yang berkepentingan langsung dengan
informasi keuangan (otoritas pajak, agen pembuat peraturan, serikat
pekerja, pelanggan dan perencana ekonomi (Soetjipto, 2016:2).
Akuntansi menyediakan cara untuk mengumpulkan informasi ekonomi yang melaporkannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi adalah:
1) Investor
Investor adalah orang-orang atau lembaga yang akan menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan, biasanya dalam bentuk uang atau aset lainnya.
2) Karyawan
Karyawan adalah orang yang bekerja dalam perusahaan dan memperoleh imbalan jasa dari perusahaan tersebut.
3) Kreditor
Kredior adalah orang atau perusahaan yang memberikan pinjaman dana kepada perusahaan untuk berbagai keperluan usaha.
4) Pemasok
Pemasok adalah orang atau perusahaan yang menjual berbagai barang kepada perusahaan.
5) Pemerintah
Adalah suatu lembaga yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan usaha dan hal-hal yang terkait dengannya.
6) Masyarakat
Adalah orang-orang yang mendapat dampak dari keberadaan suatu perusahaan (Pura, 2013:8-9).
Menurut Suhayati, Anggadini (2013:3) Pemakai dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1) Pihak intern perusahaan, seperti:
a) Para pemilik atau komisaris, b) Manajemen,
c) Para karyawan dan buruh
2) Pihak ekstern perusahaan, seperti:
a) Pajak b) Konsultan, c) Kreditur e. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi (Accounting Cycle) merupakan langkah-langkah dalam pekerjaan akuntansi mulai dari mencatat transaksi (journalizing), mengklasifikasi transaksi ke dalam akun-akun yang sesuai (posting), mengikhtisarkan masing-masing akun kedalam susunan debet dan kredit (summarizing into Trial balance), membuat penyesuaian-penyesuaian (adjustment), hingga menyususn laporan keuangan (financial statement).
Pekerjaan akuntansi ini merupakan suatu proses yang tidak pernah berhenti, sepanjang perusahaan masih terus berdiri dan melakukan berbagai transaksi.
Gambar 2. 1 Siklus Akuntansi
(Sumber: Manurung, 2011:15)
Journalizing Ledger and Subsidiar
Trial Balance
Adjusted Trial
FINANCIAL STATEMENT:
Income Statement Balance Sheet Post Closing
Trial Balance
Closing
Entries
Menurut Pura (2013:18) Siklus akuntansi merupakan serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan secara sistematis, yang dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan pembukuan. Secara rinci, kegiatan yang membentuk siklus akuntansi dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Menganalisis transaksi perusahaan dan menyiapkan bukti pembukuan (dokumen transaksi).
2) Mencatat akun ke buku jurnal.
3) Memposting akun ke buku besar.
4) Menyusun neraca saldo.
5) Membuat jurnal penyesuaian (jika ada).
6) Menyusun neraca lajur/kertas kerja (jika diperlukan).
7) Menyusun laporan keuangan (laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas/modal atau laporan laba ditahan, dan laporan neraca).
8) Membuat jurnal penutup dan neraca saldo penutup.
9) Membuat jurnal penyesuaian kembali (jurnal pembalik).
f. Peranan Akuntansi
Akuntansi menyajikan informasi keuangan secara kuantitatif dan relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemakai informasi tersebut) dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Baik dalam mengukur keberhasilan operasi perusahaan., maupun membuat rencana di masa yang akan datang. Pimpinan perusahaan memerlukan catatan dan laporan akuntansi, dalam menentukan sejauh mana hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan rencana.
Pengguna informasi akuntansi untuk mengambil keputusan tidak
hanya terbatas pada pimpinan perusahaan saja. Manajemen pun
membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu mengevaluasi
kegiatan perusahaan yang sedang berjalan dan merencanakan kegiatan
mendatang (Sadeli, 2011:3-4).
2. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan perusahaan, kemudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Oleh karena itu penyusunan laporan keuangan dalam bidang akuntansi keuangan harus mengacu pada Standar akuntansi keuangan berlaku umum(Bustami, 2010: 3).
Akuntansi keuangan (financial Accounting) adalah proses yang berakhir pada penyiapan laporan keuangan suatu perusahaan secara umum untuk digunakan oleh pihak internal dan eksternal. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan pertanggungjawaban manajemen dalam mengurus (stewardship)sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai ingin mengetahui apa yang telah dilakukan manajemen agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen (Surya, 2012:1-3).
Menurut Samryn (2013: 24) Penyelengara akuntansi keuangan dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Secara umum prinsip-prinsip ini di Indonesia tercantum dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dipublikasikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna didalam membuat keputusan investasi dan pemberian pinjaman.
Agar dapat digunakan dalam pembuatan keputusan, informasi akuntansi
tersebut haruslah relevan, dapat dipercaya, dapat diandalkan dan dapat
diperbandingkan (Ikhsan, 2016:197).
Secara umum standar akuntansi keuangan ini setiap saat merangkum kesepakatan-kesepakatan tentang:
a. Keadaan yang mengharuskan pencatatan sumber daya ekonomi dan kewajiban sebagai aktiva dan kewajiban (pengakuan).
b. Perubahan aktiva dan kewajiban mana yang harus dicatat.
c. Kapan perubahan-perubahan tersebut dicatat (time period.) d. Bagaimnana mencatat aktiva dan kewajiban (perlakuan).
e. Bagaimana mengukur aktiva, kewajiban, perubahannya (pengukuran).
f. Informasi apa yang harus diungkapkan (pengungkapan).
g. Bagaimana cara pengungkapannya.
h. Laporan keuangan mana yang harus disiapkan (penyajian) (Samryn, 2013: 25).
Fungsi akuntansi berhubungan dengan pencatatan transaksi-transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi yang lain, dan penyusunan laporan keuangan secara periodik dari catatan tersebut. Oleh karena itu, akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, dan masyarakat (Sadeli, 2015: 5).
Akuntansi keuangan merupakan akuntansi yang diselenggarakan melalui suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencatat dan menafsirkan, mengomunikasikan peristiwa ekonomi yang sudah terjadi untuk menghasilkan laporan keuangan.
3. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK 1 (Revisi 2012) tentang penyajian laporan keuangan mengidentifikasi laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Berdasarkan defenisi tersebut tampak bahwa laporan keuangan
merupakan informasi tentang kondisi keuangan yang berkaitan dengan
posisi dan kinerja keuangan entitas. Informasi posisi keuangan meliputi
aset, kewajiban dan ekuitas entitas, adapun informasi kinerja keuangan meliputi pendapatan dan beban, termasuk juga keuntungan (gain) dan kerugian (losses) yang timbul di luar kegiatan utama entitas, kontribusi dari pemilik dan distribusinya. Informasi kondisi keuangan entitas tersebut dijelaskan secara rinci dalam salah satu atau beberapa komponen laporan keuangan berikut ini: Laporan posisi keuangan, Laporan laba rugi komprehensif, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan (financial statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan lporan keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Herry, 2016:3).
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Pengguna informasi akuntansi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan lewat laporan keuangan.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara
wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan tujuan:
a) Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan,
b) Menunjukan posisi keuangan dan investasi perusahaan,
c) Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya, d) Kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan tujuan:
a) Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham,
b) Menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor, suplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan,
c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian,
d) Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.
3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4) Memberikan informasi yang diperlukan hanya tentang perubahan aset dan kewajiban.
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para
pemakai laporan.
Tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit organization) adalah:
1) Memberikan informasi yang begruna bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.
2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aset) perusahaan, klaim atas aset, dan pengaruh transaksi, peristiwa dan keadaan lain terhadap aset dan kewajiban.
4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.
5) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pnjaman dan pengambilannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solfabilitas perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aset) yang telah dipercayakan kepadanya.
7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam
proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
Sedangkan tujuan laporan keuangan untuk organisasi bukan pencari laba (non-profit organization) adalah:
1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya (aset) perusahaan.
2) Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada publik.
3) Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan aktivitas pembiayaan dan investasi.
4) Memberikan informasi tentang sumber daya (aset), kewajiban, dan kkayaan bersih perusahaan serta perubahannya.
5) Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6) Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya (Herry, 2016: 4-6).
c. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
laporan keuangan pada umumnya disusun dan dilaporkan berupa unsur-unsur sebagai berikut:
1) Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan atau neraca berisikan informasi tentang posisi keuangan yaitu keadaan asset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas pada tanggal tertentu.
2) Laporan laba rugi komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif ini melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu entitas selama suatu periode tertentu.
3) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas yaitu melaporkan perubahan ekuitas suatu entitas yang terjadi dalam periode tertentu.
4) Laporan arus kas
Laporan yang menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas pada
awal atau akhir periode, rincian arus kas masuk dan keluar suatu
entitas selama suatu periode tertentu.
5) Catatan atas laporan keuangan
Berfungsi untuk memberikan penjelasan tambahan atas rincian unsur- unsur laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas atau penjelasan yang bersifat kualitatif agar laporan keuangan lebih transparan dan tidak menyesatkan.
6) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retropektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangan (Hans, 2012:4-5).
4. Organisasi Nirlaba
a. Pengertian Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau non-profit organization merupakan salah satu komponen dalm masyarakat yang perannya sangat penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan terhadap entitas nirlaba. Organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 adalah organisasi yang memperoleh sumber daya dari para anggota dan para penyumbangyang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Pada entitas nirlaba menghasilkan barang dan jasa tanpa memupuk laba,
dan apabila entitas nirlaba menghasilkan laba maka jumlahnya tidak
dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. Pada
entitas nirlaba tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis,
dalam artian bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual,
dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak
mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat
likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
Organisasi nirlaba merupakan bagian dari organisasi sektor publik.
Akuntansi sektor publik yaitu sebagaisuatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas publik seperti pemerintah, LSM dan lain-lain yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan (Halim, 2012:3).
b. Istilah Dalam Entitas Nirlaba 1) Pembatasan permanen
Adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
2) Pembatasan temporer
Adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkanpembayaran kembali dan menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai pada periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3) Sumbangan terikat
Adalah sumber daya yang penggunaanya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya, tidak mengharapkan pembayaran kembali . Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen dan temporer.
4) Sumbangan tidak terikat
Adalah sumber daya yang penggunaanya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali (PSAK No. 45).
c. Karakteristik Entitas Nirlaba
Karakteristik dari entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar adalah terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga seringkali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya.
Beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. akibatnya, pengukuran jumlah dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya.
Entitas semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut, cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.
Kemampuan entitas nirlaba untuk terus memberikan jasa
dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan
informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai
hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan
secara terpisah aset neto baik yang terikat maupun tidak terikat
penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya
mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas, laporan arus kas. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset neto (PSAK No. 45).
5. Yayasan
a. Pengertian Yayasan
Menurut Undang-Undang No. 28 tahun 2004 atas perubahan Undang-Undang No. 16 tahun 2001 menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri dari kekayaan yang dipisahkan, diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuannya.Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal berasal dari sumbangan, wakaf, hibah atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan (Kasmir, 2015:31).
Menurut ketentuan Pasal 1653 KUH Perdata, eksistensi Badan Hukum di Indonesia di klasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah (Penguasa Negara), yaitu untuk kepentingan Negara dalam menjalankan pemerintahan.
2) Badan hukum yang diakui oleh pemerintahan (Penguasa Negara), umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan usaha tertentu, seperti Perseroan Terbatas, dan Koperasi.
3) Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu
yang bersifat ideal. Badan hukum tersebut seperti, yayasan sosial,
yayasan keagamaan, dan yayasan kemanusiaan.
b. Organ Yayasan
Dalam UU yayasan, ditentukan bahwa organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas. Hal ini ditegaskan pada pasal 28 UU yayasan yang menyebutkan bahwa yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus dan pengawas.
Gambar 2. 2 Organ Yayasan
(Sumber Asikin, Suhartana, 2016:50)
Menurut UU No. 28 tahun 2004 yayasan mempunyai organ yang terdiri dari pembina, pengurus dan pengawas. Pembina adalah organ yayasan yang memiliki kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus dan pengawas, misalnya membuat keputusan tentang anggaran dasar, mengangkat dan menghentikan pengurus , pengawas, menetapkan kebijaksanaan umum berdasarkan anggaran dasar, mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan, dan membuat keputusan tentang penggabungan atau pembubaran yayasan.
Pengurus adalah organ yayasan yang melakukan kepengurusan yayasan dan mampu melakukan perbuatan hukum sekurang-kurangnya
Dewan Pembina
Dewan Pengawas
Pengurus Pengurus Pengurus