• Tidak ada hasil yang ditemukan

58 165 1 PB

N/A
N/A
ALINDA RIZNA

Academic year: 2024

Membagikan "58 165 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021 ISBN: 978-602-72784-5-5

© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

IDENTIFIKASISPESIESIKANLEMPUKRANUGRATIPASURUANPADA GENUSGobiopterus sp.DALAMRANGKAMENDUKUNGDOMESTIKASI Abdul Rahem Faqih1*, Febriyani Eka Supriatin 1, Aulia Rahmawati 1, Dian Kartika Sari1, Muhammad

Dailami1, Wahyu Endra Kusuma1, Septi Anitasari2, Irma Ninda Ramadhani1

1 Program Studi Budidaya Perairan, FPIK – Universitas Brawijaya

2Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK – Universitas Brawijaya

* Koresponden penulis : [email protected]

Abstrak

Ikan lempuk (Gobiopterus sp.) adalah ikan endemik Indonesia yang hidup di Ranu Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pemanfaatan Ikan lempuk didapatkan dengan mengandalkan proses penangkapan ikan, yang dari waktu ke waktu makin meningkat. Dan kondisi ini sangat membahayakan, dikarenakan ikan lempuk masih belum dapat dibudidayakan, sehingga diperlukan domestikasi untuk selanjutnya dilakukan pembudidayaan ikan lempuk. Identifikasi ikan lempuk dapat menjadi data pendukung dalam proses domestikasi tersebut. Identifikasi morfologi yang dapat dilakukan yakni dengan melalui penelitian karakterisasi morfometrik dan meristik ikan lempuk dilakukan di Laboraturium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Jumlah spesimen yakni 42 ekor ikan yang terdiri 23 ekor jantan dan 19 ekor betina. Seluruh spesimen diidentifikasi karakter morfologinya seperti tipe mulut, tipe sirip caudal, tipe sisik, tipe gigi, dan bentuk tubuh. Terdapat 19 karakter morfometrik dan 8 karakter meristik yang diamati. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil identifikasi yakni, 23 lempuk jantan memiliki tipe mulut superior dan ekor rounded sedangkan 19 betina tipe mulut subterminal superior dan ekor truncate. Betina dan jantan memiliki tipe gigi yang sama yakni canin, pada jantan gigi berukuran lebih besar dari pada betina. Morfometrik lempuk jantan yakni panjang total 24,12- 34,68 mm; panjang standar 19,16-28,86 mm; lebar badan 3,61-6,50 mm; lebar bukaan mulut 1,90-3,53 mm, dan diameter mata 0,99-2,00 mm. Morfometrik betina yakni panjang total 23,77- 27,53 mm; panjang standar 19,73-25,78 mm; lebar badan 4,26-6,52 mm; lebar bukaan mulut 1,89-2,81 mm dan diameter mata 0,95-1,96 mm. Meristik lempuk jantan dan betina yakni memiliki jari-jari lemah pada sirip dorsal 1 sebanyak 3-5 buah.

Sirip dorsal 2 ikan jantan terdiri dari DI.8-DI.10 buah, sedangkan betina DI.7-DI.11. Jumlah jari-jari sirip ventral jantan dan betina kisarannya sama yakni 3-4 buah jari-jari sirip lemah. Jari-jari sirip pectoral berjenis lemah pada jantan adalah 10-18, sedangkan betina 10-15. Jari-jari sirip anal jantan yaitu AI.7-AI.14, betina AI.10-AI.13. Jumlah jari-jari sirip caudal ikan jantan yakni CVIII.ii.10- CXII.iv.19. Betina berkisar antara CVIII.ii.10-CX.iv.15. Jumlah sisik linea lateralis jantan 13-24 buah sedangkan betina 8-27 buah. Jumlah sisik linea transversalis pada jantan dan betina sama yakni 0/2-0/3.

Kata kunci: Identifikasi, Gobiopterus, Ranu Grati,morfometrik, meristik

Abstract

The lempuk fish (Gobiopterus sp.) is an endemic Indonesian fish that lives in Ranu Grati, Pasuruan Regency, East Java. The utilization of lempuk fish is obtained by relying on the fishing process, which is increas from time to time. And this condition is very dangerous because lempuk fish still cannot be cultivated, so domestication is needed for further cultivation of lempuk fish. The identification of lempuk fish can be used as supporting data in the domestication process. Morphological identification that can be done is through research on the morphometric and meristic characterization of lempuk fish conducted at the Fish Cultivation Laboratory, Fish Reproduction Division, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Brawijaya.

The number of specimens ware 42 fish consisting of 23 males and 19 females. All specimens identified morphological characters such as mouth type, caudal fin-type, scale type, tooth type, and body shape. There were 19 morphometric characters and 8 meristic characters observed. The results showed that the identification results were, that 23 male lempuks had superior mouthparts and rounded tails, while 19 females had superior subterminal mouth types and truncate tails. Females and males have the same type of teeth, namely canins, in males the teeth are larger than females. The morphometrics of male squid are total length of 24.12-34.68 mm; standard length of 19.16-28.86 mm; body width of 3.61-6.50 mm; the width of the mouth

(2)

162

© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

opening is 1.90-3.53 mm, and the eye diameter is 0.99-2.00 mm. Female morphometric i.e. total length 23.77- 27.53 mm; standard length 19.73-25.78 mm; body width 4.26-6.52 mm; the width of the mouth opening is 1.89-2.81 mm and the eye diameter is 0.95-1.96 mm. Meristic lempuk males and females that have weak fingers on the dorsal fin 1 as many as 3-5 pieces. The dorsal fins of 2 male fish consist of DI.8-DI.10 pieces, while the female has DI.7-DI.11. The number of male and female ventral fin rays is in the same range, namely 3-4 weak fin rays. The pectoral fin rays of the weak type in males are 10-18, while females are 10-15. Male anal fin rays are AI.7-AI.14, female AI.10-AI.13. The number of caudal fin rays of male fish is CVIII.ii.10- CXII.iv.19. Females range from CVIII.ii.10-CX.iv.15. The number of scales linea lateralis males 13-24 pieces while the female 8-27 pieces. The number of scales linea transversalis in males and females is the same, i.e.

0/2-0/3.

Keywords: Identification, Gobiopterus, Ranu Grati, morphometric, meristic

PENDAHULUAN

Ikan lempuk (Gobiopterus sp.) adalah ikan endemik Indonesia yang hidup di Ranu Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Pemanfaatan Ikan lempuk didapatkan dengan mengandalkan proses penangkapan ikan, yang dari waktu ke waktu makin meningkat. Dan kondisi ini sangat membahayakan, dikarenakan ikan lempuk masih belum dapat dibudidayakan, sehingga diperlukan domestikasi untuk selanjutnya dilakukan pembudidayaan ikan lempuk.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kepunahan ikan endemik diantaranya adalah perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan rusaknya habitat (35%), penangkapan yang berlebihan (4%), dan adanya introduksi spesies eksotik (30%) [8]. Spesies endemik umumnya memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan seperti suhu maupun intensitas cahaya. Oleh karena itu, ikan lempuk sebagai spesies endemik dapat terancam keberadaannya sehingga perlu dilakukan upaya domestikasi sehingga dapat menjaga kelestariannya, selain itu upaya domestikasi ikan lempuk juga diperlukan agar ikan dapat dibudidayakan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Ciri-ciri morfologi ikan lempuk (Gobiopterus sp.) yakni memiliki ukuran tubuh yang kecil (2-3 cm) dan transparan. Ciri-ciri morfologi pada beberapa spesies ikan dapat digunakan untuk pengidentifikasian spesies ikan, membedakan antara ikan jantan dan ikan betina [16], dan untuk mengetahui habitat tempat hidup ikan tersebut [7]. Tiap spesies ikan terdapat ciri-ciri morfologi yang berbeda.

Morfologi ikan Gobiopterus sp. dengan

Gobiopterus chuno dan Gobiopterus brachypterus memiliki beberapa perbedaan.

Oleh karena itu, diperlukannya karakterisasi ikan lempuk (Gobiopterus sp.) melalui identifikasi morfologi dan genetik menuju penentuan spesies ikan lempuk tersebut.

Ikan lempuk ini termasuk dalam golongan hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di air dan memiliki ciri-ciri antara lain:

berdarah dingin (Poikiloterm), bernafas dengan insang dan mempunyai sirip. Di Indonesia, keanekaragaman jenis ikan sangatlah tinggi yaitu tercatat sebanyak 3.648 jenis ikan air laut dan 1.248 jenis air tawar Namun demikian, jumlah jenis ikan Indonesia ini dimungkinkan akan bertambah karena penemuan-penemuan jenis baru ikan masih terus ada. Tingginya tingkat keragaman jenis ikan merupakan kekayaan dan sumber daya alam yang harus dijaga dan dilestarikan, agar pemanfaatannya dapat berjalan secara berkelanjutan.

Untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan dari kelompok spesies ikan lempuk ini, maka manajemen serta pengelolaan yang komprehensif perlu segera dilakukan misalnya dengan cara melakukan rehabilitasi dan perlindungan habitat, meningkatkan jumlah populasi di alam dan perlindungan genetik melalui upaya translokasi, serta upaya penangkaran dan re- introduksi melalui program domestikasi.

Sebagai bentuk awal tindak lanjut dalam upaya pengelolaan yang efektif dan komprehensif diharapkan dapat dicapai melalui identifikasi atau karakterisasi performa morfologi dan genetik spesies ikan Lempuk tersebut. Karena sampai saat ini spesies dari Genus Gobiopterus yang ada pada Ranu Grati

(3)

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021 ISBN: 978-602-72784-5-5

© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

ini masih belum teridentifikasi secara pasti termasuk dalam spesies yang mana.

. METODE

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena- fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka. Metode penelitian ini merupakan bagian dari pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif dimana dilakukan dengan menggunakan angka-angka dan pengolahan statistik dengan bantuan software.

Koleksi spesimen dilakukan di beberapa titik pada Ranu Grati di daerah Grati Pasuruan Jawa Timur. Pada penelitian ini, sampling dikhususkan di Ranu Grati, dimana hal tersebut dilatarbelakangi dari belum adanya penelitian dasar terkait ikan lempuk ini, untuk menganalisa karakteristik keragaman genetik dalam populasi tersebut. Proses sampling untuk koleksi spesimen didapatkan dengan menggunakan alat tangkap berupa jala tebar (mesh size 0.5 cm), jaring tarik dan scoop net.

Pengambilan ikan dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan spesimen.

Pendataan jumlah spesimen diiringi dengan identifikasi secara morfologis, morfotrik dan merestik..

Dilakukan pengidentifikasian morfologi ikan, diantaranya adalah bentuk tubuh, tipe mulut, posisi mulut, bentuk sisik, bentuk sirip pada tubuh ikan, dan ciri khusus yang terdapat pada ikan. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengukuran morfometrik ikan yakni diantaranya panjang total, panjang standar, panjang kepala, panjang preorbital, panjang batang ekor, diameter mata, lebar badan, panjang seluruh sirip pada tubuh ikan, dan lebar bukaan mulut. Sampel ikan kemudian dihitung ciri meristiknya yakni jumlah jari-jari seluruh sirip pada tubuhnya, jumlah sisik melintang badan, sisik sebelum sirip punggung, sisik pipi, sisik melingkar batang ekor, dan sisik gurat sisi. Pengidentifikasian

[15] dan meristik dilakukan berdasarkan [4].

Hasil pengidentifikasian dicatat pada tabel pengamatan dan dideskripsikan.

HASILDANPEMBAHASAN Koleksi Spesimen

Koleksi spesimen dilakukan secara acak pada 4 titik di perairan Ranu Grati yang disajikan pada gambar di bawah ini. Penentuan titik pengambilan berdasarkan keberadaan rumpon pada bagian tengah danau. Hal ini dikarenakan kecenderungan ikan lempuk yang berada di tengah danau dan mendekati dasar danau dengan aliran air yang tidak deras.

Spesimen yang didapatkan diidentifikasi seluruhnya, yakni terdapat 23 ekor ikan jantan dan 19 ekor ikan betina sehingga total ikan yang diidentifikasi adalah 42 ekor. Sampel tersebut sudah memenuhi kebutuhan untuk dilakukannya identifikasi. Hal ini didasari oleh penelitian [1] yang melakukan identifikasi karakter morfometrik dan meristik ikan dengan jumlah sampel masing- masing 8 ekor ikan berjenis kelamin jantan dan betina.

Ciri-Ciri Morfologi

Berdasarkan pengamatan morfologi 42 ekor spesimen ikan lempuk (Gobiopterus sp.) yang terdiri dari 23 ekor ikan jantan dan 19 ekor ikan betina yang ditemukan di perairan Ranu Grati, ikan jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan morfologinya atau dapat disebut dimorfisme seksual. Hal ini sesuai dengan pernyataan [9] bahwa, ikan gobiopterus dapat dibedakan jenis kelaminnya melalui ciri-ciri morfologinya. [13]

menyatakan bahwa, dimorfisme seksual merupakan karakter seksual sekunder ikan, dimana ada yang bersifat sementara (muncul di saat musim untuk memijah saja) dan permanen. Pengamatan dimorfisme seksual ikan dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk sirip caudal, bentuk badan, dan bentuk abdominal badan. Ikan lempuk jantan dan betina memiliki kesamaan bentuk, warna tubuh, jenis sisik, jumlah sirip, dan tipe gigi.

Bentuk tubuh ikan lempuk adalah

(4)

164

secara melintang maka akan terlihat bentuk tubuh yang menyerupai bentuk elips yang dapat dilihat pada Gambar 1. [11] menyatakan bahwa bentuk tubuh fusiform ditandai dengan bentuk tubuhnya yang ramping, badan berbentuk elips, ekor sempit, dan sering kali disebut sebagai torpedo. Hal ini sesuai dengan [12], yang menyatakan bahwa umumnya ikan gobi memiliki tubuh yang kecil dan berbentuk fusiform, dimana tempat hidupnya adalah di dasar perairan. Bentuk tubuh ikan akan memiliki keterkaitan dengan habitat dan cara hidupnya [6]. [5] menyatakan bahwa bentuk tubuh fusiform yang cenderung memanjang dan memungkinkan ikan untuk berenang dengan cepat karena dapat meminimalisir terjadinya pergesekan dengan air

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)

Gambar 1. Tubuh ikan lempuk yang dipotong secara melintang akan terlihat berbentuk fusiform, diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x.

Ikan lempuk jantan dan betina memiliki tipe sisik ctenoid yang dapat dilihat pada Gambar 2. Sisik ini memiliki bentuk menyerupai sisir, dimana pada bagian belakang sisik terdapat gerigi kecil yang disebut ctenii.

Sisik ini umum dimiliki ikan, terutama pada teleostei (bertulang sejati). Sisik ctenoid tumbuh bersamaan dari bagian atas dan bawah.

Karakteristik sisik ctenoid adalah lunak dan transparan. Hal ini disebabkan oleh komposisi sisik yang tidak terdapat dentine atau enamel dan terjadi pengurangan pada ketebalan sisiknya yang menjadi lebih tipis. Sisik tertanam dalam kulit pada kantung kecil dalam dermis yang tersusun layaknya atap genteng.

Kondisi tersebut mengurangi pergesekan dengan air sehingga ikan akan lebih lincah dan dapat mempercepat pergerakan ikan

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)

Gambar 2. Sisik ikan lempuk (Gobiopterus sp.) berbentuk ctenoid yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x.

Karakter Morfometrik

Pengukuran karakter morfometrik dilakukan pada 42 spesimen ikan lempuk (Gobiopterus sp.) yang terdiri dari 23 ekor ikan lempuk jantan dan 19 ekor ikan lempuk betina yang dikumpulkan dari proses sampling pada 4 titik pengambilan di Ranu Grati. Spesimen yang telah diamati dilakukan pengukuran karakter morfometrik (Tabel 1 dan 2).

Hasil pengukuran karakter morfometrik ikan lempuk pada 19 ekor ikan betina dewasa diperoleh data sebagai berikut, ikan betina dengan ukuran terkecil memiliki panjang total 23,77 mm; panjang standar 19,73 mm; lebar badan 4,26 mm; lebar bukaan mulut 2,81 mm;

lebar bukaan mulut 1,89 mm dan diameter mata 0,95 mm. Ikan betina dengan ukuran terbesar memiliki panjang total 27,53 mm;

panjang standar 25,78 mm; lebar badan 6,52 mm; lebar bukaan mulut 2,81 mm; dan diameter mata 1,96 mm. Nilai rata-rata yang diperoleh pada ikan betina yakni panjang total 27,16 mm; panjang standar 21,90 mm; lebar badan 5,41 mm; lebar bukaan mulut 2,20 mm;

dan diameter mata 1,42 mm.

(5)

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021 ISBN: 978-602-72784-5-5

© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Tabel 1. Karakter Morfometrik Ikan Lempuk Jantan (Gobiopterus sp.) (Hasil Penelitian, 2021)

Tabel 2. Karakter Morfometrik Ikan Lempuk Betina (Gobiopterus sp.) (Hasil Penelitian, 2021) No. Karakter Kisaran (mm) Rata-Rata (mm) Standar Deviasi

1. Panjang total 24,17-34,68 29,18 3,19

2. Panjang standar 19,16-28,86 24,33 2,75

3. Panjang predorsal 7,55-10,75 9,15 0,96

4. Panjang kepala 3,40-8,20 5,70 1,30

5. Panjang post orbital 1,15-3,06 2,23 0,58

6. Panjang sirip caudal 3,47-5,82 4,65 0,76

7. Panjang sirip pectoral 1,88-4,55 3,28 0,67

8. Panjang sirip ventral 1,34-3,45 2,62 0,50

9. Panjang sirip anal 2,25-5,00 3,64 0,70

10. Panjang sirip dorsal 1 1,01-3,70 2,84 0,66

11. Panjang sirip dorsal 2 2,45-4,80 3,83 0,52

12. Lebar bukaan mulut 1,90-3,53 2,52 0,55

13. Lebar badan 3,61-6,50 5,03 0,81

14. Panjang batang ekor 3,52-6,88 5,14 1,07

15. Diameter mata 0,99-2,00 1,60 0,31

16. Tinggi kepala 1,38-5,02 4,12 1,01

17. Tebal kepala 1,82-3,91 2,90 0,54

18. Tebal tubuh 1,35-3,03 2,16 0,50

No. Karakter Kisaran (mm) Rata-Rata (mm) Standar Deviasi

1. Panjang total 24,17-34,68 29,18 0,92

2. Panjang standar 19,16-28,86 24,33 1,31

3. Panjang predorsal 7,55-10,75 9,15 0,37

4. Panjang kepala 3,40-8,20 5,70 1,01

5. Panjang post orbital 1,15-3,06 2,23 0,42

6. Panjang sirip caudal 3,47-5,82 4,65 0,73

7. Panjang sirip pectoral 1,88-4,55 3,28 3,22

8. Panjang sirip ventral 1,34-3,45 2,62 0,54

9. Panjang sirip anal 2,25-5,00 3,64 0,56

10. Panjang sirip dorsal 1 1,01-3,70 2,84 0,58

11. Panjang sirip dorsal 2 2,45-4,80 3,83 0,57

12. Lebar bukaan mulut 1,90-3,53 2,52 0,29

13. Lebar badan 3,61-6,50 5,03 0,65

14. Panjang batang ekor 3,52-6,88 5,14 0,68

15. Diameter mata 0,99-2,00 1,60 0,33

16. Area kuning telur 4,68-8,45 6,81 1,23

17. Tinggi kepala 1,38-5,02 4,12 0,52

18. Tebal kepala 1,82-3,91 2,90 0,21

19. Tebal tubuh 1,35-3,03 2,16 0,41

(6)

Pengukuran karakter morfometrik ikan lempuk menunjukkan perbedaan pada ikan jantan dan betina. Ikan jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada betina.

Hal ini dapat dilihat pada kisaran dan rata-rata panjang, lebar, tinggi, dan tebal tubuh jantan yang memiliki nilai lebih besar dibandingkan ikan betina. Maka untuk membedakan antara ikan betina dan jantan dapat dilakukan dengan pengukuran karakter morfometrik pada ikan lempuk. Hal ini sesuai dengan [10] yang menyatakan bahwa karakter morfometrik bisa dipergunakan untuk membedakan jenis kelamin ikan dan spesiesnya. [2] menyatakan bahwa karakter morfometrik yang berbeda antara ikan betina dan jantan dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan berhubungan dengan struktur morfologi dan genetik ikan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh respon ikan terhadap kondisi habitatnya.

Karakter Meristik

Hasil pengamatan dan perhitungan karakter meristik ikan lempuk yakni, pada sirip dorsal 1, sirip ventral, sirip pectoral, dan sirip anal terdiri dari jari-jari lemah, sedangkan pada sirip dorsal 2 dan sirip anal terdapat jari-jari keras dan lemah, pada sirip caudal terdiri dari jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah.

Jari-jari keras ditandai dengan bentuknya yang meruncing, keras, kaku, dan tidak berbuku- buku. Jari-jari lemah mengeras hampir menyerupai jari-jari keras akan tetapi berbuku- buku. Jari-jari lemah memiliki cabang di ujungnya, teksturnya lemah, dan seolah berbuku-buku [5]. Ikan lempuk jantan dan betina memiliki jari-jari lemah pada sirip dorsal 1 sebanyak 3-5 buah. Sirip dorsal ikan jantan terdiri dari I.8-I.10, sedangkan pada betina I.7-I.11. Jumlah jari-jari sirip ventral jantan dan betina memiliki kisaran yang sama yakni 3-4 buah. Jari-jari sirip pectoral ikan jantan dan betina kisarannya hampir sama yakni pada jantan 10-18, sedangkan betina 10- 15. Jari-jari sirip anal antara ikan jantan dan betina terdapat sedikit perbedaan yakni jantan I.7-I.14, betina I.10-I.13. Jumlah jari-jari sirip caudal ikan jantan dan betina hampir sama yakni jantan CVIII.ii.10- CXII.iv.19 yang dibaca 8 jari-jari keras, 2 jari-jari lemah

mengeras, 10 jari-jari lemah hingga 12 jari-jari keras, 4 jari-jari lemah mengeras, 19 jari-jari lemah. Ikan betina berkisar antara CVIII.ii.10- CX.iv.15 yang dibaca 8 jari-jari keras, 2 jari- jari lemah mengeras, 10 jari-jari lemah hingga 10 jari-jari keras, 4 jari-jari lemah mengeras, 15 jari-jari lemah. Jumlah sisik pada linea lateralis ikan jantan 13-24 buah sedangkan pada betina 8-27 buah. Jumlah sisik linea transversalis pada ikan jantan dan betina sama yakni 0/2-0/3 yang dibaca 0 sisik di atas linea lateralis dan 2 sisik di bawah linea transversalis hingga 0 sisik di atas linea lateralis dan 3 sisik di bawah linea lateralis.

Hasil perhitungan karakter meristik ikan lempuk menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ikan jantan dan betina. Hal ini dikarenakan beberapa karakteristik meristik ikan lempuk jantan dan betina memiliki nilai yang sama, diantaranya adalah jumlah jari-jari sirip dorsal 1, jari-jari sirip caudal, dan jumlah sisik linea lateralis.

Maka, karakter meristik tidak dapat dipergunakan untuk membedakan ikan lempuk jantan dan betina. Adapun sedikit perbedaan pada karakter meristik ikan jantan dan betina dapat disebabkan oleh variasi tiap anggota dalam suatu spesies. Hal ini sesuai dengan [14]

yang menyatakan bahwa perbedaan tersebut bukan suatu ketetapan atau mutlak, tetapi merupakan adanya variasi. [3] menyatakan bahwa munculnya karakter meristik didasari oleh faktor genetik. Lingkungan dapat menyebabkan adanya modifikasi karakter meristik. Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah pH, oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan makanan dapat berpengaruh dalam penentu karakter meristik selama fase awal larva.

KESIMPULAN

Morfometrik lempuk jantan yakni panjang total 24,12-34,68 mm; panjang standar 19,16-28,86 mm; lebar badan 3,61-6,50 mm;

lebar bukaan mulut 1,90-3,53 mm, dan diameter mata 0,99-2,00 mm. Morfometrik betina yakni panjang total 23,77- 27,53 mm;

panjang standar 19,73-25,78 mm; lebar badan 4,26-6,52 mm; lebar bukaan mulut 1,89-2,81 mm dan diameter mata 0,95-1,96 mm. Meristik lempuk jantan dan betina yakni memiliki jari-

(7)

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021 ISBN: 978-602-72784-5-5

© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

jari lemah pada sirip dorsal 1 sebanyak 3-5 buah. Sirip dorsal 2 ikan jantan terdiri dari DI.8-DI.10 buah, sedangkan betina DI.7- DI.11. Jumlah jari-jari sirip ventral jantan dan betina kisarannya sama yakni 3-4 buah jari-jari sirip lemah. Jari-jari sirip pectoral berjenis lemah pada jantan adalah 10-18, sedangkan betina 10-15. Jari-jari sirip anal jantan yaitu AI.7-AI.14, betina AI.10-AI.13. Jumlah jari- jari sirip caudal ikan jantan yakni CVIII.ii.10- CXII.iv.19. Betina berkisar antara CVIII.ii.10- CX.iv.15. Jumlah sisik linea lateralis jantan 13- 24 buah sedangkan betina 8-27 buah. Jumlah sisik linea transversalis pada jantan dan betina sama yakni 0/2-0/3.

UCAPANTERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kepada FPIK UB atas pendanaan penelitian melalui Hibah Penelitian Dosen FPIK UB, Dana PNBP Tahun Anggaran 2021.

DAFTARPUSTAKA

[1] Afini, I., D. Elfidasari, T. Kadarini, &

S. Z. Musthofa. (2016). Analisis Morfometrik dan Meristik Hasil Persilangan Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani) dan Ikan Pelangi Merah Abnormal (Glossoleplis incisus). Life Science, 5(1), 42-51.

Fisheries and Marine Science. Vol 2 (2) : 128-134

[2] Asiah, N., Junianto, A. Yustiati, dan Sukendi. (2018). Morfometrik dan Meristik ikan Kelabau (Osteochilus melanopleurus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 23(1), 47-56.

[3] Auliana, P. E., S. Suryaningsih, dan S.

Rukayah. Aplikasi Identifikasi Karakter Truss Morphometrics dan Meristik pada Ikan Tontobi (Nematalosa erebi) Jantan dan Betina di Danau Rawa Biru Merauke Papua. Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan, 8, 125-140.

[4] Huang, S., K. Shao, H. Huang, V.

Chong, & I. Chen. (2013). An Annotated Checklist Of Gobioid Fishes From The Mangrove Estuary Of Matang, Malay Peninsula, With Comments On A New Pseudogobius (Teleostei: Gobiidae) Spesies. Journal of Marine Science and Technology, 21, 106- 116.

10.6119/JMST-013-1219-8..

[5] Kilawati, Y dan D. Arfiati. (2017).

Iktiologi Modern. UB Press. 157 hlm [6] Koniyo, Y. (2018). Aspek Biologis dan

Ekologis Ikan Manggabai. Ideas Publishing. 81 hlm.Aisyah, Syaidah dan Romadhon, Agus. 2020. Hubungan Persen Penutupan Lamun Dengan Kepadatan Echinodermata Di Pulau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Juvenile. Vol 1 (1) : 132-140

[7] Latuconsina, H. (2021). Ekologi Ikan Perairan Tropis. UGM Press. 564 hlm.

Latuconsina, H., M. N. Nessa dan R. A.

Rappe. (2016). Komposisi Spesies dan Struktur Komunitas Ikan Padang Lamun di Perairan Tanjung Hitam Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(1), 35-46.

[8] Mamangkey, J. J dan S. H. Nasution.

(2012). Reproduksi Ikan Endemik Butini (Glossogobius matanensis Weber 1913) berdasarkan Kedalaman dan Waktu di Danau Towuti Sulawesi Selatan. Jurnal Biologi Indonesia, 8(1), 31-43.

https://doi.org/10.14203/jbi.v8i1.3064 [9] McDowall, R. M. & B. O. David.

(2010). Gobiopterus in New Zealand (Teleosteo: Gobiidae with Observations on Sexual Dimorphism. New Zealand Journal of Marine and Freshwater

Research, 42, 325-331.

https://doi.org/10.1080/0028833080950 9960.

[10] Muhotimah., B. Triyatmo, S. B.

(8)

168

Analisis Morfometrik dan Meristik Nila (Oreochromis sp.) Strain Larasati F5 dan Tetuanya. Jurnal Perikanan, 15(1), 42-53.

https://doi.org/10.22146/jfs.9096 [11] Nurhayati, T., Nurjanah, & R. Nugraha.

(2019). Fisiologi, Formasi, dan Degradasi Metabolit Hasil Perairan. IPB Press. 330 hlm.

[12] Pezold, F. (2004). Phylogenetic Analysis of the Genus Gobionellus (Teleostei: Gobiidae). Copeia, 2004(2), 260–280. doi:10.1643/ci 02-218r3 . [13] Pulungan, C. P. (2015). Nisbah Kelamin

dan Nilai Kemontokan Ikan Tabingal (Puntioplites bulu Blkr) dari Sungai Siak Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 20(1), 11-16.

[14] Putri, R. A., R. Elvyra, dan Yusfiati.

(2015). Karakteristik Morfometrik dan Meristik Ikan Lais di Danau (Ompok

hypopthalmus Bleeker, 1846) di Sungai Tapung dan Sungai Siak. JOM FMIPA, 2(1), 57-66.

[15] Sahami, F. M., R. C. Kepel, A. H. Olii, S. B. Pratasik, R. Lasabuda, A.

Wantasen, & S. A. Habibie. (2020).

Morphometric and Genetic Variations of Species Composers of Nike Fish Assemblages in Gorontalo Bay Waters Indonesia. Biodiversitas, 21, 4571-4581.

https://doi.org/10.13057/biodiv/d21101 5.

[16] Sularto, S., R. Febrianti, dan S.

Suharyanto. (2017). Perbandingan Jenis Kelamin dan Dimorfisme Seksual pada Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus goramy) serta Implikasinya terhadap Strategi Seleksinya. Jurnal Riset Akuakultur,

11(4), 307-312.

http://dx.doi.org/10.15578/jra.11.4.201 6.307-312.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada karakter meristik terdapat tiga karakter dari 6 karakter yang paling berpengaruh dalam membedakan keempat strain yakni jumlah sirip dorsal, linea

Sirip ikan terdiri atas lima macam menurut letaknya, yakni sirip dorsal (sirip yang terletak di punggung) , sirip kaudal (sirip yang terletak di bagian belakang), sirip

Sesuai dengan tujuan utama penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemotongan sirip dorsal, ventral, dan sirip kaudal terhadap pertumbuhan panjang tubuh ikan mas

Sesuai dengan tujuan utama penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemotongan sirip dorsal, ventral, dan sirip kaudal terhadap pertumbuhan panjang tubuh ikan mas

Sesuai dengan tujuan utama penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemotongan sirip dorsal, ventral, dan sirip kaudal ter- hadap pertumbuhan panjang tubuh ikan mas

Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung

Larva ikan rainbow boesemani usia 14 hari sudah terlihat sirip anal dan sirip punggung dengan panjang total 8.12 mm dengan sirip anal yang sudah memiliki jari-

1, 2: the ventral surface of head and body anterior to pelvic fins, dorsal portion of pectoral fins, dorsal-fin base, posterior portion of anal-fin base, caudal peduncle, and dorsal and