Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan komponen pembangunan dan penggerak perekonomian. Keberadaannya turut andil dalam menentukan kesejahteraan ekonom nasional karena membuka peluang kerja yang besar dan mendukung perkembangan dunia usaha.
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha. UMKM tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Sementara itu sumbangan usaha mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8%. https://www.djkn.kemenkeu.go.id
Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. Pemerintah dan pelaku usaha harus menaikkan
‘kelas’ usaha mikro menjadi usaha menengah. Basis usaha ini juga terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Usaha mikro juga mempunyai perputaran transaksi yang cepat, menggunakan produksi domestik dan bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat.
Pemerintah menyadari akan potensi UMKM tersebut, oleh sebab itu, beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil agar dapat naik kelas menjadi usaha menengah.
beberapa kebijakan tersebut antara lain subsidi bunga pinjaman, restrukturisasi kredit, pemberian jaminan modal kerja dan insentif perpajakan. Kebijakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan UMKM
1
yang merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM selama ini.
Terdapat beberapa permasalahan struktural UMKM yang perlu diselesaikan sehingga UMKM dapat berperan lebih dalam perekonomian nasional.
Permasalahan tersebut antara lain kualitas dan kontinuitas produksi, akses pemasaran, packaging product, kualitas SDM/pelaku UMKM di bidang manajerial, keuangan dan produksi. https://www.djkn.kemenkeu.go.id
Kecamatan Ciawi yang terbagi menjadi 13 desa, yang terbatasan dengan kecamatan Megamendung, Caringin, dan Cisarua yang memiliki potensi pariwisata dapat diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai pelaku UMKM, sebagai salah satu pelaku UMKM yang menjadi target program KKN kami yang terletak di Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi adalah UMKM milik Bapak Ma’sum Ma’mun dan Ibu Elis yang memproduksi rengginang secara turun temurun sejak tahun 1980 yang bernama Rengginang Simalalagi Bu Elis, serta UMKM milik Bapak Oji yang memproduksi berbagai jenis sepatu wanita dan pria yang telah memiliki merek Divanca.
Kedua UMKM tersebut belum dapat berkembang secara optimal dengan beberapa kendala yang dihadapi yaitu pemasaran produk yang masih terbatas berdasarkan permintaan dari masyarakat sekitar karena minimnya pengetahuan pemilik dalam mengembangkan pemasaran produk, pengemasan produk yang baik, dan juga belum melakukan pembukuan catatan keuangan.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan mampu memberikan penguatan manajemen usaha dan pemahaman akuntansi sederhana pada usaha mikro kecil dan menengah khususnya UMKM Rengging Simanalagi dan UMKM Sepatu divanca sehingga mampu membangkitkan dan memajukan UMKM di Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan hasil diskusi dengan pelaku UMKM Sepatu Divanca dan Rengginang terdapat beberapa permasalahan yang menjadi hambatan dan kendala dalam menjalankan usahanya, diantaranya:
1. UMKM Sepatu
Berikut adalah beberapa permasalahan yang dapat kami identifikasikan, diantaranya yaitu:
a. Minimnya pengetahuan pemilik pada kegiatan pemasaran atau promosi produk dengan media digital (digital marketing).
b. Tidak memiliki toko online dan media social untuk memasarkan produk.
c. Sudah memilki nama produk, namun belum memilki logo produk dan kemasan yang menarik.
d. Produksi sepatu hanya sebatas pemesanan dengan jangkauan pemasaran yang masih terbatas.
e. Tidak membuat perhitungan harga pokok produksi (HPP) untuk menentukan harga jual setiap produk.
f. Tidak melakukan pengelolaan keuangan untuk pencatatan penerimaan maupun pengeluaran uang.
2. UMKM Rengginang
Berikut adalah beberapa permasalahan yang dapat kami identifikasikan, diantaranya yaitu:
a. Pemasaran produk masih terbatas dari orang-orang terdekat.
b. Produksi masih tergantung pada pesanan.
c. Perlu perluasan pemasaran produk dengan memanfaatkan media social khususnya whatsapp
d. Variasi produk masih terbatas, dan belum dilakukan inovasi e. Tidak memiliki logo produk dan kemasan yang kurang menarik f. Perijinan usaha masih sebatas pembuatan Nomor Ijin Berusaha (NIB) g. Tidak membuat perhitungan harga pokok produksi (HPP) untuk
menentukan harga jual setiap produk.
h. Tidak melakukan pengelolaan keuangan untuk pencatatan penerimaan maupun pengeluaran uang.
1.3 Maksud, Tujuan, dan Sasaran KKN
Dengan adanya program KKN ini mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di kampus baik secara teori maupun praktek dan dapat berdampak bagi masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki kapasitas kemampuan berpikir terstruktur dan disiplin dalam bekerja, tidak hanya itu Mahasiswa juga dituntut untuk memberikan perubahan pada masyarakat terutama dibidang ekonomi.
1. Maksud
Maksud dari penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata yaitu untuk memberikan perubahan-perubahan positif dalam membangkitkan dan memajukan UMKM, melatih mahasiswa untuk menerapkan ilmu teori yang telah didapatkan di kampus kemudian diterapkan di masyarakat. sehingga dapat memberikan dampak pengingkatan hasil produksi, branding produk, serta menambah wawasan serta pengetahuan bagi pelaku UMKM dalam bidang pemasaran dan keuangan.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari Kuliah Kerja Nyata ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mampu menerapkan strategi digital marketing dan pembukuan secara sederhana pada usaha mikro kecil menengah.
b. Melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pemberdayaan usaha mikro kecil menengah melalui digital marketing dan administrasi keuangan.
c. Mahasiswa mampu berinteraksi dengan masyarakat dan pelaku UMKM.
d. Mahasiswa memperoleh pengalaman yang dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
e. Mahasiswa dapat memiliki rasa tanggung jawab dengan melaksanakan KKN.
3. Sasaran
Sasaran dari penyelenggaraan KKN ini adalah UMKM sepatu divanca dan UMKM rengginang simanalagi yang berada di Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi. dalam pelaksanaan program KKN ini diharapkan dapat
mengingkatkan penjualan produk melalui digital marketing dan pengelolaan administrasi keuangan yang baik.
1.4 Target yang Ingin Dicapai
Target yang ingin dicapai dari penyelenggaraan kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini antara lain :
1. Menjalin kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat desa sebagai usaha pemecahan masalah di bidang ekonomi dan sosial.
2. Menumbuhkan pengetahuan pada UMKM sepatu Divanca dan Rengginang Simanalagi mengenai digital marketing dan pembukuan laporan keuangan.
3. Membantu UMKM sepatu Divanca dan Rengginang Simanalagi dapat berkembang dan memiliki laporan keuangan yang sudah sesuai dengan standar akuntansi.
4. Membantu UMKM memperluas pemasaran produk melalui strategi pemasaran digital marketing.
5. Membantu UMKM sepatu Divanca memiliki toko sepatu online di instagram dan shopee.
6. Membantu UMKM Rengginang Simanalagi membuat inovasi kemasan produk, dan variasi produk untuk meningkatkan data tarik konsumen sehinga dapat bersaing di pasar modern.
1.5 Landasan Hukum dan Operasional
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
4. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
6. Keputusan Rektor Universitas Djuanda Nomor 084 Tahun 2018 tentang Penetapan Kurikulum Berdasarkan Karangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) pada Program Studi di Lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor.
1.6 Sistematika Laporan
Sistematika penulisan laporan Kuliah Kerja Nyata yang disusun adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan hal-hal umum serta latar belakang kegiatan KKN, maksud, tujuan, sasaran dan landasan hukum dan operasional serta sistematika laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
Bab ini memuat gambaran umum lokasi KKN dan secara rinci menjelaskan tentang keadaan Desa Jambuluwuk terutama subyek KKN yaitu UMKM sepatu divanca dan rengginang simanalagi, potensi, permasalahan, perumusan masalah, serta kajian teori.
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
Bab ini menguraikan pelaksanaan kegiatan secara rinci menjelaskan tentang perencanaan program KKN, pembagian tugas program, implementasi program KKN, dan rencana tindak lanjut.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menyajikan kesimpulan dari kegiatan KKN, memberikan saran dan implikasi yang membangun bagi UMKM sepatu divanca dan rengginang simanalagi.
2.1.1 Kondisi Geografis
Desa Jambuluwuk merupakan salah satu Desa di Wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, dengan Luas Wilayah 100,856 Ha, di atas permukaan Laut 650 M dan tinggi curah Hujan 120 M3, yang terbagi dalam 2 (Dua) Dusun, 6 (Enam) Rukun Warga (RW), dan 16 (Enam Belas) Rukun Tetangga (RT).
Batas Wilayah Desa Jambuluwuk adalah sebagai berikut;
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banjarsari/ Sukamaju 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukamanah/ Bojongmurni 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cibedug/ Bojongmurni 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banjarsari.
Jarak Kantor Desa ke Ibu Kota Kecamatan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dan ke Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut;
1. Ibu Kota Kecamatan Ciawi 5 Km
2. Ibu Kota Kabupaten 42 Km
3. Ibu Kota Propinsi Jawa Barat 135 Km
4. Ibu Kota Negara 73 Km
Pemanfaatan Lahan / Penggunaan tanah di Desa Jambuluwuk adalah sebagai berikut;
1. Perumahan / Pemukiman 46,476 Ha
2. Sawah 43,020 Ha
3. Tegalan 7,510 Ha
4. Jalan 3 Km
5. Pemakaman/Kuburan 0,450 Ha
6. Perkantoran 0.240 Ha
7. Lapangan Olah Raga 0,200 Ha
8. Tanah/ Bangunan Pendidikan 1,8 Ha 9. Tanah/ Bangunan Pribadatan 0,600 Ha
7
10. Tanah Kas Desa seluas 4.000 M2 11. Bangunan Kantor Desa 0,240 M2 12. Bangunan SD / SMP / MI 1,800 M2 13. Tanah Makam/Kuburan 0.450 M2 14. Masjid/Mushola/Majlis Ta'lim 0,600 M2
15. Jalan Desa 3 Km
Gambar 2.1 Peta Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Sumber : Profil Desa Jambuluwuk 2022 2.1.2 Kondisi Demografis
Jumlah Penduduk Desa Jambuluwuk sampai akhir bulan Desember tahun 2021, tercatat sebanyak 6.838 jiwa, terdiri dari:
1. Laki-laki sebanyak 3.543 Jiwa
2. Perempuan sebanyak 3.295 Jiwa
3. Jumlah KK sebanyak 2.066 KK
Dengan kepadatan Penduduk per /Km 205 Jiwa
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur
No. Umur/Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-11 Bulan 220 189 409
2 1-5 Tahun 272 217 489
3 6-12 Tahun 374 230 604
4 13-15 Tahun 254 285 539
5 16-18 Tahun 285 313 450
6 19-24 Tahun 353 347 700
7 25-30 Tahun 294 219 513
8 31-35 Tahun 349 313 662
9 36-40 Tahun 293 266 559
10 41-45 Tahun 205 280 322
11 46-50 Tahun 238 184 422
12 51-55 Tahun 111 167 278
13 56-60 Tahun 92 96 188
14 61-64 Tahun 96 71 167
15 65-70 Tahun 39 55 94
16 71 Tahun + 68 63 131
Jumlah 3543 3295 6838
Sumber : Profil Desa Jambuluwuk 2022
Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama yang dianut, sebagai berikut:
1. Islam 6.835 Orang
2. Katolik - Orang
3. Protestan 3 Orang
4. Budha - Orang
5. Hindu - Orang
6. Kong Hu Cu - Orang
Keadaan mata pencaharian penduduk sebagai berikut:
1. Petani 118 Orang
2. Pedagang 53 Orang
3. Peg.Negri 18 Orang
4. TNI/Polri 4 Orang
5. Pensiunan/Purnawirawan 16 Orang
6. Swasta 227 Orang
7. Buruh Pabrik 495 Orang
8. Pengrajin 3 Orang
9. Tukang Bangunan 45 Orang
10. Penjahit 14 Orang
11. Tukang Las 6 Orang
12. Tukang Ojek 62 Orang
13. Bengkel 5 Orang
14. Sopir Angkutan 68 Orang
15. Buruh Tani 130 Orang
16. lain-lain 298 Orang
17. Mengurus Rumah Tangga 1.442 Orang
Adapun Tingkat Pendidikan Penduduk Desa adalah sebagai Berikut;
1. Tidak Tamat SD/Sederajat Sebanyak 362 Orang 2. Tamat SD/Sederajat Sebanyak 347 Orang 3. Tamat SLTP/Sederajat Sebanyak 462 Orang
4. Tamat SLTA/Sederajat Sebanyak 241 Orang 5. Tamat Akademi/Sarmud Sebanyak 56 Orang 6. Tamat perguruan Tinggi/SI Sebanyak 53 Orang 7. Tamat Perguruan Tinggi/S2 Sebanyak 34 Orang 8. Tamat Perguruan Tinggi/S3 Sebanyak 9 Orang 9. Belum Sekolah Sebanyak 1.572 Orang
2.1.3 Keadaan Struktur atau Pola Organisasi dan Tata Kerja
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 09 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Desa Jambuluwuk Nomor 01 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kinerja Pemerintahan Desa Jambuluwuk. Sesuai dengan Peraturan Desa di atas, Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Jambuluwuk dilaksanakan berdasarkan pola minimal, yang dalam hal ini Pemerintah Desa di Pimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh Sekretaris Desa, Unsur Wilayah dan Unsur Pelaksana Tekhnis.
Sekretaris Desa dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa yang dibawahi 3 (Tiga) orang Kasi dan 3 (Tiga) orang Kepala Urusan. Unsur Wilayah adalah Kepala Dusun sebanyak 2 (Dua) orang sedangkan Unsur Pelaksana Tekhnis adalah Amil Desa atau disebut P3N, Kasatgas Linmas dan Kelompok Tani.
2.1.4 Kondisi Sosial Politik dan Trantib
Secara umum kondisi sosial serta ketentraman dan ketertiban wilayah Desa Jambuluwuk cukup terkendali, dalam hal ini kehidupan politik warga masyarakat dapat tersalurkan sesuai dengan aspirasinya seiring dengan bergulirnya reformasi dan banyaknya partai politik yang berkembang pada saat ini. Berkaitan dengan masalah keamanan dan ketertiban dapat disampaikan bahwa pada tahun 2020 situasi dan kondisi Desa Jambuluwuk terbilang aman.
Adapun gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi di tahun 2020 antara lain :
Pencurian Motor : 3 Kali
Penipuan : 1 Kali
Pelecehan : 0 Kali
Adapun jumlah anggota Linmas sampai saat ini sebanyak 10 orang.
Berkaitan dengan keberadaan dan kelembagaan Linmas dimana saaat ini yang 10 (Sepuluh) orang sudah diperhatikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor berupa Insentif Triwulan dari APBDes. Dengan adanya Kesbang Linmas yang mengatur tentang keberadaan Linmas ditingkat Kabupaten Bogor sesuai dengan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Bogor.
2.1.5 Sarana dan Prasarana
A. Sarana dan Prasarana Pemerintah Desa
1. Kantor Desa : 1 Buah
2. Balai Pertemuan/Aula : 1 Buah
3. Poskamling : 17 Buah
4. Kantor/Ruang BPD : 1 Buah
5. Mushalla : 1 Buah
6. Ruang Arsip : 1 Buah
7. MCK : 1 Buah
8. Poskandes : 1 Buah
9. Ruang Perpustakaan : 1 Buah
10. Ruang TP-PKK : 1 Buah
B. Sarana dan Prasarana Perhubungan
1. Jalan Aspal : 3,1 Km
2. Jalan Beton : 1,5 Km
3. Jalan Pengerasan : 1 Km 4. Jalan Gang/Lingkungan : 2,4 Km
5. Jembatan : 6 Km
C. Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum, Pendidikan Islam, Peribadatan, dan Kesehatan
1. PAUD : 4 Buah
2. SD : 2 Buah
3. SLTP : 2 Buah
4. SMK : 1 Buah
5. Pondok Pesantren : 7 Buah 6. Majlis Ta’lim : 15 Buah
7. Masjid : 8 Buah
8. Mushalla : 29 Buah
9. Rumah Bersalin : 2 Buah
10. Posyandu : 10 Buah
2.2 Potensi dan Permasalahan 2.2.1 Potensi Desa Jambuluwuk
Berdasarkan data dari desa jambuluwuk kondisi mata pencaharian penduduk desa Jambuluwuk sebanyak 495 orang adalah buruh pabrik, 227 orang adalah karyawan swasta, dan 118 orang adalah petani, dari ke 3 peringkat terbanyak ini maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari penduduk desa adalah pekerja yang artinya potensi daya beli dari penduduk desa Jambuluwuk masih cukup tinggi dengan asumsi pekerjaan sebagai buruh pabrik dan karyawan swasta tersebut memiliki penghasilan tetap yang rutin. Selain itu ada juga kelompok warga yang memiliki kemampuan dalam bidang jasa seperti menjahit meskipun keahlian menjahit ini tidak diberdayakan dalam bentuk bidang usaha namun tentunya hal ini merupakan salah satu potensi yang baik untuk berkembangnya UMKM di desa Jambuluwuk.
2.2.2 Potensi UMKM
Berikut adalah potensi yang dapat dikembangkan oleh kedua UMKM yang dapat kami uraikan, diantaranya:
1. UMKM Sepatu Divanca memiliki potensi yang sangat baik untuk dapat bersaing di pasar, dengan pengalaman dari UMKM menerima pesanan produksi dari merek ternama dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dan kepercayaan masyarakat, Sepatu Divanca juga sangat berpotensi untuk memiliki workshop sekaligus toko yang dapat digunakan sebagai media pemasaran dan penjualan produk selain dengan memasok produknya ke pasar atau toko lain. membuat sepatu dengan berbagai jenis atau variasi sesuai kebutuhan konsumen ataupun mengikuti minat pasar akan kebutuhan sepatu saat ini juga merupakan peluang yang sangat baik untuk UMKM sepatu divanca
2. UMKM Rengginang Simanalagi yang sudah berproduksi secara turun temurun sejak tahun 1980 tentunya sudah memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat, rengginang simanalagi yang saat ini pemasarannya masih sebatas pelanggan tetap dapat diperluas dengan jangkaun pemasaran digital, menciptakan inovasi produk melalui varian rasa ataupun varian bentuk rengginang merupakan potensi yang sangat baik untuk UMKM rengginang dapat berkembang dan tentunya sesuai harapan dari pemilik UMKM untuk dapat meningkatkan volume produksi dan penjualan produk melalui toko oleh- oleh dan rest area.
2.2.3 Permasalahan
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang kami lakukan dengan pihak desa jambuluwuk dan UMKM maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan diantaranya, kurangnya pengetahuan UMKM mengenai pentingnya pemasaran produk melalui branding dan pemanfaatan teknologi, tidak dilakukannya pengadministrasian keuangan yang benar sehingga UMKM kesulitan menentukan harga jual dan menghitung keuntungan yang didapatkan.
2.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah 2.3.1 Identifikasi Masalah
Dari hasil identifikasi dan pengkajian, kami menemukan dan mengumpulkan data yang dapat disimpulkan menggunakan analisis SWOT dengan penjelasan sebagai berikut:
Analisis SWOT pada UMKM Rengginang Simanalagi, yaitu:
1. Strength (Kekuatan)
Telah diproduksi sejak tahun 1980 sudah memiliki pelanggan tetap, meskipun merupakan usaha turun temurun namun pemilik usaha tetap mempertahankan kualitas produk dengan memperhatikan bahan baku yang digunakan serta cara produksi yang baik meskipun masih menggunakan cara tradisional.
mempertahankan varian rasa asin dari terasi dan manis dari gula merah juga menjadi kekuatan dari rengginang ini untuk menjaga rasa klasik dari rengginang.
2. Weakness (Kelemahan)
Produksi yang hanya dikerjakan oleh ibu pemilik usaha dan intensitas hujan di kota Bogor merupakan salah satu hambatan bagi UMKM rengginang yang harus disimpan dalam keadaan kering tentunya sangat membutuhkan panas matahari yang cukup untuk meningkatkan produksi dan stok barang,
3. Opportunity (Peluang)
Membuat inovasi produk dalam segi bentuk dan kemasan produk sehingga dapat menghilangkan kesan bahwa rengginang adalah makanan jadul dan hanya dikonsumsi kalangan orang tua.
4. Threat (Ancaman)
Berbagai macam inovasi makanan ringan sejenis rengginang atau yang berbahan baku sama dengan rengginang yang diproduksi dengan peralatan modern yang dapat memproduksi produk dalam jumlah besar tentu menjadi ancaman yang nyata bagi UMKM rengginang untuk dapat tetap bersaing.
Analisis SWOT pada UMKM Sepatu Divanca, yaitu:
1. Strength (Kekuatan)
Kemampuan dari pemilik usaha sepatu untuk memproduksi sepatu secara custom atau sesuai permintaan dari pembeli merupakan kekuatan yang baik bagi UMKM untuk dapat bertahan dan berkembang.
2. Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan pekerja, peralatan yang digunakan, serta pengetahuan pemilik dari trand sepatu yang diminati saat ini merupakan kelemahan bagi UMKM untuk dapat memperluas usahanya.
3. Opportunity (Peluang)
Memasarkan produk melalui media sosial dan e-commerce adalah peluang besar bagi sepatu divanca untuk dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan tentunya meningkatkan produksi dan penjualan.
4. Threat (Ancaman)
Kebiasaan masyarakat digital yang saat ini lebih cenderung lebih menyukai membeli produk melalui media digital, serta pengaruh merek dagang besar tentunya adalah ancaman yang sangat nyata bagi UMKM sepatu divanca.
2.3.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dengan analisis SWOT di atas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut”
a. Bagaimana membuat inovasi produk yang sesuai dengan permintaan pasar?
b. Bagaimana cara memperbaiki branding produk maupun lokasi UMKM?
c. Bagaimana cara memperluas pemasaran produk melalui media promosi digital untuk meningkatkan penjualan?
d. Bagaimana cara membuat administrasi keuangan yang baik baik?
2.4 Kajian Teori
2.4.1 Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah A. Pengertian
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 20 Tahun 2008.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah,
dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
B. Kriteria
Menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah
sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
2.4.2 Kondisi UKM di Indonesia dan Permasalahan yang Dihadapi
Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM), antara lain meliputi :
1. Faktor Internal
a. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan.
Terkait dengan hal ini, UKM juga menjumpai kesulitan dalam hal akses terhadap sumber pembiayaan. Selama ini yang cukup familiar dengan mereka adalah mekanisme pembiayaan yang disediakan oleh bank dimana disyaratkan adanya agunan. Terhadap akses pembiayaan lainnya seperti investasi, sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memang gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, antara lain kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan, hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha
b. Masih Terbatasnya Kemampuan Sumber Daya Manusia
Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.
1) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar
Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik.
2) Mentalitas Pengusaha UKM
Hal penting yang seringkali pula terlupakan dalam setiap pembahasan mengenai UKM, yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha UKM itu sendiri. Semangat yang dimaksud antara lain kesediaan terus berinovasi, ulet tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat ingin mengambil risiko. Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari UKM seringkali memiliki andil juga dalam membentuk kinerja. Sebagai contoh, ritme kerja UKM di daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada.
3) Kurangnya Transparansi
Kurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UKM tersebut terhadap generasi selanjutnya. Banyak informasi dan jaringan yang disembunyikan dan tidak diberitahukan kepada pihak yang selanjutnya menjalankan usaha tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi generasi penerus dalam mengembangkan usahanya.
2. Faktor Internal
a. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap brutto (investasi). Keseluruhan indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemberdayaan UKM serta menjadi indicator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.
Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan UKM, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusahapengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusaha besar.
Kendala lain yang dihadapi oleh UKM adalah mendapatkan perijinan untuk menjalankan usaha mereka. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian Pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil seperti UKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar.
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha.
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, tak jarang UKM kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis.
c. Pungutan Liar
Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi salah satu kendala juga bagi UKM karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secara periodik, misalnya setiap minggu atau setiap bulan.
d. Implikasi Otonomi Daerah
Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan- pungutan baru yang dikenakan pada UKM. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing UKM. Disamping itu, semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di daerah tersebut.
e. Implikasi Perdagangan Bebas
Menurut Lilis Sulatri dalam buku manajamen usaha kecil dan menengah (2016) sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for Trade).
Untuk itu, UKM perlu mempersiapkan diri agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.
f. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.
g. Terbatasnya Akses Pasar
Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
h. Terbatasnya Akses Informasi
Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas.
Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial
2.4.3 Perkembangan UMKM di Indonesia
Karakteristik dasar UKM di Indonesia adalah sebagai berikut : a. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
b. Masih lemahnya struktur kemitraan dengan Usaha Besar c. Lemahnya quality control terhadap produk
d. Belum ada kejelasan standardisasi produk yang sesuai dengan e. keinginan konsumen
f. Kesulitan dalam akses permodalan terutama dari sumber-sumber g. keuangan yang formal
h. Pengetahuan tentang ekspor masih lemah i. Lemahnya akses pemasaran
j. Keterbatasan teknologi, akibatnya produktivitas rendah dan k. rendahnya kualitas produk
l. Keterbatasan bahan baku
UMKM merupakan salah satu solusi dari permasalahan ekonomi di Indonesia yang tidak stabil. UMKM sangat membantu mengurangi pengangguran di Indonesia, karena UMKM menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan cara membuka usaha. Selain itu UMKM juga sebagai penyumbang tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat meminimalisirkan pengangguran di Indonesia.
UMKM merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional karena UMKM biasanya memanfaatkan segala penunjangnya yang bersifat lokal, seperti sumber daya alam dan manusia lokal. Sehingga meminimalisirkan biaya pengimporan dan memaksimalkan pengeksporan. Di negara lain UMKM sangat berperan besar untuk perkembangan ekononominya, seperti di Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan Italila. Pemerintahan di sana sangat mendukung kebijakan-kebijakan mengenai UMKM untuk perkembangannya dan UMKM sangat membantu ketika terjadi krisis global. UMKM juga ternyata merupakan senjata ekonomi di berbagai negara berkembang untuk meningkatkan pendapatan negara tersebut. Namun sayangnya pembiayaan untuk UMKM di Indonesia masih mengalami kendala. Pada Konferensi Internasional 2014 mengenai UMKM yang diselenggarakan di Yogyakarta, terungkap bahwa Indonesia baru mampu membiayai UMKM sebanyak seperlima atau sekitar 20 persen dari kredit yang disalurkan perbankan dengan total hingga bulan Februari 2014 sebanyak 640 triliyun rupiah.
Menurut Lilis Sulatri dalam buku manajemen usaha kecil dan menengah (2016) Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari total tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita.
UMKM di Indonesia mampu menyumbangkan kemajuan pertumbuhan ekonomi nasional dengan ekspornya.
Kendala-kendala UMKM di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Teknologi Indonesia belum maju untuk pasaran global.
2) Rendahnya keahlian dan kemampuan tenaga kerja.
3) Kurangnya pengetahuan strategi bisnis global.
4) Kurangnya pengetahuan tentang pasar.
5) Terbatasnya dalam mengakses modal.
Daya saing pasar global memang ketat. Dilihat dari kemampuan pengeksporan Indonesia masih kalah dengan negara berkembang lain seperti India.
Indonesia belum menguasai strategi pemasaran global sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM dalam rangka menambah pengetahuan tentang daya saing pasar global dan strategi pemasaran.
2.4.4 Kategori Bisnis UKM
Untuk membantu para pemula menentukan model usaha yang paling tepat, berikut kami informasikan beberapa kategori model usaha yang bisa Anda pilih untuk Anda jalankan berikutnya.
1) Creator (Memproduksi barang)
Yang dimaksudkan dengan creator disini adalah memanfaatkan pengetahuan, skill, dan passion yang Anda miliki untuk menciptakan sebuah produk yang potensial untuk dipasarkan atau memang dibutuhkan oleh pasar.
Contohnya saja seperti memproduksi aneka macam kerajinan bagi Anda yang memiliki skill dan passion di bidang kerajinan. Membuka restoran atau rumah makan bagi Anda yang memiliki hobi dan keahlian memasak. Membuat baju, jilbab, mukena, dan lain sebagainya bagi Anda yang memiliki hobi menjahit, serta masih banyak lagi aneka macam ide bisnis lainnya yang bisa Anda jalankan dengan model usaha tipe creator ini.
2) Consumer Servis (Memberikan pelayanan jasa bagi konsumen)
Model usaha yang kedua adalah memberikan pelayanan jasa atau Consumer Service kepada para konsumen (baik konsumen individual maupun kelompok).
Contohnya saja seperti peluang bisnis jasa laundry, jasa catering, bisnis bengkel motor maupun mobil, jasa ojek, usaha rental mobil, jasa potong rambut, bimbingan belajar, serta beragam jenis peluang bisnis jasa lainnya yang bisa Anda jalankan sesuai dengan skill yang dimiliki.
3) Product Sales (Penjualan produk)
Model Usaha yang ketiga yaitu berperan sebagai pemasar atau distributor barang-barang yang dibutuhkan para konsumen. Biasanya, model bisnis ini banyak dicari para konsumen, karena modal dan resikonya tidak terlalu besar serta keuntungan yang didapatkan juga cukup menjanjikan. Untuk model usaha semacam ini, Anda bisa mencoba melalui bisnis retail, menjadi reseller produk- produk Branded, atau menjadi agen pemasar produk pelaku UKM di sekitar Anda.
4) Business Servis (Memenuhi kebutuhan pelaku bisnis)
Selain membidik para end user (konsumen akhir), Anda juga bisa memberikan pelayanan bagi para pelaku bisnis lain. Contohnya saja seperti membuka bisnis sablon plastik (untuk kemasan produk), menjadi konsultan marketing bagi perusahaan-perusahaan besar, trainer bisnis bagi pelaku bisnis atau para pemula, jasa pengiriman barang, jasa pembuatan gerobak usaha, dan lain sebagainya.
2.4.5 Penerapan Fungsi Manajemen Dalam UMKM A. Proses Perencanaan
1. Proses Perencanaan UKM
Untuk mengelola perusahaan bisnis, terlebih dahulu merumuskan bagaimana proses perencanaan strategi bisnis perusahaan Proses perencanaan strategi bisnis perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan misi bisnis
Mengidentifikasi rencana tujuan atau arah perusahaan. Misi dapat mengidentifikasikan apakah keunikan, karakter perusahaan. Misi selalu mencoba untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :
o Apakah alasan kita untuk melakukan ini?
o Apakah bisnis kita dan apakah dasar tujuan kita?
o Apakah produk atau jasa yang kita pasarkan?
o Apa yang akan kita lakukan bagaimana bentuk badan usaha kita?
Dapat disimpulkan bahwa misi penting karena :
●Menetapkan batasan penunjuk perumusan strategi, manajer harus merumuskan strategi yang harus dipakai, pasar mana yang harus diprioritaskan, dan mana yang harus diabaikan. Manajer harus mencari keseimbangan diantara keterbatasan. Manajer harus mencari misi yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
● Misi memperkuat standar performance organisasi multidimensi yang lama, standar keberhasilan misi dapat dilihat dari berbagai harapan atau dimensi dan pada umumnya 90% perusahaan membicarakan masalah keuangan, profitabilitas ataupun pertumbuhan perusahaan.
● Misi menentukan standar perilaku etika pribadi, etika adalah gabungan daripada kewajiban pribadi untuk melakukan apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik dari segi moral. Misi juga menggambarkan kewajiban untuk mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
b. Menganalisis lingkungan bisnis, terutama pelanggan dan persaingan Langkah awal manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran yang diharapkan untuk dicapai suatu bisnis. Untuk menetapkan sasaran bisnis terlebih dahulu tentu dilakukan analisis lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis yang paling penting ditelusuri adalah pelanggan dan pesaing.
Pelanggan merupakan titik sentral sasaran bisnis. Boone & Kurtz (2002) mengemukakan bahwa dalam proses perencanaan bisnis perlu diketahui bagaimana posisi kompetitif perusahaan. Maka untuk melihat komposisi kompetitif perusahaan dilakukan analisis SWOT, maksudnya untuk menilai kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Analisis lingkungan bisnis ini secara rinci dikemukakan oleh Boone &
Kurtz (2002), yaitu sebagaimana tergambar di bawah ini:
c. Menetapkan sasaran bisnis
Sasaran bisnis adalah tujuan yang diharuskan dan direncanakan untuk dicapai suatu bisnis. Manajer harus membuat suatu keputusan mengenai
tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan.
Tujuan penetapan sasaran, yaitu:
● Memberikan arah dan pedoman bagi para manajer di semua Tingkatan
● Membantu perusahaan menglokasikan sumber dayanya
● Membantu menetapkan budaya korporasi
● Membantu manajer menilai kinerja d. Merumuskan strategi bisnis
Strategi merupakan rencana kmprehensif untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran. R.W. Griffin memberikan definisi strategi sebagai berikut : Strategi adalah perangkat luas rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perusahaan adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan. R.W. Griffin menunjukkan hubungan tiga jenis strategi yang
biasanya dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional. Proses atau hierarki perencanaan strategi terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
● Rencana Strategi, yaitu rencana yang mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan dan tahaptahap yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis.
● Rencana Taktis, yaitu rencana jangka pendek yang berhubungan dengan penerapan aspek-aspek spesifik dari rencana strategis perusahaan.
● Rencana Operasional, yaitu rencana yang menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mingguan, atau bulanan.
2. Strategi dan Model Perencanaan UKM
Strategi merupakan program umum untuk mencapai sasaran organisasi dalam rangka melaksanakan misi. Strategi ini membentuk arah yang terpadu dari seluruh sasaran organisasi dan menjadi petunjuk dalam penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang akan digunakan dalam rangka mencapai sasaran.
Langkah-langkah penyusunan strategi perencanaan ini adalah:
1) Menentukan tujuan, manajer harus memilih tujuan strategis
2) Analisa lingkungan, tujuan yang dipilih harus di cek dan disesuaikan dengan factor-factor ekstern yang ada.
3) Menetapkan ukuran, manajer harus menentukan ukuran guna mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga akan memudahkan menentukan apakah kegiatan tersebut berhasil atau tidak.
4) Bandingkan rencana bawahan dengan rencana strategis, rencanarencana yang telah dibuat oleh manajemen tingkat bawah perlu diteliti kesesuainnya dengan rencana tingkat atas.
5) Hilangkan perbedaan yang terjadi, bila terdapat perbedaan antara rencana yang dibuat oleh manajemen tingkat bawah dengan rencana strategis maka perlu adanya penyesuaian satu sama lain sehingga perbedaan rencana tidak terjadi.
6) Memilih alternative, manajer harus mampu mengevaluasi dan memilih alternative yang terbaik.
7) Penerapan perencanaan strategis, alternative yang terpilih akan menjadi rencana yang harus diformulasikan secara jelas dan kemudian dirinci kedalam kegiatan-kegiatan organisasi.
8) Mengukur dan mengawasi kemajuan, rencana yang telah dilakukan perlu diukur dan diawasi kemajuannya untuk menghindari terjadinya kegagalan- kegagalan.
2.4.6 Mengelola Aspek Keuangan dalam UKM
Salah satu cara untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi tubuh, dengan mengenali gejala-gejala dari kondisi yang buruk. hal yang sama juga perlu diterapkan ketika seseorang pengusaha ingin mengenali kondisi keuangannya. Lalu bagaimana caranya agar seorang pengusaha bisa mengetahui sehat atau tidak kondisi keuangannya. Tentunya ada banyak sekali parameternya. Manajemen keuangan bukan sekedar bagaimana mengelola uang kas. Tapi lebih dari itu, manajemen keuangan adalah bagaimana mengelola kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber modal demi membiayai usaha. Meski sederhana, usaha kecil dan menengah (UKM) perlu menerapkan prinsip manajemen keuangan. Berikut beberapa dasar manajemen keuangan bagi UKM.
1. Buat Anggaran Arus Kas
Update terus kondisi keuangan perusahaan terkait komponen utama, seperti penjualan, arus kas masuk, arus kas keluar, atau yang lainnya. Anggaran arus kas membantu untuk memastikan bahwa perusahaan dapat membayar semua pengeluaran dan memungkinkan perusahaan untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran secara efektif.
2. Mengenal Perubahan Arus Kas
Beban pokok operasional memiliki dampak yang signifikan terhadap arus kas perusahaan. Pada saat yang sama tekanan dari kenaikan harga bahan baku akan terus membebani keuangan perusahaan. Arus kas juga dipengaruhi oleh keadaan hutang piutang perusahaan. Ini akan sangat mempengaruhi terhadap beban bunga.
3. Mengelola Piutang Terhadap Klien
Ada sejumlah cara yang berbeda bagaimana mengelola piutang perusahaan.
Menetapkan kebijakan kredit yang efektif merupakan bagian penting dari manajemen arus kas. Perusahaan juga harus memiliki strategi bagaimana mendorong klien untuk membayar lebih cepat. Sebagai contoh, membebankan bunga pada rekening yang telah lewat jatuh tempo.
4. Periksa Status Hutang
Periksa secara teratur keuangan perusahaan terhadap jadwal pembayaran hutang.
Ini dapat membantu di mata kreditur seberapa baik perusahaan menjaga kewajiban kreditnya. Praktik yang berguna melihat berapa banyak perusahaan berhutang, kepada siapa, dan apakah perusahaan saat ini memiliki jadwal pembayaran hutang yang sudah jatuh tempo
5. Mengurangi Biaya Operasional
Cari cara memotong biaya operasional. Misalnya dengan mencari bahan baku yang lebih murah , namun tetap menjaga kualitas produk. Ketika perusahaan menerima order yang banyak, tambah pekerja dengan status kontrak. Upgrade mesin produksi dengan teknologi terbaru agar lebih efisien dari sisi power konsumsi, sehingga dapat menekan biaya listrik.
6. Menggunakan Kredit Secara Efektif
Fasilitas kredit tergantung pada keadaan perusahaan, rencana bisnis, dan fasilitas kredit yang ada. Semakin bagus keadaan perusahaan dan semakin bagus prospek perusahaan di masa depan. Maka berdampak pada pemberian kredit ke perusahaan akan lebih mudah. Oleh sebab itu, gunakanlah dana kredit tersebut secara tepat dan efisien.
7. Kelebihan Arus Kas untuk Expansi
Pertimbangkan bagaimana perubahan perekonomian mempengaruhi keuangan perusahaan, seperti mata uang atau suku bunga. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi pendapatan atau beban keuangan perusahaan. Setiap surplus arus kas dapat digunakan untuk ekspansi usaha, melunasi hutang, atau mempertahankan tingkat produktifitas dari perusahaan.
Mengatur Keuangan UKM
Seringkali persoalan tentang keuangan menjadi masalah besar para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Berbisnis tidak hanya masalah mendapatkan uang saja, tetapi juga cara mengendalikan dan membelanjakannya. Banyak pengusaha yang merasa omset yang mereka raih cukup besar, namun keuntungan tetap saja tidak
tersisa dalam kas usaha. Hal ini karena mereka belum bisa mengatur keuangan perusahaan dengan baik.
Mengatur keuangan adalah hal penting yang harus pengusaha kuasai, terlebih lagi jika penghasilan pengusaha cukup besar. Cobalah untuk memulainya secara bertahap, konsisten, dan fokus supaya kondisi keuangan perusahaan mengalami kenaikan. Berikut ini terdapat beberapa tahap mengelola keuangan, diantaranya:
1. Fokus dan Spesifik
Bagi Anda yang baru memulai menjalankan UKM, Anda perlu belajar tahap demi tahap pengelolaan keuangan. Banyak hal yang menjadi perhatian para pengusaha baru dalam mengelola keuangan perusahaanya seperti masalah hutang, asuransi, investasi, warisan, dll. Sebaiknya Anda perlu mempelajari dan memilih untuk fokus pada satu masalah yang lebih penting terlebih dahulu.
Contohnya, jika Anda belum memiliki tabungan maka Anda perlu fokus pada investasi atau Anda sedang membutuhkan asuransi kesehatan mengingat banyak pegawai yang bergantung hidup pada Anda. Apabila hal tersebut telah terselesaikan, barulah Anda pindah pada permasalahan berikutnya. Dengan memberikan perhatian pada satu fokus, Anda akan menjadi lebih tenang dalam menjalankan bisnis.
2. Pisahkan Uang Pribadi dengan Uang Bisnis
Permasalah klasik dalam berbisnis adalah karena Anda tidak memperhatikan masalah pemisahan antara uang pribadi dengan uang hasil bisnis. Terkadang Anda berpikir bahwa usaha Anda masih terbilang kecil dan tidak berpengaruh jika kedua uang tersebut dicampuradukkan. Padahal hal ini justru sangat riskan, karena uang bisnis kemungkinan besar akan terpakai untuk urusan pribadi, begitu pun sebaliknya. Agar tidak terjadi hal demikian, kelolalah uang Anda secara bijaksana dengan memisahkan antara uang pribadi dengan uang bisnis.
Simpan uang-uang tersebut di dua tempat yang berbeda. Akan lebih aman jika Anda menyimpan uang tersebut di bank, tentu saja dengan membuka rekening baru khusus untuk dana bisnis Anda.
3. Hitung dan Rencanakan Penggunaan Keuangan
Menghitung keuntungan adalah aspek yang tidak boleh terlewatkan bagi Anda para pelaku UKM. Penghitungan keuangan bisa dilakukan sesaat sebelum Anda menutup toko. Ketahuilah biaya-biaya pelaksanaan usaha Anda seperti keuntungan per hari atau biaya penyusustan. Selain itu, Anda perlu memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan di hari-hari berikutnya seperti biaya pembayaran pajak dan bunga pinjaman. Rencana keuangan sangat penting untuk diperhatikan. Seberapa banyak pun modal Anda, namun jika Anda sembrono atau tidak teliti dalam menggunakan modal tersebut maka akan selalu merasa kurang. Hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam hal ini adalah perhintungan untung dan rugi. Jangan lupa untuk merencanakan pengeluaran sesuai dengan target penjualan serta penerimaan kas.
4. Buat Pembukuan yang Rapi
Anda tidak mungkin dapat terus mengingat berapa banyak keuntungan Anda atau berapa banyak pengeluaran. Oleh karena itu, pembukuan memiliki andil besar dalam pengaturan keuangan Anda. Buku ini berisi rincian pemasukan, pengeluaran, biaya-biaya keuangan Anda. Selain itu, hutang piutang aset-aset tetap harus dimasukkan juga ke dalam buku tersebut. Catatlah dengan rapi, tetapi akan lebih baik jika pembukuan tersebut disusun dalam sistem komputerisasi.
Dengan pembukuan yang rapi, Anda akan lebih mudah mengontrol dan mengevaluasi perkembangan bisnis Anda.
2.4.7 Mengelola Aspek Pemasaran dalam UKM
Pemasaran merupakan kunci keberhasilan dalam sebuah bisnis, karena itu mengelola organisasi atau tim pemasaran yang baik mutlak diperlukan Selain itu dunia pemasaran juga sangat dinamis sehingga perlu inovasi dan terobosan- terobosan baru. Yang berpengaruh pada dunia pemasaran selain dari tuntutan pasar juga strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Karena itu mengelola tim pemasaran dari mulai langkah-langkah yang ditempuh, job description masing- masing personal hingga detail yang lain harus selalu dilakukan. Yang menjadi kata kunci dalam mengelola organisasi pemasaran adalah etos kerja dalam organisasi
yang selalu didasarkan pada kebutuhan akan perubahan. Sesuai dengan lingkungan pasar yang selalu berubah. Mau tidak mau tim pemasaran harus siap belajar menghadapi perubahan tersebut
Di dalam rangka mewujudkan etos kerja dalam mengelola tim pemasaran tersebut ada beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
1. Ambil keputusan berdasarkan Values‛.
Hal ini sangat penting dikarenakan Values / nilai-nilai adalah alat pengikat dan kendali setiap aktivitas harus berdasarkan nilai-nilai organisasi yang sudah disepakati bersama, sehingga dengan keputusan berdasarkan nilai-nilai maka ini merupakan jangkar yang kokoh.
2. Miliki sebuah‚ Misi‛ berdasarkan pandangan bersama.
Hal ini penting, dikarenakan setiap visi dan misi disusun dan disepakati bersama sebagai modal dasar yang sangat kuat. Karena setiap produk dan kegiatan organisasi adalah milik bersama, sehingga akan menciptakan jiwa rasa memiliki dan keterlibatan dari awal sebagai kunci keberhasilan kelompok kerja, dan perusahaan secara utuh.
3. Beri semangat agar selalu gigih.
Memberi semangat diibaratkan supporter pada suatu pertandingan. Walaupun belum tentu mendapatkan insentif , namun rasa kebersamaan dan dukungan moral adalah Motivator Tool yang cukup efektif bagi dunia penjualan. Mereka sangat haus akan dukungan dan pengertian akan teman-teman di lingkungan mereka berada sebagai pelepas dahaga , dan obat kuat agar selalu dapat bersemangat di dalam situasi kerja berat sekalipun.
4. Berikan Reward bagi yang berprestasi, dan pengambil resiko.
Reward adalah kata yang paling cocok untuk setiap kegiatan agar memacu motivasi di setiap jajaran organisasi penjualan. Walaupun biasanya dalam sistem motivasi reward itu berdampingan dengan Punishment. Hanya saja kata punishment lebih bersifat / bermakna negative , walau banyak di antara golongan karyawan tertentu punishment lebih mujarab agar mereka berkinerja tinggi.
Maka, memberi semangat tidak selalu harus dalam bentuk insentif materi
semata, namun dapat juga dilakukan dalam bentuk perhatian dan memanusiakan mereka.
5. Karyawan adalah Asset, sehingga terus-menerus perlu ditingkatkan produktivitasnya.
Tuntutan jaman mengharuskan setiap insan di dalam organisasi diperlakukan sebagai assets yang harus dipelihara, berkembang dan menguntungkan. Karena bermodalkan hal ini , maka tingkat turn-over manpower akan mengecil, dan loyalitas karyawan semakin terjaga.
6. Budaya Continuous Learning / Pembelajar sejati.
Organisasi penjualan akan terus bertahan dan berkembang, sehingga orang- orang yang ada di dalamnya pun terus berkembang. Oleh karena itu, budaya belajar di perusahaan adalah perlu diciptakan secara terstruktur dan berkesinambungan. Hal ini sangat penting karena belajar adalah suatu kegiatan tanpa akhir, dan tidak mengenal usia. Oleh karenanya budaya belajar secara berkesinambungan adalah sebuah kegiatan yang perlu mendapatkan pehatian khusus, dan anggaran yang cukup, agar hal ini bukan hanya sebagai simbol semata.
7. Biasakan mencari Solusi inovasi.
Pemahaman akan kiat ketujuh ini – menurut bukunya Nur Kuncoro disebut sebagai out of the box. Inovasi adalah sesuatu yang keluar dari alam biasanya, yaitu aneh, tidak umum, namun harus diikat dengan kata aplikatif, bukan hanya semata-mata gagasan yang inovatif atau kreatif saja. Sangatlah percuma inovatif, tapi tidak dapat dieksekusi. Jadi, dengan kata lain bahwa solusi yang inovatif ini juga harus aplikatif.
8. Supervisi antisipatif.
Tugas para jarajan penjualan adalah selalu berada jauh dari kantor. Kegiatan mereka sangat mobile. Sehingga terkadang memberikan kesan sebagai orang- orang yang susah dikontrol, liar dan banyak menghindar dari kejaran pengawasan. Untuk mengantisipasinya diperlukan suatu sistem supervisi antisipatif, yaitu dengan mengurangi kemungkinan adanya waktu luang untuk mencuri waktu: berikan jadwal yang padat, terukur, yang biasanya disebut
sebagai pola kerja baku, sehingga seluruh kegiatan mulai dari jam hadir di kantor, di lapangan, di perjalanan dan waktu administrasi semuanya dihitung secara seksama. Saat ini hal tersebut sudah sangat mungkin dilaksanakan dengan bantuan teknologi connecting dan online antara pelanggan dengan kantor.
9. Mindsets manajemen selalu‚ pro pada pasar.
Pada dasarnya, perusahaan menjual produk atau jasa adalah karena adanya kebutuhan konsumen. Dengan prinsip itulah seharusnya orientasi dan budaya organisasi penjualan harus pro kepada pasar. Mulai dari produk yang ditawarkan, program promosi, dan purna jual semuanya pro pasar. Sehingga pandangan lama bahwa di dalam proses menjual itu ditekankan tentang customer need analisis. Namun, saat ini sudah tidak cukup lagi, karena itu diperlukan dua langkah ke depan, yaitu selain Need harus juga Meet dan Exit.
Perbedaaanya dimana? kalau hanya need hanya bersifat pasif. Sedangkan Meet ada follow up atau tindak lanjut secara proaktif. Untuk menjaga loyalitas konsumen, maka harus diketahui Exit, analisisnya. Sehingga, kita bisa mengantisipasi setiap pelanggan agar jangan sampai meninggalkan kita.
10. Selalu berpikir besar, namun menguasai hal detail.
Bicara Go retail , maka kita harus juga Go detail. Kegiatan inilah yang langka, dan hampir selalu diabaikan–karena bicara detail adalah pekerjaan yang membosankan, bahkan buang-buang waktu. Namun kita akan dapat menyusun gunung yang besar, bilamana kita juga berhasil menyusun batu-batu kecil sebagai pondasinya. Dengan pemikiran Think Global act Local, rencana strategis ini dapat terintegrasi, dan diaplikasikan dengan baik oleh setiap pelaku organisasi yang ada dibawahnya. Permasalahan mendasar yang sering dihadapi pemilik Usaha Kecil adalah lemahnya penetrasi pasar dan kurang luasnya jangkauan wilayah pemasaran. Karena itu untuk memajukan usaha kecil yang memiliki daya saing yang kuat adalah dengan membangun strategi pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Pemasaran merupakan upaya mengatur strategi dan cara agar konsumen mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa yang dimiliki sebuah perusahaan, dalam hal ini usaha kecil dan menengah. Dengan strategi pemasaran yang baik posisi usaha
kecil dan menengah menjadi kuat dan patut diperhitungkan dalam kegiatan ekonomi nasional yang akhirnya membawa keuntungan bagi usaha tersebut.
Strategi pemasaran berkaitan dengan bagaimana cara meyakinkan pembeli/pelanggan terhadap produk yang akan dijual. Untuk dapat meyakinkan pembeli si penjual harus memiliki keyakinan bahwa produk yang dijual memang patut dibeli. Karena itu perlu dipertimbangkan beberapa aspek dalam menentukan strategi pemasaran yang akan dijalankan.
●
Rencana Program Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor meliputi :
Tabel 3.1 Rencana Program Kerja Kuliah Kerja Nyata
No. Program Sasaran Rencana Pelaksanaan
Tanggal-Bulan-Tahun 1. Pelatihan dan
Pendampingan Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan Penyusunan Pembukuan.
- Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)
- Pembukuan Keuangan, pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas
- Dokumen keuangan untuk kebutuhan transaksi seperti kwitansi, invoice, nota, dll.
Minggu Ke 1 - 2 25 Juli s.d. 7 Agustus
2022
Minggu Ke 3 - 4 8 s.d. 21 Agustus 2022
2. Penguatan Manajemen Pemasaran Melalui Media Online Seperti E-Commerce dan Media Sosial
- Review dan perbaikan branding pada produk
- Desain merek dan logo pada produk rengginang
- Perbaiki cara pengemasan produk rengginang
- Review merek, logo, dan packaging pada produk sepatu - Desain baru logo pada kemasan
sepatu jika diperlukan - Desain Banner Sepatu dan
Rengginang
Minggu Ke 1 25 s.d. 31 Juli 2022
- Pembuatan toko online di Shopee untuk produk sepatu
- Pembuatan akun instagram yang tersinkronisasi dengan Shopee dan Whatsapp untuk produk sepatu
- Peralihan penggunaan aplikasi whatsapp biasa menjadi whatsapp bisnis
Minggu Ke 2-3 1 s.d. 14 Agustus 2022
38
No. Program Sasaran Rencana Pelaksanaan Tanggal-Bulan-Tahun - Pembuatan katalog produk secara
online untuk produk sepatu - Foto produk untuk produk sepatu
dan rengginang
- Penyusun copy writing untuk konten promosi untuk Instagram dan Whatsapp
- Pemasaran produk menggunakan media yang telah dibuat
- Penerimaan pesanan dan melakukan produksi
- Evaluasi terhadap konten promosi yang telah dibuat
- Perbaikan konten
Minggu Ke 4 15 s.d. 21 Agustus 2022
3. Pendampingan dalam pengurusan Nomor Ijin Berusaha (NIB) berbasis risiko pada Produk Rengginang
- Observasi cara pengurusan NIB - Persiapkan kebutuhan
administrasi dan dokumen pendaftaran NIB
- Pengurusan NIB
Minggu Ke 1 - 2 25 Juli s.d. 7 Agustus
2022
3.2 Pembagian Tugas Program (Tupoksi)
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Kelompok 11
No. Jabatan Nama Tanggung Jawab
1. Ketua Muhamad Hafiz Pratama 1. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh anggota dalam pelaksanaan seluruh kegiatan KKN.
2. Didampingi dengan wakil ketua beserta sekertaris untuk mengatur jadwal pertemuan dengan pihak desa jambuluwuk untuk melakukan pembukaan KKN.
3. Mengatur kelompok agar tetap memiliki sikap semangat yang tinggi serta menjadi panutan bagi anggotanya.
4. Mengkoordinasi serta membagi
No. Jabatan Nama Tanggung Jawab tugas pada suatu kegiaatan atau pekerjaan sesuai dengan tupoksi masing-masing.
5. Membuat konsep, mengambil keputusan dan
mempertanggungjawabkan tugas- tugas secara umum yang
dilaksanakan semua anggota.
2. Wakil Ketua Muhamad Rosadi 1. Melaksanakan tugas ketua bila ketua tidak dapat hadir dalam sebuah kegiatan dengan alasan tertentu
2. Mendampingi sang ketua ketika menjalankan pekerjaan guna membantu untuk memberi saran lain agar terselesaikannya tugas tersebut.
3. Menjalankan intruksi dari ketua untuk menjalankan tugas yang telah disepakati
4. Bertanggung jawab terhadap proses pengembangan dan pengoptimalisasian pelaksanaan KKN.
3. Sekretaris Dea Mardianih
Siti Anggraeni Siti Syarifah
1. Beserta dengan wakil ketua untuk mendamping ketua jika ada hal yang perlu dicatat.
2. Mengerjakan atau mencatat semua hal hal yang perlu dicatat atau semua keputusan yang telah disepakati bersama dalam sebuah rapat
3. Membantu anggota dalam menyusun laporan.
4. Menyusun jadwal kegiatan yang telah diatur oleh ketua kelompok.
4. Bendahara Ria Aprianti Suparna Agni Arifah
1. Bertugas menagih uang dalam kelompok yang digunakan untuk dana bersama dalam sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Mengeluarkan uang yang dibutuhkan untuk keperluan
No. Jabatan Nama Tanggung Jawab kegiatan.
3. Memegang penuh keuangan kelompok yang sudah terkumpul.
4. Melaporkan kondisi keuangan dalam sebuah rapat.
5. Memegang seluruh bukti pengeluaran dana kelompok.
5. Humas Gina Muzdalifah 1. Sebagai perantara kelompok KKN
dengan masyarakat desa.
2. Sebagai pendorong untuk melaksanakan kegiatan bersama.
3. Sebagai penanggung jawab serta pelaksana segala macam perizinan.
6. Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi
Siti Amalia
Mia Maulani Agustin Prawira Yurizal
1. Menyiapkan alat dokumentasi yang dibutuhkan
2. Mengambil gambar dari kegiatan yang dilaksanakan.
3. Mengelola dokumentasi, menerbitkan dan menyebarkan dokumen yang diperlukan untuk publik, serta melakukan
pengarsipan.
Tabel 3.3 Pembagian Tugas Harian
Nama Sasaran Waktu Pelaksanaan Tempat
- Dea Mardianih