• Tidak ada hasil yang ditemukan

7275 15827 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "7275 15827 1 SM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

31 - Volume 6, No. 1, Februari 2017

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, INDEPENDENSI PEMERIKSA DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA

INSPEKTORAT PROVINSI ACEH

Lismaita1, Hasan Basri2, Mulia Saputra.

1)Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,)Dosen Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: This study aims to determine the influence of educational background, independency of auditors and compliance to the code of conduct on the auditor’s performance (either simultaneously or partially). The population in this study was all of auditors in Aceh Provincial Inspectorate amounted to 47 people. Source of data in this study uses primary data. Data collection techniques done with questionnaire techniques. For data analysis was perform by the software Statistical Package for Social Science (SPSS). The results showed that simultaneously, educational background, independency of auditors and compliance to a code of conduct jointly have a positive influence on the auditors performance. While partially, variable educational background, independency of auditors and compliance to the code of conduct also have a positive influence on the auditors performance in Aceh Provincial Inspectorate.

Keywords : Educational Background, Independency of Auditors, Compliance to the Code of Conduct , Performance.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik terhadap kinerja auditor (baik secara simultan maupun parsial). Populasi pada penelitian ini seluruh auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh yang berjumlah 47 orang. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Sedangkan secara parsial bahwa variabel latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik juga berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh.

Kata Kunci : Latar Belakang Pendidikan, Independensi Pemeriksa, Kepatuhan Pada Kode Etik, Kinerja.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan akan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang bersih, adil dan transparan belakangan ini dirasakan semakin meningkat.

Tuntutan tersebut harus dipandang serius oleh pemerintah yang merupakan tanggung jawab pemerintah kepada rakyatnya dan sebagai

upaya untuk mewujudkan praktik good governance. (Hasbullah, 2014).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern tersebut dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu

(2)

Volume 6, No. 1, Februari 2017 - 32 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

(BPKP); Inspektorat Jenderal; Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kota. Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah.

Auditor internal pemerintah daerah adalah Inspektorat Aceh. Inspektorat Aceh yang dibentuk berdasarkan Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan unsur Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretariat Daerah.

Fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi (Awaluddin, 2013).

Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil kerja yang baik atau lebih menonjol kearah tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan demi tercapainya kinerja auditor yang baik. Pertama,

kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja berdasarkan pada seluruh kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan yang dimiliki auditor. Kedua, kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan. Ketiga, ketetapan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (Kasim, 2013).

Fenomena yang terjadi saat ini terkait kinerja inspektorat dalam kegiatan pemeriksaan yaitu pelaksanaan kinerja pembinaan dan pengawasan belum memenuhi standar yang ditetapkan (terbatasnya personil, waktu dan banyaknya tugas kepengawasan dan tugas-tugas lainnya), hasil kinerja kepengawasan belum menjadi pertimbangan kebijakan pimpinan, dan kurangnya kewibawaan inspektorat selaku aparat pengawas internal, sehingga auditee/SKPD/unit kerja kurang responsive terhadap hasil pengawasan inspektorat (BPK RI, 2013).

Fenomena lain menyangkut kinerja auditor mengenai kualitas laporan keuangan di pemerintah Aceh adalah pelaporan yang mendapat penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hal ini telah terjadi sejak 5 tahun berturut-turut yaitu dari 2009-2014.

Penilaian tersebut didasari atas beberapa temuan yang terdapat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sehingga menjadi permasalahan yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah. Temuan tersebut terdapat

(3)

33 - Volume 6, No. 1, Februari 2017 pada pelaporan keuangan yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan beberapa temuan terkait ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang- undangan (BPK Perwakilan Provinsi Aceh, 2014).

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Aceh (LKPA) tahun anggaran 2011, 2012, 2013 yang masih memuat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang disampaikan ada rekomendasi dari BPK yang ditujukan langsung kepada Inspektorat Aceh, yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor.

10.C/LHP/XVIII.BAC/05/2014 tanggal 21 Mei 2014 atas temuan bantuan hibah sebesar Rp.

851.517.933.857,00 yang belum dipertanggungjawabkan. Merekomendasikan bahwa “Inspektur Aceh untuk segera melakukan audit atas penerima hibah yang belum menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban Dana Bantuan Sosial dan Hibah TA 2012 dan melaporkan hasilnya kepada Gubernur untuk ditinjaklanjuti sesuai ketentuan”. Atas rekomendasi ini auditor Inspektorat Aceh diharapkan lebih professional dan meningkatkan kinerjanya untuk memperoleh audit yang berkualitas.

Penelitian ini menguji pengaruh latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan memberikan sumbangan

pemikiran guna lebih meningkatkan kinerja auditor Inspektorat Provinsi Aceh di masa yang akan datang.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan keputusan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 239/IX/6/6/8/2003, menjelaskan kinerja merupakan “gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu instansi”.

Kemudian Otley (1999) dalam Mahmudi (2013:6) menjelaskan “kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini yaitu hasil yang dicapai dari kerja tersebut”.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005:67).

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) berhasil mengemukakan bahwa “latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Pengaruh positif menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan pemeriksa adalah searah dengan kinerja inspektorat. Dengan latar belakang pendidikan pemeriksa yang baik maka kinerja auditor juga akan lebih baik. Latar belakang pendidikan pemeriksa mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja auditor”. Semakin tinggi tingkat latar belakang pemeriksa maka kualitas hasil pemeriksaan dan

(4)

Volume 6, No. 1, Februari 2017 - 34 kinerja pemeriksa tersebut akan meningkat

(Subhan, ,2011). Latar belakang pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali individu dengan pengalaman dan ketrampilan sehingga individu tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya (Dwiyogo, 2008). Hasil penelitian Ayura (2013) menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja APIP

Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002).

Menurut Halim (2008:46) independensi merupakan “suatu cerminan sikap dari seorang auditor untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit”. Independensi adalah sikap mental seorang auditor dimana ia dituntut untuk bersikap jujur dan tidak memihak sepanjang pelaksaan audit dan dalam memposisikan dirinya dengan auditeenya.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Suputra (2013) berhasil mengemukakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat independensi auditor maka akan semakin tinggi hasil kinerja yang dihasilkan oleh auditor. Sementara itu penelitian Wati et.al (2010) juga mengemukakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin independensi seorang auditor maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya.

Kode etik menurut Fritzsche (1977) dalam Farhan (2009:22) dapat dijelaskan sebagai berikut:

“Produk kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu kelompok profesi atau masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu masa tertentu dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu.

Kodek etik dapat berubah sesuai dengan perkembangan pemahaman kelompok tentang moral”.

Kode etik sangat erat kaitannya dengan tingkah laku profesional auditor. Dalam menangani suatu kasus kode etik di buat dan dirumuskan oleh profesi itu sendiri. Penelitian Ariani (2009) yang menyatakan bahwa “etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, yang dimana apabila seorang auditor tidak memiliki atau mematuhi etika profesinya maka ia tidak akan dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan bagi dirinya sendiri maupun kliennya

Secara skematis kerangka pemikiran hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilihat pada Gambar berikut:

Latar Belakang Pendidikan

Kinerja Auditor Independensi

Pemeriksa

Kepatuhan

Pada Kode Etik

(5)

35 - Volume 6, No. 1, Februari 2017 Berdasarkan skema kerangka pemikiran tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu latar belakang pendidikan, independensi auditor dan kepatuhan pada kode etik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Innspektorat Provinsi Aceh.

III. METODE PENELITIAN Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi Aceh yang berjumlah 47 Orang dengan kriteria telah melakukan audit atau pemeriksaan sebagai anggota tim.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan yang di rancang berbentuk pilihan yang telah disediakan. Kuesioner tersebut digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis baik yang diperoleh secara langsung dari responden (diberikan secara pribadi), dikirim melalui pos, maupun secara elektronik (internet). Peneliti menggunakan kuesioner karena memudahkan untuk mendapatkan data yang lebih efisien dalam hal waktu, energi dan biaya.

Rancangan Pengujian Hipotesis

Kemudian setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur dan juga melihat konsistensi data yang dikumpulkan. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dapat mengukur atau mengungkapkan hal-hal yang seharusnya diukur atau diungkapkan (Idrus, 2009:124).

Untuk menguji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing variabel, dilakukan dengan menggunakan pearson product moment correlation melalui proses SPSS.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Uji ini dilakukan apabila pernyataan-pernyataan sudah valid. Pengujian reliabilitas juga dilakukan secara statistik, yaitu dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS.

Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y =Kinerja auditor

X1 = Latar belakang pendidikan X2 = Independensi pemeriksa

(6)

Volume 6, No. 1, Februari 2017 - 36 X3 = Kepatuhan pada kode etik

β1,β2,β3= Koefisien regresi X1,X2,X3 α = Konstanta

e = Error

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 47 orang auditor pada kantor Inspektorat Provinsi Aceh. Dari 47 kuesioner yang dibagikan kepada responden pada Inspektorat Provinsi Aceh, jumlah kuesioner yang diterima kembali oleh peneliti sebanyak 44 eksemplar, yang bersedia menjawab atau mengisi kuesioner sebanyak 42, sementara sebanyak 2 kuesioner lagi kosong.

Uji Validitas

Uji pengujian validitas secara rinci ditampilkan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data Item

Pern yataa n

Variabel Koefisi en Korela

si

Nilai Kritis r

(N-2)

Ket

A1

Kinerja Auditor (Y)

0.673 0.304 Valid

A2 0.717 0.304 Valid

A3 0.735 0.304 Valid

A4 0.768 0.304 Valid

A5 0.645 0.304 Valid

A6 0.542 0.304 Valid

A7 0.663 0.304 Valid

A8 0.721 0.304 Valid

A9 0.492 0.304 Valid

A10 0.494 0.304 Valid

B1

Latar Belakang Pendidikan

(X1)

0.754 0.304 Valid

B2 0.682 0.304 Valid

B3 0.612 0.304 Valid

B4 0.687 0.304 Valid

B5 0.687 0.304 Valid

C1

Independensi Pemeriksa

(X2)

0.515 0.304 Valid

C2 0.668 0.304 Valid

C3 0.512 0.304 Valid

C4 0.443 0.304 Valid

C5 0.487 0.304 Valid

C6 0.414 0.304 Valid

D1

Kepatuhan Pada Kode Etik (X3)

0.522 0.304 Valid

D2 0.619 0.304 Valid

D3 0.616 0.304 Valid

D4 0.698 0.304 Valid

D5 0.517 0.304 Valid

D6 0.528 0.304 Valid

D7 0.685 0.304 Valid

D8 0.710 0.304 Valid

D9 0.631 0.304 Valid

D10 0.568 0.304 Valid

D11 0.738 0.304 Valid

(7)

37 - Volume 6, No. 1, Februari 2017

D12 0.603 0.304 Valid

Sumber: Data Diolah (2016)

Berdasarkan hasil pengujian validitas data menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh oleh masing-masing item dari variabel latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa, kepatuhan pada kode etik dan kinerja auditor berada diatas nilai kritis korelasi product momen (koefisien korelasi >

0,304) dan memiliki tingkat signifikansi dibawah 0.05 sehingga kuesioner yang digunakan dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Uji pengujian reliabilitas secara rinci ditampilkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jumla

h Item

Croncach Alpha

Ket

Latar Belakang Pendidikan

(X1)

5 0,694 Handal

Independensi Pemeriksa

(X2)

6 0,821 Handal

Kepatuhan Pada Kode Etik (X3)

12 0,818 Handal

Kinerja Auditor (Y)

10 0,842 Handal

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2 nilai koefisien Alpha untuk masing-masing variabel berada diatas 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam pengujian lanjutan.

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji serta menganalisis rumusan hipotesis berdasarkan regresi. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil pengujian hipotesis ditampilkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan hasil output komputer melalui program SPSS dari nilai coefficientsa diatas (Tabel 4.3), maka dapat dijelaskan persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0,260+0,287X1+0,308X2+0,375X3

Persamaan regresi dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta berdasarkan persamaan regresi tersebut sebesar 0,260 menyatakan bahwa jika variabel latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik bernilai konstan/tetap, maka

Coefficientsa

,260 ,531 ,490 ,627

,287 ,102 ,307 2,799 ,008 ,873 1,145

,308 ,141 ,312 2,184 ,035 ,514 1,947

,375 ,152 ,352 2,471 ,018 ,518 1,931

(Constant) Pendidikan Independensi Kepatuhan Pada Kode Etik Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kinerja a.

(8)

Volume 6, No. 1, Februari 2017 - 38 besarnya nilai kinerja auditor adalah

sebesar 0,260.

b. Koefisien regresi latar belakang pendidikan sebesar 0,287, nilai tersebut menyatakan bahwa setiap 100%

peningkatan latar belakang pendidikan, maka secara relatif juga akan berpengaruh terhadap kinerja auditor sebesar 28,7%.

c. Koefisien regresi independensi Pemeriksa sebesar 0,308, nilai tersebut menyatakan bahwa setiap 100%

peningkatan independensi pemeriksa, maka secara relatif juga akan berpengaruh terhadap kinerja auditor sebesar 30,8%.

d. Yang terakhir koefisien regresi kepatuhan pada kode etik sebesar 0,375, nilai tersebut menyatakan bahwa setiap 100% kepatuhan pada kode etik, maka secara relatif juga akan berpengaruh terhadap kinerja auditor sebesar 37,5%.

Tabel 4.4

Hasil Uji Determinasi dan Korelasi

Sumber: Data diolah (2016)

1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,775 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen

dengan variabel dependen sebesar 77,5%.

Artinya latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik mempunyai hubungan terhadap kinerja auditor sebesar 77,5%.

2. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,600 artinya kinerja auditor dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik sebesar 60%, sedangkan sebesar 40%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian terhadap variabel latar belakang pendidikan (X1) diperoleh nilai koefisien β1 = 0,287. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini menerima hipotesis alternatif kedua (Ha2) yang menyatakan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima karena nilai β1 ≠ 0 yaitu 0,287 > 0 (β1 = 0,287 ≠ 0).

Hasil penelitian terhadap variabel independensi pemeriksa (X2) diperoleh nilai koefisien β1 = 0,308. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel independensi pemeriksa berpengaruh terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini menerima hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan independensi pemeriksa berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima

Model Summaryb

,775a ,600 ,569 ,21710 1,735

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

Predictors: (Constant), Kepatuhan Pada Kode Etik, Pendidikan, Independensi

a.

Dependent Variable: Kinerja b.

(9)

39 - Volume 6, No. 1, Februari 2017 karena nilai β2 ≠ 0 yaitu 0,308 > 0 (β2 = 0,308 ≠ 0).

Hasil penelitian terhadap variabel kepatuhan pada kode etik (X3) diperoleh nilai koefisien β3 = 0,375. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini menerima hipotesis alternatif keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima karena nilai β3 ≠ 0 yaitu 0,375 > 0 (β3 = 0,375 ≠ 0).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh positif terhadap kinerja audit pada Inspektorat Provinsi Aceh.

2. Secara parsial latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh.

3. Secara parsial independensi pemeriksa berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh.

4. Secara parsial kepatuhan pada kode etik berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh.

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya:

1. Penelitian diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada Inspektorat Provinsi Aceh untuk terus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kinerja auditor.

Kinerja auditor adalah hal yang sangat penting. Karena dapat menentukan tepat atau tidaknya keputusan-keputusan yang diambil auditor.

2. Menambah jumlah sampel yang diteliti dan memperluas lokasi penelitian sehingga diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.

3. Menambah variabel-variabel lain yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja auditor seperti, struktur audit, konflik peran, ketidak jelasan peran, pengalaman dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani. (2009). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Inspektorat Provinsi Bali. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Awaluddin, M. (2013). Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Hasanuddin No. 2 (3), 1-14.

Ayura, D.P. (2013). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, (2013), BPK dan Inspektorat:

(10)

Volume 6, No. 1, Februari 2017 - 40 Mencari Solusi Melalui Diskusi. Siaran

Pers BPK RI.

Dwiyogo, W.D. (2008). Aplikasi Teknologi pembelajaran: Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mangkunegara, A. P. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Halim, A. (2008). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1.Edisi

Keempat.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hasbullah. (2014). Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal.

Universitas Pendidikan Ganesha, No. 1 (2),1-11.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Jakarta: Erlangga.

Keputusan Ketua LAN Nomor

239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003, tentang Perbaikan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Kasim, Y., Darwanis., dan Syukri A. (2013).

Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Auditor (Studi PadaAuditor Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) RI Perwakilan Aceh). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, No. 2 (2), 103-116.

Mahmudi. (2013). Manajemen Kinerja Sector Public, UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam.

Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Mulyono, A. (2009). Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

Tesis. Sumatera Utara: Ilmu Akuntansi, Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

---. Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

---. Nomor 60 Tahun 2008, Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

---. Nomor 91 Tahun 2009 Tentang Kode Etik Pemeriksa/Auditor Inspektorat Aceh.

Putri, K.M.D., dan Suputra, I.G.D.D. (2013).

Pengaruh Independensi, Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Universitas Udayana no. 4 (1), 39-53.

Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Siaran Pers, Badan Pemeriksaan Keuangan Perwakilan Provinsi Aceh. (2014). Banda Aceh.

Wati, E., Lismawati dan Aprilia, N. (2010).

Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). Makalah.

Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat

Penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di

Hal ini didukung dengan hasil kuesioner yang menyatakan bahwa responden setuju dengan tanggapan bahwa etika profesi untuk mensukseskan profesi auditor, kepedulian pada etika

Apabila seorang auditor memiliki persepsi atau pandangan positif terhadap profesinya, maka auditor tersebut akan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan profesi yang

Apabila seorang auditor memiliki persepsi atau pandangan positif terhadap profesinya, maka auditor tersebut akan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan profesi yang

Pada variabel etika auditor (X2), diperoleh nilai koefisien sebesar -0,188 dengan tanda negatif yang berarti apabila pada variabel etika auditor seorang

Seorang auditor dengan etika profesi yang lebih tinggi berarti akan semakin. patuh dalam menaati etika profesinya dan patuh pada kode etik

Penelitian ini menggunakan etika profesi serta kepuasan kerja sebagai variabel bebas karena seorang auditor yang telah menegakkan independensi serta etika