• Tidak ada hasil yang ditemukan

83. jet review assignment 14758 Article Text 46088 Iqbal

N/A
N/A
Firmaan Syah

Academic year: 2025

Membagikan "83. jet review assignment 14758 Article Text 46088 Iqbal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1049 https://www.trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/jet

Vol. 2 No. 2 Oktober 2022 : hal : 1049-1062 http://dx.doi.org/10.25105/jet.v2i2.14758 e-ISSN 2339-0840

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA SAAT IPO STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI 2019 -2021

Muhamad Khoirul Iqbal1 Aina Zahra Parinduri2*,

1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

*Penulis korespondensi: [email protected] Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor – faktor yang mempengaruhi underpricing pada saat IPO studi kasus perusahaan manufacture yang terdaftar di BEI 2019-2021. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan menggunakan program SPSS Versi 24.00 dengan signifikan sebesar 5%

dan menggunakan model statistik regresi linear berganda, korelasi linear berganda, dan uji koefisien determinasi linear berganda dengan Ukuran perusahaan, Leverage, Return On Equity, Dan Likuiditas sebagai variabel bebas dan Underpricing sebagai variabel terikat. Hubungan antara Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Underpricing. Hubungan antara Leverage berpengaruh secara parsial terhadap Underpricing. Hubungan antara Return On Equity berpengaruh secara parsial terhadap Underpricing. Hubungan antara Likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap Underpricing. Hubungan antara Ukuran perusahaan, Leverage, Return On Equity, Dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap Underpricing

Kata Kunci: Ukuran perusahaan, Leverage, Return On Equity, Likuiditas, Underpricing.

Abstract

This study aims to determine how big the factors that influence underpricing during the IPO case study of manufacturing companies listed on the 2019-2021 IDX. The analysis used in this study is a purposive sampling method using the SPSS Version 24.00 program with a significance of 5% and using multiple linear regression statistical models, multiple linear correlations, and multiple linear determination coefficient tests with firm size, leverage, return on equity, and Liquidity as the independent variable and Underpricing as the dependent variable. The relationship between firm size has no partial effect on underpricing. The relationship between Leverage has a partial effect on Underpricing. The relationship between Return On Equity has a partial effect on Underpricing. The relationship between liquidity has no partial effect on underpricing. The relationship between firm size, leverage, return on equity, and liquidity have a simultaneous effect on underpricing.

Keywords:Firm size, Leverage, Return On Equity, Liquidity, Underpricing.

Artikel dikirim : 30-08-2022 Artikel Revisi : 19-09-2022 Artikel diterima : 20-09-202

PENDAHULUAN

Adanya perkembangan lingkungan bisnis saat ini pastinya menghasilkan situasi kompetisi yang ketat. Perihal ini memaksa perusahaan untuk mengambil jalan yang berbeda untuk bertahan dan bahkan tumbuh dalam lingkungan yang kompetitif. Suatu perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk menggapai perkembangan serta kemajuan yang diharapkan. Tambahan modal dibutuhkan seiring kemajuan perusahaan. Perihal ini mendesak manajemen buat memilah salah satu alternatif pilihan pendanaan yang ada. Perusahaan mempunyai bermacam alternatif sumber pendanaan, baik dalam perusahaan semacam laba ditahan serta akumulasi depresiasi Aktiva Tetap, ataupun eksternal dengan menerbitkan saham baru buat meningkatkan kepemilikan. Sumber

(2)

1050

pendanaan alternatif dari luar industri merupakan penjualan saham perusahaan pada publik, biasanya disebut Go public ada banyak alasan mengapa industri ingin Go public. Misalnya untuk menambah modal, memperluas usaha, memudahkan mengakuisisi perusahaan lain, atau membolehkan manajemen dan masyarakat untuk mengetahui nilai perusahaan. (Trianingsih, 2017).

Pada saat IPO Industri wajib mengajukan prospektus yang berisi informasi keuangan serta non- keuangan. Informasi finansial dalam prospektus mencakup neraca, informasi laba rugi, informasi arus kas serta informasi Pengaudit, Penjamin Emisi (Underwriter), Penasihat Hukum, Umur Industri, Kepemilikan Saham serta Informasi Terkait Lainnya. Informasi yang tercantum dalam prospektus dimaksudkan buat membantu investor dalam membuat ketetapan yang pas mengenai resiko serta angka sesungguhnya dari saham yang ditawarkan oleh emiten. Dana mengalir sebagai bagian dari IPO umumnya dipakai tidak hanya untuk tujuan perluasan, namun pula buat memperkuat bentuk permodalan, dan melunasi utang buat lebih meningkatkan posisi keuangan industri. Agar saham yang diusulkan bisa diperoleh oleh investor, pemilik perusahaan wajib bisa membuktikan kalau perusahaan itu termasuk dalam industri dengan arus kas yang bagus serta tingkat kemajuan industri. Tidak hanya itu, besaran laba pula berperan penting dalam keberhasilan IPO.

Likuiditas ialah salah satu tolak ukur yang dipakai investor ketika memutuskan untuk berinvestasi pada sesuatu industri. Karena jika likuid meningkatkan keyakinan masyarakat serta kreditur kepada industri. Sebagaimana diketahui sebagian dana industri berasal dari kreditur atau pihak luar, hingga industri bisa menghitung seberapa besar profitabilitas industri dengan tujuan buat mengukur tingkat efisiensi serta efektifitas pemakaian dana dalam menciptakan keuntungan ataupun laba untuk industri. Ukuran likuiditas ialah current rasio. Pemilihan current ratio mewakili tingkat likuiditas yang sangat familiar serta ialah ukuran yang bagus dari kelangsungan aktivitas industri.

Masalah current ratio saat ini merupakan tradeoff yang senantiasa harus dihadapi para manajer.

Manajer bisa melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar serta kewajiban lancar buat meminimalkan resiko bahwa industri tidak bisa melunasi utang jangka pendeknya, serta wajib menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan.

Sangat penting untuk pihak yang menentukan harga saham dalam IPO ialah emiten dan penjamin emisi dan kemudian menyimpan informasi mengenai industri yang melaksanakan IPO.

Informasi berbeda yang dipegang oleh para pihak ini bisa menimbulkan perbedaan harga dan dengan demikian kemungkinan terjadi underpricing. Asimetri informasi ini terjalin sepanjang waktu baik di pasar primer ataupun sekunder. Kejadian underpricing terjadi sebab terdapatnya asimetri informasi di semua dunia. Asimetri informasi bisa timbul antara emiten, penjamin emisi serta antara penanam modal.

TINJAUAN PUSTAKA

Filosofi Teori Sinyal diterbitkan oleh Spence dalam suatu riset bertajuk Job Market Signaling. (Spence, 1973: 355-374) Suatu Isyarat mengklaim untuk memberikan sinyal kalau pengirim (pemilik informasi) bermaksud buat membagikan data yang relevan yang bisa dipakai oleh penerima. Penerima menyesuaikan perilakunya cocok dengan pemahamannya mengenai sinyal. Filosofi sinyal menerangkan kalau sinyal atau isyarat merupakan aksi manajemen industri yang menunjukkan pada investor bagaimana manajemen memandang prospek industri. Filosofi ini membuktikan ketika penanam modal bisa membedakan antar industri berkualitas tinggi serta industri berkualitas rendah. (Brigham, 2018). Gendro dkk (2017) mengatakan teori signaling tetap

(3)

menjadi teori yang penting di ilmu keuangan dan ekonomi. Adel (2018) Investor terpikat buat memperdagangkan saham, sebab menyajikan pengungkapan informasi akuntansi ialah sinyal kalau industri memiliki prospek masa depan yang bagus dan oleh sebab itu reaksi pasar terlihat dalam transformasi volume perdagangan saham. Industri dituntut buat memberi informasi keuangan dengan pihak eksternal karena teori sinyal. Teori legitimasi awal kali dikemukakan oleh (Dowling dan Pfeffer 1975). Isinya mencerminkan terdapatnya analogi antara nilai- nilai yang dianut industri serta masyarakat., hingga industri hendak terletak pada posisi rawan dimana perbandingan itu diketahui selaku legitimacy gap. Legitimacy gap akan timbul bila industri tidak peka kepada dampak yang bisa jadi ditimbulkan dari kegiatan industri dan harapan masyarakat kepada industri serta hanya mengarah pada menghasilkan profit sebesar- besarnya (Masella, 2017).

Underpricing

Underpricing merupakan sesuatu situasi saham yang diperdagangkan pada pasar perdana lebih kecil dari harga di pasar sekunder.Undervalued pula bisa didefinisikan sebagai sesuatu situasi di mana efek yang dijual dengan harga di dasar nilai likuidasi ataupun nilai pasar yang sepatutnya diperoleh pemegang saham. (Ang, 2017).

Ukuran Perusahaan

Riyanto (2018) menerangkan dimensi industri merupakan besar kecilnya industri diamati dari besarnya equity, nilai penjualan ataupun nilai aktiva. Ukuran industri bagi Scott (2017) merupakan sebagai berikut: “Ukuran organisasi merupakan sesuatu variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan ataupun produk organisasi”.

Leverage ( DER )

Leverage merupakan metrik Ukuran seberapa banyak industri mendanai dengan pinjaman.

Leverage yang berlebihan merugikan perusahaan sebab industri tercantum dalam jenis extreme leverage. Leverage ekstrim merupakan suasana di mana industri berhutang banyak serta hadapi kesusahan melunasi hutangnya. Oleh sebab itu, industri butuh memikirkan berapa banyak pinjaman yang hendak dikeluarkan serta dari mana sumber pendanaan akan dipakai buat melunaskan utang itu.

Return On Equity (ROE)

ROE merupakan mengukur laba bersih setelah pajak atas ekuitas (Kasmir, 2018). Indikator ini membuktikan Pemakaian modal yang efisien. lebih tinggi ROE semakin bagus. Perihal ini memperkuat posisi pemilik perusahaan. Di bagian lain, ROE yang kecil memperburuk keadaan.

Maksudnya posisi pemilik perusahaan melemah.

Hipotesis Penelitian

Underpricing karena perbedaan Antara harga saham pada saat IPO serta harga penutupan pasar sekunder. Bila harga penawaran saham di pasar perdana ditawarkan dengan harga yang lebih kecil dari harga saham di pasar sekunder. Kejadian under pricing ini bisa menimbulkan kerugian yang ditimbulkan oleh pabrik yang tidak memanfaatkan suasana dikala penawaran harga di pasar perdana.

(4)

1052

Bersumber pada landasan teori, sebagian riset lebih dahulu yang dilakukan oleh sebagian peneliti, serta merumuskan permasalahan di atas hingga hipotesis diajukan:

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Underpricing

Ukuran perusahaan merupakan "rata- rata total penjualan bersih tahunan sepanjang beberapa tahun.

Dalam perihal ini, penjualan lebih besar dari biaya variabel serta biaya tetap, memberikan kita jumlah keuntungan saat sebelum pajak. Suatu industri kehilangan uang bila gagal memenuhi biaya variabel serta biaya tetap. Bagi riset yang dicoba oleh Yulianto (2018), ukuran industri mempengaruhi positif terhadap underpricing.

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Underpricing

Pengaruh Leverage terhadap Underpricing

Rasio yang mengukur seberapa banyak industri didanai dengan pinjaman. Leverage yang berlebihan merugikan industri sebab industri itu tercantum dalam jenis extreme leverage. ekstrim laverge merupakan kondisi dimana industri mempunyai hutang yang besar serta hadapi kesusahan buat melunaskan hutangnya. Oleh sebab itu, industri butuh mempertimbangkan berapa banyak pinjaman yang hendak dikeluarkan serta dari mana sumber pendanaan hendak dipakai buat melunasi utang itu. Suatu riset yang dicoba oleh Fitriyani (2019) membuktikan kalau leverage mempengaruhi positif terhadap underpricing.

H2 : Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Underpricing

Pengaruh ROE terhadap Underpricing

Return On Equity (ROE) ialah salah satu aspek dasar dalam memastikan seberapa efisien modal yang dimiliki industri dalam menghasilkan laba. ROE pula dipakai buat mengukur efektivitas industri dalam menciptakan profit dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Semakin besar ROE yang dimiliki industri hingga kinerja hendak semakin bagus yang maksudnya nilai industri akan bertambah. Bagi riset yang dilakukan oleh, (Budi Kuncoro & Suryaputri, 2019) membuktikan kalau ROE berpengaruh negative terhadap underpricing. Sebaliknya bagi riset yang dicoba oleh Triya Mayasari dan Yusuf membuktikan kalau Return On Equity berpengaruh positif terhadap Underpricing.

H3 : ROE berpengaruh positif signifikan terhadap Underpricing.

Pengaruh Likuiditas terhadap Underpricing

Likuiditas merupakan rasio buat membuktikan ataupun mengukur kemampuan industri dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo, baik kewajiban pada pihak luar industri likuiditas badan usaha ataupun di dalam industri likuiditas perusahaan. ( Kasmir, 2018) Bersumber pada statement diatas, bisa disimpulkan kalau Likuiditas merupakan keahlian industri buat mendapatkan aset lancar yang baik dalam memenuhi kewajiban keuangannya dengan tepat waktu. Bagi riset yang dicoba (Yulianto 2018) membuktikan kalau Likuiditas berpengaruh positif terhadap underpricing.

H4 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Underpricing.

(5)

METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel, Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian merupakan Bursa Efek Indonesia. BEI Populasi riset terdiri dari 26 industri yang sudah melakukan IPO BEI pada tahun 2019-2021. Sampel perusahaan dipilih dengan memakai purposive sampling bersumber pada karakteristik laporan keuangan. Ini termasuk publikasi laporan keuangan yang konsisten sepanjang periode penelitian, penggunaan rupiah dalam laporan, serta tidak terdapat informasi yang ekstrim. Sampel yang dipakai dalam riset ini pula mencakup 22 perusahaan. Informasi yang dipakai dalam riset ini merupakan data keuangan perusahaan beserta industri Go public di BEI 2019-2021. Berikut tabel 3.1 Definisi operasional dan pengukuran variabel

Tabel 1 Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Underpricing

Variabel Rumus

Variabel Independen:

Ukuran Perusahaan (X1) Ukuran perusahaan = Ln (total aktiva) Variabel Independen:

Leverage

(X2)

Variabel Independen:

Return On Equity

(X3)

Variabel Independen:

Likuiditas

(X4)

Variabel Dependen :

Under Pricing (Y)

( )

Sumber : Peneliti 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan makanan serta minuman yang terdaftar di BEI sehubungan dengan variabel penelitian yang mencakup ukuran industri, leverage, return on equity serta dampak likuiditas. Sebesar 22 sampel (3 tahun) 22 Perusahaan yang terdaftar di BEI jenis data runtun waktu (Time Series).

Tabel 2 Pengambilan sampel perusahaan

No Deskripsi Jumlah

1 Perusahaan Food & Beverage yang terdaftar di BEI tahun 2019 – 2021

26 2 Perusahaan Food & Beverage yang terdaftar di BEI yang

tidak mencantumkan laporan keuangan secara lengkap tahun 2019 – 2021

(4)

Jumlah Sampel perusahaan pada penelitian ini 22

Periode 2019 – 2021 3

Jumlah data sampel perusahaan (22 x 3) 66

Sumber Peneliti 2022

(6)

1054 Hasil Uji Statistik Desktiptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai sum, nilai maksimum dan minimum Standard deviation. Hasil statistik deskriptif diartinya dengan Std. Deviasi > Mean Berfluktuatif (Berubah-ubah/ Bervariasi), Std. Deviasi <

Mean Kondisi Baik (Tidak Bervariasi).

Tabel 3 Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Y 66 243,00 835,00 515,8333 135,41067

x1 66 218,00 782,00 545,4242 148,97135

x2 66 104,00 867,00 485,6515 179,18838

x3 66 137,00 728,00 420,0152 146,36083

x4 66 138,00 803,00 489,6515 162,48100

Valid N (listwise)

66 Sumber : Hasil SPSS 24

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2. diketahui bahwa diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Under Pricing

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai minimum paling kecil 243 pada perusahaan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk di tahun 2019, paling besar 835 pada perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk, pada tahun 2019, rata-rata 515,8333. serta standard deviation yang menunjukan variasi yang terdapat dalam Under Pricing adalah 134,41067, atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga menunjukan bahwa data Under Pricing berkondisi baik.

2. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai minimum Ukuran Perusahaan sebesar 218 pada perusahaan PT Garuda food Putra Putri Jaya Tbk di tahun 2020, nilai maksimum sebesar 782 pada perusahaan Sekar Bumi Tbk, PT di tahun 2021, mean sebesar 545,4242, dan standard deviation sebesar 148,97135 serta jumlah data penelitian sebanyak 66 sampel. Artinya sampel Ukuran Perusahaan paling kecil 218 perusahaan PT Garuda food Putra Putri Jaya Tbk di tahun 2020, paling besar 782 pada perusahaan Sekar Bumi Tbk, PT di tahun 2021, rata-rata 545,4242. Serta standard deviation yang menunjukan variasi yang terdapat dalam Ukuran Perusahaan adalah 148,97135, atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga menunjukan bahwa data Ukuran Perusahaan berkondisi baik.

3. Leverage

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai minimum Leverage sebesar 104 pada perusahaan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, di tahun 2019, nilai maksimum sebesar 867 pada perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, di tahun 2019, mean sebesar 485,6515, dan standart deviation sebesar 179,18838 serta jumlah data

(7)

penelitian sebanyak 66 sampel. Artinya sampel Leverage paling kecil 104 pada PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, di tahun 2019, nilai maksimum sebesar 867 pada perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, di tahun 2019, rata-rata 485,6515, serta standart deviation yang menunjukan variasi yang terdapat dalam Leverage adalah 179,18838, atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga menunjukan bahwa data Leverage berkondisi baik.

4. Return on Equity

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai minimum Return on Equity sebesar 137 pada perusahaan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, di tahun 2020, nilai maksimum sebesar 728 pada perusahaan PT Sekar Bumi Tbk, di tahun 2019, mean sebesar 420,0152, dan standart deviation sebesar 146,36083 serta jumlah data penelitian sebanyak 66 sampel. Artinya sampel Return on Equity paling kecil 137 pada perusahaan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, di tahun 2020, nilai maksimum sebesar 728 pada perusahaan PT Sekar Bumi Tbk, di tahun 2019, rata-rata 420,0152. serta standart deviation yang menunjukan variasi yang terdapat dalam Return on Equity adalah 146,36083 , atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga menunjukan bahwa data Return on Equity berkondisi baik.

5. Likuiditas

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai minimum likuiditas sebesar 138 pada Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, PT di tahun 2019, nilai maksimum sebesar 803 pada perusahaan PT Campina Ice Ccream Industry Tbk di tahun 2021, mean sebesar 489,6515, dan standard deviation sebesar 162,48100 serta jumlah data penelitian sebanyak 66 sampel. Artinya sampel likuiditas paling kecil 138 pada Pratama Abadi Nusa Industri Tbk, PT di tahun 2019, nilai maksimum sebesar 803 pada perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk di tahun 2021,rata-rata 489,6515. serta standard deviation yang menunjukan variasi yang terdapat dalam likuiditas adalah 162,48100, atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya, sehingga menunjukan bahwa data likuiditas berkondisi baik.

Analisis Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas buat mencoba apa data berdistribusi wajar. Data bagus terdistribusi normal.

uji normalitas bermaksud buat mencoba apakah variabel terikat, variabel bebas, ataupun keduanya berdistribusi wajar dalam sesuatu bentuk regresi (Imam Ghozali, 2005:110). dapat dilihat lebih lanjut mengenai hasil uji normalitas riset, yakni:

Gambar 1 Uji Normalitas

(8)

1056

Pada output diatas normalitas ditemukan ketika data menabur di dekat arah diagonal, wujud regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan situasi di mana terjalin ikatan Linier sempurna ataupun nyaris sempurna antara variabel bebas ataupun lebih dalam sesuatu bentuk regresi. Bentuk regresi yang bagus harus bebas dari permasalahan multikolinearitas. Untuk mengetahui terdapat tidaknya multikolinearitas, dipakai metode buat melihat nilai tolerance serta VIF.

Tabel 4 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,969 1,032 0,280 3,567 0,484 2,064 0,348 2,875 Sumber : SPSS 24

Dari tabel di atas, kita bisa melihat kalau tolerance ukuran industri merupakan 0, 969.

Leverage sebesar 0,280, Return On Equity sebesar 0,484, Likuiditas sebesar 0,348 > Nilai Tolerance sebesar 0,1, dan Ukuran Perusahaan sebesar 1,032, Leverage sebesar 3,567, Return On Equity sebesar 2,064, Likuiditas sebesar 2,875 < dari Nilai VIF sebesar 10, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Bentuk regresi yang bagus merupakan heteroskedastisitas ataupun tidak mempunyai heteroskedastisitas.

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

Hasil gambar diatas menunjukkan bahwa Residual tidak membentuk suatu pola tertentu maka terhindar dari heteroskedastisitas.

(9)

Uji Autokorelasi

Tujuan dari uji autokorelasi merupakan buat memastikan apakah terdapat hubungan antara variabel pengganggu buat periode tertentu serta variabel pengganggu rentang waktu sebelumnya.

Autokorelasi bisa dengan mudah ditunjukkan dengan memakai percobaan Durbin- Watson (DW).

Tabel 5 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .739a 0,546 0,517 94,14982 1,772

a. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2 b. Dependent Variable: y

Sumber SPSS 24

1. Hasil Pengujian

dU = 1,7319 , DW = 1,772 , 4-dU = 2,2681 dU (1,7319) < DW(1,772) < 4-dU (2,2681) 2. Kesimpulan

Nilai Durbin-Watson 1,772 dalam daerah dU < DW < 4 - Du ditemukan. Bisa disimpulkan kalau H0 diterima (tidak terjalin autokorelasi).

Uji Hipotesis

Uji Simultan (Uji F)

Uji F buat mencoba besarnya akibat seluruh variabel bebas kepada variabel dependen, dengan cara bersama- sama ataupun simultan..

Ho: b1, b2, ≤ 0, maksudnya tidak ada pengaruh yang signifikan dengan cara bersama- sama antara variabel bebas( X1, X2,) kepada variabel dependen ( Y)

Ha: b1, b2, >0. Maksudnya ada pengaruh yang signifikan dengan cara simultan antara variabel bebas( X1, X2) kepada variabel terikat( Y).

Tabel 6 Uji Simultan (Uji F) ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 651127,686 4 162781,921 18,364 .000b

Residual 540715,481 61 8864,188

Total 1191843,167 65

a. Dependent Variable: y

b. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2 Sumber SPSS 24

Memastikan df1= k-1 4-1= 3 serta df2= n-k  66 - 3= 63 (k= jumlah variabel, n= jumlah sampel), F tabel merupakan 2, 75. Dari output diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0, 000 < 0, 05 maksudnya Ukuran Perusahaan, Leverage, Return on Equity, serta Likuiditas dengan cara bersama- sama atau simultan mempengaruhi UnderPricing. Sebaliknya F Hitung dari output itu sebesar 18, 364 > 2, 75 maksudnya Ukuran Perusahaan, Leverage, Return On Equity, serta Likuiditas dengan cara bersama- sama atau simultan mempengaruhi Underpricing.

(10)

1058 Uji t – Parsial

Tabel 7 Uji t – Parsial

t Sig

3,044 0,003 1,010 0,317 2,579 0,012 2,160 0,035 0,746 0,459 Sumber SPSS 24

Variabel X1 (Ukuran Perusahaan) t hitung sebesar (1,010) < t tabel (1,99656), Signifikansi (0,317 > 0,05), Maka ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap under pricing. Variabel Leverage t hitung sebesar (2,579) > t tabel (1,99656), Signifikansi (0,012 < 0,05), Maka leverage berpengaruh terhadap under pricing. Variabel Return on Equty t hitung sebesar (2,160) > t table (1,99656), Pervelue (0,035 < 0,05), maka Return On Equity berpengaruh terhadap under pricing.

Variabel likuiditas t hitung sebesar (0,746) < t table (1,99656), Pervelue (0,459 > 0,05), maka likuiditas tidak berpengaruh secara terhadap under pricing

Analisa Regresi Linier Berganda (Koefisien)

Tabel 8 Pengujian Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 169,317 55,622

x1 0,080 0,080

x2 0,317 0,123

x3 0,248 0,115

x4 0,091 0,122

Sumber SPSS 24

Nilai koefisien bisa diamati pada output bagan diatas serta dimasukan pada persamaan berikut :

Y’ = 169,317 + 0,080X1 + 0,317X2 + 0,248X3 + 0,091X4 + e 1. konstanta = 169,317

Artinya tanpa adanya Ukuran Perusahaan, Leverage, Return On Equity dan Likuiditas = 0, maka under pricing nilainya 169,317.

2. koefisien b1X1 = 0,080X1

Artinya Ukuran Perusahaan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka under pricing akan meningkat sebesar 0,080

3. koefisien b2X2 = 0,317X2

Artinya leverage ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka under pricing akan meningkat sebesar 0,317.

(11)

4. koefisien b3X3 = 0,248X3

Artinya return on equity ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka under pricing akan meningkat sebesar 0,248

5. koefisien b4X4 = 0,091X4

Artinya likuiditas ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka under pricing akan meningkat sebesar 0,091.

Analisis Koefisien Korelasi

Tabel 9 Uji Korelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .739a 0,546 0,517 94,14982 1,772

a. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2 b. Dependent Variable: y

Sumber SPSS 24

R 0,739 (mendekati 1), hubungan antara Ukuran Perusahaan, Leverage, Return on Equity, dan Likuiditas berpengaruh Under Pricing kuat positif. Artinya kecenderungan naiknya nilai underpricing dipengaruhi oleh Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, dan Likuiditas.

Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 10 Uji Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .739a 0,546 0,517 94,14982 1,772

a. Predictors: (Constant), x4, x1, x3, x2 b. Dependent Variable: y

Sumber SPSS 24

Dengan menggunakan 4 variabel independen maka yang digunakan adalah R Square, maka tabel yang dihasilkan dari output tersebut adalah sebesar 0,546. Artinya Sumbangan pengaruh dari Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, dan Likuiditas terhadap underpricing yaitu sebesar 54,6%.

Sisanya 45,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Underpricing

Rata-rata total penjualan bersih untuk tahun bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini Rata-rata penjualan bersih tahunan. Perihal ini, omset akan lebih tinggi dari biaya variabel serta biaya tetap, memberi jumlah profit saat sebelum pajak. Sebaliknya, bila penjualan turun di bawah biaya variabel serta biaya tetap, hingga industri hendak hadapi kerugian. Riset membuktikan kalau ukuran perusahaan tidak mempengaruhi underpricing. Perihal ini teruji dari hasil percobaan t buat

(12)

1060

variabel X1(ukuran perusahaan) (1,010) < Ttabel 1,99656). Signifikansi (0,000 > 0,317), dimana ukuran perusahaan tidak mempengaruhi kepada underpricing.

Pengaruh Levarage terhadap Underpricing

Rasio yang mengukur seberapa besar industri dibiayai dengan utang. Pemakaian utang yang sangat besar hendak membahayakan industri sebab industri akan masuk dalam jenis Extreme leverage.

Extreme leverage merupakan kondisi dimana industri terperangkap dalam tingkat utang yang besar serta susah buat membebaskan bobot utang itu. Sebab itu, hendaknya industri wajib menyeimbangkan berapa pinjaman yang didapat serta darimana sumber- sumber yang digunakan untuk membayar utang. Perihal ini ditunjukkan dari hasil uji t Variabel Leverage t hitung sebesar ( 2,579) > t tabel (1,99656), Sig( 0,012 < 0, 05),Maka leverage berpengaruh kepada underpricing.

Pengaruh ROE terhadap Underpricing

ROE salah satu faktor dasar dalam menentukan seberapa efisien modal yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. ROE juga digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. Semakin besar ROE yang dimiliki perusahaan maka kinerja akan semakin baik yang artinya nilai perusahaan akan meningkat Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t Return On Equty t hitung sebesar (2,160) > t table (1,99656), Pervelue (0,035 < 0,05), maka ROE berpengaruh pada under pricing.

Pengaruh Likuiditas terhadap Underpricing

Rasio untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). (Kasmir, 2018) Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh aset lancar yang bagus dalam memenuhi kewajiban keuangannya dengan tepat waktu. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t likuiditas t hitung (0,746) < t table (1,99656), Pervelue (0,459 > 0,05), maka likuiditas tidak berpengaruh secara terhadap under pricing.

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, dan Likuiditas terhadap Underpricing

Underpricing bisa diamati selaku sesuatu situasi di mana saham membuktikan pengembalian positif dalam perdagangan pasar sekunder sehabis penawaran umum perdana. Perbandingan harga ini, yang diketahui sebagai Initial Return (IR) ataupun Pengembalian Positif pada Investor, yaitu jumlah pengembalian positif yang didapat dari penawaran pertama sejak saat pembelian di pasar perdana sampai penawaran pertama kali di pasar sekunder. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji F dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 artinya Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, dan Likuditas secara bersamaan / simultan berpengaruh Under Pricing. Sedangkan F Hitung dari output tersebut sebesar 18,364 > 2,75 artinya Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, dan Likuditas secara bersamaan / simultan berpengaruh underpricing.

(13)

Kesimpulan

Simpulan

1. Hubungan antara ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap underpricing.

Dapat dilihat dari Uji t (parsial) yang dilakukan dalam penelitian ini.

2. Hubungan antara leverage berpengaruh secara parsial terhadap underpricing. Dapat dilihat dari Uji t (parsial) yang dilakukan dalam penelitian ini.

3. Hubungan antara return on equity berpengaruh secara parsial terhadap underpricing. Dapat dilihat dari Uji t (parsial) yang dilakukan dalam penelitian ini.

4. Hubungan antara likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap underpricing. Dapat dilihat dari Uji t (parsial) yang dilakukan dalam penelitian ini.

5. Hubungan antara ukuran perusahaan, Leverage, ROE dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap under pricing.. Dapat dilihat dari Uji F (Uji Simultan) yang dilakukan dalam penelitian ini.

Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Adapun keterbatasan penulis didalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan periode selama tiga tahun yaitu dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Karena itu penelitian ini hanya terbatas pada sampel perusahaan pada periode tersebut.

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 yaitu Ukuran Perusahaan, Leverage, ROE, Likuiditas dan Underpricing

Saran

Ada pula saran yang mau penulis sampaikan yakni::

1. Industri yang hendak melakukan IPO diharapkan bisa meningkatkan kinerjanya dengan mempertimbangkan variabel- variabel yang mempengaruhi riset ini: ukuran perusahaan, Leverage, ROE, serts likuiditas, dan meminimalkan terbentuknya unde pricing bisa merugikan emiten ataupun industri itu sendiri sendiri

2. Investor dianjurkan buat mencermati bentuk kepemilikan manajer. Perihal ini sebab pihak manajemen selaku pemegang saham diharapkan bisa memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya dalam kemajuan industri ke depan.

3. Peneliti menyarankan untuk meneliti variabel yang tidak tercantum dalam riset ini. Variabel ini terbukti pengaruhi nilai industri bersumber pada riset lebih dahulu. penelitian selanjutnya disarankan buat memakai periode pengamatan yang lebih lama untuk lebih menguasai kondisi industri serta sejauh mana kemajuannya telah meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 2017, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesian Capital Market). Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Budi Kuncoro, H., & Suryaputri, R. V. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

(14)

1062

Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana Di Bei Periode 2015-2017. Jurnal Akuntansi Trisakti, 6(2), 263–284. https://doi.org/10.25105/jat.v6i2.5573

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2017. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. Organizational Legitimacy: Social Values And Organizational Behavior. Pacific Sociological Journal Review, Vol. 18, Page. 122-136

Gendro,Wiyono. 2017. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 24.0 & Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Percetakan STIM YKPM.

Ghozali. 2018 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 24. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Kasmir 2018, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Riyanto. B, 2018., “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Yogyakarta: BPFE

Spence, Michael. 1973. Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 87, No. 3.

(Aug., 1973), pp. 355-374.

Trisnaningsih, Sri, Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4, N0.2, September 2017, Halaman 195 – 210.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini menggunakan definisi operasional yang terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Definisi Operasional Variable independen Definisi Operasional Alat ukur

dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Proksi

Adapun definisi operasional penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional 1 Bukti fisik tangible

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Parameter Instrumen Skala Data Coding Variabel Independen Kesesuaian Penjadwalan Operasi Penjadwalan operasi

Definisi operasional Tabel 1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan gigi dan

Definisi operasional Tabel.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variebel Definisi Cara pengukuran Skala 1 2 3 4 5 1 Tingkat pengetahuan tentang pemeliharan

Tabel 1.Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Dependen Wanita bekerja yang belum menikah pada tahun 2007, tetapi pada tahun 2014 telah

Definisi operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Hasil Ukur Skala 1 Konsentrasi ekstrak daun kokang Lepisanthes