Nama : Abdul Ajis NIM : 210351100041 Kelas : MSP A
Tugas Review Jurnal Global Change and Eutrophication of Coastal Waters Latar belakang penelitian tersebut adalah dampak dari perubahan global, termasuk perubahan iklim, peningkatan populasi, dan industrialisasi, terhadap eutrofikasi di perairan pantai. Penelitian tersebut juga menyoroti dampak peningkatan suhu udara, stratifikasi yang lebih kuat, dan aliran nutrisi yang meningkat ke perairan pantai akibat perubahan iklim. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi primer dan hipoksia yang lebih sering atau parah. Selain itu, penelitian juga membahas potensi dampak perubahan iklim global terhadap ekosistem pantai, dengan menggunakan studi kasus di Teluk Meksiko bagian utara. Perubahan kondisi fisik dan hidrologi perairan pesisir akibat perubahan iklim dapat memperparah eutrofikasi dan hipoksia, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air, hilangnya habitat dan sumber daya alam, serta parahnya hipoksia di muara dan perairan pantai.
Perubahan iklim berkontribusi terhadap eutrofikasi dan hipoksia di perairan pesisir melalui berbagai mekanisme. Pertama, peningkatan suhu air dan stratifikasi yang lebih kuat akibat perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan produksi primer, stok fitoplankton dan makroalga yang lebih tinggi, dan hipoksia yang lebih sering atau parah. Selain itu, peningkatan siklus hidrologi akibat perubahan iklim menyebabkan lebih banyak air, sedimen, dan nutrisi mencapai zona pesisir, sehingga meningkatkan eutrofikasi melalui peningkatan produksi nutrisi dan peningkatan stratifikasi. Perubahan pola curah hujan juga dapat berdampak pada eutrofikasi, dimana peningkatan curah hujan menyebabkan lebih banyak nutrisi mencapai perairan pesisir dan berkurangnya curah hujan berpotensi mengakibatkan oligotrofik dan penurunan produktivitas perikanan.
Peningkatan kandungan unsur hara di Teluk Meksiko dapat menimbulkan beberapa dampak potensial terhadap kualitas air dan hilangnya habitat. Masukan nutrisi yang berlebihan, terutama nitrogen dan fosfor dari limpasan pertanian dan
sumber lainnya, dapat menyebabkan eutrofikasi, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan alga yang berbahaya, berkurangnya kejernihan air, dan penurunan kadar oksigen, yang pada akhirnya menyebabkan hipoksia. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan laut, termasuk terbunuhnya ikan dan hilangnya habitat penting seperti padang lamun dan terumbu karang.
eutrofikasi dapat menyebabkan degradasi ekosistem pesisir, termasuk lahan basah dan muara, yang berfungsi sebagai tempat pembibitan penting bagi banyak spesies laut dan memberikan jasa ekosistem yang berharga seperti perlindungan banjir dan penyaringan air. Hilangnya habitat-habitat ini dapat berdampak besar pada seluruh jaring makanan, berdampak pada spesies ikan dan kerang yang penting secara komersial serta penghidupan masyarakat pesisir. Peningkatan kandungan nutrisi juga dapat berkontribusi pada pengembangan zona mati, yaitu wilayah perairan dengan tingkat oksigen yang sangat rendah yang tidak mampu mendukung sebagian besar kehidupan laut. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya ikan dan organisme laut lainnya, serta hilangnya keanekaragaman hayati dan ketahanan ekosistem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim berkontribusi pada eutrofikasi dan hipoksia di perairan pantai melalui peningkatan suhu udara, stratifikasi yang lebih kuat, dan aliran nutrisi yang lebih tinggi ke perairan pantai.
Dampak dari perubahan iklim ini dapat menyebabkan peningkatan produksi primer, peningkatan stok fitoplankton dan makroalga, serta hipoksia yang lebih sering atau parah. Perubahan pola presipitasi juga dapat mempengaruhi eutrofikasi, dengan presipitasi yang meningkat menyebabkan lebih banyak unsur hara mencapai perairan pantai, sedangkan presipitasi yang menurun dapat mengakibatkan oligotrofikasi dan penurunan produktivitas perikanan.
Peningkatan beban nutrisi telah menyebabkan eutrofikasi, pertumbuhan alga berbahaya, dan hipoksia yang merugikan kehidupan laut dan habitat penting seperti padang lamun dan terumbu karang. Eutrofikasi juga dapat menyebabkan degradasi ekosistem pantai, termasuk rawa dan muara, yang berperan sebagai tempat pembibitan penting bagi banyak spesies laut.