• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

Auliani Arafah, Febri Yanti, Ria Kasmeri

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat auliani.arafah12@gmail.com

ABSTRACT

This research is based on the fact that MTsN Lubuk Buaya Padang has implemented the 2013 curriculum, but it has not fully run properly. In the learning process, the students still tend to be passive, the students are less active, the interest, and the students' motivation in learning is still low, resulting in student learning outcomes under the Minimum Exhaustiveness criteria (KKM). To overcome these problems, the teacher is required to be creative in choosing and using learning models. This study aims to find out the application of cooperative learning model Examples Non Examples to the results of science learning grade VIII MTsN Lubuk Buaya Padang. The type of this research is experimental research using Purposive Sampling technique. The design of this research is Randomized Control Group Posttest-Only Design. The research instrument used in the assessment of the affective domain is the attitude observation sheet, the cognitive domain is a written test. Data analysis technique used is t-test with level (α = 0,05). Based on the result of the research, the average of the students' learning outcomes in the affective domain of the experimental class is 75,14 and the control class is 72,22. The result of the hypothesis test analysis is t count 0,81

< t tabel 1,67, then the hypothesis in the affective domain is rejected. In the cognitive domain, the students' average grade of experiments is 77,89 and the control class is 71,28. The result of the hypothesis test analysis is obtained t count 2,02 > t table 1,67, then the hypothesis in the cognitive domain is accepted. From the research results can be concluded that Cooperative Learning Model Examples Non-Examples can improve science learning outcomes in the cognitive domain, while in the affective domain cannot improve the results of science learning grade VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.

Keywords: Examples Non Examples and Result Of Learning PENDAHULUAN

Proses pembelajaran adalah proses yang meliputi interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta

didik dan antara sesama peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang

(2)

optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diterapkan (Lufri, 2007: 1). Pada proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi guru juga berperan sebagai pendidik, pembimbing, dan sebagai fasilitator. Untuk itu, guru harus mampu mengorganisasikan suatu materi pembelajaran melalui model, metode, dan media yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan salah seorang guru IPA MTsN Lubuk Buaya Padang. Didapatkan informasi bahwa MTsN Lubuk Buaya Padang menerapkan kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran siswa masih cenderung pasif, masih berpusat pada guru, dimana guru yang lebih aktif memberikan pelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan apa yang diberikan guru.

Dilihat ketika guru membagi siswa dalam diskusi banyak sebagian siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, minat dan motivasi siswa dalam belajar masih rendah.

Interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran masih

kurang. Selain itu dalam proses pembelajaran penggunaan media masih kurang menunjang pada proses pembelajaran.

Kondisi seperti ini siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran dan menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada materi sistem gerak pada manusia yaitu 80 untuk kelas VIII.1 dan 78 untuk Kelas VIII.2 – VIII.8 Tahun Pelajaran 2016/2017. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas VIII adalah materi Sistem Gerak Pada Manusia karena dalam materi ini perlu pemahaman konsep, rangka tubuh manusia, sendi, dan otot.

Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata ulangan harian siswa materi sistem gerak pada manusia semester I kelas VIII MTsN Lubuk Buaya tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut Kelas VIII.1 (84,39), VIII.2 (79,35), Kelas VIII.3 (69,90), Kelas VIII.4 (66,56), Kelas VIII.5 (71,73), Kelas VIII.6 (70,06), Kelas VIII.7 (66,70), Kelas VIII.8(70,41).

Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, maka dituntut

(3)

kreativitas guru menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, minat, serta hasil belajar siswa dalam belajar.

Salah satu model

pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah menerapkan model pembelajaran examples non examples. Model examples non examples ini menekankan pada analisis siswa. Model ini juga ditunjukkan untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar.

Menurut Istarani (2014: 9) model pembelajaran examples non examples adalah suatu rangkaian penyampaikan materi bahan ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengatasinya bersama dengan teman dalam kelompok yang kemudian dimintai hasil diskusi yang dilakukannya.

Hal ini didukung oleh penelitian Handayani (2014) dengan

judul pengaruh penerapan model pembelajaran Examples Non Examples disertai Power Point terhadap hasil belajar biologi kelas XI SMAN 1 Lembah Melintang Pasaman Barat dan hasilnya mengatakan bahwa terdapat pebedaan hasil belajar biologi siswa kelas XI yang diterapkan model pembelajaran Examples Non Examples disertai Power Point.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus Tahun Pelajaran 2017/2018, di MTsN Lubuk Buaya Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian ini adalah Randomized Control Group Postest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII IPA MTsN Lubuk Buaya Padang.

(4)

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling.

Kelas sampel VIII1kelas eksperimen dan kelas kontrol VIII2. Instrumen yang digunakan pada ranah afektif lembaran observasi sikap, dan ranah kognitif tertulis pilihan ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan di MTsN Lubuk Buaya Padang terhadap dua kelas sampel.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data hasil belajar siswa untuk ranah afektif dan ranah kognitif.

1. Ranah Afektif

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer. Data hasil penilaian ranah afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Nilai Rata-Rata Ranah Afektif Siswa Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 1 penilaian ranah afektif yang telah dilakukan berupa lembaran observasi sikap, maka didapatkan nilai rata-rata hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapatkan thitung

0,81 < ttabel 1,67, diperoleh hasil bahwa hipotesis ditolak (H0diterima) yang berarti penerapan model pembelajaran examples non examples tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.

Penilaian pada ranah afektif diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer.

Berdasarkan indikator yang diamati pada kedua kelas sampel, pada kelas eksperimen nilai yang diperoleh pada indikator disiplin dengan predikat sangat baik (A) dengan nilai rata-rata 86,61.

Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dengan menerapkan model examples non examples. Pada kelas eksperimen dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa

0 20 40 60 80 100

Disiplin Jujur

Nilai Rata-Rata

Indikator

Eksperimen Kontrol 85,68

66,94 69,18 86,61

(5)

sudah memasuki kelas dengan tepat waktu. Dilihat dari laporan hasil diskusi dalam mengerjakan tugas yang diberikan pada analisis gambar oleh guru, siswa kelas eksperimen sudah mengerjakannya, serta mengumpulkan laporan (tugas) dari analisis gambar dengan tepat waktu (45,56%) dan siswa yang mengumpulkan laporan dengan tidak tepat waktu (54,44%).

Pada saat proses

pembelajaran siswa sudah tertib, tidak ada siswa yang menggangu teman sesama kelompok, maupun teman dari kelompok lain, tidak ada siswa yang ribut serta tidak ada siswa yang berkeliaran di dalam kelas. Menurut Latisma (2011: 192) hasil belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Pada kelas kontrol nilai yang diperoleh pada indikator disiplin

dengan predikat baik (B) dengan nilai rata-rata 85,68. Pada kelas kontrol juga sudah bisa dikatakan baik karena siswa sudah memasuki kelas dengan tepat waktu, meskipun masih ada siswa yang belum menyelesaikan laporan hasil diskusi (resume) dengan tidak tepat waktu (58,89%) sedangkan menyelesaikan laporan hasil diskusi (resume) dengan tepat waktu (41,11%) dan juga sedikit kurang tertib dalam proses pembelajaran karena masih ada siswa yang ribut dalam kelas dan ada juga yang menganggu teman dalam kelompoknya.

Menurut Susanto (2013: 2) kedisiplinan seseorang juga merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil. Sikap seseorang dalam belajar sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh.

Sikap ini tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.

Berdasarkan nilai rata-rata pada indikator jujur kelas eksperiman 66,94 dan nilai rata-rata

(6)

kelas kontrol 69,18. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki predikat yang sama yaitu cukup (C). Dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah mengikuti langkah-langkah pembelajaran dan mendengarkan instruksi guru dengan baik. Pada kelas eksperimen dimana siswa sudah mengerjakan tugas berdasarkan analisis gambar tidak satupun siswa menyontek dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompok lain, siswa berusaha mengerjakannya dengan kelompok. Begitupun dengan kelas kontrol siswa sudah mengerjakan tugas resume dengan anggota kelompoknya, sehingga siswa tidak ada yang menyontek dalam mengerjakan tugasnya dengan kelompok lain.

Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, saat siswa berdiskusi dalam kelompok, siswa masih ada yang tidak berdiskusi dengan anggota kelompoknya dilihat pada kelas eksperimen 52,22% dan kelas kontrol 52,44% karena siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan ide pemikirannya.

Pada saat melaporkan data atau informasi, menyampaikan hasil diskusinya siswa tidak ada yang ingin bertanya, mengemukakan pendapat melainkan siswa hanya diam, siswa merasa apa yang dipresentasikan oleh kelompok lain sama jawaban yang diskusi dalam kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Annurrahman (2010: 180) siswa yang memiliki motivasi untuk belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pembelajaran, mencatat, membuat resume, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

2. Ranah Kognitif

Penilaian ranah kognitif dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan melakukan tes akhir hasil belajar siswa. Rata-rata pada penilaian ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2.

(7)

Gambar 2. Nilai Rata-Rata Ranah Kognitif Kedua Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 2. dapat di lihat bahwa pada ranah kognitif diperoleh data hasil belajar siswa dalam bentuk tes akhir yang diberikan, terlihat bahwa nilai rata- rata hasil belajar siswa pada kedua kelas sampel menunjukkan adanya perbedaan. Pada ranah kognitif hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 77,89.

Siswa yang mencapai nilai KKM pada kelas eksperimen sebanyak 16 orang siswa dengan persentase ketuntasan 55%, sedangkan Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yaitu 71,28. Pada kelas kontrol nilai siswa yang mencapai

ketuntasan atau di atas KKM sebanyak 13 orang siswa dengan persentase 45%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2013: 107) bahwa pembelajaran dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75%

dikuasai oleh siswa.

Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Dimana proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran examples non examples. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran siswa lebih aktif untuk belajar, sehingga siswa dapat mengemukakan pendapat atau informasi terkait dengan gambar yang diberikan oleh guru berupa print out gambar-gambar, guru

meminta siswa untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis gambar-gambar bersama teman kelompoknya, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan masalah dalam mendiskusikan gambar dapat terpecahkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Huda (2014: 234) bahwa

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

VIII.1 VIII.2 77,89

71,28

Nilai Rata-rata

Kelas Sampel

Eksperimen Kontrol

(8)

model examples non examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Model ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan- permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Menurut Utami (2015) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif examples non examples siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, peserta didik mengenal pengembangan dari materi seperti contoh gambar.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dengan menggunakan model examples non examples pada materi sistem gerak pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang. Sejalan dengan pendapat Sinta (2017), hasil belajar fisika siswa kelas VIII yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe examples non examples dengan menggunakan alat peraga memiliki pengaruh terhadap

hasil belajar siswa, hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Hal ini sejalan dengan menurut pendapat Istarani (2014: 10) keunggulan dari model ini pembelajaran lebih menarik, sebab gambar dapat meningkatkan perhatian anak untuk mengikuti proses pembelajaran, siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar dari materi yang ada, dapat meningkatkan daya nalar atau pola pikir siswa sebab siswa disuruh untuk mengansalisis gambar yang ada, serta pembelajaran ini lebih berkesan sebab siswa dapat secara langsung mengamati gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik dengan metode diskusi kelompok. Dilihat dari analisis hasil belajar siswa didapatkan bahwa kelas kontrol lebih rendah hasil belajarnya dari kelas eksperimen. Nilai rata-rata hasil tes akhir kelas kontrol 71,28 dan kelas eksperimen 77,89.

(9)

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada saat pembelajaran siswa hanya mengamati buku sumber sehingga siswa merasa jenuh terhadap bahan yang mereka amati, selain itu pada saat pembagian kelompok hanya dibagi berdasarkan tempat duduknya saja sehingga kurangnya kerjasama dengan anggota kelompok, diakibatkan dalam proses pembelajaran didominasi siswa tertentu saja sehingga siswa yang lain kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Disaat guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan materi dengan kelompok yang sedang dipelajarinya masih ada siswa yang mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas yang diperintakan dan siswa tidak berusaha untuk mencarinya dan mempelajari sendiri, sehingga menyebabkan siswa masih ada yang tidak menguasai materi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007: 35) bahwa bila peserta diskusi tidak menguasai masalah atau materi yang akan di diskusikan maka diskusi tidak akan berjalan dengan

baik, pemecahan masalah atau solusi tidak akan ditemukan secara tepat.

KESIMPULAN

Penerapan model examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, tetapi tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengjaran dan Pembelajaran (Isu-Isu Metodis dan

Paradigmatis). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Istarani. 2014. 58 Model

Pembelajaran Inovatif Edisi Revisi. Medan: Media.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Shinta, Putri, Yusrizal dan Melvina.

2017. Pengaruh Model

(10)

Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.2 No.2 Hal.180- 185

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Utami, Synthatrisma, Asrul, Yurnetti. 2015. Pengaruh Bahan Ajar Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kerinci.

Jurnal Pillar Of Physics Education. Vol.6 Universitas Negeri Padang. Hlm. 177- 184.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian yaitu 1 Hasil belajar ranah kognitif materi aritmetika sosial siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL memiliki nilai rata-rata 87,5 dengan standar deviasi