Salah satu metode yang digunakan Al-Qur'an untuk membimbing manusia menuju pendidikan Islam adalah dengan menggunakan Al-Qur'an selain memiliki kedudukan sebagai pedoman, petunjuk dan ajaran, juga merupakan kerangka sebagai aktivitas intelektual. Sebagai sumbangsih keilmuan bagi pendidikan Islam dan memberikan pemahaman bahwa Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang harus diamalkan dalam segala kehidupan.
Bagi para ulama untuk menambah pengetahuan penulis tentang tafsir Al-Qur'an khususnya nilai-nilai keimanan yang terkandung dalam surat at-Tahrim : 11.
Sumber Data
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan penelitian kepustakaan, yaitu data dicari dan ditemukan melalui penelusuran pustaka buku-buku yang relevan dengan pembahasan.8 Dengan demikian, jenis penelitian ini menitikberatkan pada kepustakaan, terbitan berkala dan buku-buku sebagai sumber utama penelitian ini. .
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber perpustakaan, antara lain untuk mengetahui tafsir surah at-Tahrim ayat 11, penulis mengumpulkan data dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Maraghydan Tafsir fi Zilal. al - Al-Quran. Data-data yang dikumpul baik daripada tafsiran mahupun buku dikategorikan lagi dan dikelaskan kepada bab dan sub-bab mengikut perbincangan penyelidikan ini.
Teknik Analisis Data
Sistematika Pembahasan
KAJIAN TEORI
Nilai-nilai Keimanan
Manusia harus percaya kepada Allah sebagai pencipta alam semesta, memiliki sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Orang yang beriman kepada Tuhan adalah orang yang kuat, kuat akal dan jiwanya, sehingga tidak pernah gentar menghadapi kehidupan dengan pelbagai dugaan. Beriman kepada Tuhan ialah kepercayaan sebenar bahawa Tuhan itu taw}id (satu), ah}ad (Satu), fardu (sendirian), shamad (tempat bergantung), bukan shahibah (teman wanita atau isteri), dan bukan pula walad ( seorang kanak-kanak).
Menurut al-Maraghy, kebajikan ialah keimanan kepada Tuhan dan perbuatan yang mengiringi keimanan. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Qur'an) yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu. Maka berimanlah kepada kitab-kitab, iaitu beriman kepada Al-Quran, Injil, Taurat, Zabur dan Suhuf yang disebut dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Rasul.
Kisah dalam al- Qur’an
Kisah dalam Al-Qur'an adalah salah satu dari berbagai metode Al-Qur'an untuk tujuan keagamaan. Al-Quran pada dasarnya adalah kitab dakwah agama, dan cerita adalah salah satu cara untuk menyampaikan dakwah dan membuktikannya. Tugas mendongeng dalam dakwah seperti tugas gambar-gambar yang digambarkan dalam Al-Qur'an untuk menceritakan kisah hari kiamat, kesenangan dan siksaan.
Kisah dalam al-Quran bertujuan semata-mata untuk merealisasikan maksud tujuan agama seperti yang kita sedia maklum. Berdasarkan tujuan itu, terdapat beberapa kisah dalam al-Quran juga tentang para nabi dan dalam satu surat. Dalam kisah itu diulangi tentang dasar akidah iaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa 52 Seperti dalam surat al-A’ra>f ayat 59: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu dia berkata: “Wahai kaumku. , sembahlah Allah, tiada Tuhan bagi kamu melainkan Dia...".53.
Dalam surah al-A'ra>f ayat 73: "Dan (Kami utuskan) saudara mereka, Saleh, kepada kaum Tsamud. Dalam surah al-A'ra>f ayat 85: "Dan (Kami utus) kepada manusia. dari Madyan mengutus saudara mereka Syuaib. Menjelaskan asal usul umum antara agama Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim khususnya, dan agama Bani Israel umumnya.
Firman Allah dalam surat al-Ma’idah ayat 48: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian. untuk Kitab-kitab yang lain Menjelaskan nikmat Allah kepada para nabi dan umat pilihannya, seperti kisah Nabi Sulaiman, Nabi Daud, Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Maryam, Nabi Isa, Nabi Zakaria, Nabi Yunus dan Nabi Musa.
Kisah Asiyah Binti Muzahim 1. Riwayat hidup Asiyah
Pada dasarnya, Al-Qur'an menunjukkan sifat permanen dan independen dari semua orang dan individu. Asiyah bukanlah wanita biasa, dia adalah wanita yang selain cantik secara fisik, cerdas, juga memiliki iman yang tinggi. Bahkan, dia adalah salah satu dari empat wanita terkemuka di surga.65 Dari Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a berkata:.
Menjadi Istri Fir’aun
Firman Tuhan di atas sangat jelas bahwa Fir'aun adalah orang jahat dan melakukan apapun yang diinginkannya, membunuh setiap anak laki-laki dan melakukan apapun yang diinginkannya. Kembali ke cerita Asia, bahwa suatu saat keindahan Asia dan beberapa kelebihannya sampai ke telinga Firaun. Dia kemudian memerintahkan tentaranya untuk menangkap orang tua Asiyah dan mengancam akan membakar mereka jika Asiyah tidak menerima lamarannya.
Tak tahan dengan siksaan kedua orang tuanya, akhirnya Asiyah terpaksa menerima pinangan Fir'aun dengan mengajukan beberapa syarat, salah satunya syarat Asiyah menghadiri acara Fir'aun namun tidak tidur dengan Fir'aun. Setelah menikah dengan Fir'aun, Asiyah tentu sangat sedih karena Fir'aun bukanlah orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Ia adalah wanita yang tidak pernah mengeluh, meski terpaksa menikah dengan Firaun dan meski Asiyah hidup di tengah iklim istana yang mewah dan sempurna, ia tidak tertarik dengan semua itu.
Pertemuan Asiyah dengan Nabi Musa
Akhirnya, Musa akhirnya dewasa dan mencabar ketuhanan Firaun sambil menyebarkan dakwahnya kepada bapa angkatnya dan pengikutnya yang berada di dalam istana untuk beribadat kepada Tuhan. Fir'aun sudah tentu menolak dan mengajak Musa ke pertandingan sihir dengan ahli sihirnya. Melihat kemenangan Musa, Asiyah sangat gembira dan imannya dikuatkan dengan dakwah Nabi Musa. 74.
Do’a Asiyah binti Muzahim
Dan Allah menjadikan isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim". Dalam Cor. 'an dan tafsirnya, Allah menjadikan keadaan isteri Firaun sebagai perumpamaan menjelaskan bahawa hubungan antara mukmin dan kafir tidak akan memudaratkan orang mukmin sedikit pun jika mereka bersih dan suci. Walaupun Asiyah binti Muzahim berada di bawah pengawasan suaminya, musuh Allah yang sangat berbahaya iaitu Firaun, dia tetap setia.
Ayat dan terjemahan surat at-Tahrim ayat 11
Asbabun Nuzul surat at-Tahrim
Jadi, tanpa ilmu asbabu nuzul seseorang akan sukar untuk memahami dan mencari makna dan maksud al-Quran. Imam Hakimi dan Imam Nesai telah meriwayatkan hadis dengan sanad yang sahih melalui Enes r.a., bahawa Nabi s.a.v.s. dia mempunyai pembantu rumah yang dikaitkan dengannya. Melihat hal itu, Siti Hafsah merasa ditentang dan akhirnya Rasulullah saw melarang isterinya sahaja.
85 Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain berikutan Asbabun Nuzul Jilid II (Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nabi saw tidak mendekatinya lagi sehingga Siti Hafsah memberitahu Siti Aisyah tentang Ia Kemudian Allah menurunkan firman-Nya surat at-Tahrim ayat 2: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kamu semua membebaskan diri kamu dari sumpah-sumpahmu.
Imam Tabrani telah meriwayatkan hadis dengan sanad yang lemah melalui hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang mengatakan bahawa Rasulullah telah menyetubuhi Siti Mariyah di rumah Siti Hafsah. Wahai Rasulullah, (mengapa hal itu dilakukan) di rumahku, bukan di rumah isteri-isterimu (yang lain)?" Rasulullah s.a.w bersabda: "Sesungguhnya (mulai sekarang). haram bagiku mengahwininya wahai Hafsah. Maka Allah mewahyukan firman-Nya: “Wahai nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu.
Imam Tabrani telah menegaskan sebuah hadis dengan rantai yang sahih melalui Ibn Abbas r.a yang meriwayatkan bahawa Rasulullah pernah meminum madu di rumah Siti Saudah. Maka Siti Aisyah berkata kepadanya, "Sesungguhnya madu yang kamu makan itu berasal dari tebuan yang menghisap arfath (buah-buahan yang busuk baunya dan tidak disukai Rasulullah). 94."
Munasabah
Ibnu Jarir meriwayatkan bahawa Salman berkata: "Ketika itu isteri Fir'aun disiksa di bawah terik matahari. Dalam surat at-Tahrim ayat 11, perkataan Asiyah yang mengatakan "dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perselisihannya" bermaksud, selamatkanlah aku daripadanya kerana Aku membebaskan diriku dari segala perbuatannya demi kamu Tafsir surat at-Tahrim ayat 11 berdasarkan Tafsir al-Maraghi Dalam Tafsi>r al-Mara>ghi Allah menjadikan keadaan isteri Fir’aun sebagai perumpamaan, yang menjelaskan hubungan antara orang-orang kafir. dan orang mukmin tidak akan memudaratkan orang mukmin sekurang-kurangnya jika jiwa orang mukmin itu bersih dari kotoran.
Argumen ini menegaskan bahwa istri Firaun adalah seorang yang beriman dan membenarkan adanya Hari Kebangkitan. Yang ditegaskan dalam kisah istri Fir'aun adalah ia beriman di istananya (kemungkinan. Dalam Tafsi>r fi Zhila>l Qur'a>n surah at-Tah}rim ayat 11 menceritakan tentang doa istri Firaun yang tidak dapat dilakukan jauh dari badai ketidakpercayaan, di mana dia tinggal di istana Firaun.
Dia membebaskan dirinya dari hubungannya dengan Fir'aun dan meminta keselamatan kepada Allah dari bahaya. Doa istri Firaun dan sikapnya menjadi teladan dalam hal mengatasi kenikmatan hidup duniawi dalam segala bentuknya. Dalam Tafsi>r fi> Zhila>lil Qur'a>n disebutkan bahwa Asiyah meminta keselamatan kepada Allah untuknya di istana Fir'aun.
Dalam Tafsi>r al-Mara>ghi> diceritakan bahawa Allah membuat perumpamaan dengan isteri Fir'aun di mana dia diminta oleh Fir'aun untuk memeluk agama kafir yang mereka peluk dan mengakui uluhiyah Fir'aun, tetapi dia menolak dan berjuang dengan bersungguh-sungguh. terhadap Allah sehingga dia berjumpa dengan Tuhannya dalam keadaan beriman, kerana hatinya telah kembali kepada iman. Setelah Asiyah mengakui kepercayaannya kepada Tuhan, dia menanamkannya dalam hati dan kemudian mengamalkannya dengan menolak ajakan Fir'aun secara terang-terangan. Dengan beramal dengan menolak ajakan Firaun untuk menyembahnya, sudah pasti Asiyah akan masuk syurga, ditambah pula dia dalam keadaan beriman.
Asiyah adalah orang yang tidak peduli dengan harta, suap dan keindahan lainnya, dia bahkan tidak peduli dengan bujuk rayu Fir'aun untuk meninggalkan tauhid yang dianutnya.
Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang berdosa dan orang-orang kafir di antara mereka.” 132.
PENUTUP
Saran