• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "abstrak - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Bagaimana pelaksanaan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh kurator dalam hal wali ad litem? Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pelaksanaan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh kurator dalam perkara wali ad litem.

Metode Penelitian

Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo. dan menganalisisnya, sehingga data yang dikumpulkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang diangkat dan. Mengenai metode pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis akan melalui beberapa tahapan, antara lain:

Sistematika Pembahasan

Tahap akhir dari pemrosesan data adalah penghentian. Inferensi dimaksudkan untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan analisis untuk memperoleh jawaban kepada pembaca mengenai keresahan terhadap apa yang disajikan dalam latar belakang masalah.27 Namun dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data setelah analisis dilakukan. Penulis memperoleh data dari lapangan. Hasil wawancara dengan Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo mengenai penunjukan hakim wali bagi wali 'ad}al.

Wali Nikah

Pengertian Wali nikah

Wali jauh hanya berhak menjadi wali apabila wali dekatnya berhalangan atau tidak memenuhi syarat-syarat untuk menjadi wali.30 ​​Dan yang berhak mengawini seorang perempuan adalah wali yang bersangkutan, jika wali tersebut berada di pertanyaan wali itu. dapat bertindak sebagai wali. Namun ada kalanya wali tidak hadir atau tidak dapat bertindak sebagai wali karena satu dan lain hal, dan hak perwaliannya berpindah kepada orang lain.31 Namun di antara orang-orang yang berhak menjadi wali perkawinan, ada juga yang yang memiliki prioritas harus mendapatkan. siapa wali pertama dibandingkan dengan wali lainnya.32.

Syarat – syarat menjadi wali

Walaupun wali (mujbir) tidak bersetuju atas sebab tertentu, maka hak wali boleh dipindahkan kepada hakim atau kadi yang memproses perkahwinan. Tidak ada satu ayat al-Quran yang jelas mensyaratkan kehadiran wali dalam akad nikah.

Macam-macam wali nikah 1. Wali Nasab

Apabila walinya tidak ada, maka hak walinya beralih kepada sultan atau yang biasa disebut dengan hakim wali. perkawinan di atas berlaku berturut-turut. Peralihan hak perwalian perkawinan dari wali pertama (ayah) kepada wali kedua (kakek) dan seterusnya, harus karena wali/wali pertama yang berhak menikah telah meninggal dunia atau tidak ada kabar, ada kemungkinan besar dia meninggal Bahkan karena walinya. Selama wali yang berhak menjadi wali nikah masih hidup, maka hak menikah tersebut tidak dapat dialihkan kepada wali nikah yang lain, kecuali kepada hakim setelah memenuhi beberapa syarat.

Orang yang berhak menjadi wali ialah: pemerintah, khalifah (pemimpin), penguasa atau qa>di>nikah yang diberi kuasa oleh pembesar negara untuk mengahwini wanita yang menjadi wali. Seperti yang disebutkan di atas, wali yang lebih jauh berhak mendapat wali hanya sekiranya wali yang lebih dekat tidak ada atau tidak memenuhi syarat wali. Apabila wali yang dekat sedang musafir atau tiada, wali yang jauh hanya boleh menjadi wali setelah mendapat kebenaran daripada wali yang dekat.

Jika ini berlaku, maka perwalian itu berpindah terus kepada wali hakim, bukan kepada wali keburukan, kerana 'ad{alada itu zalim, sedangkan yang menghapuskan kezaliman ialah hakim. Jika wali mengharamkan perkahwinan tersebut (yang dipanggil wali 'ad{al) maka wanita berkenaan boleh meminta hakim mengahwininya. Jika wali yang dekat 'ad{alma, maka hakim adalah wali, bukan wali yang jauh. Pembangkang wali nya pengawa, tempat mengadu hapus niaya nya hakim. 54.

Wali ‘Ad{alMenurut Fiqh Madzh{ab

Oleh sebab itu, hakim perlu mempertimbangkan terlebih dahulu sama ada hak penjagaan isteri itu betul atau tidak. Pada dasarnya, hak untuk berkahwin untuk menjadi wali dalam perkahwinan adalah di tangan wali Arab atau wakil yang mewakili wali Arab atau orang yang diberi wasiat untuk menjadi wali. Dalam kes seperti ini, wali adalah orang yang berhak menjadi wali dan haknya tidak boleh dipindah milik kepada orang lain, hatta hakim sekalipun.

Dalam madzhab Maliki, khususnya di kalangan ulama, terdapat kecenderungan serupa dalam mengutarakan pendapatnya tentang wali. Maka dapat diperoleh kesimpulan umum, bahwa dalam mazhab Maliki bagaimana permasalahan dan penyelesaiannya para wali. Namun ada sebagian ulama madzhab ini yang mempunyai pendapat berbeda, yaitu melalui wali anggota keluarga yang lain (selain wali dekat), untuk sampai pada penyelesaiannya.

Dalam mazhab Hanbali, Ahmad bin Hambal dikatakan pernah menerangkan tentang wali. Namun hal ini telah pun dijawab/dibincangkan oleh wali 'ad} setelah diputuskan oleh mazhab Hanbali> (Hanabilah) ini, walaupun kemungkinan perselisihan pendapat di antara mereka masih belum ditinggalkan. Namun Syeh Abdurrahman al Jaziri seperti yang dinyatakan dalam kenyataannya yang hampir sama dengan pendapat Hanabilah terhadap Wali 'ad}alini, adalah pendapatnya.

Gambaran Umum

  • Profil KantorUrusanAgamaKecamatan Ponorogo
  • Kelembagaan Kantor Urusan Agama Kecamatan Ponorogo
  • Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ponorogo Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Sebelum Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo menempati lokasinya saat ini, Pemerintah Daerah (PEMDA) menempati aset di kawasan Jeruk Sing yakni sebelah selatan Masjid Ibadurrahman. Dari segi kelembagaan, Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo selain mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo di bidang urusan agama Islam di wilayah Kabupaten Ponorogo, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Agama. Menteri Agama No. Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo selaku Ketua BP4 (Badan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) Kabupaten Ponorogo.

Kepala Biro Agama Kabupaten Ponorogo selaku Ketua P2A (Badan Pembinaan dan Pengamalan Keagamaan Islam) Kabupaten Ponorogo. Susunan Organisasi Biro Agama Kabupaten Ponorogo Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1992 tentang Susunan Organisasi Biro Agama , terdiri dari. Pemahaman Wali’ Adal Oleh Pegawai Biro Agama Kabupaten Ponorogo Dalam Implementasi Ordonansi No.

Pemahaman Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Ponorogo Tentang Wali ’Ad}al Dalam MenerapkanPeraturan Menteri Agama No

Mengenai pengertian wali 'ad}al yang peneliti peroleh dari wawancara lapangan, Muhammad Zaini selaku Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo menjelaskan pengertian wali. Senada dengan Muhammad Zaini, Muhammad Sudartono selaku Wakil Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo menjelaskan pentingnya wali 'ad}al sebagai berikut. Wali yang 'ad}al adalah wali yang mogok kerja dan tidak mau mengawinkan anaknya, sehingga apabila anaknya ingin menikah maka harus menggunakan hakim sebagai walinya. Soalnya ini aturannya, biar dia bisa menikah.”71.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan di lapangan adalah terkait pemahaman pegawai Kantor Agama Kabupaten Ponorogo mengenai wali ad}al dalam implementasi Peraturan Menteri Agama No. Hal senada diungkapkan Muhammad Sudartono, Wakil Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo, dan beliau juga menjelaskan pengertian 'ad}al wali dalam implementasi Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2005 tentang Wali Nikah, yang menyatakan bahwa: “Sebelum akad nikah dilangsungkan, hakim wali meminta nasab walinya untuk menikahkan calon pengantin, meskipun telah ada putusan Pengadilan Agama mengenai ‘ iklan} perwalian”.

Penjelasannya terkait pemberlakuan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh Hakim Kustodian dalam hal ad}al Wali adalah sebagai berikut. Muhammad Sudarto yang merupakan Wakil Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo menjelaskan penegakan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh Hakim Wali dalam perkara Ad}al Wali sebagai berikut. Dijelaskannya pelaksanaan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh hakim wali dalam perkara hakim wali sebagai berikut.

Analisa Terhadap Pemahaman Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Ponorogo Tentang Wali ’Ad}al Dalam

30 Tahun 2005 pada Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo khususnya yang berkaitan dengan wali, menurut analisis penelitian, peraturan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agama No. Hal ini sebelum peneliti menganalisis pemahaman pegawai Kantor Agama Kabupaten Ponorogo mengenai 'ad}al wali dalam implementasi Peraturan Menteri Agama no. Peneliti selanjutnya akan membahas fokus penelitian ini yaitu Pemahaman pegawai Kantor Agama Kabupaten Ponorogo mengenai 'ad}al wali dalam implementasi Peraturan Menteri Agama no.

30 Tahun 2005, khususnya berkaitan dengan Wali’ad{aldi Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo, bahwa wali ‘ad}alituwali yang dikatakan ogah, tidak berkeinginan untuk mengawinkan jika wali dari perkawinan itu 'ad { sangat segan untuk dikawinkan, sehingga perkawinan itu harus melalui sultan atau hakim wali. Beliau juga memberikan penjelasan mengenai pemahaman pegawai Kantor Agama Kabupaten Ponorogo mengenai wali'ad}al dalam implementasi Peraturan Menteri Agama no. 30 Tahun 2005, yang melakukan mogok kerja adalah wali ad}al dari wali yang tidak mau mengawinkan anaknya, dengan adanya mogok kerja wali nikah harus mendapat persetujuan darinya. Oleh karena itu, mengenai ad}al wali dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2005 pada Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo sudah sesuai dengan peraturan yang ada.

Analisis pelaksanaan akad nikah di Kantor Agama Kabupaten Ponorogo yang dilakukan oleh hakim wali dalam perkara wali 'Ad{ala Kabupaten Ponorogo. Oleh hakim wali dalam hal wali 'Ad{al. Menurut Muhammad Sudart, terkait pelaksanaan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh hakim wali dalam perkara ad{al wali, ia menjelaskan setelah pengadilan agama mengambil keputusan pengalihan kewenangan. menikahkan antara wali nasab dengan wali hakim karena nasab wali yang 'ad{al', maka hakim wali tidak meminta izin lagi kepada wali pada saat melaksanakan akad nikah. Dijelaskannya mengenai pelaksanaan akad nikah di Kantor Agama Kabupaten Ponorogo oleh hakim wali dalam perkara Wali 'ad{al, jika sudah ada putusan pengadilan agama, maka yurisdiksi perkawinan beralih ke hakim wali.

Berdasarkan penjelasan di atas sehubungan dengan pelaksanaan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kabupaten Ponorogo oleh hakim perwalian apabila terjadi 'ad{aljika perwalian, maka peneliti menganalisis dengan menggunakan Keputusan Menteri. Agama no. Pengadilan agama mengenai hakim wali menjadi dasar bagi hakim wali atau kepala kantor urusan agama dalam hal perkawinan dengan calon pengantin yang nasab walinya adalah seorang 'ad{al.

Kesimpulan

Oleh karena itu kurator memandang tidak perlu meminta izin lagi. Tidak dilaksanakannya Pasal 5 ini merupakan bentuk antisipasi gagalnya akad nikah di kemudian hari apabila ada wali garis keturunan. dalam kontrak pernikahan. Apabila seorang wali nasab enggan menikah dan telah ditetapkan status walinya, maka karena fenomena sosial yang banyak terjadi di masyarakat Kecamatan Ponorogo, maka dapat dipastikan wali nasab tersebut tidak akan menghadiri acara perkawinan tersebut. . 30 Tahun 2005 tentang Hakim Wali dalam kaitannya dengan pelaksanaan akad nikah sebagai wujud pemenuhan kemaslahatan kepada masyarakat Kabupaten Ponorogo pada khususnya.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pdi dan Muhammad Fajar Sidiq Widodo, M.H: PENETAPAN WALI HAKIM SEBAGAI PENGGANTI WALI ADHAL PRESPEKTIF MASLAHAH MURSALAH (Studi Analisis Penetapan Nomor