Penelitian ini berfokus pada kontribusi kegiatan belajar agama pada siswa di SMPN 1 Jenangan Ponorogo, serta penerapan kegiatan belajar agama tersebut dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan belajar agama terhadap kecerdasan spiritual siswa SMPN 1 Jenangan Ponorogo.
Lokasi Penelitian
Sumber Data
Prosedur Pengumpulan Data
Observasi dilakukan setelah selesai sholat ashar berjamaah, pada saat proses kajian agama maupun di luar kegiatan tersebut, seperti mengamati perilaku di dalam kelas, di sekolah dan mungkin di lingkungan keluarga, sehingga peneliti dapat lebih memahami rasa tanggung jawab. . keikhlasan, tawadlu', tagwa para santri untuk memperoleh data yang akurat. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk menggali data terkait sejarah, visi, misi dan tujuan SMPN 1 Jenangan Ponorogo, struktur organisasi, kondisi guru dan siswa, sarana dan prasarana.
Analisis Data
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat data atau dokumen yang ada dan melalui foto, arsip atau hal lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Apabila data diambil dari lapangan, peneliti mencatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang paling penting, memusatkan perhatian pada hal yang penting, mencari tema, pola dan membuang yang tidak perlu.
Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber yang berarti membandingkan dan memeriksa derajat keandalan informasi yang diperoleh dari waktu ke waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber untuk memperoleh data yang relevan, salah satunya dengan mewawancarai kepala sekolah, guru PAI, guru Kesiswaan dan siswa serta membandingkannya dengan data yang diperoleh hingga diperoleh data yang akurat.
Tahapan Penelitian
Sistematika Pembahasan
Kajian Teori
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotion) a. Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)
Menurut Marsha Sinetar (2001), kecerdasan spiritual adalah pemikiran yang diilhami oleh kecerdasan tersebut melalui dorongan dan efektifitas, keberadaan ketuhanan atau kehidupan yang mempersatukan kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Danah Zonar juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada diri individu yang dihubungkan dengan kebijaksanaan di luar ego, atau jiwa sadar. Sedangkan menurut Ari Ginanjar, kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang dalam memberi makna ibadah pada setiap tingkah laku atau aktivitasnya, melalui langkah dan pemikiran yang wajar menuju pribadi yang utuh (hanif), dan dengan pola berpikir tauhid (integralis), serta sebagai berprinsip “hanya karena Allah”.
Masalah-masalah eksistensial yang paling menantang dalam hidup adalah melampaui apa yang diharapkan dan diketahui, melampaui aturan-aturan yang telah diberikan, melampaui masa lalu, dan melampaui apa yang dihadapi. Quraish Shihab mengatakan dalam bukunya He is Everywhere bahwa kecerdasan spiritual melahirkan keimanan yang kuat dan rasa kepekaan yang mendalam. Ciri-ciri kecerdasan spiritual adalah ia merasa bahwa alam semesta itu satu, sehingga jika ia mengganggu alam maka gangguan itu akan kembali menimpanya.
Oleh karena itu, orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan menjadikan kematian sebagai berkah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dibandingkan menimbulkan penderitaan yang mendalam.
Kajian Keagamaan di sekolah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
Pada pertemuan pertama, pengawas kegiatan ini mengelompokkan siswa yang sudah bisa membaca dan yang belum bisa membaca Al-Quran. Pada pertemuan berikutnya, empat puluh menit pertama digunakan untuk membaca dan menulis Al-Qur'an secara mendalam. Bagi yang bisa membaca Al-Quran dianjurkan membacanya sendiri dan bagi yang tidak bisa dibimbing oleh guru yang bersangkutan.
Setiap hari sebelum belajar, siswa berusaha membaca Al-Quran agar dapat membaca dengan baik. Siswa juga diajak membaca Al-Quran untuk meningkatkan bacaan Al-Quran dan lain sebagainya.
Peran dan Tugas Guru
Peserta yang mengikuti kegiatan ini akan mendengarkan ceramah atau tausiah dan materi yang diberikan oleh guru. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan tagwa, serta pemahaman agama Islam, serta mengembangkan kecerdasan spiritual pada peserta didik. Peran guru adalah mencapai seperangkat perilaku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu dan berkaitan dengan kemajuan perilaku dan perkembangan siswa sebagai tujuan.37.
Dalam hal ini guru harus mampu membimbing dan mendidik siswanya ke jalan yang benar sesuai dengan tuntutan zaman.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Skripsi Ahmad Tohir, Nim berjudul Pengajian Kitab Durrat Al-Nasihin Sebagai Upaya Peningkatan Kuota Rohani (Sq) Masyarakat Dusun Nganti Babadan Pangkur Ngawi Tahun 2013. Tujuan diadakannya pengajian kitab Durraty Al- Nasihin merupakan upaya peningkatan nilai-nilai spiritual di Desa Nganti, Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi. Pengajian kitab Durrat Al-Nasihin di Desa Nganti sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, antara lain: pertama, istiqoma masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tesis Siti Nu'matul Maflukha berjudul Membangun Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa dengan Kegiatan Tadarus Al-Qur'an, Studi Kasus di MTs Ma'arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo Tahun 2008. Hasil penelitian ini adalah: (a) tadarus kegiatan al - Al-Qur'an dilatarbelakangi dengan meningkatkan keimanan dan meningkatkan kedisiplinan siswa.
Data Umum
- Sejarah Berdirinya SMPN 1 Jenangan Ponorogo
- Letak Geografis Sekolah
- Visi Misi a. Visi
- Struktur Organisasi Sekolah
- Sarana Prasarana Sekolah
Latar belakang berdirinya SMPN 1 Jenangan tidak lepas dari minimnya sekolah menengah pertama di kawasan Jenangan pada saat itu. SMP Negeri 1 Kecamatan Jenangan merupakan sekolah negeri yang terletak di Jalan Raya Jenangan-Kesugihan, Desa Jenangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, menghadap ke persawahan di depan sekolah. 39 Kode Pos 63492 telepon dengan luas tanah 15000 £2 dan luas bangunan. Mendidik, melatih, membimbing dan mengembangkan peserta didik dalam berkarya dan kreatifitasnya sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Sarana dan Prasarana yang ada di SMP N 1 Kecamatan Jenangan adalah ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang tunggu, ruang bimbingan dan konseling, ruang UKS, ruang PMR, ruang OSIS, gudang, laboratorium (IPA, Bahasa). , komputer), ruang seni, ruang keterampilan, perpustakaan, ruang multimedia, sarana olah raga, masjid, toilet siswa dan guru, koperasi sekolah, dan kantin.43 6. Siswa adalah mereka yang resmi menjadi siswa di SMPN 1 Kecamatan Jenangan dan terdaftar di buku pegangan sekolah.
Data Khusus
Latar belakang diadakannya kegiatan kajian keagamaan di SMPN 1 Jenangan Ponorogo
Dengan melakukan kegiatan ini, siswa dapat memahami nilai-nilai spiritual dan intelektual dalam setiap ilmu yang diperolehnya dan memberi makna pada segala sesuatu yang dilakukannya. Betul pak, karena sekolah negeri dinilai masih kurang religius, makanya kegiatan ini dilakukan. Dan sebagai salah satu pengembangannya dengan VISI dan MISI sekolah yaitu keunggulan prestasi kebudayaan berdasarkan iman dan takwa.46.
Kegiatan ini diadakan karena sudah menjadi kebutuhan di era modern, agar santri dibekali dengan ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh dengan perkembangan zaman.47. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa, mereka mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman, selain itu hati mereka akan terbuka terhadap ceramah atau nasehat yang diberikan oleh para guru.
Pelaksanaan Kegiatan Kajian Keagamaan di SMPN 1 Jenangan Ponorogo
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan kajian agama dilaksanakan setelah pembelajaran terakhir selesai, para siswa yang mendapat giliran mengikuti kegiatan kajian agama bersiap menuju musholla untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah. Kegiatan ini mendorong siswa untuk mendengarkan dan melakukannya dengan sepenuh hati. Jika mereka membuka hati untuk mendengarkan dan melakukan apa yang diperintahkan guru, maka siswa akan lebih mudah menerima dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi tentang shalat biasanya ditekankan dalam kegiatan ini karena biasanya masih banyak siswa yang belum mengetahui dan masih melakukan kesalahan ketika berdoa.
Untuk meningkatkan keberanian berbicara di depan umum, siswa dilatih untuk berbicara di hadapannya. Dalam kegiatan ini metode yang paling sering digunakan adalah proofreading, yaitu menyampaikan materi sedemikian rupa sehingga menyentuh hati siswa, membuka hati dan menyadarkan mereka melalui tausia.
Kontribusi kegiatan Kajian Keagamaan terhadap peningkatan Kecerdasan Spiritual siswa SMPN 1 Jenangan Ponorogo
Selain itu, untuk mengajarkan shalat yang benar, guru menggunakan amalan sebagai metode yang digunakan. Percayalah kepada Allah dalam segala hal karena mengingat Tausiah dan apa yang diberikan guru.57. Kegiatan kajian agama ini juga mengajarkan tentang akhlak yaitu membimbing siswa menuju akhlak yang baik melalui materi yang diberikan oleh para guru.
Dalam pelaksanaan kegiatan dan isi atau materi yang diberikan guru, semua tergantung siswanya. Padahal guru memberikan pengajaran yang berkesinambungan untuk membuka hati siswa dan dapat mengubah siswa sedikit demi sedikit menjadi lebih baik.
Analisis Pelaksanaan Kegiatan Kajian Keagamaan di SMPN 1 Jenangan Ponorogo
Dalam materi kegiatan kajian agama di SMPN 1 Jenangan Ponorogo digunakan materi tentang Islam disertai dengan berita-berita yang sedang beredar seperti banjir, penyakit, dll. Materi ini sangat baik bagi siswa karena seiring berjalannya waktu akan semakin banyak permasalahan yang dihadapi. Hal ini sependapat dengan Abd, Wahab & Umiarso, salah satu manfaat kecerdasan spiritual adalah menghadapi permasalahan eksistensial yaitu ketika kita merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan permasalahan masa lalu akibat sakit dan kesedihan.
SQ menyadarkan kita bahwa kita mempunyai permasalahan eksistensial dan memampukan kita untuk mengatasinya – atau setidaknya berdamai dengan permasalahan tersebut. Menurut peneliti metode ini baik digunakan dalam proses pembelajaran kegiatan belajar di SMPN 1 Jenangan Ponorogo.
Kontribusi Kegiatan Kajian Keagamaan Terhadap Peningkatan Kecerdasan Spiritual Siswa Smpn 1 Jenangan Ponorogo
Setelah mengikuti kegiatan kajian agama ini para santri merasa sadar karena menenangkan hatinya dan mereka merasa lebih dekat kepada Allah serta mempertebal keimanannya sehingga terhindar dari segala penyakit jantung, disiplin sholat berjamaah 71 Hal ini sesuai dengan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang atau diri telah mencapai kecerdasan spiritual. Ciri lain dari kecerdasan spiritual adalah mampu melawan dan berbeda dari orang banyak.73 Dalam hal ini siswa mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik dengan kebiasaan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran agama di SMPN 1 Jenangan Ponorogo. Hal ini sesuai dengan ungkapan Tiara Dwi Yanisa bahwa setelah mengikuti kegiatan pengajian, ia merasa mempunyai tanggung jawab, seperti menunaikan shalat, membantu orang tuanya dan tugas-tugas lainnya.76 Siswa diharapkan mampu mempertanggungjawabkan kewajibannya masing-masing.
Dalam melaksanakan kegiatan kajian agama ini hendaknya ikhlas dalam melaksanakannya, hal ini senada dengan ungkapan Bapak Achmad Khairuddin. Dengan demikian kegiatan Ilmu Agama memberikan kontribusi terhadap peningkatan kecerdasan spiritual peserta didik yang tercermin dari perilaku peserta didik seperti bertanggung jawab terhadap tugasnya, lebih tabah dalam menjalankan ibadah, ikhlas dalam mengikuti kegiatan dan menciptakan kesadaran dalam diri. diri sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.
Kesimpulan
Saran