• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak: Keadilan sosial merupakan salah satu dari lima asas Pancasila sebagai ideologi Negara, dengan keadilan sosial maka akan terbentuk perdamaain dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Abstrak: Keadilan sosial merupakan salah satu dari lima asas Pancasila sebagai ideologi Negara, dengan keadilan sosial maka akan terbentuk perdamaain dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Keadilan sosial merupakan salah satu dari lima sila Pancasila sebagai ideologi negara. Melalui keadilan sosial akan tercipta perdamaian dan kesejahteraan dalam masyarakat Indonesia. Pasal ini dikaji sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang belum mendapatkan hak keadilan sosial, khususnya masyarakat pedesaan. Sudah sepantasnya keadilan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dalam Al-Qur'an, sehingga prinsip-prinsip keadilan sosial dalam Pancasila sesuai dengan semangat ajaran agama Islam; baik secara konseptual maupun praktis.

Dalam masyarakat demokratis, keadilan sosial merupakan suatu kewajiban, dimana keadilan sosial merupakan unsur penting bagi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan. Pada dasarnya menjaga keadilan sosial bukan hanya sekedar bentuk kontrak sosial tetapi juga merupakan tanggung jawab kepada Tuhan. Namun kenyataannya masyarakat Indonesia, khususnya di ranah privat (domestik), belum sepenuhnya mencapai keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam Pancasila Kelima.

Tidak hanya pendidikan, keadilan sosial juga minim diterapkan dalam perekonomian yang merupakan kebutuhan primer setiap individu. 16 Roro Fatikhin, “Keadilan Sosial dalam Perspektif Al-Quran dan Pancasila” dalam Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, Vol.1, No.2 (Juli-Desember 2017), hal.301. Terkait dengan persoalan hubungan antara umat Islam dan non-Muslim, Pancasila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mengacu pada seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan perbedaan suku dan agama.

24 Roro Fatikhin, “Keadilan Sosial dalam Perspektif Al-Qur’an dan Pancasila” dalam Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, Vol.1, No.2 (Juli-Desember 2017), hal.305.

زيِزَع25

Secara khusus ayat di atas mengandung kata al-mīzān yang berarti timbangan atau keadilan. Inti pesan ayat di atas adalah segala bentuk hukum dan keadilan harus ditegakkan dengan segala cara, bila perlu dengan kekerasan dan kekerasan, sehingga siapa yang bersalah dan siapa yang berbuat salah harus menerima konsekuensi berupa hukuman. sedangkan mereka yang benar dapat memperoleh haknya 27. Memelihara keadilan secara adil dan merata tanpa diskriminasi merupakan kewajiban utama dalam bidang keadilan, baik itu menyangkut diri sendiri, keluarga atau orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan, semuanya sama saja. .28 sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam surat al-Nisā'.

Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan memberikan kesaksian, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Sakti atas apa pun yang kamu kerjakan.” (An-Nisa : 135). Ayat di atas sangat jelas sekali bahwa dalam menentukan dan menetapkan hukum suatu perkara, hendaknya jangan bergantung pada siapapun. Oleh karena itu, para penegak keadilan, khususnya hakim, dalam menetapkan suatu undang-undang hendaknya berpedoman pada asas keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat di atas.

Sedangkan menurut Suryawaskito, landasan hukum rumusan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila ada tiga asas, yaitu keadilan berdasarkan hak, keadilan berdasarkan pelayanan, dan keadilan berdasarkan kebutuhan. Keadilan berdasarkan pelayanan adalah keadilan yang dihitung berdasarkan seberapa besar pelayanan yang telah diberikan seseorang. Dalam arti hukum, keadilan sosial merupakan norma atau peraturan rezim politik mana pun yang memegang tampuk kekuasaan berdasarkan UUD 1945.

Pertama; Dalam arti positif, merupakan kewajiban terpenting bagi seluruh pemegang kekuasaan negara untuk mengerahkan kemampuan dan seluruh langkah kebijakan guna mewujudkan keadilan sosial. Kedua; dalam arti negatif, tugas utama setiap pemegang kekuasaan negara adalah mencegah tumbuhnya ketidakadilan. Dalam konteks hukum di atas, Al-Qur’an dan Pancasila mempunyai keselarasan yang jelas dalam memberikan ketentuan hukum yang memperhatikan perbedaan yang ada di masyarakat.

Namun demikian, fakta Al-Quran dan Pancasila mempunyai landasan hukum yang konsisten untuk merumuskan cita-cita kesejahteraan bagi seluruh rakyat. 31 Zakaria Stapa, Noranizah Yusuf dan Abdul Fatah Shaharudin, “Pendidikan Menurut Al-Quran dan Sunnah serta Peranannya dalam Pemantapan Tamadun Ummah”, dalam Jurnal Hadhari Edisi Khas, Jil.7, Bil.8. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidikan hendaklah berlandaskan al-Quran yang berteraskan keadilan sebagaimana yang termaktub dalam ajaran Islam.

يِذَّلا )

Kegagalan memasukkan Al-Qur’an dalam pendidikan Islam akan berakibat pada kegagalan membentuk sosok muslim yang berkomitmen terhadap syarat-syarat ajaran Islam. Beliau mengisyaratkan pentingnya manusia belajar membaca dan menulis serta menganalisis segala sesuatu yang ada, mengingat potensi akal sebagai pisau yang diasah. Pendidikan melalui media membaca, menulis dan menganalisis apa yang terlintas dalam pikiran manusia merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang mempunyai potensi.

Banyak ulama Tafsir yang mengatakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW berbicara dengan salah satu pejabat Quraisy dan bahwa Rasulullah SAW sangat ingin agar dia masuk Islam. Ketika Rasulullah SAW sedang berbicara kepada kaum Quraisy dengan suara lirih, tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum, orang yang sudah lama masuk Islam, lewat. Namun Rasulullah Saw saat itu sangat ingin Ibnu Ummi Maktum diam dan tidak mengganggunya agar bisa melakukannya.

Karena itu dia menoleh ke arah Ibnu Ummu Maktum dan memalingkan wajahnya darinya dan hanya melayani tamunya dari pihak Quraisy.32. Dari ayat di atas sangat jelas terlihat bahwa keadilan dalam pendidikan berlaku bagi semua orang tanpa memandang status sosialnya; kaya atau miskin, normal atau cacat, status atau tidak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pemerataan pendidikan diterapkan pada seluruh masyarakat Indonesia, baik di ranah domestik maupun publik.

Agar tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang merasa tertinggal dalam pendidikan dan buta huruf. Maka jika keadilan pendidikan disamakan, maka tidak akan ada lagi wacana bahwa keadilan sosial hanya merupakan pelengkap dari Pancasila yang kelima. Akan lebih bijaksana jika pemerintah memberikan perhatian pada daerah pedesaan yang saat ini masih tertinggal dalam hal pendidikan.

Jika kebutuhan ekonomi terpenuhi dengan baik maka keadilan sosial akan terwujud dan tidak dapat diabaikan bahwa ekonomi merupakan kebutuhan primer setiap masyarakat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya konsep keadilan diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang perekonomian.33. 33 Idves Dana Syariah Institute “konsep keadilan dalam ilmu ekonomi”, dalam https://indves.com/blog/kompet-keadilan-dalam- Ekonomi, diakses pada 6 Oktober 2018 pukul 15.30.

يرِصَب ٌيرِبَخ27

Barang rampasan (fai`i) apa pun yang Allah berikan kepada Rasul-Nya (dari kekayaan) yang diperoleh dari penduduk kota-kota, maka itu adalah untuk Allah, untuk Rasulullah, sanak saudaranya, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. sebuah perjalanan, agar kekayaan tidak hanya beredar di kalangan orang-orang kaya di antara kamu. Agar pendistribusian aset tersebut dapat tercapai secara optimal maka peran pemerintah sangat penting dalam perumusan kebijakan dan peraturan, namun peran pemerintah saja tidak cukup. Setiap lapisan masyarakat harus menyadari pentingnya distribusi kekayaan dan terlibat aktif dalam menciptakan distribusi kekayaan yang lebih adil.

Salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk membangun sistem moral dalam masyarakat. Hal ini terlihat jelas dalam kecaman Al-Qur'an terhadap ketidakadilan sosial.Al-Qur'an senantiasa mengecam ketimpangan ekonomi karena ketimpangan ekonomi merupakan hal yang paling sulit untuk disembuhkan dan merupakan inti dari ketimpangan sosial.35. Fazlur Rahman mengatakan, konsep keadilan sosial dalam perekonomian merupakan elan dasar Al-Quran.

Hal ini terlihat jelas dari beberapa ayat Al-Qur'an yang diturunkan pada masa Mekkah sebagai teguran terhadap masyarakat jahiliah yang tidak adil secara ekonomi dalam berbagai bentuk dan manifestasinya.36.

نوُّدُصَي

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (34) pada hari emas dan perak itu dipanaskan dalam api neraka. , maka terbakarlah dahi mereka, perut dan punggung mereka (dan dikatakan kepada mereka), 'Inilah harta kamu yang telah kamu simpan untuk diri kamu sendiri, maka rasakanlah sekarang (untuk) apa yang kamu simpan itu.' Ayat ini dikatakan sebagai ejekan, penghinaan dan kecaman terhadap mereka yang mengumpul harta dan melakukan kezaliman dalam ekonomi. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan mereka (memakan) makanan yang baik-baik (yang dihalalkan dahulu) dan kerana mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah (160) dan kerana memakan riba, padahal itu benar-benar diharamkan atas mereka, dan kerana mereka memakan harta manusia dengan cara yang curang.

Kami sediakan bagi orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih (161)” (QS. al-Nisā`: 161). Dari uraian berbagai penjelasan ayat-ayat Al-Quran di atas, dapat dipahami bahwa Al-Quran menuntut kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, hendaknya ditegakkan keadilan dalam bidang perekonomian berupa pemerataan harta kekayaan antara masyarakat yang membutuhkan maupun tidak, agar selaras dengan bunyi Pancasila kelima berupa keadilan sosial terhadap masyarakat, yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan. termasuk keadilan sosial. untuk hidup;

Keadilan ekonomi berupa kewajiban zakat merupakan wujud paling nyata dari keadilan sosial yang mempunyai maksud dan tujuan yang luas, yaitu berkurangnya berbagai permasalahan sosial, seperti kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dalam masyarakat sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang bersifat sosial. tidak adil adalah. Konsep keadilan sosial sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an di atas mengajarkan kesetaraan ekonomi bagi si kaya dan si miskin, agar kesenjangan tidak terlalu dalam dan terhindar dari berbagai bentuk ketidakadilan sosial khususnya di bidang ekonomi. Meski demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tetap selaras dengan semangat ajaran agama Islam; konseptual (sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an), dan praktis (seperti yang dicontohkan Nabi).

Untuk mengatasi permasalahan terkait keadilan sosial bagi masyarakat, Al-Quran menawarkan beberapa solusi antara lain; terutama melalui pemerataan keadilan sosial, sesuai dengan proporsi masing-masing individu. Kedua, dengan melakukan sosialisasi norma dan nilai keadilan sesuai dengan syariat agama Islam; Alquran dan Hadits. Semangat yang ingin dipupuk Al-Quran dengan tugas “mar makruf nahi munkar” adalah lahirnya kesalehan yang diikuti dengan kemauan berbuat yang terbaik, barulah manusia dapat terhindar dari keburukan.

Oleh karena itu, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari; bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa harus berlandaskan tuntunan Al-Qur’an, khususnya di bidang keadilan sosial. Keadilan Sosial dalam Perspektif Al-Qur'an dan Pancasila" dalam Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat 1 no. 2 (Juli-Desember 2017). Idves Dana Syariah Institute "konsep keadilan dalam ilmu ekonomi", dalam https://indves .com/blog/kompet-keadilan-dalam-Ekonomi, diakses 6 Oktober 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang status kawasan yang didiami oleh masyarakat Baluwarti merupakan Kawasan Cagar Budaya (Keraton Kasunanan Surakarta), maka sepanjang itu pula instrumen yang