Program Studi Kebianan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.R PRAKTIK MANDIRI BIDAN CATUR SUSILOWATI A.Md.Keb
MARGOMULYO PURO KARANGMALANG SRAGEN
Huda Miftah D.S1, Arista Apriani,SST.,M.Kes.,M.Keb2, Ernawati, SST.,M.Kes.,M.Keb 3 1Mahasiswa ProdiKebidanan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: [email protected]
2Dosen Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta
3Dosen Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga UniversitasKusuma Husada Surakarta
Abstrak
Latar Belakang : Di Indonesia AKI pada tahun 2018 terdapat 305 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Target Sustainable Development Goals (SDGs) global, penurunan Angka Kematian Ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030, dari yang sebelumnya 76,9 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Tujuan:
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 Langkah Varney. Metode : observasional deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif. Subyek : yang digunakan adalah ibu hamil normal Ny. R mulai usia kehamilan 34+5minggu pada bulan Maret tahun 2021 di Praktik Mandiri Bidan Catur Susilowati A.Md.Keb Margomulyo Puro Karangmalang Sragen kemudian diikuti sampai ibu bersalin dan nifas sampai dengan bulan Juni tahun 2021. Hasil : Saat kehamilan Ny.
R tidak ada masalah dalam kehamilannya. Proses bersalin lancar dan spontan. BBL normal tidak ditemukan komplikasi. Nifas involusi uteri normal dan Ny.R menggunakan KB IUD. Kesimpulan : Selama memberikan Asuhan kebidanan secara komprehensif tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
Kata kunci : Asuhan kebidanan, Komprehensif
PENDAHULUAN
Ibu dan anak adalah anggota dari sebuah keluarga yang perlu di dahulukan/di utamakan dalam pelaksanaan upaya kesehatan, sebab ibu dan anak adalah termasuk golongan orang yang rentan terhadap kondisi keluarga dan orang disekitar secara umum. Sehingga pemberian nilai terhadap keadaan kesehatan dan kemampuan kerja dalam upaya kesehatan ibu dan anak sangat penting dan harus dilakukan. Perihal hasil dalam upaya kesehatan ibu, dapat dilihat dari keterangan indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya sanggup memberi nilai dari program kesehatan ibu, melainkan juga mampu dalam memberi nilai derajat kesehatan di tingkat masyarakat, karena tingkat sensitifnya terhadap upaya memperbaiki pelayanan kesehatan, baik dari nilai aksesibilitasnya maupun kualitas (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Di Indonesia angka AKI pada tahun 2018 terdapat 305 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Secara umum terjadi penurunan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah selama periode 2015-2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per 100.000 kelahiran hidup. Sebesar 64,18 persen kematian maternal di Provinsi Jawa Tengah terjadi pada waktu nifas, sebesar 25,72 persen pada waktu hamil, dan sebesar 10,10 persen terjadi pada waktu persalinan.
Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia 20-34 tahun sebesar 64,66 persen, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 31,97 persen dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 3,37 persen. Kematian ibu desebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah akibat gangguan hipertensi sebanyak 29,05%, perdarahan 24,05%, gangguan metabolik 0,5%, gangguan sistem peredaran darah
11,08%, infeksi pada kehamilan 6.0%
dan penyebab lainnya 27,6%.
AKN di Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 5,8 per 1.000 kelahiran hidup.
Sebesar 46,4 persen kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 disebabkan karena BBLR. Penyebab kematian neonatal lainnya paling tinggi disebabkan oleh BBLR yang tercatat 46,04%, akibat dari Asfiksia 30,03%, Kelainan bawaan 20,0%, dan Sepsis%.
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 8,2 per 1.000 kelahiran hidup. Sebesar 40,5 persen kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 disebabkan karena BBLR. Untuk penyebab kematian bayi disebabkan oleh BBLR 40,05%, Asfiksia 26,5%, Kelainan Bawaan 17,5%, Pneumonia 5,7%, Diare 5,2%, Sepsis 2,8%, Kelainan saluran cerna 1,3%, Kelainan syaraf 0,3% dan Malaria 0,1%. (Dinkes Provinsi Jateng, 2019).
Target Sustainable Development Goals (SDGs) global, penurunan Angka Kematian Ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030, dari yang sebelumnya 76,9 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen menyebutkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 11 ibu melahirkan yang meninggal dunia.
Sedangkan untuk tahun 2018 meningkat menjadi 15 ibu, dan pada periode Januari sampai dengan Juni 2019 terdapat 4 ibu yang meninggal.
Penyebab kematian pada ibu terseut rata-rata mengalami preeklamsi berat dan perdarahan (DinKes Sragen, 2019).
Berdasarkan Data Program Kesga Provinsi Jawa Tengah tahun 2019, di Kabupaten Sragen terdapat 3,9%
kematian neonatal dan 6,5 kematian pada bayi. Penyebab kematian tersebut yakni adanya kelainan bawaan dan infeksi (Dinkes Sragen, 2019).
Meski mengalami penurunan, AKI, AKB dan AKN masih menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mewujudkan masyarakat Indonesia sehat. Upaya untuk terus menekan AKI bukan hanya menjadi tugas dan kewajiban dari tenaga kesehatan melainkan semua anggota masyarakat.
Oleh karena itu diperlukan upaya pendekatan yang dilakukan tidak hanya pada ibu hamil saja, tetapi juga harus memperhatikan kesehatan sejak anak, remaja, kehamilan hingga orang tua.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat AKI dan AKB bahwa petugas kesehatan dapat mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan dan bayi baru lahir, seperti asfiksia, kelainan kongenital, penyakit bawaan lain pada bayi dan hipertensi dalam kehamilan dan nifas. Saat ibu hamil dilakukan pemantauan secara ketat yaitu dengan melakukan Antenatal Care (ANC) tepat waktu dan lengkap pada ibu hamil termasuk pemberian tablet Fe (kalsium) kepada ibu dan memonitornya melalui petugas surveilance kesehatan ibu dan anak (KIA) (Kusumawardani & Handayani, 2018).
Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan memastikan setiap ibu hamil telah melakukan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi Tetanus bagi wanita usia subur dan ibu hamil, pemberian tablet tambah darah, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan kontrasepsi/KB dan pemeriksaan HIV dan Hepatitis B.
(Profil Kesehatan RI, 2019)
Dalam upaya perbaikan ini bidan merupakan orang yang sangat dibutuhkan yang dapat menolong seiring dengan upaya untuk menurunkan tingkat
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai tenaga kesehatan seorang bidan harus berupaya dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan untuk menanggulangi berbagai masalah dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi, seperti dengan memberikan pelayanan promotif dan preventif. Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan standar sebagai acuan bagi bidan dalam melakukan asuhan kepada masyarakat di tsetiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, polindes, maupun rumah sakit. Keterampilan bidan dalam memberikan asuhan harus dikembangkan sejak masa pendidikan (Ningsih dkk, 2018).
Program OSOC (One student One Client) adalah pembaharuan dari cara pembelajaran mata kuliah klinik kebidanan dengan CoC (Continuity of Carer)/asuhan kebidanan komprehensif pada Program Studi D-III Kebidanan.
Pengembangan bentuk pembelajaran klinik kebidanan ini merupakan ajaran oleh filosofi asuhan kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan (Yanti, 2015). Dengan melaksanakan Program OSOC mahasiswa dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan dengan mengacu pada women centre care kepada ibu hamil secara Continuity Of Care dan holistic care. Pemberian asuhan yang berpusat pada perempuan yang dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh tersebut menjadikan mahasiswa dapat belajar dari pasien mereka secara intensif karena kebutuhan dari masing-masing pasien berbeda dan tentu mempunyai perencanaan asuhan yang berbeda. (Fela, 2016)
Melalui model pelayanan maternitas “One Student One Client” ini diharapkan adanya upaya preventif dan promotif dalam rangka meningkatkan kesehataan ibu dan anak, adanya pendampingan secara berkelanjutan
terhadap seseorang perempuan sejak diketahui hamil, persalinan hingga 40 hari masa nifas, adanya deteksi dini terhadap faktor resiko maupun komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas untuk dilakukan penanganan secara cepat dan tepat; adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antara institusi pendidikan dengan institusi pelayanaan kesehataan khususya maternitas.
(Dinkes Jateng, 2016)
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif dan Continuity Of Care pada ibu hamil yang dimulai dari kehamilan trimester III (34- 36 minggu), persalinan, nifas, bayi baru lahir dengan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dengan teori 7 langkah varney dan SOAP.
METODE
Strategi yang digunakan dalam penulisan ini yaitu casestudyresearch (studi kasus) dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif. Laporan Tugas Akhir ini telah dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Catur Susilowati A.Md.Keb dan berlangsung dari bulan Maret - Juni 2021. Subjek yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini yaitu ibu hamil pada Ny.R G3P2A0 dengan umur kehamilan 34+5 minggu sampai 6 minggu masa nifas dengan rincian kunjungan kehamilan 3x, bersalin 1x, BBL 1x, bayi 3x, dan nifas 3x.
Metode pengumpulan data yaitu metode observasional deskriptif, format asuhan kebidanan, buku KIA, wawancara tidak terstruktur,status pasien, pegukuran dan dokumentasi, insrument yang digunakan yaitu dokumentasi 7 langkah varney pada kehamilan dan SOAP pada kehamilan,
persalinan, BBL, dan nifas, alat dan bahan untuk pemeriksaan fisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kehamilan
Pengkajian yang dilakukan terhadap Ny.R pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 14.00 WIB, didapatkan hasil berupa identitas pasien Ny R, umur 29 tahun, hamil 34+5 minggu didapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,7° C, berat badan sebelum hamil 50 kg, berat badan sekarang 62 kg, tinggi badan 141 cm, Lila 33 cm, pemeriksaan abdomen didapatkan hasil pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas operasi, payudara simetris kanan kiri, hyperpigmentasi dan tidak ada benjolan, palpasi leopold I TFU setinggi pusat, teraba kosong, leopold II Bagian kiri teraba keras, bulat, melenting (kepala janin), bagian kanan teraba lunak dan tidak melenting (bokong janin), leopold III Teraba panjang, keras seperti papan (punggung janin), leopold IV Tidak dilakukan, TFU mc.donald 29 cm, TBJ 2.790 gram. Selama kehamilan Ny.R diberikan Tablet FE bertujuan untuk mencegah anemia, sehingga Ny. R rutin mengkonsumsi tablet FE yang diberikan. Menurut Walyani, Elisabeth Siwi (2015) setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah sebanyak 90 tablet. Tablet zat besi sebaiknya diminum dengan benar supaya proses penyerapan oleh tubuh berjalan dengan baik.
Pada kunjungan 2, pelaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat, memberikan ibu KIE tentang senam hamil Trimester III, memberikan KIE pada ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup misal dengan tidur
siang minimal 1 jam dan tidur malam 7 - 8 jam guna mencegah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi) pada ibu dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya dan janinnya, ibu sudah mengetahui gerakan pada senam hamil pada trimester III, ibu sudah mengetahui ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III, Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup, dan telah dilakukan pendokumentasian hasil tindakan.
Pada kunjungan 3, pelaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat dan semua dalam batas normal, Memberikan KIE pada ibu tentang persiapan persalinan, menganjurkan pada ibu untuk periksa kembali ke bidan 1 minggu lagi, mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu Ibu sudah mengatahui kondisinya dan janinnya yang sehat, Ibu sudah paham mengenai persiapan persalinan, Ibu bersedia untuk periksa kembali ke bidan 1 minggu lagi, Telah dilakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan.
2. Persalinan
Dari hasil anamnesa klien diperoleh hasil, ibu mengatakan mengeluh perutnya kenceng-kenceng, ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak tanggal 04 Mei 2021 pukul 02.00 WIB, dan ibu mengatakan kenceng- kenceng semakin lama semakin sering dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir pada siang hari.
Kala I, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 17.32 WIB didapatkan data objektif : Kontraksi 4 kali per 10 menit selama 45 detik, pembukaan 6 cm, porti tipis, dan presentasi kepala. Asuhan kebidanan persalinan kala I didapatkan
diagnosa kebidanan Ny. R G3P2A0 umur ibu 29 tahun umur kehamilan 40+2 minggu, tunggal, hidup, intrauteri, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk PAP 3/5 bagian, inpartu kala 1 fase aktif, normal.
Kala II, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 18.30 WIB didapatkan data objektif : kontraksi 4 kali per 10 menit selama 45 detik, kandung kemih kosong, DJJ 142 x/menit, pembukaan lengkap, kulit jernih, pecah spontan, UUK jam 12.00, dan penyusupan kepala 0.
Kala III, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 18.50 WIB didapatkan data objektif : tidak teraba janin kedua, kontraksi keras, TFU setinggi pusat, kandung kemih kosong, dan pengeluaran pervaginam ± 80cc.
Kala IV, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada tanggal 04 Mei 2021 pukul 19.15 WIB didapatkan data objektif : kontraksi keras, TFU 3 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, dan pengeluaran pervaginam ± 70cc.
Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efektif dan aman. Pada tahap ini bidan melakukan perencanaan terstruktur berdasarkan tahapan persalinan. Dasar persalinan dan obat yang harus tersedia (Marmi, 2012).
Pada kala I, pelaksanaan yang diberikan yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa semua dalam batas normal, Menganjurkan suami atau keluarga untuk memberi dukungan agar ibu lebih semangat, Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar penurunan kepala janin lebih cepat, Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di antara kontraksi, Mengajarkan ibu teknik relaksasi
napas panjang saat timbul kontraksi, Memberikan massage effleurage untuk mengurangi rasa nyeri. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, Ibu telah diberi dukungan, ibu bersedia miring kiri, Ibu bersedia untuk makan dan minum di sela-sela kontraksi, Ibu sudah bisa melakukan teknik relaksasi napas panjang, Ibu mengatakan rasa nyerinya berkurang.
Pada kala II, pelaksanaan yang diberikan yaitu Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, Memposisikan ibu dengan posisi lithotomi yaitu dengan lekukan lengan berada ditekukan paha lalu kaki ditarik ke arah dada untuk membuka jalan lahir, Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi, Membantu proses persalinan. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu Ibu sudah mengetahui bahwa pembukaan sudah lengkap, Ibu sudah di posisikan litotomi, Ibu telah meneran saat ada kontraksi, Pukul 18.45 WIB. Bayi lahir normal berjenis kelamin perempuan dengan BB : 2900 gr, PB : 49 cm, LK : 33 cm, LD : 32cm, menangis kuat bergerak aktif dan kulit kemerahan.
Pada kala III, pelaksanaan yang diberikan yaitu melakukan manajemen aktif kala III, memeriksa perineum, memantau keadaan ibu melihat adanya pendarahan. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu tindakan telah dilakukan dan tidak terjadi perdarahan.
Pada kala IV, pelaksanaan yang diberikan yaitu memastikan uterus berkontraksi dengan baik, Membasuh tangan yang masih memakai handscoon dalam larutan klorin lalu bersihkan dari paparan darah dan cairan ibu, bilas dengan air DTT tanpa melepas handscoon, Mengajari ibu dan keluarga massase fundus uterus untuk menilai kontraksi dengan cara meletakkan telapak tangan di perut dan diputar secara perlahan searah jarum
jam selama ± 15 detik, membereskan alat-alat dan merendamnya pada larutan klorin 0,5 %, Memberikan ucapan selamat pada ibu atas kelahirkan bayinya, menganjurkan ibu makan dan minum agar tidak dehidrasi, memberikan ibu terapi obat, dan melengkapi partograf. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu tindakan telah dilakukan Uterus berkontraksi dengan baik, Telah membasuh tangan dalam larutan klorin tanpa melepas handscoon, Ibu dan keluarga telah di ajari massase fundus uterus, Alat telah dibereskan dan direndam dan sampah telah dibuang, Telah diberikan ucapan selamat pada ibu, Ibu bersedia makan dan minum, ibu telah diberi obat dan partograf telah diisi.
3. Bayi Baru Lahir
Pada kunjungan bayi baru lahir I didapat data obyektif, didapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Pemeriksaan Umum : suhu 36,4oc, pernafasan 50 x/menit, nadi 120 x/menit. Antropometri : lingkar kepala 33 cm, lingkar Dada 32 cm, BB/ PB 2.900 gram/ 49 cm.
Menurut Noordiati, (2018) bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda – tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya.
Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayinya, melakukan dokumentasi.
Pada kasus ini didapatkan evaluasi yaitu ibu sudah tahu bahwa bayinya dalam keadaan baik, ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand atau sesuai dengan keinginan
bayi, telah dilakukan
pendokumentasian.
Menurut Proverawati &
Rahmawati, (2012) mencuci tangan dalam perawatan tali pusat sangat penting karena dengan mencuci tangan kuman atau bakteri ditangan akan berkurang dan menghilang serta dapat mencegah terjadinya infeksi.
Pada kunjungan bayi baru lahir II yang dilakukan pada hari ke-14 didapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan Umum : suhu 36,5oC, pernafasan 30 x/menit, nadi 120 x/menit. Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari, melakukan dokumentasi. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu ibu sudah tahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi banyinya dalam keadaan baik, ibu sudah mengerti dan bersedia untuk memberikan perawatan yang baik pada bayinya, telah dilakukan dokumentasi.
Pada kunjungan bayi baru lahir III yang dilakukan pada hari ke-33 didapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan Umum : suhu 36,5oC, pernafasan 42 x/menit, nadi 120 x/menit, urine berwarna kuning jernih, dan mekonium berwarna kuning bercampur butiran putih. Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa bayinya dalam kondisi baik, Memberitahu ibu pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif, Melakukan dokumentasi. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu ibu sudah mengetahui kondisi bayinya baik, ibu sudah mengerti dan paham tentang ASI eksklusif dan telah dilakukan dokumentasi.
4. Nifas
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny.R didapatkan hasil bahwa masa nifas Ny.R berjalan normal, dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali.
Pada kunjungan nifas I yang dilakukan pada post partum hari ke-6.
Dilakukan pemeriksaan pada Ny. R P3A0 Umur 29 tahun dengan hasil, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,4 °C, berat badan 63 kg, kontraksi baik, TFU pertengahan antara sympisis dan pusat. Asuhan yang diberikan pada Ny.R yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaa, memberitahu ibu untuk tidak pantang makanan dan minuman yang banyak mengandung protein untuk membantu proses penyembuhan luka penjahitan, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif yaitu tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan selain ASI selama 6 bulan, melakukan dokumentasi. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dalam keadaan normal dan baik, ibu bersedia untuk tidak pantang makanan dan minuman apapun, ibu bersedia untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, telah dilakukan dokumentasi.
Menurut Kemenkes RI (2020), kunjungan ibu nifas selama pandemi COVID-19 dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan media online dengan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
Pada kunjungan nifas 2, Ny. R P3A0 Umur 29 tahun Post partum hari ke-14 normal. Data subyektif yang didapatkan yaitu, keadaan umum baik, TTV dalam batas normal, lochea serosa (kekuningan) , dan TFU tidak teraba. Asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang gizi ibu nifas, memberitahu ibu agar tetap menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menginginkan menyusu, melakukan dokumentasi. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu ibu sudah
tahu hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam keadaan normal dan baik, ibu sudah mengerti gizi ibu nifas dan bersedia untuk menjaga pola nutrisinya selama masa nifas, ibu bersedia untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali atau setiap bayinya menginginkan, telah dilakukan dokumentasi.
Pada kunjungan nifas 3, Ny. R P3A0 Umur 29 tahun Post partum hari ke-32 normal. Data subyektif yang didapatkan yaitu, keadaan umum baik, TTV dalam batas normal, lochea alba (putih), dan TFU tidak teraba. Asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu memberitahu pada ibu hasil pemeriksaannya TD : 120/80mmHg, N : 82x/menit, R : 24x/menit, S : 36,7°C, luka bekas jahitan sudah kering dan bersih, memberikan KIE tentang pemakaian alat kontrasepsi, melakukan dokumentasi. Pada kasus ini didapatkan evaluasi, yaitu ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya, ibu sudah mengetahui macam-macam alat kontrasepsi dan cara kerjanya, telah dilakukan dokumentasi.
SIMPULAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.R G3P2A0 umur 29 tahun dimulai dari usia kehamilan 34+5 minggu, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana di PMB Catur Susilowati Amd.Keb.
Kesimpulan dari hasil asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.R secara komprehensif mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir oleh bidan diperoleh hasil normal/fisiologis.
2. Interpretasi data
Setelah dilakukan interpretasi data pada Ny.R secara komprehensif mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir oleh bidan diperoleh hasil normal/fisiologis.
3. Diagnosa potensial
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R tidak ditemukan diagnosa potensial.
4. Tindakan segera
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R tidak dilakukan tindakan segera karena ibu dan bayi dalam keadaan normal dan sehat.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan pada Ny. R yaitu pemberian KIE tentang
senam hamil, KIE
ketidaknyamanan trimester III, KIE persiapan persalinan, KIE gizi ibu nifas, KIE perawatan bayi sehari- hari, KIE ASI Eksklusif, KIE pemilihan alat kontrasepsi, seluruh perencanaan telah dilakukan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.R telah dilakukan. Pemeriksaan ANC dilakukan pada tanggal 26 Maret 2021, kunjungan hamil I dilakukan pada tanggal 06 April 2021 diperoleh hasil pemeriksaan dengan posisi janin letak lintang saat umur kehamilan 34+5 minggu dan Ny.R diberikan konseling tentang optimalisasi janin dengan melakukan senam hamil gerakan knee chest (menungging).
Kunjungan hamil II dilakukan pada tanggal 16 April 2021, Ny.R telah melahirkan bayinya pada tanggal 04 Mei 2021 secara normal, pemeriksaan fisik nifas dilakukan pada tanggal 23 Mei 2021, kunjungan nifas I dilakukan pada tanggal 18 Mei 2021, kunjungan nifas II dilakukan pada tanggal 07 Juni 2021 keseluruhan pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan perencanaan dengan hasil normal dan baik.
7. Evaluasi
Evaluasi dari asuhan kebidanan komprehensif yang sudah dilakukan pada Ny.R mulai pemeriksaan,
perencanaan dan tindakan dapat disimpulkan bahwa Ny.R dalam keadaan normal dan sehat, posisi janin Ny.R sudah normal dengan presentasi kepala pada umur kehamilan 36+2 minggu dan janin masuk PAP pada umur kehamilan 37+5 minggu. Ny.R melahirkan pada usia kehamilan 40+2 minggu dengan hasil bayi lahir normal dengan BB:2900 gram PB:49 cm berjenis kelamin perempuan. Dari hasil pemeriksaan selama masa nifas diperoleh hasil normal dan tidak ditemukan kelainan. Selama kunjungan bbl dan neonatus diperoleh hasil bayi dalam keadaan normal dan sehat tidak ditemukan masalah atau kelainan.
8. Kesenjangan
Dari asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R G3P2A0 tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K. dan Marhaeni, G. A. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita
& Anak Prasekolah. Yogyakarta : ANDI
Asih, Y., Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Jakarta: Trans Info Media.
Asri, H. D, dan C. Clervo, P. 2012.
Asuhan Persalinan Normal.
Yogyakarta: Nuha Media
Depkes. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Fatimah, Nuryaningsih. 2017. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Mutmainnah, Annisa UI, dkk. 2017.
Asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Yogyakarta: ANDI
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Malang : Wineka Media
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurasiah, Ai, A. Rukmawati, D.
Laelatul Badriah. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan.
Bandung: PT Refika Aditama Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
Deepublish.
Pudji S., Ina H. 2018. Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil TrimesterIII. Jurnal Bidan
“Midwife Journal” Volume 5 No. 01, Jan 2018. Politeknik Kesehatan Bandung.
Prawirphardjo,S. 2014. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Riyanti I., Risneni., Nyimas A. 2019.
Pelatihan Teknik Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Dengan Massage Effleurage Pada Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun 2019. Jurnal Pengabdian Kesehatan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2020.
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Rohani, Saswita, R., & Marisa. 2014.
Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika
Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang: Erlangga Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Suhartika. 2018. Buku Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sutanto A V, Fitriana Y. 2015. Asuhan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset Tando, Naomy Marie. 2016. Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Wagiyo & Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, Dan Bayi Baru Lahir Fisiologgi & Patologis.
Yogyakarta: CV Andi Offset Widatiningsih, Dewi. 2017. Praktik
Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans Medika
Widiastini, Luh Putu. 2018. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Bogor : In Media
Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Walyani, S. E. & Purwoastuti, E. 2015.
Asuhan Kebidanan Persalinan &
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.
Yeni L., Dian R., Raja F. L. 2021.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Tindakan Mencuci Tangan Dalam Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. Jurnal Medika Hutama Vol 02 No 02, Januari 2021. STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Yuniarti. 2018. Efektivitas Salep Jintan Hitam (Nigella Sativa) Pada Proses Penyembuhan Luka Perineum Rupture Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan Manarang Volume 4, Nomor 2, Desember 2018, pp. 64 – 68. Poltekkes Kemenkes Palangkaraya.