Apa saja kendala pelaksanaan pendidikan pramuka dalam meningkatkan kemandirian siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo. Mengidentifikasi kendala pelaksanaan pendidikan pramuka dalam meningkatkan kemandirian siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, setelah mengumpulkan seluruh data yang berkaitan dengan pembelajaran eksploratif dan otonomi siswa, untuk memudahkan analisis, data-data yang masih kompleks dipilih dan difokuskan agar lebih sederhana. Merupakan analisis data yang berlangsung terus-menerus baik pada saat maupun setelah pengumpulan data untuk menarik kesimpulan yang dapat menggambarkan pola-pola yang terjadi.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Dengan menampilkan data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang Anda pahami. Bandingkan apa yang orang katakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
Tahapan Penelitian
Sistematika Pembahasan
LANDASAN TEORI
Perkembanmgan Anak a. Pengertian Perkembangan
Pernyataan yang terkenal dari teori ini adalah: Onogene Recapitulatie Philogenenese (perkembangan satu jenis makhluk merupakan pengulangan perkembangan keseluruhan). Teori ini menegaskan bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang efektif secara sosial, yaitu ketegangan yang ada dalam diri seseorang dan menentukan dinamikanya di tengah lingkungannya.
Perkembangan Anak Usia SD/MI
Misalnya, pada bayi baru lahir, anak laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, namun anak perempuan tumbuh lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Mereka yang sehat jasmani dan rohaninya baik dan sempurna akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Di sisi lain, mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik mental maupun fisik, juga akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Memasuki SD/MI, salah satu hal penting yang harus dimiliki anak adalah kematangan sekolah, yang tidak hanya mencakup kecerdasan dan motorik, bahasa, tetapi juga hal-hal lain seperti mampu menerima otoritas figur selain orang tuanya, kesadaran akan keagungan. tugas, taat pada peraturan dan dapat mengendalikan emosinya. Tujuan masa ini adalah agar dapat diakui sebagai anggota suatu kelompok, sehingga pada akhir masa sekolah, anak biasanya cenderung memilih aturan-aturan yang ditetapkan oleh kelompoknya dibandingkan yang ditentukan oleh orang tuanya.
Perkembangan Sosial
Agar dapat diterima dalam kelompok, siswa juga harus memainkan peran sosial berupa panutan. Untuk dapat bergaul dengan masyarakat, siswa harus menyukai orang atau terlibat dalam kegiatan sosial tertentu. Siswa harus menguasai kemampuan berbicara tentang topik yang dapat dimengerti dan menarik bagi orang lain.
Jika siswa memperoleh kegembiraan dan kepuasan dalam bergaul dengan orang lain, maka siswa akan cenderung mengulangi hubungan sosial tersebut. Dan sebaliknya, jika siswa tidak bahagia maka siswa cenderung bergaul dengan orang lain.
Pendidikan Kepramukaan
Melalui metode pembelajaran sosialisasi melalui role play, dengan meniru orang-orang yang diidolakan, siswa mengikuti peran-peran sosial tersebut. Pramuka melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah dan pendidikan di lingkungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang tidak terpuaskan oleh kedua lingkungan pendidikan tersebut. Diantara sistem tersebut adalah proses pendidikan kepramukaan, yang membentuk peserta didik sedemikian rupa agar berjiwa mandiri, disiplin dan mandiri dalam hubungan interpersonalnya.
Tujuan pendidikan dalam arti luas adalah menjadikan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan taat pada nilai dan norma masyarakat. Proses pendidikan dalam eksplorasi terjadi ketika siswa terlibat dalam kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif, dan menantang.
Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian
Pada saat seperti itu, Pelatih Pramuka memberikan bimbingan dan pengembangan karakter di sela-sela kegiatan Pramuka. Erikson menyatakan kemandirian merupakan upaya melepaskan diri dari orang tua dengan tujuan menemukan diri sendiri melalui proses pencarian identitas ego, yang merupakan pengembangan menuju individualitas yang stabil dan mandiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan proaktif, mengatur perilaku, bertanggung jawab, mampu mengendalikan diri, mengambil keputusan sendiri, dan mampu menyelesaikan masalah tanpa pengaruh orang lain. yang lain.
Dasar yang ia letakkan dalam menentukan sikap adalah hasil pemikirannya sendiri dan bukan hasil dominasi orang lain. Kalaupun ada ide, saran, serta masukan atau pemikiran orang lain, hanya dijadikan bahan masukan saja.
Bentuk-bentuk Kemandirian
Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, kemandirian dalam belajar hendaknya dikembangkan sedini mungkin dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap membantu apabila diperlukan. Ada beberapa prinsip yang menjadi pedoman dalam perancangan dan pelaksanaan pendidikan, salah satunya adalah prinsip kemandirian dalam belajar. Perwujudan prinsip kemandirian dalam pembelajaran akan menempatkan guru pada peran utama sebagai fasilitator dan motivator.
Terdapat pelbagai strategi pengajaran-pembelajaran dan atau aktiviti pengajaran-pembelajaran yang boleh memberi peluang untuk mengembangkan kemandirian dalam pembelajaran. Di samping itu, beberapa jenis aktiviti pembelajaran bebas akan sangat bermanfaat dalam membangunkan kemandirian dalam pembelajaran, seperti pembelajaran melalui modul, pakej pembelajaran, pengajaran berprogram dan sebagainya.
Pentingnya Kemandirian Bagi Peserta Didik
Perilaku tersebut akan mengarah pada perilaku formalistik, ritualistik dan tidak konsisten, yang pada akhirnya akan menghambat terbentuknya etos kerja dan hidup yang mapan sebagai salah satu ciri kualitas sumber daya manusia yang mandiri. Ketidaktahuan terhadap lingkungan merupakan salah satu gejala perilaku impulsif yang menunjukkan masih rendahnya kemandirian masyarakat. Mitos bahwa segala sesuatu yang berkembang di masyarakat dapat diatur menunjukkan ketidakjujuran dalam berpikir dan bertindak serta rendahnya kemandirian.
Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Kemandirian merupakan keterampilan yang berkembang sepanjang hidup seseorang, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman dan pendidikan. Oleh karena itu, perlu ditanamkan sikap kemandirian pada anak sedini mungkin, agar anak menjadi pribadi yang mandiri sejak kecil hingga dewasa. Berikut cara membangun kemandirian pada anak, antara lain: meningkatkan rasa percaya diri anak, memberikan tanggung jawab atau kepercayaan pada anak, memberi keteladanan, tidak memaksa, tidak terlalu membebani, cepat menetapkan batasan, memberi kesempatan memilih, menghargai usaha, jangan langsung menjawab pertanyaan, dorong untuk mencari alternatif, jangan patah semangat.63.
TELAAH PUSTAKA
Dari kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan di MI Muhammadiyah Kasihan IV, siswa mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang, antara lain: menumbuhkan jiwa keagamaan, menumbuhkan sikap disiplin dan tertib, menumbuhkan jiwa kreatif, memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air, serta membina jiwa berkarya. sikap yang sama. 64. Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Ahmad Hamdan Asyachowi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Mata Pelajaran Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati melalui Model Information Search Action Research pada Siswa Kelas VII A- SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran skripsi ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang membuktikan adanya peningkatan kemandirian belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI dengan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM. tipe pencarian informasi Pembelajaran berlangsung dengan semangat belajar siswa yang tinggi sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
64 Bambang Iswahyudi, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka di MI Muhammadiyah Kasihan IV Tegalombo Pacitan” (Ponorogo: Skripsi. 2014). 65 Ahmad Hamdan Asyachowi, “Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pie, Mata Pelajaran Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati melalui Model Penelitian Tindakan Pencarian Informasi pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 31 Semarang” (Semarang: Tesis Diploma. 2010).
DESKRIPSI DATA
Deskripsi Data Umum
- Sejarah Berdirinya MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
- Letak Geografis MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
- Visi, Misi danTujuan MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
- Struktur Organisasi MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
- Keadaan Guru dan Siswa MIN Lengkong Sukorejo
- Kegiatan MIN Lengkong Sukorejo
Tepatnya MIN Lengkong terletak di sisi utara jalan raya, tepatnya di Jalan Imam Muhyi No. 120 Desa Lengkong, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo. Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pencarian bakat siswa MIN Lengkong Sukorejo, diperlukan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Berdasarkan gambaran peneliti di lapangan, jumlah guru dan pegawai MIN Lengkong Sukorejo pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 15 orang.
Sedangkan menurut data yang diperoleh peneliti di lapangan, jumlah siswa pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 159 siswa. Untuk menunjang hal tersebut MIN Lengkong Sukorejo melakukan kegiatan lain di luar kegiatan belajar mengajar seperti ekstrakurikuler pramuka, drum band, kaligrafi, musik.
Deskripsi Data Khusus
- Data Mengenai Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
- Data Mengenai Peran Pendidikan Kepramukaan dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo
- Data Mengenai Hambatan Pendidikan Kepramukaan dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo
Data mengenai Peran Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Di MIN Lengkong Sukorejo Meningkatkan Kemandirian Siswa Di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Sekolah MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo, Bpk. Tulus, merupakan salah satu cara melatih dan mengembangkan kemandirian pribadi anak melalui kegiatan eksplorasi. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kemandirian siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo.
Data Hambatan Pendidikan Pramuka Dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo. Saat mengikuti pendidikan kepramukaan untuk meningkatkan kemandirian siswa di MIN Lengkong Sukorejo terdapat kendala.
ANALISIS DATA
Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
Sekolah MIN Lengkong Sukorejo meyakini siswa yang aktif mengikuti kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan kemandirian siswa. Penyelenggaraan pendidikan pramuka yang dapat meningkatkan kemandirian siswa MIN Lengkong adalah kegiatan ritual, PBB, perintisan, penerimaan materi dan tugas pramuka, perlombaan, perkemahan dan penelitian. Temuan ini sejalan dengan pendapat Andri Bob Sunardi yang menyatakan bahwa kepramukaan sebagai proses pembelajaran sepanjang hayat adalah pendidikan yang menggunakan cara-cara kreatif, rekreatif, dan mendidik untuk mencapai tujuan, dan lain-lain.
Metode Pramuka merupakan suatu cara belajar yang progresif melalui: Mempraktikkan Kode Kehormatan Pramuka, belajar sambil berbuat, sistem kelompok, menantang dan meningkatkan aktivitas serta muatan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani siswa, aktivitas di alam, sistem tanda. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan peneliti memperkuat teori Andri Bob Sunard yang menjelaskan tentang metode Pramuka yang meliputi Latihan Kode Kehormatan Pramuka, learning by doing, sistem kelompok, kegiatan yang menantang dan peningkatan. . dan memuat pendidikan yang sesuai bagi pengembangan jasmani dan rohani peserta didik, kegiatan terbuka, sistem penilaian kompetensi, sistem satuan tersendiri antara putra dan putri, antara sistem dasar dan majas.
Analisis Tentang Peran Pendidikan Kepramukaan dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
Dalam pendidikan kepramukaan di MIN Lengkong Sukorejo tujuannya adalah sekolah mengharapkan siswa lulusan MIN Lengkong Sukorejo mempunyai keterampilan; anak yang tentunya juga dapat menjadi pribadi yang mampu hidup bermasyarakat, disiplin, taat hukum dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. dan sosial, menjaga lingkungan hidup sebagaimana diajarkan dalam dadha dharma, memiliki keterampilan dan membentuk karakter mandiri siswa. Hasil temuan ini sejalan dengan teori bagaimana kemandirian anak dapat dibangun, yang menyatakan bahwa dalam mendidik anak, keberanian dan kemandirian tidak dapat terjadi secara instan, melainkan memerlukan proses dan waktu. Untuk membangun kemandirian anak diperlukan suatu cara yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri anak, memberikan tanggung jawab atau kepercayaan pada anak, memberi contoh, tidak memaksa, tidak terlalu memberatkan, cepat menetapkan batasan, memberi kesempatan untuk mandiri. memilih, hargai usaha, jangan langsung menjawab pertanyaan, dorong mereka untuk mencari alternatif, jangan mematahkan semangat mereka.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan peneliti memperkuat teori yang menjelaskan.
Hambatan dalam Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa di MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo
Hal ini diperkuat dengan pendapat Pembina Pramuka dan salah satu siswa MIN Lengkong Sukorejo bahwa kegiatan kepramukaan mempunyai dua kendala yaitu kendala internal dan eksternal. Hambatan internal adalah kurangnya minat, motivasi, semangat, dan keinginan siswa untuk berubah menjadi mandiri, sedangkan hambatan eksternal adalah keluarga, lingkungan, media elektronik, dan cuaca.
PENUTUP
SARAN
Pendidikan pramuka dijadikan sebagai bahan informasi pembentukan karakter mandiri peserta didik, tidak hanya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja.