• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABSTRAK"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Kemudian Nahdlatul Ulama (NU) sendiri sebagai salah satu organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia membahas Hukum Kepentingan pada Musyawarah Nasional (Munas) di Lampung tahun 1992. Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai beberapa versi pendapat yang bisa dijadikan pilihan. untuk referensi bagi masyarakat muslim di Bermu'a>mala khususnya dalam dunia perbankan.

Penegasan Istilah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Tesis ini menjelaskan pendapat Muhammad Syahru>r yang memperbolehkan bunga pada jenis pinjaman produktif dengan batas maksimal 100% pokok pinjaman, dan tidak memperbolehkan bunga pada jenis pinjaman konsumsi.

Metode Penelitian

Data pendapat Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Ponorogo mengenai hukum mu'a>malah dengan bank konvensional. Bakhtiar Harmi, M.Pd.I, menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo. 5) Bab.

Sistematika Pembahasan

BUNGA BANK DALAM TINJAUAN FIQH

PERSEPSI PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) KABUPATEN PONOROGO TERHADAP

BUNGA BANK DALAM TINJAUAN FIQH

Pengertian Bunga Bank

Ekonom Barat memahami bahwa bunga adalah 'harga', 'sewa'. atau “biaya” sejumlah uang yang dipinjam oleh orang lain. Pemberi pinjaman telah mengorbankan keinginannya saat ini untuk menggunakan uangnya, sehingga meminta imbalan berupa sejumlah uang tambahan yang disebut bunga.

Pendapat Fuqaha> Tentang Bunga Bank

Dengan berbagai pertimbangan yang ada, seperti yang dikutip oleh Muhammad Ghafur W., dalam “Pengertian Bunga dan Riba Ala Umat Islam Indonesia”, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah mengeluarkan fatwa nomor: 08 Tahun 2006 sebagai berikut: 58. Pengertian bunga dan Riba ala umat Islam Indonesia” berpendapat bahwa bunga bank di Indonesia tidak termasuk riba yang dilarang dalam Al-Quran, karena tidak ada unsur penganiayaan di dalamnya. Menurut Syafruddin Prawiranegara (tokoh Masyumi), seperti dikutip oleh Muhammad Ghafur W., masih dalam buku “Pengertian Bunga dan Riba ala Umat Islam Indonesia”, bahwa bunga bank tidak termasuk riba.

Seperti yang dipetik oleh Muhammad Ghafur W. dalam kitab yang sama, Shahrur berkeyakinan bahawa amalan riba yang diharamkan oleh al-Quran adalah riba daripada pinjaman orang kaya terhadap mereka yang sebenarnya berhak menerima sedekah. Menurut Sanhuri, sebagaimana yang dipetik oleh Muhammad Ghafur W., dalam “Memahami Faedah dan Riba ala Muslim Indonesia”, bunga atas modal dengan had yang ditentukan adalah halal, sebagai pengecualian dari larangan asal. Ulama Mesir, Muhammad Abduh, yang pernah berkhidmat sebagai Mufti Besar Mesir dan muridnya Muhammad Rasyid Ridha, seperti yang dipetik oleh Muhammad Ghafur W., dalam "Memahami Faedah dan Riba ala Muslim Indonesia" percaya bahawa riba yang diharamkan adalah satu bentuk riba. yang diamalkan pada zaman jahiliah. , atau dipanggil riba jahiliyyah.

Muhammad Hatta seperti yang dipetik oleh Muhammad Ghafur W., dalam "Memahami Bunga dan Riba ala Muslim Indonesia". Berikut adalah petikan langsung dari tulisannya, seperti yang dipetik oleh Muhammad Ghafur W., dalam "Memahami Riba dan Bunga ala Muslim Indonesia:83". Fuqaha>' yang memungkinkan untuk bermu'a>walaupun dengan bank konvensional Muhammad Abduh seperti yang dikutip oleh Muhammad Ghafur W., dalam "Memahami Bunga dan Riba ala Muslim Indonesia".

Fukaha>' yang berpendapat bahwa hukum mu'a>Melah dengan bank konvensional diperbolehkan dengan syarat. Mas Mansur seperti dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa dalam "Manajemen Bisnis Syari'ah".

PERSEPSI PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) KABUPATEN PONOROGO TERHADAP BUNGA BANK

Profil Nahdlatul Ulama (NU) Ponorogo

  • SYURIAH
  • MUSTASYAR
  • SYURIAH

Profil Para Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo

Beliau kemudian melanjutkan pendidikan di MTsN Tanjungtani Prambon Nganjuk dan tamat pada tahun 1992, dan melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purwoasri Kediri, tamat pada tahun 1995. Lirboyo”, beliau aktif di Lembaga Bahtsul Masa>il dan menjabat sebagai ketua Lembaga LBM (Lembaga Bahtsul Masa>il) di Pondok Pesantren "Lirboyo" selama dua periode. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan di STAIN Ponorogo dengan mengambil program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan lulus pada tahun 2014.

Ia juga aktif di lembaga Nahdlatul Ulama (NU) Ponorogo dan menjabat Wakil Ketua Syuriah NU Ponorogo. Sampai saat ini beliau masih mengajar di Pondok Pesantren “Hudatul Muna” SMP Ma’arif 2 Ponorogo, dan aktif di berbagai majelis Ponorogo Ta’li>m salah satunya “al-Hikmah” Ponorogo Ta’ li>m Dewan. Setelah itu, ia masuk Universitas Tri Bhakti Kediri sambil belajar di Pondok Pesantren "Al-Ikhlas" Kediri.

Selain aktif di NU, ia juga aktif dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ponorogo dan menjabat sebagai koordinator panitia Fatwa hukum dan legislatif. Beliau aktif dalam kepengurusan NU Ponorogo sebagai Katib Suriyah sejak tahun 2004 dan kini menjadi Wakil Rais. Selain itu, beliau juga menjalani pendidikan nonformal di Madrasah Diniyah "Miftahul Huda" Ponorogo Pondok Pesantren "Darul Huda" Ponorogo Sarang Rembang, Jawa Tengah di bawah asuhan KH.

Persepsi Para Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo terhadap Bunga Bank

Pasalnya ketika nasabah meminjam uang ke bank maka nasabah membayar bunga pinjaman tersebut, sebenarnya sebagian bunga tersebut digunakan untuk membayar bunga tabungan bagi nasabah yang menabung. Kemudian sebagian digunakan untuk biaya operasional bank, seperti membayar gaji pegawai, biaya listrik dan lain sebagainya. Apa Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) no. 1 Tahun 2004 yang menyatakan bunga bank dilarang, dia pribadi menghormatinya.

Menurutnya, saat ini minat perbankan di Indonesia, khususnya bank-bank BUMN, masih dalam kategori halal. Alasannya karena keberadaan bank di negara kita merupakan sebuah kebutuhan yang masuk dalam kategori d}aru>rah106.

Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka besarannya (takaran atau beratnya) harus sama dan dibayar tunai (cash). Maka semangat mu'a>Malah dalam sudut pandang h}ikmatuttashri>' tidak boleh saling merugikan,109 ketika kita meminjam uang kepada orang lain, kita tidak boleh merugikan orang tersebut. Jadi misal sekarang kita pinjam emas 100 gram, maka lima tahun lagi kita juga akan mengembalikan emas 100 gram itu.

Bila harga 100 gram emas saat ini adalah empat puluh juta rupiah, maka lima tahun kemudian harga 100 gram emas menjadi tujuh puluh juta rupiah. Nilai uang sekarang dan lima tahun ke depan tentu akan sangat berbeda, terutama mata uang Indonesia. Sedangkan para ulama di Indonesia rata-rata berpendapat bahwa bunga bank ada tiga jenis, yaitu haram mutlak, syubhat dan mutlak halal.

Jadi beliau berpendapat, bunga bank itu bukan riba asal yang dipinjam adalah uang.112 Sebenarnya sama saja dengan yang disebut bagi hasil. Terkait Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebutkan bunga bank adalah riba dan hukumnya haram, ia tidak sependapat dari segi substantif. Sebab persoalan bunga bank sebenarnya bukan persoalan qath'i melainkan persoalan z}anni karena termasuk wilayah ijtihad.

اب و

Faktanya, praktik di bank yang menamakan dirinya syariah masih sama dengan yang dilakukan di bank konvensional. Namun lebih afdholnya kita sepakat dengan bank yang murni syariah. Karena pada kenyataannya bank berlabel syariah saat ini masih belum menerapkan syariah murni.

Namun dalam praktiknya, keberadaan bank syariah terkadang belum menjangkau daerah-daerah tertentu, terutama di daerah terpencil. Kenyataan yang terjadi saat ini, ternyata banyak bank syariah yang sudah berdiri namun belum mampu menerapkan syariah yang murni. Faktanya, tren bagi hasil bank syariah lebih besar dibandingkan bunga yang dikenakan bank konvensional.

Jadi sebenarnya kelebihan mu'a>mahah dengan bank syariah adalah semangatnya untuk berganti nama dan status. Kenyataan yang terjadi saat ini di lapangan sebenarnya sudah berdiri bank-bank yang berlabel syariah. Jadi, selama demikian, tidak ada perbedaan antara bank konvensional dan syariah.

ANALISIS TERHADAP PERSEPSI PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) KABUPATEN PONOROGO

TERHADAP BUNGA BANK

Analisis Terhadap Pandangan Para Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo Tentang Bunga Bank

Kyai Bakhtiar Harmi menilai suku bunga perbankan yang berlaku di Indonesia saat ini, khususnya bank pemerintah, masih dalam kategori halal. Pernyataan Kyai Bakhtiar Harmi senada dengan pernyataan Ahmad Hassan (Tokoh Persis), seperti dikutip Muhammad Ghafur W., dalam buku berjudul “Pengertian Bunga dan Riba ala Umat Islam Indonesia”, yang dengan tegas menyatakan bahwa keuntungan yang diterima dari bank saat ini salah jika dikatakan haram. Kalau sudah dibayar berbulan-bulan atau bertahun-tahun dengan jumlah yang sama, jelas akan sangat merugikan mereka yang punya uang.155 Kemudian menurut Syekh Al-Azhar Kairo, Thantawi, seperti dikutip Lativa M.

Pengertian Bunga dan Riba ala Muslim Indonesia”, yang mengatakan bahwa bunga bank bukanlah riba, karena pada dasarnya bunga bank adalah suatu jasa yang dikeluarkan atau dipungut dari dan untuk pembiayaan administrasi bank. Pendapat kedua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo ini senada dengan pendapat Muhammad Syahrur seperti dikutip Muhammad Ghafur W. dalam bukunya. Pengertian Bunga dan Riba ala Umat Islam Indonesia” yang prinsipnya selama bunganya tidak dilipatgandakan (lebih dari 100%) seperti perbankan saat ini, maka halal. 165 Anwar Iqbal Quraishi, seperti dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa dalam buku “Manajemen Bisnis Syariah” juga berpendapat bahwa yang dilarang adalah bunga majemuk, bukan bunga sederhana.

Namun pemikiran seperti ini ditolak oleh Yusuf Qard}avi sebagaimana dikutip Muhammad Ghafur W. dalam bukunya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat para ahli hukum seperti Mahmud Abu Saud dari Pakistan dan Abdullah Thabbarah yang dikutip oleh Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa dalam buku berjudul “Shariah Business Management” yang menyatakan bahwa bunga yang dianut dalam perekonomian saat ini adalah bunga 173. H.M. Manajemen Bisnis Syari'ah”, bunga itu haram dalam segala hal, baik sedikit maupun banyak.” Katanya, tidak dapat dipungkiri bahwa bunga yang dilakukan saat ini di dunia perbankan adalah bunga yang diharamkan dalam Islam.

Analisis Terhadap Pendapat Para Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo Tentang Hukum Bermu’a>malah Dengan Bank

Analisis Pendapat Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo Tentang Hukum Mu'a>malah Dengan Bank. Orang yang menyatakan hukum mu'a>malah dengan bank konvensional yang ada adalah halal yaitu Kyai Bakhtiar Harmi. Menurutnya, bunga bank tidak selalu riba, oleh karena itu hukum mubah diperbolehkan di bank klasik.

Jika ada cara lain untuk bertransaksi dengan bank konvensional, hal ini harus dihindari. Oleh karena itu, umat Islam diperbolehkan mu'a>malah (transaksi) dengan bank konvensional karena keadaan darurat. Kemudian Kyai Mahmudin Marsaid juga berpendapat bahwa pernikahan mu'a>malah dengan bank konvensional adalah tafs}i>l.

Muhsin percaya bahawa hukum rundingan walaupun dengan bank konvensional bergantung kepada 'illat' setiap individu. Muhsin, bahawa hukum rundingan walaupun dengan bank konvensional kembali kepada 'illat' masing-masing. 192. Justeru, pada pendapat penulis, pandangan kedua-dua tokoh berkenaan rundingan walaupun dengan bank konvensional adalah berdasarkan mas}lah}ah mereka.

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

In general feminism in Perempuan Berkalung Sorban novel describe a woman’ stuggle in getting her existence and rights as a independent human being, not only in education but also in