Praktikum Seismologi
Acara 3 – Perhitungan Episenter Metode Galitzin dan Metode Lingkaran
Dosen Pengampu:
Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto Dr.rer.nat Ade Anggraini
Asisten :
Irchash Azkia Maknuna Irham Vrila Arrozan
Laboratorium Geofisika Universitas Gadjah Mada 2023
Tujuan
•
Mengetahui macam-macam metode perhitungan episenter
•
Mengetahui konsep metode galitzin
•
Mengetahui konsep metode hiperbola
•
Mengetahui konsep metode lingkaran
Materi
•
Metode galitzin
•
Metode hiperbola
•
Metode lingkaran
• Episenter merupakan proyeksi gempa di permukaan bumi.
• Penentuan episenter
menggunakan data waktu tiba gelombang.
• Dapat menggunakan data dari:
• 1 stasiun (metode Galitzin)
• 3 stasiun (metode lingkaran dan hiperbola)
• Lebih dari 3 stasiun (metode Richter)
Metode Galitzin
Metode Galitzin
• Metode Galitzin memungkinkan untuk menentukanepisenter dari data 1 stasiun.
• Data yang dibutuhkan adalah data amplitude gelombang tiba komponenN -S, E-W dan Z untuk menghitung azimuth
• beda waktu tiba antara gelombang P dan S untuk menghitung jarak
• Perlu mengetahui kedalaman gempa terlebih dahulu, atau mengasumsikan kedalaman gempa
• Memanfaatkan polaritas gelombang tiba vertical pada seismogram untung menentukan arah
azimuth
Metode Galitzin: Menentukan Azimuth
• Nilai amplitudo gelombang P untuk komponen horizontal
dihitung kemudian dicari azimuth (AZI) menggunakan fungsi tan−1( AE/AN)
• Polaritas komponen vertikal yang menjadi penentu, jika polaritas negatif maka arah azimuth sesuai dengan perhitungan saat polaritas positif maka arah azimuth
berkebalikan (back azimuth) dari perhitungan tan−1( AE/AN)
•
Polaritas
komponen vertikal bernilai positif
berarti terjadi
dorongan ke arah stasiun (kompresi)
•
Polaritas
komponen vertikal bernilai negative berarti terjadi tarikan ke arah episenter (dilatasi)
Metode Galitzin: Menentukan Azimuth
Contoh kasus : Metode Galitzin
−38.58
−38.58 + 180 141.42
Contoh kasus : Metode Galitzin
•
Menggunakan kurva waktu tempuh gelombang P dan S terhadap jarak episentral kita
dapat mendapatkan jarak dalam km:
•
S – P = 4’08’
Metode Hiperbola
Metode Hiperbola
• Menggunakan data waktu tiba di 3 stasiun(2 cukup)
• Kecepatan gelombang P (v) harus diketahui
• Kedalaman gempa diasumsikan 0 (permukaan)
• Pada praktiknya, metode ini tidak
dapatditerapkan dengan baik karena permukaan bumi yang bentuknya membola dan pada kenyataannya kecepatan gelombang di bumi tidak konstan terhadap kedalaman.
Metode Hiperbola
• Misalkan ada dua stasiun yang merekam gempa bumi (𝑆1 dan 𝑆2) dengan waktu kedatangan gelombang P (𝑡1 dan 𝑡2), titik episenter akan berada di kurva hiperbola (Pujol, 2004).
𝑑1 = 𝑉𝑝 𝑡1 − 𝑇0 𝑑2 = 𝑉𝑝 𝑡2 − 𝑇0 𝑑1 − 𝑑2 = 𝑉𝑝(𝑡1 − 𝑡2)
Nilai selisih jarak
konstan Titik episenter berada di kurva hiperbola diketahui
Metode Hiperbola
Dengan 3 stasiun kita dapat menentukan lokasi episenter yang merupakan titik
perpotongan hiperbola dari masing-masing pasangan 2 stasiun (seperti pasangan pada slide sebelumnya).
Kurva hiperbola yang
dipakai adalah yang paling dekat dengan stasiun yang memiliki besar waktu
kedatangan yang kecil.
Metode Lingkaran
Metode Lingkaran
• Menggunakan data waktu tiba di 3 stasiun • Perlu mengetahui kedalaman gempa terlebih dahulu,atau mengasumsikan kedalaman gempa
• Perlu mengandaikan origin time untuk mengetahui travel time
• Akibatnya, lingkaran yang diperoleh dapat saling overlap, atau bahkan tidak bertemu ketiganya
• Untuk mengetahui jarak dari stasiun ke
episenter, memerlukan bantuan tabel seismologi Jeffreys- Bullen
• Perlu globe untuk menggambarkan 3 lingkaran
• Dalam perhitungannya, dilakukan koreksi dan pengulangan langkah-langkah dilakukan untuk memperoleh perpotongan yang baik
Tabel Seismologi Jeffreys-Bullen
Kesimpulan
• Penentuan episenter menggunakan data waktu tiba gelombang
• Metode Galitzin (1 stasiun) menggunakan selisih S-P dan polaritas tiap komponen.
• Metode hiperbola (3 stasiun) mengasumsikan episenter berada pada kurva hiperbola. Perpotongan kurva hiperbola 3 stasiun dianggap
sebagai episenter. Hiperbola adalah kumpulan titik-titik dengan selisih jarak yang sama antara titik- titik tersebut dengan dua buah titik yang tetap.
• Metode lingkaran (3 stasiun) mengasumsikan origin time dan kedalaman gempa terlebih dahulu. Perpotongan tiga lingkaran (jari-jari adalah jarak episentral) dianggap sebagai episenter.