ACTIVITY BASED COSTING SISTEM (ABC SYSTEM)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu menghitung biaya produksi berdasarkan aktivitas atau dikenal dengan sistem ABC.
DEFINISI ABC
Perhitungan tarif per departemen (dengan cara konvensional/tradisional), untuk situasi tertentu tidak dapat dimanfaatkan dg baik dan bahkan menimbulkan distorsi atau penyimpangan. Bahkan menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan-perusahaan harus mengaitkan biaya dengan suatu aktifitas atas dasar sebab akibat. Hal inilah yang menginspirasikan perkembangan Activity Based Costing (ABC).
ABC merupakan proses identifikasi aktifitas yang menyebabkan biaya dan menentukan cost driver setiap aktifitas untuk setiap produk, dalam upaya meningkatkan akurasi informasi biaya dari sistem biaya konvensional. Dimana penerapan ABC ini dimulai dengan identifikasi secara mendetail mengenai aktivitas yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa.
PERBEDAAN ABC DAN SISTEM KONVENSIONAL
SISTEM KONVENSIONAL:
Dalam sistem konvensional/tradisional ini perhitungan harga pokok (biaya) produk, untuk bahan baku dan tenaga kerja langsung tidak memiliki tantangan khusus, karena langsung ditelusuri sesuai biaya yang sesungguhnya dikeluarkan. Sedang untuk biaya overhead tergantung dari penelusuran dasar pembebanan dan mungkin dari metode alokasi yang digunakan. Dalam sistem konvensional hanya dasar pembebanan berdasar unit yang digunakan. Sehingga biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk sangat tergantung dengan jumlah unit yang diproduksi. Dari penjelasan di atas dapat dituliskan kelemahan-kelemahan sistem konvensional sebagai berikut :
a. Tarif yang ditentukan dimuka tidak bisa dimanfaatkan terus-menerus dg baik b. Tarif yang ditentukan dimuka dapat menimbulkan distorsi dalam penentuan
biaya produk
c. Proporsi overhead yang tidak berhubungan dengan unit tetap dibebankan berdasarkan unit, sehingga menyebabkan perhitungan biaya produksi tidak akurat
ABC SYSTEM
Sistem biaya berdasar aktivitas ini menelusuri biaya pada kegiatan/aktivitas baru kemudian ke produk. Sistem ABC ini lebih mengutamakan penelusuran ke aktivitas dibandingkan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Sistem ABC ini menawarkan perhitungan biaya yang lebih
tepat, memberikan informasi tentang biaya dan kinerja kegiatan dan sumber daya. Sistem ini juga dapat menelusuri biaya secara tepat sampai ke obyek biaya selain jua ke produk. Jadi sistem ini lebih mempunyai keunggulan dibanding dengan sistem konvensional, yaitu :
a. Dari sudut pandang manajerial, sistem ABC menawarkan tidak hanya informasi biaya produk yang akurat saja, tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari berbagai aktivitas sumber daya
b. Dapat menelusuri biaya ke obyek biaya selain produk (seperti: saluran distribusi)
c. Dengan mengetahui biaya aktivitas, perusahaan dapat memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas yang memberikan peluang untuk melakukan penghematan biaya,dengan cara mengelola aktivitas (seperti: penyederhanaan aktivitas dan peniadaan aktivitas yang tidak perlu)
Dalam ABC System, pembebanan FOH berdasarkan berdasarkan unit dan non unit dengan menggunakan COST DRIVER/ PEMICU BIAYA (yaitu: faktor-faktor penyebab yang menjelaskan konsumsi biaya overhead), sedang sistem konvensional pembebanan overhead berdasarkan unit saja dengan menggunakan dasar jam kerja langsung, jam mesin, biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan unit produksi
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN BIAYA DALAM ABC SYSTEM:
TAHAP I:
1. Identifikasi aktivitas
2. Pembebanan biaya ke aktivitas
3. Pengelompokan aktivitas yang homogen
4. Aktivitas yg homogen biayanya dijumlahkan (Homogeneus Cost Pool) 5. Penentuan tarif overhead kelompok (Pool Rate)
Pool Rate = Biaya aktivitas (cost pool) Activity driver Ciri2 aktivitas yg homogen:
Secara logika berhubungan (berkorelasi)
Memiliki rasio konsumsi yang sama untuk semua produk TAHAP II:
Biaya dari setiap kelompok dibebankan ke produk
Applied FOH = Pool Rate x unit driver yg dikonsumsi produk 4 Kelompok Aktivitas dalam ABC System :
Dalam ABC system aktifitas-aktifitas yang ada dikelompokkan dalam empat level sebagai berikut :
1. Unit level activities
Yaitu aktivitas yg dilakukan setiap kali produk diproduksi (contoh: penyediaan listrik, pengujian produk, jam mesin)
2. Batch level activities
Yaitu aktivitas yg dilakukan setiap kali satu batch (tumpukan) produk yang diproduksi (contoh: penyetelan mesin/set up, inspeksi, skedul produksi, penanganan bahan/pembelian dan penerimaan, penanganan produk lots)
3. Product level activities
Yaitu aktivitas yg dilakukan untuk mendukung berbagai produk yd diproduksi (contoh: litbang produk, perekayasaan proses, design engineering, pengembangan program pengujian)
4. Facility level activities
Yaitu aktivitas yg menopang/mendukung proses manufacturing secara umum untuk menyediakan fasilitas guna memproduksi produk (contoh: manajemen pabrik,kebersihan, keamanan, depresiasi pabrik, penyediaan ruangan)
RINGKASAN
ABC merupakan proses identifikasi aktifitas yang menyebabkan biaya dan menentukan cost driver setiap aktifitas untuk setiap produk, dalam upaya meningkatkan akurasi informasi biaya dari sistem biaya konvensional. Dalam ABC System, pembebanan FOH berdasarkan berdasarkan unit dan non unit dengan menggunakan cost driver/pemicu biaya (yaitu: faktor-faktor penyebab yang menjelaskan konsumsi biaya overhead), sedang sistem konvensional pembebanan overhead berdasarkan unit saja dengan menggunakan dasar jam kerja langsung, jam mesin, biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan unit produksi. Dalam ABC system aktifitas-aktifitas yang ada dikelompokkan dalam empat level yaitu level unit, level produk, level batch, dan level fasilitas.
SOAL KASUS 1
Suatu perush yg memproduksi produk AB dan AC menggunakan dasar jam mesin dlm menghitung biaya overhead. Estimasi biaya overhead per tahun sebesar Rp 2.000.000 dg jumlah jam mesin pd kapasitas normal sebesar 20.000 jam. Perush juga membuat estimasi tentang aktivitas (ABC) dg data sbb:
Aktivitas Estimasi biaya(Rp) Activity driver
Pembelian bahan 200.000 jml kg bahan
Penyetelan mesin 800.000 jml penyetelan
Inspeksi 400.000 jml inspeksi
Pengoperasian mesin 600.000 jam mesin Estimasi volume activity driver:
Jml kg bahan 100.000 kg
Jml penyetelan 400 kali
Jam inspeksi 4.000 jam
Jam mesin 20.000 jam
Data lain : Produk AB Produk AC
Unit produksi 1.000 unit 200 unit
Prime cost / unit Rp 150 Rp 250
Jam mesin yg digunakan 1.500 jam 500 jam Volume sesungguhnya :
Pembelian bahan 6.000kg 4.000kg
Penyetelan mesin 10 x 30 x
Inspeksi 200 jam 200 jam
Pengoperasian mesin 1.500 jam 500 jam
Hitung :
1. Cost / unit dg cara konvensional 2. Cost / unit dg cara ABC System JAWAB
1. Perhitungan Cost/Unit secara Konvensional :
Perhitungan Tarif FOH :
Pembebanan FOH Ke Produk :
Perhitungan Cost/unit :
2. Perhitungan Cost/Unit secara ABC System Hitung tarif per aktifitas :
Hitung pembebanan FOH ke produk
Applied FOH = Tarif per aktifitas x unit driver yg dikonsumsi
Hitung Cost/unit
SOAL KASUS 2
PT. “ TETA” memproduksi dua pakaian jadi, yaitu : baju lengan panjang dan lengan pendek. Pada saat ini perusahaan membebankan biaya overhead dengan menggunakan tarip yang ditentukan di muka dan didasarkan pada jam tenaga kerja langsung.
Pada akhir tahun 2009, seorang konsultan perusahaan menyarankan agar perusahaan beralih ke sistem harga pokok berdasarkan aktivitas ( activity base cost sistem ).
Adapun activity, cost driver, budget cost dan budget cost driver untuk th. 2003 adalah sbb :
Activity Driver Cost driver Budget Cost BudgetCost
Set up produksi Operasi produksi Rp. 50.000.00 100 operasi Pemrosesan pesanan Jumlah pesanan Rp. 80.000.000,- 200 pesanan Penanganan bahan Bhn yg digunakan Rp. 35.000.000,- 8.000 meter Pemeliharaan mesin Jam mesin Rp. 90.000.000,- 10.000 Jam Manajemen mutu Inspeksi Rp. 80.000.000,- 40.000 inspeksi Pengepakan & pengiriman Unit yg dikirim Rp. 60.000.000, - 20.000 unit
Rp.395.000.000,-
Budget jam tenaga kerja langsung th. 2010 adalah 2.500 jam
Adapun data-data ke dua macam produk selama bulan oktober 2010 adalah sbb:
Lengan panjang Lengan pendek
Unit yang diproduksi 1.000 500
Biaya bahan baku Rp. 8.000.000,- Rp. 4.000.000,- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 4.500.000,- Rp. 4.000.000,- Jumlah pesanan 8 8
Operasi produksi 4 2
Bahan yg digunakan ( meter ) 400 200
Jam mesin 500 300
Inspeksi 2 2
Unit yang dikirim 1.000 500
Jam kerja langsung 120 100 Kedua produk tersebut telah selesai diproduksi seluruhnya.
Diminta :
a. Hitung harga pokok ( cost ) per unit masing-masing produk, jika perusahaan menggunakan sistem konvensional.
b. Hitung harga pokok ( cost ) per unit masing-masing produk dengan menggunakan ABC’S.
SOAL KASUS 3
PT. “ TUNA” memproduksi dua jenis ikan kaleng, yaitu Sarden Tuna dan Maccarel Tuna.
Pada saat ini perusahaan membebankan biaya overhead dengan menggunakan tarip yang ditentukan di muka dan didasarkan pada jam mesin
Pada akhir tahun 2007, seorang konsultan perusahaan menyarankan agar perusahaan beralih ke sistem harga pokok berdasarkan aktivitas ( Activity Base Cost System ).
Adapun activity, cost driver, budget cost dan budget cost driver untuk th. 2007 adalah sbb : Activity Driver Cost driver Budget Cost Budget
Set up produksi Operasi produksi Rp. 15.000.000,- 120 Operasi Penanganan bahan Bahan yang digunakan Rp. 7.500.000,- 10.000 kg Pemeliharaan mesin Jam mesin Rp. 8.000.000,- 2.000 Jam Manajemen mutu Inspeksi Rp. 20.000.000,- 6 inspeksi Pengemasan Unit yang dikemas Rp. 10.000.000,- 20.000 unit
Budget jam mesin tahun. 2007 adalah 20.000 jam
Adapun data-data ke dua macam produk selama bulan Oktober 2007 adalah sbb:
Sarden Tuna Maccarel Tuna
Unit yang diproduksi 1.500 1.000
Biaya bahan baku Rp. 7.000.000,- Rp. 6.000.000,- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 4.500.000,- Rp. 3.000.000,-
Operasi produksi 10 5
Bahan yg digunakan (kg) 600 600
Jam mesin 400 200
Inspeksi 2 2
Unit yang dikemas 1.000 500 Kedua produk tersebut telah selesai diproduksi seluruhnya.
Diminta :
1. Hitung harga pokok ( cost ) per unit masing-masing produk, jika perusahaan menggunakan sistem konvensional
2. Hitung harga pokok ( cost ) per unit masing-masing produk dengan menggunakan ABC’S.