vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Product cost is an important information in making decision to product pricing. Direct material, direct labor and factory overhead are element product cost.
Assigning the right overhead cost will improve the accuracy of product cost. Reversely, inaccurate information causes the price of not compete competitively. In calculating product cost, Kurnia Sari assigned overhead cost directly to product using allocation based on arbitrary, which cause inaccurate result. Using Activity-Based Costing System, overhead cost calculation is more accurate because resources comsumption by activity is assigned to product using activity driver. In this research, writer conducts calculating towards plain bread and sweet kopyor bread.
According to research result, it is known that product cost calculation by Kurnia Sari towards plain bread and sweet kopyor bread are, Rp1,503.75 and Rp1,598.38 respectively. Instead, using Activity-Based Costing system are, 1,450.02 and Rp1,628.42 respectively. From that infornation, the product cost difference of two kinds bread, each are Rp53.73 and Rp30.04, which means plain bread are overcost 3,57% and sweet kopyor bread are undercost 1,88% using Activity-Based Costing system. As a result, it can be concluded that the ABC do not need to be applied by Kurnia Sari because the difference is not significant.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kos produk merupakan informasi penting dalam pengambilan keputusan harga jual produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead merupakan elemen-elemen kos produk.
Pelekatan kos overhead yang tepat akan meningkatkan akurasi kos produk. Sebaliknya, ketidakakuratan informasi menyebabkan harga jual tidak bersaing kompetitif. Dalam perhitungan kos produk, Kurnia Sari melekatkan kos overhead secara langsung ke produk dengan cara alokasi berbasis arbitrer, sehingga hasil tidak akurat. Menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC), perhitungan kos overhead lebih akurat karena sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dilekatkan ke produk menggunakan activity driver. Dalam penelitian ini, penulis melakukan perhitungan terhadap produk roti tawar dan roti manis kopyor.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perhitungan kos produk oleh Kurnia Sari terhadap roti tawar dan roti manis kopyor, yaitu masing-masing sebesar Rp1.503,75 dan Rp1.598,38. Sedangkan menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC), yaitu Rp1.450,02 dan Rp1.628,42. Dari informasi tersebut, diketahui selisih kos produk untuk kedua roti tersebut, masing-masing sebesar Rp53,73 dan Rp 30,04, sehingga roti tawar mengalami overcost sebesar 3,57% dan roti manis kopyor mengalami undercost sebesar Rp1,88% bila menggunakan sistem Activity-Based Costing. Sebagai hasil, dapat disimpulkan bahwa ABC belum perlu diterapkan oleh Kurnia Sari karena hasil selisih tidak signifikan.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PENGESAHAN……….... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iii
KATA PENGANTAR……….... iv
ABSTRACT………... vii
ABSTRAK……… viii
DAFTAR ISI………... ix
DAFTAR GAMBAR……… xiv
DAFTAR TABEL……….... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka... 7
2.1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 7
2.1.1.1 Definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).... 7
2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 8
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.2.1 Klasifikasi Akuntansi... 8
2.1.2.2 Tujuan dan Rerangka Kerja Terkait Akuntansi Kos dan Manajemen... 10
2.1.2.2.1 Akuntansi Kos... 10
2.1.2.2.2 Akuntansi Manajemen... 10
2.1.2.2.3 Manajemen Kos... 11
2.1.2.2.4 Rerangka Kerja Akuntansi Kos dan Manajemen Kos... 11
2.1.3 Kos... 12
2.1.3.1 Definisi Kos... 12
2.1.3.2 Klasifikasi Kos... 13
2.1.3.2.1 Kos dalam Hubungan dengan Produk... 14
2.1.3.2.1.1 Kos Manufaktur... 14
2.1.3.2.1.2 Biaya Komersial... 15
2.1.3.2.2 Kos dalam Hubungan dengan Volume Produksi... 15
2.1.3.2.3 Kos dalam Hubungan dengan Departemen Produksi / Segmen Lain... 16
2.1.3.2.4 Kos dalam Hubungan dengan Periode Akuntansi... 16
2.1.3.2.5 Kos dalam Hubungan dengan Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi... 16
2.1.3.3 Kos Non-Manufaktur dan Kos Manufaktur... 17
xi Universitas Kristen Maranatha
2.1.3.3.2 Kos Manufaktur... 17
2.1.3.4 Unsur-unsur Kos Manufaktur... 18
2.1.3.4.1 Kos Bahan Baku Langsung... 18
2.1.3.4.2 Kos Tenaga Kerja Langsung……….. 19
2.1.3.4.3 Kos Overhead Manufaktur………. 19
2.1.3.5 Tujuan Perhitungan Kos Produk……… 20
2.1.3.6 Kos Langsung dan Kos Tidak Langsung... 21
2.1.3.6.1 Penelusuran Kos dan Alokasi Kos... 21
2.1.3.6.2 Pelekatan Kos... 21
2.1.3.6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi Kos Langsung dan Tidak Langsung... 22
2.1.4 Sistem Kos Dimuka... 23
2.1.4.1 Sistem Kos Taksiran... 23
2.1.4.2 Sistem Kos Standar... 23
2.1.5 Sistem Akuntansi Kos Tradisional... 24
2.1.5.1 Tahap Pelekatan Kos Produk dengan Sistem Kos Tradisional... 25
2.1.5.2 Keterbatasan Sistem Akuntansi Kos Tradisional... 26
2.1.5.2.1 Distorsi Kos Produk... 27
2.1.5.3 Perbaikan Sistem Kalkulasi Kos……… 28
2.1.6 Pemicu Kos……… 30
2.1.6.1 Klasifikasi Pemicu Kos……….. 30
2.1.6.1.1 Pemicu Kos Terkait Sumber Daya……….. 30
xii Universitas Kristen Maranatha
2.1.6.1.2.1 Tingkatan Aktivitas………. 31
2.1.6.1.2.2 Pemicu Kos Aktivitas……….. 32
2.1.6.1.2.3 Pemilihan Pemicu Kos Aktivitas…. 33 2.1.6.2 Kriteria dan Faktor Pemilihan Pemicu Kos... 33
2.1.7 Activity-Based Costing... 34
2.1.7.1 Definisi Activity-Based Costing... 34
2.1.7.2 Falsafah yang Melandasi ABC System... 36
2.1.7.3 Prosedur Pelekatan Kos Overhead dengan ABC... 37
2.1.7.3.1 Tahapan dalam Maerancang Sistem Perhitungan Kos Berdasarkan Activity-Based Costing……... 38
2.1.7.4 Manfaat dan Keterbatasan Sistem ABC... 41
2.1.7.4.1 Manfaat Sistem ABC... 41
2.1.7.4.2 Keterbatasan Sistem ABC... 42
2.1.8 Perbedaan Antara Sistem Tradisional dengan Sistem ABC... 43
2.2 Kerangka Pemikiran……… 46
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 50
3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan... 50
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 51
3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 52
3.1.4 Jenis-Jenis Produk yang Dihasilkan... 54
3.1.5 Sarana Produksi... 55
xiii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Umum... 63
4.2 Kos Produksi di Pabrik Roti Kurnia Sari... 63
4.3 Sistem Perhitungan Kos Produk di Pabrik Roti Kurnia Sari... 68
4.4 Penerapan Activity-Based Costing (ABC)………. 70
4.4.1 Alur Proses Produksi... 71
4.4.1.1 Uraian Proses Produksi... 72
4.4.2 Perhitungan Kos Overhead dengan Sistem ABC... 73
4.4.3 Perhitungan Kos Produksi Menggunakan Sistem ABC... 90
4.5 Perbandingan Perhitungan Kos Produk... 91
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 95
5.2 Saran... 96
DAFTAR PUSTAKA... 98
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 The Volume-Based Two Stage Procedure………. 26
Gambar 2 Keyakinan Dasar yang Melandasi ABC System... 36
Gambar 3 The Activity-Based Two Stage Procedure……….... 37
Gambar 4 Kerangka Pemikiran………... 46
Gambar 5 Model Sistem Activity-Based Costing (ABC)……….. 48
Gambar 6 Struktur Organisasi di Pabrik Roti Kurnia Sari……… 52
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Perbedaan Volume-Based Costing System dan Activity-Based
Costing System.………... 43
Tabel II Rincian Tahapan Penelitian, Informasi yang Diperoleh dan Teknik Pengumpulan Data………...…………... 58
Tabel III Perhitungan Kos Produk dengan Sistem yang Diterapkan Pabrik Roti Kurnia Sari………..…... 69
Tabel IV Daftar Klasifikasi Aktivitas Terkait Proses Produksi….………...…. 75
Tabel V Sumber Daya (Resources) yang Berkaitan dengan Aktivitas………... 76
Tabel VI Daftar Alokasi Sumber Daya ke Aktivitas di Pabrik Roti Kurnia Sari... 82
Tabel VII Daftar Jumlah Konsumsi Aktivitas………... 84
Tabel VIII Daftar Assign Aktivitas Sekunder ke Aktivitas Primer………... 85
Tabel IX Daftar Kos Aktivitas Primer………..……….…... 85
Tabel X Daftar Aktivitas dan Activity Driver untuk Setiap Produk………….... 87
Tabel XI Perhitungan Kos Aktivitas Primer yang Dikonsumsi Setiap Produk.... 90
Tabel XII Perhitungan Kos Produk Menggunakan Sisten ABC di Pabrik Roti Kurnia Sari... 91
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kos produk adalah jumlah pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Horngren, Foster dan Datar
(2006:25) menyatakan bahwa kos produk dapat digolongkan menjadi kos langsung
(direct cost) dan kos tidak langsung (indirect cost). Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik merupakan unsur-unsur yang saling
berhubungan dalam membentuk kos produk.
Penentuan kos produk yang tidak tepat akan menuai pengaruh negatif bagi
kelangsungan dan tujuan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Meningkatkan akurasi perhitungan kos produk, secara otomatis akan
menghasilkan informasi bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang lebih baik, tepat dan akurat, misalnya untuk
kepentingan penentuan harga jual produk. Oleh karena itu, penetapan kos produk
secara akurat dirasakan sangat penting bagi manajemen perusahaan.
Permasalahan mengenai keakuratan kos produk muncul ketika dihadapkan
pada perhitungan indirect cost, sedangkan direct cost tidak menjadi permasalahan
karena dapat ditelusuri secara eksklusif ke produk. Oleh karena itu, untuk mencapai
perhitungan kos produk yang akurat, kos overhead akan menjadi fokus utama dalam
pembahasan. Kos sumber daya (cost resources) yang dikonsumsi oleh overhead
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha Dari ketiga cara assignment tersebut, diketahui bahwa driver tracing lebih akurat bila
dibandingkan dengan allocation karena menekankan pada hubungan sebab-akibat
untuk melekatkan kos sumber daya ke objek kos.
Penerapan sistem tradisional, perhitungan kos produk didasarkan pada asumsi
bahwa produk menyebabkan timbulnya kos. Dalam sistem ini, kos overhead
diasumsikan proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi, sehingga kos
overhead di-assign ke produk dengan dasar single driver ataupun multi driver yang
berkaitan dengan tingkat unit (volume related driver). Namun fakta seringkali
membuktikan bahwa banyak sumber daya atau kos-kos yang timbul dari
aktivitas-aktivitas yang tidak berkaitan dengan volume produksi (non-related volume unit).
Oleh karena itu, sistem tradisional dirasakan sudah tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan yang semakin berkembang.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pelekatan kos overhead dengan sistem
tradisional tidak akurat, terlebih lagi jika diterapkan pada perusahaan manufaktur
modern yang menghasilkan aneka ragam produk. Guan, Hansen dan Mowen
(2009:90-91) menyatakan sedikitnya terdapat dua faktor yang menyebabkan
terjadinya hal tersebut, yakni:
”At least two major factors can impair the ability of the unit-based plantwide and departmental rates to assign overhead cost accurately: (1) the proportion of non-unit-related overhead costs to total overhead costs is large, and (2) the degree of product diversity is large.”
Perhitungan kos produk dengan sistem tradisional memberikan informasi kos yang
terdistorsi. Distorsi muncul karena adanya ketidakakuratan dalam pelekatan kos,
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha perencanaan, dan pengendalian. Lebih lanjut, distorsi juga mengakibatkan undercost
/ overcost terhadap produk (Horngren, 2006:161).
Demi menghasilkan informasi yang lebih akurat, maka perhitungan kos
overhead perlu dilakukan dengan metode Activity-Based Costing (ABC), yang
menelusuri kos overhead ke berbagai aktivitas menggunakan resources driver
kemudian activity driver untuk melekatkan kos aktivitas ke objek kos (produk).
Activity-Based Costing (ABC) mengasumsikan bahwa sumber daya dikonsumi oleh aktivitas, bukan oleh produk. Hilton (2003:145) mendefinisikan sistem ABC sebagai
berikut:
“Activity-Based Costing is a costing method that first assigns cost to activities and then to goods and services based on how much each good or service uses the activities.”
Dibandingkan dengan sistem tradisional, sistem ABC memiliki penerapan
penelusuran kos yang lebih menyeluruh. Activity-Based Costing (ABC) mengakui
bahwa banyak kos-kos lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit
output, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Dengan
demikian, penggunaan metode Activity-Based Costing akan mampu memberikan
informasi kos produk yang lebih akurat.
Mengingat pentingnya keakuratan dalam pelekatan kos produk, penulis
memilih pabrik roti Kurnia Sari sebagai objek penelitian. Pabrik roti Kurnia Sari
merupakan organisasi manufaktur dengan golongan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM), yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, yaitu roti tawar
dan roti manis aneka rasa. Dalam penentuan kos produksi, sejauh ini perusahaan
masih melakukan perhitungan indirect cost yang di-assign dengan cara alokasi
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha basis yang digunakan sebagai dasar alokasi (allocation) bersifat arbitrer (arbitrary),
sehingga hasil proses alokasi tidak akurat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
memberikan solusi bagi perusahaan dalam perhitungan kos produk yang lebih akurat.
Latar belakang di atas telah mendorong penulis untuk melakukan penelitian
lebih luas mengenai keakuratan sistem pelekatan kos produksi dengan judul
“Aplikasi Activity-Based Costing (ABC) System untuk Meningkatkan Akurasi
Perhitungan Kos Produk di Pabrik Roti Kurnia Sari”.
1.2. Identifikasi Masalah
Keakuratan kos produk dirasakan sangat penting bagi manajemen perusahaan
sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan. Selama ini pabrik roti Kurnia
Sari melakukan perhitungan indirect cost dengan melekatkan kos sumber daya secara
langsung ke produk menggunakan dasar alokasi (allocation) yang bersifat arbitrer
(arbitrary), sehingga pelekatan kos overhead menjadi tidak akurat. Dalam hal ini,
keakuratan kos produk dapat dicapai menggunakan sistem Activity-Based Costing
(ABC), yang melekatkan kos sumber daya sesuai tingkat konsumsi setiap aktivitas
kemudian melekatkan kos aktivitas tersebut ke objek kos (produk). Dengan
demikian, perusahaan diharapkan mampu mengambil keputusan bisnis yang lebih
baik, misalnya penentuan harga jual produk yang tepat dan relevan, sehingga
berdampak positif pada kelangsungan dan pencapaian tujuan perusahaan dalam
jangka panjang.
Secara spesifik, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang perlu dibahas
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha 1. Bagaimanakah penerapan sistem dan teknik perhitungan kos produk di pabrik
roti Kurnia Sari selama ini?
2. Bagaimanakah model dan sistem perhitungan kos produk dengan Activity-Based
Costing (ABC) yang akan diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari?
3. Bagaimanakah hasil perbandingan kos produk antara sistem yang selama ini
telah diterapkan dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) yang akan
diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, berikut ini
diuraikan tujuan penelitian secara spesifik, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan teknik dan cara penentuan kos produk yang selama ini
diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari, mencari kelemahan dari sistem tersebut,
serta solusi untuk mencapai keakuratan kos produk.
2. Untuk menghitung, membuat serta mengaplikasikan model dan sistem
perhitungan kos produk menggunakan Activity-Based Costing (ABC) yang akan
diterapkan di pabrik roti Kurnia Sari, sebagai bentuk perbaikan dari sistem
perhitungan kos produk sebelumnya.
3. Untuk membandingkan perhitungan kos produk antara sistem yang selama ini
diterapkan dengan sistem Activity-Based Costing (ABC) yang akan diterapkan di
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi perusahaan yang terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat
mengenai pelekatan kos produk, sehingga informasi yang diberikan menjadi
relevan dalam pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga jual produk,
serta pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai
penerapan sistem Activity-Based Costing (ABC), yaitu melekatkan kos sumber
daya ke aktivitas-aktivitas yang terkait untuk menghasilkan produk. Penulis
dapat mengetahui perbandingan hasil antara sistem Activity-Based Costing
(ABC) dengan sistem tradisional ataupun sistem yang diterapkan oleh
perusahaan. Adanya praktik langsung dan observasi di perusahaan dalam
penelitian ini, memberikan pemahaman lebih kepada penulis mengenai
permasalahan di perusahaan dalam hal penetapan kos produk.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak lain, yaitu
sebagai informasi atau bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang
berminat untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama. Selain itu,
diharapkan pula dapat memberikan wawasan bagi para pembaca mengenai
penjelasan dan pemahaman penetapan kos produk yang lebih akurat
95 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terkait perhitungan kos
produk menggunakan sistem yang diterapkan oleh pabrik roti Kurnia Sari dan sistem
Activity-Based Costing (ABC) terhadap produk roti tawar dan roti manis kopyor, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu:
1. Pabrik roti Kurnia Sari melakukan perhitungan kos produk dengan
mengalokasikan kos overhead langsung ke produk, sehingga hasil kos
yang dilekatkan ke produk tidak akurat karena dasar alokasi yang
digunakan bersifat arbitrer. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan
pabrik roti Kurnia Sari untuk produk roti tawar dan roti manis kopyor
adalah masing-masing sebesar Rp 1.503,75 dan Rp 1.598,38.
2. Hasil perhitungan kos produk yang dilakukan penulis menggunakan sistem
Activity-Based Costing (ABC) lebih akurat karena didasarkan pada aktivitas yang mengonsumsi sumber daya untuk menghasilkan produk roti.
Pada tahap pertama kos sumber daya di-assign ke aktivitas menggunakan
allocation. Pada tahap kedua, kos aktivitas si-assign ke objek kos (produk) menggunakan lebih dari satu activity driver, yang disesuaikan dengan
setiap jenis aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan objek kos
Bab V Simpulan dan Saran 96
Universitas Kristen Maranatha tawar dan roti manis kopyor, yaitu masing-masing sebesar Rp 1.450,02
dan Rp 1.628,42.
3. Perbandingan antara sistem perhitungan kos produk yang diterapkan oleh
pabrik roti Kurnia Sari dengan sistem Activity-Based Costing (ABC)
adalah sebesar Rp 53,73 dan Rp 30,04 untuk roti tawar dan roti manis
kopyor. Berdasarkan selisih tersebut, roti tawar mengalami overcost
sebesar 3,57% dan roti manis kopyor mengalami undercost sebesar Rp
1,88% terhadap sistem Activity-Based Costing (ABC). Dikarenakan hasil
selisih yang tidak signifikan dan pertimbangan cost-benefit bagi
perusahaan, maka penulis menyimpulkan bahwa Kurnia Sari dirasakan
belum perlu menerapkan Sistem Activty-Based Costing (ABC).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik roti Kurnia Sari, penulis
memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi
pabrik roti Kurnia Sari dan peneliti berikutnya dimasa yang akan datang, terutama
dalam hal penentuan kos produk yang lebih akurat, diantaranya adalah:
1. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya menggunakan sistem Activity-Based
Costing (ABC) dalam melakukan perhitungan kos produk karena akan menghasilkan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan
sistem perhitungan yang diterapkan oleh perusahaan selama ini. Informasi
yang lebih akurat tersebut dapat digunakan oleh pabrik roti Kurnia Sari
sebagai dasar untuk penentuan harga jual yang tepat dan relevan. Namun
Bab V Simpulan dan Saran 97
Universitas Kristen Maranatha penelitian ini, saran ini akan menjadi masukan bagi perusahaan di masa
yang akan datang jika selisih perhitungan terlalu signifikan.
2. Sebelum menerapkan sistem Activity-Based Costing (ABC) untuk
perhitungan kos produk yang lebih akurat di pabrik roti Kurnia Sari,
sebaiknya perusahaan tetap mempertimbangkan unsur cost-benefit yang
akan timbul jika sistem tersebut diaplikasikan di perusahaan.
3. Dalam sistem Activity-Based Costing (ABC), pada tahap perhitungan kos
sumber daya yang di-assign ke aktivitas, penulis masih menggunakan cara
alokasi (allocation). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya yang
berminat melakukan penelitian dengan topik yang sama, penulis
menyarankan untuk melakukan perhitungan pada bagian tersebut
menggunakan penelusuran penggerak (driver tracing) sehingga kos
sumber daya yang dilekatkan pada aktivitas menjadi lebih akurat
dibandingkan penelitian ini.
4. Pabrik roti Kurnia Sari sebaiknya melakukan uji coba terhadap activity
98 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Anthony R., Robert S Kaplan and S. Mark Young. (2004). Management Accounting. 4th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Garry Cokins, Thomas W. Lin. (2005). Cost Management: “A strategic emphasis”. 3th Edition. McGraw-Hill Co., New York.
Bustami, Bastian, Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Carter, William K. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempat Belas. Diterjemahkan oleh: Trisna. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Guan, Liming, Hansen, Don R dan Maryanne Mowen. (2009). Cost Mangement. 6th Edition. Thomson: South Western Publishing Co.
Garrison, Ray H., Eric W. Noren. (2003). Managerial Accounting. 10th Edition. McGraw-Hill Co., New York.
Hansen, Don R and Maryanne M Mowen. (2005). Management Accounting. 7th Edition. Thomson: South Western.
Hilton, Ronald W. (2008). Managerial Accounting. 7th Edition. Boston: McGraw-Hill / Irwin, New York.
Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant Datar. (2006). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 12th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, William O. Stratton. (2005). Managerial Accounting. 13th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Daftar Pustaka 99
Universitas Kristen Maranatha Mulyadi. (2003). Activity-Based Cost System : Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya. Edisi Keenam. Bagian Penerbitan UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
UU Republik Indonesia No. 20 (2008), tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Diakses dari http://www.smecda.com/Files/infosmecda/uu_permen/UU_2008_20 TENTANG_USAHA_MIKRO_KECIL_DAN_MENENGAH.pdf