• Tidak ada hasil yang ditemukan

admin,+Artikel+6 (1)

N/A
N/A
Nailah Afiqah RA

Academic year: 2024

Membagikan "admin,+Artikel+6 (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sedang di Indonesia

(Quality of Life in Indonesian Late Adolescent with Moderate Acne Vulgaris)

Diah Mira Indramaya, Menul Ayu Umborowati, Amanda Gracia Manuputty, Ridha Ramadina Widiatma, Eva Lydiawati, Trisniartami Setyaningrum, Rahmadewi

Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Surabaya

ABSTRAK

Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit inflamasi kronik yang menyerang unit pilosebasea yang paling banyak menyerang pasien dewasa muda di hampir seluruh negara. Pasien dengan akne vulgaris dapat mengalami tekanan psikologis sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengevaluasi kualitas hidup pasien akne vulgaris derajat sedang. Metode: Merupakan penelitian potong lintang observasional dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan pasien AV derajat sedang yang mendapatkan terapi AV standar dan penambahan fototerapi sinar biru pada periode Desember 2017 hingga Februari 2018 di Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Hasil: Sejumlah 40 pasien berusia 16 – 25 tahun dengan rata-rata 19,22 ± 2,76 tahun. Subjek merasakan AV berefek berat terhadap kualitas hidupnya (65%), diikuti dengan yang merasakan berefek sedang (20%), berefek ringan (10%), berefek sangat berat (2,5%), dan tidak ada efek terhadap kualitas hidup (2,5%). Skor total kuesioner Dermatology Life Quality Index (DLQI) dianalisis korelasi dengan variabel lama sakit dan usia subjek menggunakan uji Spearman’s rho. Analisis tersebut menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara skor DLQI total dengan lamanya subjek menderita AV (p = 0,037; CI 95%). Kekuatan korelasi antar kedua variabel (r) negatif lemah. Hal tersebut berarti semakin lama durasi menderita AV maka semakin kecil skor DLQI total. Skor DLQI total dikatakan tidak berkorelasi dengan usia subjek (p = 0,318; CI 95%). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan penurunan kualitas hidup pada pasien akne derajat sedang, dan kualitas hidup berkorelasi dengan lama durasi menderita AV.

Kata kunci: akne vulgaris, kualitas hidup, akne vulgaris derajat sedang.

ABSTRACT

Background: Acne vulgaris (AV) is a chronic inflammatory disease of the pilosebaseous unit affecting late adolescent across the globe. It has great psychological distress and impacts the patient’s quality of life. Purpose: To evaluate the quality of life of patient with moderate AV. Methods: Observational cross-sectional study using questionnaire to analyze moderate AV patients who received standard therapy and blue light phototherapy during Desember 2017 to February 2018 in Cosmetic Division of Dermatology and Venereology Outpatient Clinic, Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. Results:

Forty patients, ages 16 – 25 years old with the average of 19.22 ± 2.76 year-old. The subjects felt AV severely affect their quality of life (65%), followed by moderate effect (20%), mild effect (10%), very severe effect (2.5%), and no effect (2.5%).

The correlation of total score of Dermatology Life Quality Index (DLQI) questionnaire, duration of disease, and subject’s age were analyzed with Spearman’s rho analysis. It shows significant correlation between total DLQI with duration of disease (p = 0.037; CI 95%). The correlation strength between two variables (r) was negative weak. It means that the longer they got AV the less score of DLQI they have. The total DLQI score did not correlate with the age of the subjects (p = 0.318;

CI 95%). Conclusion: The study revealed the decreasing of quality of life in moderate AV patients and it correlates to the duration of the disease.

Key words: acne vulgaris, quality of life, moderate acne vulgaris.

Alamat koresponsdensi: Diah Mira Indramaya, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr.

Moestopo No. 6-8 Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: +62315501609, e-mail: [email protected] PENDAHULUAN

Akne vulgaris (AV) adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang menyerang unit pilosebasea dan merupakan kondisi kelainan kulit yang paling banyak

menyerang pasien dewasa muda di hampir seluruh negara.1 Akne paling banyak menyerang area wajah, dada, dan punggung bagian atas. Menurut penelitian dari Global Burden of Diseases pada tahun 2013, AV

(2)

Kualitas Hidup Pasien Dewasa Muda dengan Akne Vulgaris Derajat Sedang di Indonesia

(Quality of Life in Indonesian Late Adolescent with Moderate Acne Vulgaris)

Diah Mira Indramaya, Menul Ayu Umborowati, Amanda Gracia Manuputty, Ridha Ramadina Widiatma, Eva Lydiawati, Trisniartami Setyaningrum, Rahmadewi

Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Surabaya

ABSTRAK

Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit inflamasi kronik yang menyerang unit pilosebasea yang paling banyak menyerang pasien dewasa muda di hampir seluruh negara. Pasien dengan akne vulgaris dapat mengalami tekanan psikologis sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengevaluasi kualitas hidup pasien akne vulgaris derajat sedang. Metode: Merupakan penelitian potong lintang observasional dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan pasien AV derajat sedang yang mendapatkan terapi AV standar dan penambahan fototerapi sinar biru pada periode Desember 2017 hingga Februari 2018 di Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Hasil: Sejumlah 40 pasien berusia 16 – 25 tahun dengan rata-rata 19,22 ± 2,76 tahun. Subjek merasakan AV berefek berat terhadap kualitas hidupnya (65%), diikuti dengan yang merasakan berefek sedang (20%), berefek ringan (10%), berefek sangat berat (2,5%), dan tidak ada efek terhadap kualitas hidup (2,5%). Skor total kuesioner Dermatology Life Quality Index (DLQI) dianalisis korelasi dengan variabel lama sakit dan usia subjek menggunakan uji Spearman’s rho. Analisis tersebut menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara skor DLQI total dengan lamanya subjek menderita AV (p = 0,037; CI 95%). Kekuatan korelasi antar kedua variabel (r) negatif lemah. Hal tersebut berarti semakin lama durasi menderita AV maka semakin kecil skor DLQI total. Skor DLQI total dikatakan tidak berkorelasi dengan usia subjek (p = 0,318; CI 95%). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan penurunan kualitas hidup pada pasien akne derajat sedang, dan kualitas hidup berkorelasi dengan lama durasi menderita AV.

Kata kunci: akne vulgaris, kualitas hidup, akne vulgaris derajat sedang.

ABSTRACT

Background: Acne vulgaris (AV) is a chronic inflammatory disease of the pilosebaseous unit affecting late adolescent across the globe. It has great psychological distress and impacts the patient’s quality of life. Purpose: To evaluate the quality of life of patient with moderate AV. Methods: Observational cross-sectional study using questionnaire to analyze moderate AV patients who received standard therapy and blue light phototherapy during Desember 2017 to February 2018 in Cosmetic Division of Dermatology and Venereology Outpatient Clinic, Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. Results:

Forty patients, ages 16 – 25 years old with the average of 19.22 ± 2.76 year-old. The subjects felt AV severely affect their quality of life (65%), followed by moderate effect (20%), mild effect (10%), very severe effect (2.5%), and no effect (2.5%).

The correlation of total score of Dermatology Life Quality Index (DLQI) questionnaire, duration of disease, and subject’s age were analyzed with Spearman’s rho analysis. It shows significant correlation between total DLQI with duration of disease (p = 0.037; CI 95%). The correlation strength between two variables (r) was negative weak. It means that the longer they got AV the less score of DLQI they have. The total DLQI score did not correlate with the age of the subjects (p = 0.318;

CI 95%). Conclusion: The study revealed the decreasing of quality of life in moderate AV patients and it correlates to the duration of the disease.

Key words: acne vulgaris, quality of life, moderate acne vulgaris.

Alamat koresponsdensi: Diah Mira Indramaya, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr.

Moestopo No. 6-8 Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: +62315501609, e-mail: [email protected] PENDAHULUAN

Akne vulgaris (AV) adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang menyerang unit pilosebasea dan merupakan kondisi kelainan kulit yang paling banyak

menyerang pasien dewasa muda di hampir seluruh negara.1 Akne paling banyak menyerang area wajah, dada, dan punggung bagian atas. Menurut penelitian dari Global Burden of Diseases pada tahun 2013, AV

mengenai sekitar 85% penduduk negara maju berusia 15-25 tahun dan 50% di antaranya mengalaminya hingga dewasa.2 Akne vulgaris umumnya mengenai pasien dengan perubahan psikologis, sosial, dan fisik.3

Komplikasi utama dari AV adalah timbulnya skar setelah akne dan tekanan psikologis yang menyerang pasien hingga lesi akne hilang secara menyeluruh.4 Efek psikologis dari AV ini telah dikenali sejak lama. Pasien dengan AV dapat mengalami tekanan psikologis berupa rasa malu, penarikan diri dari lingkungan sosial, depresi, kecemasan, dan amarah yang berlebihan.5 Suatu penelitian pada 100 pasien baru AV berusia 15 tahun ke atas yang berobat di klinik rawat jalan dermatologi di India tahun 2015 menemukan bahwa terdapat berbagai macam derajat masalah sosial dan emosional pasien dengan AV.6

Kualitas hidup atau quality of life (QoL) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai suatu persepsi individu terhadap posisinya dalam suatu sistem yang terdiri dari unsur kebudayaan dan norma dimana hal-hal tersebut berkaitan dengan tujuan hidup, ekspektasi, standar, dan fokus utama individu tersebut. QoL pada pasien akne vulgaris tersebut biasa dinilai dengan menggunakan skala yang telah diteliti sebelumnya, seperti Cardiff Acne Disability Index (CADI), Assessment of the Psychological and Social Effects of Acne (APSEA), Acne Quality of Life (AQOL), Acne-Specific Quality of Life (Akne QoL), dan Dermatology Life Quality Index (DLQI).7 Penggunaan kuesioner QoL dapat membantu klinisi untuk memahami seberapa besar pengaruh akne terhadap kualitas hidup pasien sekaligus menilai efikasi terapi serta perencanaan terapi lanjutan untuk pasien.1

Hubungan antara derajat keparahan AV dengan tekanan psikologis pasien masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa penelitian menduga bahwa akne merupakan salah satu penyebab rasa malu dan distress pasien sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Hanisah dan kawan-kawan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa pasien dengan akne derajat berat memiliki distress yang tinggi dan dinilai dengan CADI.3 Beberapa studi lainnya telah dilakukan di United States, United Kingdom, Spanyol, Brazilia, Malaysia, Yunani, dan Iran. Di Indonesia penelitian mengenai kaitan antara AV derajat sedang pada pasien dewasa muda dan kualitas hidup belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh AV derajat sedang terhadap kualitas hidup pasien di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik observasional menggunakan kuesioner yang melibatkan pasien AV derajat sedang yang akan mendapatkan terapi standar dan penambahan fototerapi sinar biru. Penelitian ini melibatkan 40 pasien AV derajat sedang yang berusia 16-25 tahun dan memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Semua subjek penelitian telah setuju untuk mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent. Subjek penelitian adalah pasien AV yang baru terdiagnosis dan belum mendapatkan terapi. Semua subjek penelitian tergolong dalam tingkat keparahan AV sedang sesuai dengan kriteria Lehmann. Empat puluh subjek yang terlibat penelitian ini terdiri atas 2 kelompok.

Kelompok pertama adalah 20 subjek yang diberi tretinoin 0,025% krim, klindamisin 1,2% gel, doksisiklin oral 100 mg dua kali dalam sehari.

Kelompok kedua terdiri atas 20 subjek yang diberi terapi topikal dan oral yang sama dengan kelompok pertama, ditambah fototerapi sinar biru. Fototerapi tersebut dilakukan 4 kali dengan interval 1 minggu, dimulai 1 minggu setelah pengobatan topikal dan oral.

Subjek diminta untuk mengisi kuesioner pada kunjungan pertama sebelum mendapatkan terapi.

Kuesioner yang diisi adalah Dermatology Life Quality Index (DLQI) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan telah diuji validitasnya di Indonesia.

Kuesioner DLQI terdiri dari 10 buah pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 6 bagian. Masing-masing bagian menggambarkan pertanyaan mengenai pengaruh AV pada kualitas hidup di bidang gejala dan perasaan, aktivitas sehari-hari, kesenangan, pekerjaan dan sekolah, hubungan pribadi, serta pengobatan.

Skor total dan skor tiap bagian kemudian dianalisis menggunakan program statistik Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 23. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga Februari 2018. Penelitian ini sudah lulus uji kelaikan etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

HASIL

Subjek penelitian ini sejumlah 40 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 28 orang perempuan.

Seluruh subjek berusia 16 – 25 tahun, dengan rata-rata adalah 19,22 ± 2,76 tahun. Keluhan AV dirasakan subjek antara 2 minggu sampai 72 bulan dengan rerata 26,86 ± 19,56 bulan. Semua subjek menderita AV dengan derajat keparahan sedang, yang ditunjukkan dengan rerata jumlah nodul sebanyak 3,35 ± 1,25 lesi, papul pustul 24,03 ± 6,57 lesi, dan komedo sebanyak

(3)

47,80 ± 9,92 lesi. Karakteristik subjek tersebut seperti tergambar pada Tabel 1.

Tabel 1. Data dasar subjek penelitian

Minimal Maksimal Rerata ± Standar Deviasi

Usia 16 25 19,22 ± 2,76

Lama keluhan (bulan) 0,5 72 26,86 ± 19,56

Komedo 30 72 47,80 ± 9,92

Papul pustul 15 44 24,03 ± 6,57

Nodul 1 5 3,35 ± 1,25

Kuesioner DLQI yang telah diisi subjek diberi skor dan dijumlahkan. Nilai total menggambarkan gangguan AV pada kualitas hidup subjek secara keseluruhan. Rerata skor total adalah 12,92 yang dikategorikan sebagai berefek berat terhadap kualitas hidup (Tabel 2). Diagram batang pada Gambar 1

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek merasakan AV berefek berat terhadap kualitas hidupnya (65%), diikuti dengan yang merasakan berefek sedang (20%), berefek ringan (10%), dan sisanya berefek sangat berat serta tidak ada efek terhadap kualitas hidup masing-masing (2,5%).

Tabel 2. Skor kuesioner Dermatology Life Quality Index

Bagian kuesioner Minimal Maksimal Rerata ± Standar deviasi

Skor total 0 22 12,92 ± 5,45

Gejala dan perasaan 0 6 3,22 ± 1,49

Aktivitas sehari-hari 0 6 2,75 ± 1,57

Kesenangan 0 6 2,53 ± 1,40

Pekerjaan dan sekolah 0 3 0,85 ± 0,95

Hubungan pribadi 0 6 2,50 ± 1,61

Pengobatan 0 3 1,05 ± 0,93

Gambar 1. Kategori skor total Dermatology Life Quality Index.

(4)

47,80 ± 9,92 lesi. Karakteristik subjek tersebut seperti tergambar pada Tabel 1.

Tabel 1. Data dasar subjek penelitian

Minimal Maksimal Rerata ± Standar Deviasi

Usia 16 25 19,22 ± 2,76

Lama keluhan (bulan) 0,5 72 26,86 ± 19,56

Komedo 30 72 47,80 ± 9,92

Papul pustul 15 44 24,03 ± 6,57

Nodul 1 5 3,35 ± 1,25

Kuesioner DLQI yang telah diisi subjek diberi skor dan dijumlahkan. Nilai total menggambarkan gangguan AV pada kualitas hidup subjek secara keseluruhan. Rerata skor total adalah 12,92 yang dikategorikan sebagai berefek berat terhadap kualitas hidup (Tabel 2). Diagram batang pada Gambar 1

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek merasakan AV berefek berat terhadap kualitas hidupnya (65%), diikuti dengan yang merasakan berefek sedang (20%), berefek ringan (10%), dan sisanya berefek sangat berat serta tidak ada efek terhadap kualitas hidup masing-masing (2,5%).

Tabel 2. Skor kuesioner Dermatology Life Quality Index

Bagian kuesioner Minimal Maksimal Rerata ± Standar deviasi

Skor total 0 22 12,92 ± 5,45

Gejala dan perasaan 0 6 3,22 ± 1,49

Aktivitas sehari-hari 0 6 2,75 ± 1,57

Kesenangan 0 6 2,53 ± 1,40

Pekerjaan dan sekolah 0 3 0,85 ± 0,95

Hubungan pribadi 0 6 2,50 ± 1,61

Pengobatan 0 3 1,05 ± 0,93

Gambar 1. Kategori skor total Dermatology Life Quality Index.

Selain skor total, setiap bagian dari kuesioner DLQI pun diberi skor (Gambar 2). Di antara 6 bagian, gejala dan perasaan adalah hal yang paling banyak terganggu pada subjek penelitian ini (rata-rata skor 3,22). Setelah gejala dan perasaan, aktivitas sehari- hari (rata-rata skor 2,75); kesenangan (rata-rata skor

2,53); dan hubungan pribadi (rata-rata skor 2,5) secara berurutan adalah bagian yang juga terganggu oleh AV yang diderita subjek penelitian ini. Aspek kehidupan yang paling sedikit dirasakan terganggu oleh penyakit ini adalah pekerjaan dan sekolah (rata-rata skor 0,85).

Gambar 2. Rerata skor setiap bagian kuesioner Dermatology Life Quality Index.

Skor total kuesioner DLQI kemudian dilakukan analisis korelasi dengan variabel lama sakit dan usia subjek menggunakan uji Spearman’s rho. Analisis tersebut menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara skor DLQI total dengan lamanya subjek menderita AV (p= 0,037; CI 95%). Kekuatan korelasi antar kedua variabel (r: -0.331) negatif lemah, artinya semakin lama durasi menderita AV, semakin kecil skor DLQI total. Skor DLQI total dikatakan tidak berkorelasi dengan usia subjek (p = 0,318; CI 95%).

PEMBAHASAN

Akne vulgaris (AV) adalah penyakit radang kronis unit kelenjar pilosebasea.1 Berbagai mekanisme telah diduga menjadi penyebab akne seperti peningkatan produksi sebum, hiperkeratinisasi folikel, proliferasi Propionibacterium aknes, perubahan kualitas lipid sebum, regulasi steroidogenesis pada kulit, interaksi neuropeptida, peran agen pro dan antiinflamasi.8,9

Keluhan kosmetik pada umumnya juga dapat memengaruhi kehidupan sosial dan emosional seseorang dikarenakan keluhan tersebut mengenai daerah wajah yang pada akhirnya memberikan dampak negatif pada pasien yaitu perasaan rendah diri. Terdapat beberapa studi mengenai pengaruh akne

pada kualitas hidup di beberapa negara, namun studi pada ras Asia masih jarang dilaporkan.10

Kelompok usia pada pasien AV menjadi salah satu variabel yang dinilai pada beberapa studi penelitian kualitas hidup. Beberapa studi menggunakan kelompok usia 13 hingga 18 tahun pada penelitiannya.3,11 Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yang berusia 16 hingga 25 tahun. Puncak insidensi AV terjadi pada usia 17 tahun.7 Pada penelitian ini usia rata-rata pasien adalah 19,22 tahun.

Berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara usia pasien dengan kualitas hidup pasien yang menderita AV derajat sedang (p=0,381). Hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa usia merupakan salah satu variabel yang memiliki korelasi kuat terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian Basiri menunjukkan bahwa pada kelompok usia lebih dari 25 tahun skor DLQI jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 15-20 tahun dan 21-24 tahun, yang menunjukkan gangguan kualitas hidup akibat AV terjadi pada pasien berusia di atas 25 tahun.1 Pada penelitian ini semua subjek berusia 16-25 tahun, sehingga kemungkinan belum merasakan gangguan yang sedemikian berat pada kualitas hidupnya. Pada penelitian lain juga disebutkan beberapa faktor yang 3,22

2,75 2,53

0,85 2,5

1,05

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Bagian kuesioner

Skor

Rata-rata skor tiap bagian

Gejala dan perasaan Aktivitas sehari-hari Kesenangan

Pekerjaan dan sekolah Hubungan pribadi Pengobatan

(5)

dapat memengaruhi skor DLQI dengan nilai statistik yang signifikan antara lain durasi dan derajat AV, skar akne, dan hiperpigmentasi pascaakne.12 Pada penelitian ini derajat keparahan semua subjek penelitian sama, yaitu derajat sedang menurut kriteria Lehmann.

Lama keluhan pasien yang menderita AV derajat sedang pada penelitian ini memiliki rentang antara 0,5 hingga 72 bulan dengan nilai rata-rata sebesar 26,86 ± 19,56. Korelasi antara durasi menderita AV derajat sedang dengan skor DLQI menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,037). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Basiri dan kawan-kawan.1 Basiri menunjukkan bahwa gangguan kualitas hidup pasien AV dirasakan semakin besar, yang ditunjukkan dengan semakin tinggi skor DLQI, sejalan dengan semakin lama durasi penyakit.1

Pada penelitian ini skor DLQI pasien yang didapatkan adalah dari nilai 0-22 dengan nilai rata- rata 12,92 ± 5,45. Sebanyak 65 % pasien memiliki skor DLQI dengan rentang nilai 11-20 yang memiliki arti bahwa AV memberikan efek yang besar pada kualitas hidup pasien. Hanya terdapat 1 pasien yang memiliki skor 0-1 yang artinya AV tidak memberikan efek sama sekali pada kualitas hidupnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa AV derajat sedang cukup memengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal tersebut juga didukung dengan data penelitian Tasoula dan kawan-kawan di Yunani pada tahun 2012 yang menyampaikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara skor DLQI dengan derajat keparahan AV. Semakin tinggi derajat akne akan semakin memengaruhi kualitas hidup seseorang, namun pada penelitian sebelumnya oleh Vilar dan kawan-kawan pada tahun 2015 mengatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan di antara keduanya.13

Pada subjek penelitian ini, bagian kualitas hidup yang paling terpengaruh adalah gejala dan perasaan dengan nilai rata-rata 3,22 ± 1,49, dimana pola ini sesuai dengan penelitian di Malaysia dan di India.14,15 Akne sebagian besar mengenai area wajah dan hal ini turut memengaruhi penampilan individu yang berakibat rasa kurang percaya diri, malu yang diikuti rasa tidak nyaman jika lesi kulit yang timbul disertai rasa nyeri, gatal, dan perih.10 Bagian yang paling sedikit berpengaruh adalah pekerjaan dan sekolah (rata-rata skor 0,85) namun tidak sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya di Malaysia, India, dan Iran yang memaparkan lebih rendah pengaruh hubungan pribadi karena mungkin terdapat keterbatasan mengenai keterbukaan untuk menjelaskan dampak akne terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan seks pasien khususnya berkaitan dengan budaya orang Asia.14–16

Penelitian ini menunjukkan penurunan kualitas hidup terutama akibat gejala dan perasaan pada pasien akne derajat sedang, dan gangguan kualitas hidup tersebut berkorelasi dengan durasi AV yang diderita.

Berdasarkan hal tersebut, pada pasien AV perlu dilakukan penilaian dampak penyakitnya terhadap psikososial pasien. Pasien yang terdeteksi mengalami gangguan psikososial akibat AV yang dideritanya, selain medikamentosa perlu juga diberikan edukasi dan konseling yang cermat sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas terapi.

KEPUSTAKAAN

1. Basiri H, Noyani A, Givzadeh H. Survey the evaluation of life quality index among patients with acne vulgaris. Res J Med Sci 2016; 10(5):

521–5.

2. Seattle W. GBD Compare. Seattle : University of Washington; 2013.

3. Hanisah A, Omar K, Shah SA. Prevalence of acne and its impact on the quality of life in school-aged adolescents in Malaysia. J Prim Health Care 2009; 1(1): 20–5.

4. Saitta P, Grekin SK. A four-question approach to determining the impact of acne treatment on quality of life. J Clin Aesthet Dermatol 2012;

5(3): 51–7.

5. Barnes LE, Levender MM. Quality of life measures for acne patients. Dermatol Clin 2012;

30(2): 293–300.

6. Hazarika N, Archana M. The psychosocial impact of acne vulgaris. Indian J Dermatol 2016; 61(5):

515–20.

7. Eram H, Shetty VH, Goel S, Babu AM. Quality of life in patients with acne vulgaris in a tertiary care centre: a cross sectional study. Int J Res Dermatology 2019; 5(2): 406–10.

8. Layton AM, Eady EA, Zouboulis CC. Disorders of sebaceous glands. In: Griffiths CE, Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D, editors.

Rook’s Textbook of Dermatology. West Sussex:

Wiley blackwell; 2016. p. 90.1-50.

9. Kurokawa I, Danby FW, Ju Q, Wang X, Xiang LF, Xia L, et al. New developments in our understanding of acne pathogenesis and treatment.

Exp Dermatol 2009; 18(10): 821–32.

10. Durai PCT, Nair DG. Acne vulgaris and quality of life among young adults in south india. Indian J Dermatol 2015; 60(1): 33–40.

11. Jankovic S, Djordjevic S, Marinkovic J, Vukicevic J, Jankovic J. Quality of life among schoolchildren with acne: Results of a cross- sectional study. Indian J Dermatology, Venereol Leprol 2012; 78(4): 454–9.

(6)

dapat memengaruhi skor DLQI dengan nilai statistik yang signifikan antara lain durasi dan derajat AV, skar akne, dan hiperpigmentasi pascaakne.12 Pada penelitian ini derajat keparahan semua subjek penelitian sama, yaitu derajat sedang menurut kriteria Lehmann.

Lama keluhan pasien yang menderita AV derajat sedang pada penelitian ini memiliki rentang antara 0,5 hingga 72 bulan dengan nilai rata-rata sebesar 26,86 ± 19,56. Korelasi antara durasi menderita AV derajat sedang dengan skor DLQI menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,037). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Basiri dan kawan-kawan.1 Basiri menunjukkan bahwa gangguan kualitas hidup pasien AV dirasakan semakin besar, yang ditunjukkan dengan semakin tinggi skor DLQI, sejalan dengan semakin lama durasi penyakit.1

Pada penelitian ini skor DLQI pasien yang didapatkan adalah dari nilai 0-22 dengan nilai rata- rata 12,92 ± 5,45. Sebanyak 65 % pasien memiliki skor DLQI dengan rentang nilai 11-20 yang memiliki arti bahwa AV memberikan efek yang besar pada kualitas hidup pasien. Hanya terdapat 1 pasien yang memiliki skor 0-1 yang artinya AV tidak memberikan efek sama sekali pada kualitas hidupnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa AV derajat sedang cukup memengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal tersebut juga didukung dengan data penelitian Tasoula dan kawan-kawan di Yunani pada tahun 2012 yang menyampaikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara skor DLQI dengan derajat keparahan AV. Semakin tinggi derajat akne akan semakin memengaruhi kualitas hidup seseorang, namun pada penelitian sebelumnya oleh Vilar dan kawan-kawan pada tahun 2015 mengatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan di antara keduanya.13

Pada subjek penelitian ini, bagian kualitas hidup yang paling terpengaruh adalah gejala dan perasaan dengan nilai rata-rata 3,22 ± 1,49, dimana pola ini sesuai dengan penelitian di Malaysia dan di India.14,15 Akne sebagian besar mengenai area wajah dan hal ini turut memengaruhi penampilan individu yang berakibat rasa kurang percaya diri, malu yang diikuti rasa tidak nyaman jika lesi kulit yang timbul disertai rasa nyeri, gatal, dan perih.10 Bagian yang paling sedikit berpengaruh adalah pekerjaan dan sekolah (rata-rata skor 0,85) namun tidak sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya di Malaysia, India, dan Iran yang memaparkan lebih rendah pengaruh hubungan pribadi karena mungkin terdapat keterbatasan mengenai keterbukaan untuk menjelaskan dampak akne terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan seks pasien khususnya berkaitan dengan budaya orang Asia.14–16

Penelitian ini menunjukkan penurunan kualitas hidup terutama akibat gejala dan perasaan pada pasien akne derajat sedang, dan gangguan kualitas hidup tersebut berkorelasi dengan durasi AV yang diderita.

Berdasarkan hal tersebut, pada pasien AV perlu dilakukan penilaian dampak penyakitnya terhadap psikososial pasien. Pasien yang terdeteksi mengalami gangguan psikososial akibat AV yang dideritanya, selain medikamentosa perlu juga diberikan edukasi dan konseling yang cermat sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas terapi.

KEPUSTAKAAN

1. Basiri H, Noyani A, Givzadeh H. Survey the evaluation of life quality index among patients with acne vulgaris. Res J Med Sci 2016; 10(5):

521–5.

2. Seattle W. GBD Compare. Seattle : University of Washington; 2013.

3. Hanisah A, Omar K, Shah SA. Prevalence of acne and its impact on the quality of life in school-aged adolescents in Malaysia. J Prim Health Care 2009; 1(1): 20–5.

4. Saitta P, Grekin SK. A four-question approach to determining the impact of acne treatment on quality of life. J Clin Aesthet Dermatol 2012;

5(3): 51–7.

5. Barnes LE, Levender MM. Quality of life measures for acne patients. Dermatol Clin 2012;

30(2): 293–300.

6. Hazarika N, Archana M. The psychosocial impact of acne vulgaris. Indian J Dermatol 2016; 61(5):

515–20.

7. Eram H, Shetty VH, Goel S, Babu AM. Quality of life in patients with acne vulgaris in a tertiary care centre: a cross sectional study. Int J Res Dermatology 2019; 5(2): 406–10.

8. Layton AM, Eady EA, Zouboulis CC. Disorders of sebaceous glands. In: Griffiths CE, Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D, editors.

Rook’s Textbook of Dermatology. West Sussex:

Wiley blackwell; 2016. p. 90.1-50.

9. Kurokawa I, Danby FW, Ju Q, Wang X, Xiang LF, Xia L, et al. New developments in our understanding of acne pathogenesis and treatment.

Exp Dermatol 2009; 18(10): 821–32.

10. Durai PCT, Nair DG. Acne vulgaris and quality of life among young adults in south india. Indian J Dermatol 2015; 60(1): 33–40.

11. Jankovic S, Djordjevic S, Marinkovic J, Vukicevic J, Jankovic J. Quality of life among schoolchildren with acne: Results of a cross- sectional study. Indian J Dermatology, Venereol Leprol 2012; 78(4): 454–9.

12.Tasoula E, Gregoriou S, Chalikias J, Lazarou D, Danopoulou I, Katsambas A, et al. The impact of acne vulgaris on quality of life and psychic health in young adolescents in Greece: results of a population survey. An Bras Dermatol 2012;

87(6): 862–9.

13.Vilar GN, Santos LA, Filho JFS. Quality of life, self-esteem and psychosocial factors in adolescents with acne vulgaris. An Bras Dermatol 2015; 90(5): 622–9.

14.Yap FB-B. The impact of acne vulgaris on the quality of life in Sarawak, Malaysia. J Saudi Soc Dermatology Dermatologic Surg 2012; 16(2): 57–

60.

15.Cherukuri T, Murugaiyan R, Kaliaperumal K.

Assessment of the quality of life indices in adolescents with Acne vulgaris. Int J Med Sci Public Heal 2016; 5(11): 2217–20.

16.Noorbala MT, Mozaffary B, Noorbala M.

Prevalence of acne and its impact on the quality of life in high school-aged adolescents in Yazd, Iran.

J Pakistan Assoc Dermatologists 2013; 23(2):

168–72.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surakarta tahun 2014 dan tahun 2015 tentang Pemantauan Kualitas Udara, terdapat 15 titik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan derajat lesi pada penderita akne vulgaris dengan indeks glikemik tinggi dan sedang.. Jumlah sampel penelitian ini 60

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat nyeri dengan tingkat kualitas hidup pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Kata kunci: kanker paru, kemoterapi,

Sedangkan kelompok yang memiliki gangguan kualitas hidup sangat berat paling besar terdapat pada kelompok subjek dengan derajat keparahan yang berat (20%)

Penelitian yang dilakukan oleh Rockenbach dan kawan-kawan pada tahun 2006 menyebutkan bahwa terdapat penurunan pH saliva pada ibu.. hamil yang dibandingkan dengan pH

Tidak terdapat perbedaan efektivitas antara omeprazol dan lansoprazol terhadap perbaikan derajat berat reluks laringofaring (p>0,05), namun perbaikan kualitas hidup pada

Pada penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara derajat keparahan penyakit vitiligo (VASI) dengan kualitas hidup (DLQI) yang bermakna

Apakah terdapat hubungan antara kadar IGF-1 dengan akne vulgaris derajat ringan dan sedang berdasarkan kadar leptin serum pada siswa-siswa di Perguruan Islam