• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afifa Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Afifa Utama"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Buku teks ini menyajikan beberapa gagasan dan pemikiran bagi pengembangan kajian linguistik hukum di masa depan, khususnya terkait dengan objek materi baru linguistik hukum yang berpotensi memasuki bidang hukum khususnya bagi pembaca di Indonesia. Dalam aspek terkait, pemaparan dalam buku ini diharapkan dapat membuka peluang pengembangan linguistik forensik kepada para peneliti dan mahasiswa tanah air. Indonesia tentunya diharapkan menjadi pionir khususnya dalam pengembangan kajian linguistik forensik yang bernuansa ketimuran.

Dalam beberapa hal, kelemahan-kelemahan ini telah dibahas dalam volume pertama dan kedua buku linguistik hukum kami. Buku ini menawarkan lebih banyak objek materi dibandingkan objek formal linguistik forensik dengan harapan pembaca dan pembelajar bahasa mampu memanfaatkan materi baru yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk tulisan, tesis, tesis, dan disertasi selanjutnya. Sebagai ilmu yang tergolong baru, linguistik forensik dalam aspek-aspek terkait khususnya objek formal masih perlu dibantu oleh bidang ilmu lain (linguistik).

Analisis interevidensi yang kami sajikan dalam buku Linguistik Forensik (Volume 2) tahun 2015 merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis teks-teks tersebut.

Gambar 6 Ilustrasi Perampokan Bank
Gambar 6 Ilustrasi Perampokan Bank

Korelasi Pola Bahasa dengan Pola Kejahatan

Kajian bahasa forensik juga bertujuan untuk mengungkap hubungan antara bahasa dan kejahatan secara terstruktur, komprehensif dan heuristik, sehingga sifat, ciri, motif dan cara kejahatan dapat diungkap dan dipelajari berdasarkan bukti-bukti bahasa yang ditemukan. Pada tahap lanjut, kajian bahasa forensik multidisiplin dapat dikembangkan untuk proses profiling, investigasi viktimisasi, kecurigaan, sifat dan karakteristik pemikiran kriminal, serta akar kejahatan. Ini merupakan tahap analisis dan pengkajian yang lebih kompleks dan ditujukan pada pengembangan kajian linguistik forensik (perkembangan).

Perbedaan jenis kejahatan juga memicu perbedaan karakteristik bahasa yang terlibat dan terkait dengan kejahatan tersebut. Hal ini menegaskan bahwa pola kejahatan mempunyai prinsip struktural tertentu yang berkorelasi dengan pola bahasa dalam kejahatan. Tahapan dasar dalam analisis linguistik forensik diharapkan dapat menemukan kaidah kebahasaan dan kejahatan yang berkontribusi terhadap proses identifikasi kasus, pelaku dan korban serta analisis yang terukur terhadap ciri-ciri kejahatan.

Analisis linguistik forensik tidak menutup kemungkinan untuk menemukan prinsip-prinsip linguistik dalam bahasa kejahatan yang berkaitan dengan struktur karakteristik kejahatan dan aktor-aktor yang terkait dengannya. Hal ini membuktikan adanya linearitas antara bahasa kejahatan dengan praktek kejahatan yang menjadi dasar kajian linguistik forensik. Analisis linguistik forensik merupakan salah satu cabang ilmu yang mempertimbangkan aspek makna kejahatan lintas disiplin ilmu.

Faktanya, makna tidak hanya terkandung dalam materi kebahasaan, tetapi juga terdapat pada tanda-tanda dan ciri-ciri kejahatan non-linguistik. Proses memahami dan menganalisis makna kejahatan harus mengkorelasikan materi forensik linguistik dengan materi forensik nonlinguistik. Dengan kata lain, linguistik forensik harus mempertimbangkan kajian makna kejahatan dari materi non-bahasa sebagai penunjang kajian makna kejahatan berdasarkan materi linguistik (tulisan dan lisan).

Bahasa dan Motif Kejahatan

Namun pengembangan kajian dalam bidang ini dapat terus berlanjut bila unsur-unsur kejahatan dalam spesimen lingual dilakukan pengujian linguistik secara terus menerus sehingga dapat terungkap ciri-ciri dan pola-pola yang tersembunyi dari suatu unsur kejahatan. Fakta linguistik forensik adalah bahwa mayoritas dunia kriminal menggunakan taktik kamuflase, termasuk dalam bahasa kejahatan yang dimaksud atau dalam konteks kejahatan dengan motif yang sama. Mengingat materi kebahasaan bahasa kriminal bersifat adaptif dan dinamis, maka deteksi dan analisis struktural juga harus mempelajari pola perkembangan kebahasaan bahasa kriminal, termasuk kaidah-kaidahnya.

Analisis pemikiran dan proyeksi kriminal merupakan hal mendasar baik bagi dimensi investigasi taktis maupun dimensi strategis dalam pengembangan studi kriminal dan linguistik forensik. Intinya, analisis pemikiran dan proyeksi kriminal menawarkan peluang besar bagi pengembangan metode, teori dan konsep dalam linguistik forensik.

Viktimologi Linguistik Forensik

Oleh karena itu, kajian mengenai viktimisasi forensik-linguistik secara konseptual menempati tempat penting dalam bidang linguistik forensik.

Suspektologi Linguistik Forensik

Untuk tahap analisis ini, para praktisi linguistik forensik tidak hanya memerlukan penguasaan bidang linguistik (forensik), namun juga pemahaman terhadap psikologi forensik dan ilmu-ilmu terkait. Dengan kata lain, proses analisis linguistik forensik pada tahap ini memerlukan kemampuan keilmuan multisektoral dengan menjadikan bidang linguistik sebagai landasan dasar atau landasan utama.

Kejahatan Berencana

Contoh kejahatan berencana adalah kasus pembunuhan yang melibatkan penggunaan racun, bom dan sejenisnya. Pembunuhan berencana atau pembunuhan terencana dan terencana jelas berbeda dengan, katakanlah, pembunuhan yang hanya dilakukan secara spontan atau pembunuhan untuk membela diri. Berikut contoh pernyataan kedua pelaku bom Bali 12 Oktober 2002 yang terungkap baik di dalam maupun di luar ruang sidang.

Contoh 09 Mereka (orang asing), yang disponsori oleh Yahudi dan Amerika, serta antek-anteknya berusaha menguasai sepenuhnya Indonesia, khususnya Bali. Ketiga contoh yang dianalisis menggunakan struktur transitivitas LFS secara transparan menunjukkan adanya unsur kejahatan yang disengaja atau direncanakan oleh kedua pelaku untuk melakukan aksi bom Bali pada Minggu malam kelabu itu. Keterlibatan Amrozi dan Imam Samudera (termasuk Ali Ghufron, Ali Imran, Sya'ad dan lain-lain) dalam peristiwa bom Bali I (12 Oktober 2002) didasarkan pada linguistik forensik dan merupakan perlawanan terhadap hegemoni Barat (AS, Eropa dan negara-negara lain). sekutu) di arena internasional, kebijakan dunia.

Pada dasarnya, secara psikologis, kejahatan terencana merupakan sintesis antara agresi dan pemikiran taktis dalam persiapan kejahatan dan penilaian situasi calon korban. Selain itu, ciri lain dari kejahatan ini adalah juga mempersiapkan jalan keluar setelah terjadinya kejahatan, baik tindakan yang dilakukan berhasil atau gagal. Pada hakekatnya kejahatan jenis ini bersifat holistik, mulai dari persiapan dilakukannya tindak pidana, proses eksekusi atau eksekusi, hingga persiapan tahap pelarian atau jalur pelarian.

Peran Bahasa dalam Kejahatan Berencana

Kebanyakan kejahatan dalam kategori ini melibatkan penelitian mendalam, analisis situasi dan kondisi, kondisi korban, dan perhitungan yang cermat terhadap variabel lingkungan di sekitar korban. Dalam konteks terisolasi ini, pelaku kejahatan terencana merupakan salah satu bentuk perilaku linguistik paling sederhana dalam kejahatan terencana. Apabila rencana tindak pidana melibatkan dalang dan pelaku di bawahnya, maka diperlukan koordinasi dengan medium kebahasaan, termasuk bahasa sandi.

Akan ada pergulatan antara agresi, kebencian, balas dendam, bentuk emosi ekstrem lainnya, dan tekanan psikis di benak penulis yang menyendiri. Pelaku dalam kelompok yang dikomandoi oleh seorang aktor intelektual, maka beban yang mereka rasakan akan jauh lebih ringan dan biasanya mereka juga dibayar atas kejahatannya. Bukti linguistik memegang peranan penting dalam proses analisis, karena hubungan antara dimensi psikis pemikiran manusia dengan bahasa kejahatan mempunyai pola tersendiri.

Mengingat bahasa dikaitkan dengan pemikiran kriminal, yang merupakan akar dari orientasi dan karakter kejahatan, maka linguistik forensik harus memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penyelidikan kejahatan dan investigasi kejahatan.

Prosedur dan Parameter Metode Inter-evidensial

Untuk menganalisis kejahatan terencana yang melibatkan sejumlah orang, terlebih dahulu dapat dilakukan kajian viktimologi secara komprehensif, termasuk analisis terhadap latar belakang konflik korban. Temukan petunjuk atau bukti linguistik dari keterangan orang-orang yang terkait dengan korban mengenai latar belakang konflik yang dialami korban. Hanya beberapa psikopat dan sosiopat yang membunuh karena motif ketergantungan psikis yang mungkin bisa membunuh secara terencana tanpa latar belakang konflik dengan korbannya.

Oleh karena itu, observasi mendalam terhadap latar belakang kehidupan korban dan konflik yang dialami korban mutlak diperlukan sebagai upaya memperoleh data atau bukti pada tahap awal terjadinya kesamaan bahasa. Hubungkan analisis konflik dengan peta konflik dan latar belakang kehidupan para korban serta latar belakang kehidupan para aktor yang terlibat konflik. Melakukan analisis perilaku terhadap aktor yang terlibat konflik dengan tingkat ancaman tertinggi.

Temukan aktor dengan tingkat agresi dan konflik tertinggi dengan latar belakang kehidupan yang cenderung berbenturan dengan korban. Hal ini tidak berarti bahwa aktor yang tidak terlibat secara fisik tidak memiliki peluang untuk menjadi tersangka utama atau aktor intelektual dalam suatu kejahatan terencana. Arah analisisnya harus hati-hati dan fokus pada kemungkinan-kemungkinan terkuat yang mengarah pada aktor-aktor yang paling mungkin terlibat.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, aktor yang kemungkinan keterlibatannya paling besar adalah aktor yang mempunyai latar belakang konflik yang paling besar dan mendalam dengan korban. Gambarkan jaringan konflik dimulai dari aktor yang paling mungkin mengidentifikasi orang-orang yang dekat dengan korban. Agar metode pembuktian silang dalam linguistik forensik dapat berjalan secara ideal, diperlukan penelusuran data rekaman dan teks yang masih ada, terutama yang berkaitan dengan korban.

Beberapa Pertanyaan untuk Ditindaklanjuti

Makalah Keynote Speech dalam seminar bulanan yang diselenggarakan oleh Scientific and Professional Forum for Indonesian in Nijmegen (SPFIN) Belanda di Radboud University, Nijmegen Belanda pada tanggal 7 Januari 2015. Makalah kuliah tamu pada kuliah tamu Linguistik Forensik di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara tanggal 24 Agustus 2018. Masalah Petani Kelapa Sawit dan Dokumentasi Leksikon Minyak Sawit di Sumatera Barat, Indonesia.

Proceedings of the International Conference on Innovation in Research (ICIIR 2018) - Section: Economics and Management Science. Smallholder discussions of palm oil problems and some proposed policies - Palarch's Journal of Archeology of Egypt/Egyptology. Pharmaceutical and chemical issues and linguistic documentation of oil palm (Elaeis Guineensis Jacq) and their contribution to agrolinguistics.

Sawirman, M.Hum, email sawirman@hum.unand.ac.id adalah dosen senior dan peneliti di Universitas Andalas. Selain mengajar mata kuliah Linguistik Forensik, Wacana, Bahasa dan Ideologi serta Filsafat pada Program Magister Linguistik dan Magister Ilmu Budaya, serta Magister FISIP Universitas Andalas, pencipta teori BREAK (teori pergerakan wacana) dan filsafat e135 adalah juga pengajar mata kuliah Wacana, Semiotika, mata kuliah Bahasa Metode Penelitian, Fakultas Linguistik, Teori Kebudayaan dan beberapa mata kuliah lainnya di Jurusan Sastra Inggris Universitas Andalas. Sawirman di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pernah menjadi dosen tamu di tiga universitas di Polandia, yakni Universitas Warsawa, Universitas Nicolaus Copernicus, dan Civitas Collegium.

Sawirman di Padang Pariaman, Sumatera Barat, juga merupakan penjelajah dan peneliti puluhan museum, lokasi wisata, dan universitas di berbagai pelosok kota luar negeri sejak tahun 1997, antara lain Australia (Sydney dan Toowoomba), Malaysia, Thailand, Singapura, Korea Selatan (Yongin ) , Seoul , Busan), Polandia, Hongaria, Slovakia, Austria, Jerman, Praha, Belanda, Belgia, Prancis, Jepang, dan Brunei.

Gambar

Gambar 6 Ilustrasi Perampokan Bank
Gambar 7 20 Tahun setelah WTC (Courtesy: Daily Times, 11/09/2021)
Gambar 8 Teks Zodiac Killer

Referensi

Dokumen terkait

197511071999031002 FMIPA International Journal of Food Science Carrageenan edible coating application prolongs Cavendish banana shelf life Fenny Martha Dwivany, S.Si., M.Si., Ph.D..

Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian Hutan… | 51 Ignasius Suban Angin, Sunimbar Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian Hutan Dan Mengelola Mata Air di