• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afusni - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Afusni - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS

PERKEMBANGAN LANJUT

USIA

(LANSIA)

DI RT 5 RW 1 KELT]RAHAN

TARANTANG

KECAMAT

AN LUBT]K

KILANGAN KOTAPADANG

ARTIKEL

he" gv^4

Afusni

Oleh:

GUSNA PUTRI YOLI NPM.

12060045

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

20r6

(2)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN LANJUT USIA (LANSIA) DI RT 5 RW 1 KELURAHAN TARANTANG

KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

Oleh:

Gusna Putri Yoli * Dra. Suheni, M.Pd **

Zulfikar, S.Pd.I, M.Pd **

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was motivated by the elderly who are unable to perform development tasks well. The purpose of this study to describe: (1) Adjustment to the elderly with a decline in physical strength and health, (2) Adjustment to the elderly with the death of a spouse, (3) Adjustment elderly with social role in the community in a flexible manner. This type of research is qualitative descriptive. The key informant as much as 2 elderly. Additional informant as much as 4 elderly. 2 on each of the key informants that relatives and close friends of the elderly. The instrument used was the interview. Data analysis using data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study revealed that: (1) Adjustment to the elderly against the decrease of physical strength and health to be well received, (2) Seniors enough to adjust to the death of his life partner, and can run a good life after being left by his life partner, (3) Seniors can make adjustments with a social role in the community in a flexible manner.

Keywords: Task developments elderly PENDAHULUAN

Lanjut usia merupakan periode perkembangan akhir dari kehidupan seseorang, dalam periode ini lanjut usia perlu penyesuaian diri untuk dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya baik secara fisik, mental, dan sosial. Lanjut usia mengalami banyak penurunan kesehatan dan kesejahteraan yang harus diterima oleh keluarga dan orang-orang yang berada disekitarnya. Terkait dengan hal itu Friedman (2014:198) mengemukakan :

Jumlah penduduk lanjut usia Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan presentase kenaikan paling tinggi di seluruh dunia. Sebagai perbandingan pada periode waktu yang sama kenaikan di beberapa negara sebagai berikut : Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%, China 220%, Jepan 129%, Jerman 66% dan swedia 33%.

Jumlah lanjut usia yang terus meningkat, maka pemerintah membuat kebijakan untuk kesejahteraan lanjut usia yang dituangkan dalam Undang-Undang kesejahteraan Lanjut usia. Pemerintah mengupayakan agar lanjut usia dapat menjalankan tugas perkembangannya dengan baik. Dijelaskan dalam UU No 13 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 1 bahwa:

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material, maupun spiritual yang diliputi oleh keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila. Secara psikologis, lanjut usia merupakan fase perkembangan yang menuntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan

(3)

perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik maupun psikis. Perubahan yang dirasakan oleh lanjut usia dalam perkembangan sebagai dewasa akhir, baik perubahan fisik, psikis, keadaan lingkungan, ditinggalkan pasangan dan anak, dalam kesendirian memberikan dampak yang cukup berat untuk mereka.

Terkait dengan peningkatan jumlah lanjut usia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia Hurlock (2009:387) mengemukakan :

Beberapa masalah bagi orang lanjut usia adalah, keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus bergantung pada orang lain, status ekonomi yang terancam sehingga harus menyesuaikan pola hidup, mencari teman baru untuk menggantikan suami/istri yang meninggal, mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah, belajar memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa, mulai menikmati keadaan yang dikususkan untuk orang lanjut usia.

Ciri-ciri lanjut usia cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan mengarah kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan. Itulah sebabnya mengapa menjadi tua ditakuti oleh sebagian orang. Ketakutan untuk menjadi tua membuat lanjut usia sulit menerima diri mereka, tujuan hidup menjadi tidak jelas, cenderung menarik diri dari lingkungan karena kondisi fisik, atau terlalu tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, lanjut usia tidak lagi sebagai pengambil keputusan atau pembuat aturan, justru kebanyakan lanjut usia akan mengikuti peraturan yang dibuat orang lain yang lebih muda dari mereka. Semua hal tersebut akan mengganggu kesejahteraan psikologis lanjut usia.

Hal ini dipengaruhi oleh perhatian yang minim dari masyarakat terhadap kondisi kesenjangan lanjut usia, bahkan perhatian dari keluarga lanjut usia, sehingga sedikit sekali yang dapat memperhatikan bahkan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis lanjut usia. Masalah ini jika tidak ditangani akan berkembang menjadi masalah yang kompleks dari segi fisik, mental dan sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka, Bagaimanakah sebenarnya pencapaian tugas

perkembangan lanjut usia? Terkait dengan hal itu Hurlock (2009:239) mengemukakan :

Lanjut usia periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah

“beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat, bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan dan cendrung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin, usia enam puluh biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut.

Secara umum, seseorang disebut lanjut usia apabila usianya 65 tahun ke atas, terdapat batasan umur yang mencakup batasan umur orang yang masuk dalam kategori lanjut usia.

Lanjut usia berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.

Berdasarkan hal di atas, maka seseorang yang sudah berada dalam periode perkembangan akhir atau lanjut usia dituntut untuk menjalankan tugas perkembangannya dengan baik. Terkait dengan hal itu Havighurst (Hurlock, 2009:10) mengemukakan Tugas-tugas perkembangan kehidupan lanjut usia adalah :

1. Menyesuaikan diri dengan menurunya kekuatan fisik dan kesehatan

2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga

3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

4. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

5. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

Batasan lanjut usia didasarkan atas Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia adalah 60 tahun.

Sedangkan menurut WHO Notoatmodjo (2007:198) Lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (kelompok usia 45- 59 tahun), 2) Usia lanjut (kelompok usia 60–70 tahun), 3) Usia lanjut tua (kelompok usia 75-90 tahun), 4) Usia sangat tua (kelompok usia di atas 90 tahun).

Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode ketika seorang individu telah

(4)

mencapai kematangan dalam proses kehidupan serta telah menunjukkan kemunduran fungsi organ tubuh.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan wawancara dengan 2 orang lanjut usia di RT 5 RW 1 Kelurahan Tarantang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang dalam pelaksanaan kegiatan PPLBK Masyarakat pada tanggal 4 April 2015 dapat dilihat bahwa lanjut usia belum menjalankan tugas perkembangannya dengan baik, lanjut usia belum menyesuaikan diri dengan menurunya kekuatan fisik dan kesehatan seperti sulit menerima keadaan organ tubuh yang sering sakit, Lanjut usia belum menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga, kebutuhan semakin sulit dipenuhi sehingga akan merubah gaya hidup keluarga, lanjut usia tidak dapat menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup, mereka akan merasa kesepian dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, lanjut usia sulit membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan serta tidak dapat menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

Terkait dengan hal diatas maka lanjut usia dituntut untuk menerima segala perubahan pola hidup yang mereka jalani baik secara fisik, mental, psikososial dan spiritual, sehingga tercapainya tugas perkembangan dengan baik.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penyesuaian diri lanjut usia dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

2. Penyesuaian diri lanjut usia dengan kematian pasangan hidup.

3. Penyesuaian diri lanjut usia dengan peran sosial di masyarakat secara luwes.

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah profil pencapaian tugas perkembangan lanjut usia?

Berdasarkan permasalahan yang sudah dikemukakan maka tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan penelitian ini adalah :

1. Untuk membantu lanjut usia menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

2. Untuk membantu lanjut usia menyesuaian diri dengan kematian pasangan hidup.

3. Untuk membantu lanjut usia menyesuaian diri dengan peran sosial di masyarakat secara luwes.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.

Menurut Nazir (2009:54) menjelaskan

“Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Informan penelitian dalam penelitian ini ditentukan setelah peneliti menetapkan informan kunci (key informants ) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 (dua) orang. Untuk menentukan data yang lebih lengkap maka peneliti juga akan memperoleh keterangan dari beberapa informan tambahan, yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah tetangga, saudara, dan teman sebaya yang berasal dari lingkungan tempat tinggal lanjut usia.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi dan mengadakan membercheck, setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data (reduction data), 2) penyajian data (display data), dan 3) penarikan kesimpulan (verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Lanjut Usia di RT 5 RW 1 Kelurahan Tarangtang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang.

Hurlock (2009:239)

mengemukakan Lanjut usia periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah

“beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat, bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan dan cendrung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba

(5)

mengabaikan masa depan sedapat mungkin, usia 60 tahun biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan lanjut usia. Pada masa lanjut usia seseorang perlu mencapai tugas perkembangannya. Tugas perkembangan- nya meliputi:

1) Penyesuaian diri dengan menurunya kekuatan fisik dan kesehatan

Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa, lanjut usia ia banyak mengalami perubahan pada kekuatan fisik dan kesehatan, pada bagian kaki, pinggang dan pergelangan tangan, kondisi seperti ini membuat mereka sulit untuk melakukan aktifitas seperti biasa, mereka berusaha menyesuaikan segala keinginan dengan situasi dan kondisi, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan menuruti arahan dari anak-anak dan cucu. Perubahan alat panca indera sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini mereka kurang bisa mendengar suara apabila tidak dikeraskan, mereka tidak dapat membaca apabila tidak menggunakan kaca mata, serta sulit melihat benda yang berjarak agak jauh.

2) Penyesuaian diri dengan kematian pasangan hidup

Kematian pasangan hidup adalah masalah terberat dalam hidup lanjut usia, karena mereka harus siap melakukan segala aktifitas sendiri, bahkan mereka merasa tidak akan sanggup hidup tanpa campur tangan suami, tidak hanya itu sejak pasangan mereka meninggal mereka merasa canggung dan kesepian, namun mereka berusaha mengiklaskan kepergian suaminya, sekarang mereka lebih banyak melakukan aktifitas sendiri.

Cara mereka menghilangkan rasa kesepiannya adalah mereka lebih banyak mengunjungi rumah anak-anak, saudara, teman, ataupun tetangga.

Mereka mengaku lebih banyak meminta bantuan orang lain apabila kesulitan melakukan suatu pekerjaan.

Sekarang mereka banyak bercerita kepada teman dan saudaranya tentang berbagai hal yang biasanya beliau ceritakan kepada suami.

3) Penyesuaian diri dengan peran sosial di masyarakat secara luwes

Penyesuaian diri dengan peran sosial di masyarakat secara luwes.

Penyesuaian diri lanjut usia terhadap peran sosial sangat penting karena pada masa lanjut usia ini mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama masyarakat dan teman-teman seusia.

Penyesuaian diri tersebut meliputi cara lanjut usia berpartisipasi dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat, mereka mengaku bahwa mereka selalu mengikuti kegiatan sosial misalnya gontong royong, acara pembagian zakat. Melalui kegiatan seperti itu mereka dapat bertemu dengan seluruh anggota masyarakat Tarantang dan sekitarnya, mereka dapat berbagi informasi dan bertukar fikiran tentang keadaan diri masing-masing, selain hubungan dengan masyarakat luas mereka juga sangat memperhatikan hubungan dengan tetangga.

Menurut mereka tetangga adalah orang terdekat setelah saudara.

Menurut mereka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi aktivitas yang dijalani karena dengan masyarakat mereka dapat meminta pendapat dan bertukar fikiran. Mereka juga sering berkumpul dengan teman- teman seusia untuk menjalankan aktifitas senam pagi, tahlil, yasinan bersama dan kegiatan lainnya, sedangkan pola beribadah yang dijalani sangat berbeda antara dulu dengan sekarang, sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dimesjid untuk menjalankan ibadah dibandingkan dulu mereka lebih sibuk di tempat bekerja.

Sekarang cara mereka meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT adalah dengan mengikuti segala kegiatan spritual yang ada di masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Profil Pencapaian tugas perkembangan lanjut usia di RT 05 RW 01 Kelurahan Tarantang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang.

Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.:

1. Penyesuaian diri lanjut usia dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

Lanjut usia merupakan periode perkembangan akhir dari kehidupan

(6)

seseorang, dalam periode ini lanjut usia perlu penyesuaian diri untuk dapat

menjalankan tugas-tugas

perkembangannya baik secara fisik, mental, dan sosial. Lanjut usia mengalami banyak penurunan kesehatan dan kesejahteraan yang harus diterima oleh keluarga dan orang-orang yang berada disekitarnya. Lanjut usia periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat, bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan dan cendrung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin, usia enam 60 tahun dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut.

Perubahan lanjut usia pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berfikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat.

Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua. Proses menjadi tua ini banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu regulasi diri sendiri.

2. Penyesuaian lanjut usia dengan kematian pasangan hidup

Kematian pasangan hidup adalah masalah terberat dalam hidup lanjut usia, karena lanjut usia harus siap melakukan segala aktifitas sendiri, bahkan lanjut usia merasa tidak akan sanggup hidup tanpa campur tangan suami, tidak hanya itu sejak pasangan mereka meninggal mereka merasa canggung dan kesepian, namun mereka berusaha mengiklaskan kepergian suaminya, lanjut usia lebih banyak melakukan aktifitas sendiri, cara mereka menghilangkan rasa kesepiannya adalah mereka lebih banyak mengunjungi rumah anak-anak, saudara, teman, ataupun tetangga. Lanjut usia banyak meminta bantuan orang lain apabila kesulitan melakukan suatu pekerjaan.

3. Penyesuaian diri dengan peran sosial di masyarakat secara luwes

Penyesuaian diri lanjut usia terhadap peran sosial sangat penting karena pada masa lanjut usia ini mereka

lebih banyak menghabiskan waktu bersama masyarakat dan teman-teman seusia. Penyesuaian diri tersebut meliputi cara lanjut usia berpartisipasi dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat, lanjut usia mengaku bahwa mereka selalu mengikuti kegiatan sosial misalnya gontong royong, acara pembagian zakat, melalui kegiatan seperti itu mereka dapat bertemu dengan seluruh anggota masyarakat. Lanjut usia dapat berbagi informasi dan bertukar fikiran tentang keadaan diri masing-masing, selain hubungan dengan masyarakat luas mereka juga sangat memperhatikan hubungan dengan tetangga.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini.

1. Lanjut usia diharapkan lebih memahami apa saja yang harus dilakukan dimasa tua nya, terutama pada penyesuaian diri terhadap menurunnya kekuatan fisik, fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berfikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan lanjut usia berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua. Proses menjadi tua ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu regulasi diri sendiri. Dari segala penurunan fungsi biologis dan motoris tersebut diharapkan lanjut usia dapat mencapai tugas perkembangannya.

2. Program Studi Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan need asesment lanjut usia, membantu lanjut usia menghadapi segala kendala dan masalah terkait dengan tugas perkembangan, program studi bimbingan dan konseling diharapkan dapat mensejahterakan lanjut usia dimasa tuanya melalui layanan serta kegiatan pendukung lainnya.

3. Peneliti selanjutnya Sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya, serta dapat memperhatikan masalah yang terjadi di lapangan terkait dengan lanjut usia.

(7)

KEPUSTAKAAN

Friedman. 2014. Keperawatan Keluarga.

Jakarta: Kedokteran EGC

Hurlock E. B. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta:

Gahlia indonesia.

Notoatmoodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta

Undang-undang Kesejahteraan Nasional Tahun 1998. Tentang Kesejahteraan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

When administering an injection: a check the drug chart or prescription for the medication and the corresponding patient’s name and dosage; b perform hand hygiene; c wipe the top of the