MAKALAH AGAMA ISLAM DAN BUDAYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh :
Nama : Aulia Rahmita NPM : 202320100687 Jurusan : Administrasi Bisnis Semester : 2 (dua)
Dosen Pengampu : Muhammad Haspiannor S.H, M.A.
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BINA BANUA
BANJARMASIN 2024
i KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Agama Islam dan Budaya”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas terhadap penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Sungai Tabuk, 27 April 2024
Aulia Rahmita
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan Makalah ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
2.1 Pengertian Agama Islam ... 2
2.2 Pengertian Budaya ... 2
2.3 Pengertian Akulturasi ... 2
2.4 Contoh Akulturasi ... 3
BAB III PENUTUP ... 9
3.1 Kesimpulan ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk budaya bangsa. Budaya yang terlahir dari akulturasi Islam dengan budaya lokal menghasilkan kekayaan budaya yang unik dan beragam. Sejak awal kedatangannya, Islam di Indonesia tidak menghapus budaya lokal yang telah ada, melainkan beradaptasi dan berakulturasi dengan budaya tersebut.
Hal ini menghasilkan berbagai bentuk budaya Islam yang unik dan beragam di berbagai daerah di Indonesia. Akulturasi Islam dan budaya menunjukkan bahwa Islam dapat hidup berdampingan dengan budaya lain secara damai. Memahaminya dapat membantu kita untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu agama islam?
2. Apa yang dimaksud dengan budaya?
3. Apa yang dimaksud dengan akulturasi?
4. Apa saja contoh akulturasi yang ada sekeliling kita?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian agama islam.
2. Mengetahui pengertian budaya.
3. Mengetahi pengertian akulturasi.
4. Mengetahui contoh akulturasi yang ada disekeliling kita.
2 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama Islam
Kata Islam menurut bahasa berarti selamat sentosa, artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa atau menyerahkan diri, tunduk dan taat kepada Allah swt.
Islam ialah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Berpedoman pada kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah swt. Jadi dapat dipahami bahwa Islam adalah ajaran keselamatan yang mengarahkan penganutnya untuk tunduk dan taat pada Alah swt dan RasulNya dengan berpedoman kepada Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah saw.
2.2 Pengertian Budaya
Kata budaya ialah pikiran, akal budi, adat istiadat dan sesuatu yang menjadi kebiasaan. Sedangkan kata kebudayaan ialah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusiaseperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya danyang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Pendapat lain dikemukakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat, yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan oleh masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan pada dasarnya adalah hasil cipta, rasa dan cita-karsa manusia
Dari pengertian kata budaya atau kebudayaan dapat dipahami bahwa budaya merupakan suatu hal yang berhubungan dengan hasil pikiran dan tingkah laku manusia serta tatanan hidup sebuah kelompok masyarakat yang dilakukan secara turun-temurun, baik yang sifatnya fisik maupun non fisik.
2.3 Pengertian Akulturasi
Kata akulturasi diartikan sebagai proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi atau proses masuknya pengaruh kebudayaan asing terhadap suatu masyarakat, sebagian menyerap secara
3 selektif, sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua bahasa masyarakat, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.
Dengan demikian, Akulturarsi Islam dengan budaya lokal adalah sebuah proses terjadinya pertemuan atau hubungan timbal balik antara Islam dengan budaya masyarakat setempat, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.
2.4 Contoh Akulturasi a. Tasmiyah
Acara tasmiyah itu tradisi masyarakat Banjar untuk pemberian nama kepada anak yang baru lahir. Istilah "tasmiyah" sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya "memberi nama". Biasanya acara tasmiyah ini dilaksanakan bersamaan dengan acara aqiqah, yaitu penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak. Upacara tasmiyah di Banjar biasanya dilengkapi dengan kegiatan seperti:
• Pengajian ayat suci Al-Qur'an
• Pemotongan rambut bayi
• Ritual tepung tawar (dimerciki air bunga dan pandan wangi)
Prosesi pemberian nama dan rangkaian kegiatan lainnya menandakan doa dan harapan orang tua untuk sang buah hati. Tasmiyah dapat dikategorikan sebagai bentuk akulturasi budaya dan agama.
Unsur Agama:
• Pemberian nama: Pemberian nama kepada anak dengan menggunakan nama-nama Islam merupakan wujud penerapan ajaran agama Islam. Nama- nama Islam dipilih karena memiliki makna yang baik dan mencerminkan harapan orang tua untuk anaknya.
• Doa dan pengajian: Doa dan pengajian Al-Qur'an yang dibacakan dalam acara tasmiyah bertujuan untuk memohon perlindungan dan rahmat Allah SWT bagi sang anak.
4 Unsur Budaya:
• Upacara adat: Tradisi tasmiyah memiliki rangkaian adat seperti tepung tawar, pemotongan rambut bayi, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh budaya lokal Banjar.
Acara tasmiyah merupakan perpaduan antara tradisi budaya Banjar dan ajaran agama Islam. Unsur budaya terlihat dari ritual adat yang dilakukan, sedangkan unsur agama terlihat dari pemberian nama Islam dan pembacaan doa serta pengajian Al-Qur'an. Perpaduan ini menunjukkan bagaimana akulturasi budaya dan agama dapat berjalan secara harmonis dalam masyarakat Banjar.
b. Aqiqah
Acara aqiqah adalah tradisi umat Islam untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak. Aqiqah sendiri secara harfiah berasal dari bahasa Arab "al-qa'u" yang artinya memotong. Dalam praktiknya, aqiqah biasanya dilakukan dengan menyembelih hewan ternak seperti kambing atau domba. Daging hasil sembelihan tersebut kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar.
Aqiqah dapat dikategorikan sebagai bentuk akulturasi budaya. Hal ini karena dalam pelaksanaannya, terdapat perpaduan antara unsur agama Islam dan unsur budaya lokal.
Unsur Agama Islam
• Penyembelihan hewan ternak: Dilakukan sesuai dengan syariat Islam, seperti memilih hewan yang sehat, mengucapkan basmalah, dan menghadap kiblat.
• Doa aqiqah: Dibaca setelah penyembelihan hewan untuk mendoakan keselamatan dan kebaikan bagi anak.
• Pembagian daging aqiqah: Dilakukan kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar sebagai bentuk syukur dan berbagi.
5 Unsur Budaya Lokal
• Tradisi tertentu: Di beberapa daerah, terdapat tradisi khusus yang dilakukan dalam acara aqiqah, seperti mencukur rambut bayi, memandikan bayi dengan air bunga, atau mengadakan kenduri.
• Hidangan: Hidangan yang disajikan dalam acara aqiqah biasanya disesuaikan dengan adat istiadat setempat.
c. Baayun Maulid
Baayun Maulid adalah tradisi masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Ini adalah kegiatan mengayun bayi atau anak sambil dibacakan syair Islam dan doa.
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata "baayun" sendiri berasal dari bahasa Banjar yang artinya ayunan atau buaian, sedangkan "maulid" berasal dari bahasa Arab yang berarti kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jadi, Baayun Maulid ini bisa diartikan sebagai tradisi mengayun anak sambil bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Unsur budaya:
• Tradisi mengayun anak sudah ada di masyarakat Banjar sebelum Islam masuk, dan merupakan bagian dari ritual tolak bala dan memohon keselamatan bagi anak.
• Kain ayunan biasanya terbuat dari bahan yang indah dan dihiasi dengan berbagai motif khas Banjar.
Unsur agama:
• Setelah Islam masuk, tradisi mengayun anak ini diakulturasi dengan nilai- nilai keislaman.
• Nama tradisi diubah menjadi Baayun Maulid, dan tempat pelaksanaannya dipusatkan di masjid.
6
• Mantra-mantra dan doa-doa yang digunakan pun diganti dengan bacaan ayat suci Al-Qur'an dan syair-syair Maulid.
• Tujuan tradisi ini pun berubah, dari tolak bala dan memohon keselamatan menjadi bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagai media dakwah Islam.
d. Haul
Haul adalah peringatan kematian seseorang yang biasanya diadakan setahun sekali. Meskipun begitu, haul tidak harus diadakan tepat setahun setelah kematian seseorang. Tanggal pelaksanaan haul biasanya ditentukan oleh keluarga yang menyelenggarakannya
Tujuan utama haul adalah untuk mendoakan orang yang sudah meninggal tersebut . Selain itu, haul juga bertujuan untuk mengenang jasa dan keteladanan semasa hidupnya.
Unsur Agama:
• Membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an: Ini merupakan salah satu ritual utama dalam acara haul. Tujuannya adalah untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dan memohon ampunan dari Allah SWT.
• Menyampaikan ceramah agama: Ceramah biasanya berisi tentang kisah hidup dan ajaran-ajaran orang yang dihaulkan. Tujuannya adalah untuk mengingatkan para peserta haul tentang pentingnya hidup sesuai dengan ajaran Islam.
• Zikir dan doa bersama: Zikir dan doa bersama dilakukan untuk memohon rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
Unsur Budaya:
• Tradisi lokal: Tradisi lokal yang sering dipadukan dengan acara haul di antaranya adalah selamatan, kenduri, dan tahlilan. Tradisi ini biasanya melibatkan penyajian makanan dan minuman untuk para tamu.
7 e. Maulid
Acara Maulid adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Dalam bahasa Arab, "maulid" atau "milad" artinya hari lahir. Tanggal pasti kelahiran Nabi Muhammad tidak diketahui persis, tapi menurut tradisi sebagian besar umat Islam Sunni, beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Acara ini menjadi bentuk ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi sebagai sosok yang mulia dan membawa Islam ke dunia.
Unsur Agama:
• Membaca syair-syair Maulid: Tradisi ini dilakukan untuk menceritakan kisah kelahiran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW. Syair-syair yang dibaca biasanya seperti Al-Barzanji, Al-Diba'i, Asyraf al-Anam, atau Maulid al-Habsyi.
• Ceramah agama: Ceramah agama biasanya disampaikan oleh ulama atau tokoh agama untuk memberikan pemahaman tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW dan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari.
Unsur Budaya:
• Menyajikan makanan khas Banjar: Makanan khas Banjar seperti dodol, amparan tatak, dan ketupat biasanya disajikan dalam acara Maulid. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan antar masyarakat.
f. Mandi 7 bulan
Mandi 7 bulanan adalah tradisi adat Banjar yang dilakukan untuk ibu hamil, khususnya yang sedang hamil anak pertama, ketika usia kandungannya menginjak 7 bulan. Upacara ini mengandung nilai-nilai luhur dan bertujuan untuk:
• Mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kehamilan dan kesehatan ibu dan calon bayi.
8
• Memohon keselamatan dan kelancaran proses persalinan nanti.
• Melestarikan budaya turun-temurun suku Banjar.
Prosesi mandi 7 bulanan ini biasanya melibatkan tetua adat, doa-doa, dan mandi dengan air khusus yang sudah dibacakan doa. Ada juga simbol-simbol yang digunakan seperti kembang mayang dan kain sasirangan.
Mandi 7 Bulanan, tradisi unik masyarakat Banjar yang sarat makna, mengandung unsur akulturasi budaya dan agama.
Unsur Agama:
• Doa dan Pembacaan Ayat Suci: Doa-doa dan pembacaan ayat suci Al- Qur'an menjadi inti dari ritual ini, memohon keselamatan dan kelancaran bagi ibu dan bayi.
• Nilai-Nilai Agama: Tradisi ini menjunjung tinggi nilai-nilai agama seperti rasa syukur atas karunia kehamilan, kepasrahan kepada Allah SWT, dan doa untuk kebaikan sang anak.
• Pencerminan Keyakinan: Upacara ini menjadi sarana untuk memohon perlindungan dan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Unsur Budaya:
• Upacara Adat: Mandi 7 Bulanan merupakan ritual adat turun-temurun yang mencerminkan tradisi dan nilai budaya Banjar.
• Simbolisme: Berbagai elemen dalam ritual, seperti air, bunga, dan jajanan, memiliki makna simbolis terkait kelancaran proses persalinan, kesehatan ibu dan bayi, serta doa tolak bala.
• Pakaian Adat: Penggunaan pakaian adat Banjar seperti baju kurung dan dodot menambah kekentalan budaya dalam tradisi ini.
• Sajian Makanan: Sajian kue-kue tradisional Banjar seperti cucur, apam, dan bingka merepresentasikan kekayaan kuliner dan keramahan masyarakat Banjar.
9 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akulturasi di sini tidaklah berarti Islam dan budaya lokal dipandang sebagai dua variabel yang benar-benar sejajar, tetapi harus dipandang sebagai hubungan yang dinamis, dalam arti didalamnya sangat memungkinkan terjadi pengkoreksian.
Hal itu dapat terjadi jika bentuk-bentuk kearifan lokal tersebut benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai Agama Islam. Namun demikian, tidak dapat diasumsikan sebaliknya, dalam arti bahwa budaya atau kearifan lokal mengoreksi nilai-nilai Islam.
Hubungan Islam dengan budaya, bahwa ajaran dasar dalam Islam yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadits Rasulullah saw. adalah mutlak dan tidak akan mengalami perubahan. Namun sebagain ajaran dasar Islam tersebut tetap memerlukan interpretasi dari ulama, cendekiawan muslim dan orang yang berkompeten untuk menyikapi masalah sesuai dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Hasil interprteasi itulah termasuk bagian dari kebudayaan.
Dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah hasil upaya ulama dalam memahami ajaran dasar agama Islam dituntun oleh petunjuk Allah swt, yaitu Al- quran dan Hadits Nabisaw. Akulturasi Islam dengan budaya lokal, bahwa sebelum Islam datang di Indonesia. sudah ada tradisi atau budaya masyarakat setempat, Ajaran lslam berfungsi untuk membimbing masyarakat ke arah yang lebih baik demi kemaslahatan. Sebagai filter, ajaran Islam bertugas menyeleksi dan menyaring budaya masyarakat yang sesuai dengan ajaran agama, yang baik diteruskan dan yang salah diluruskan.
Jadi ajaran Islam tidak serta merta menghapus dan menghilangkan tradisi atau budaya masyarakat yang sudah ada, melainkan mengarahkan dan mewarnai budaya lokal tersebut. Jadi akulturasi Islam dengan budaya lokal adalah sesuatu yang mutlak terjadi di kalangan masyarakat, dengan perwujudannya berbeda-beda (berfariasi) sesuai dengan kondisi dan tradisi masyarakat setempat
10 DAFTAR PUSTAKA
Junaid, H. (2013). Kajian kritis akulturasi Islam dengan budaya lokal. Jurnal Diskursus Islam, 1(1), 56-73.