• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Imam Qulyubi - S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Ahmad Imam Qulyubi - S"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: “Model Linearisasi Koefisien Atenuasi Gelombang Wi-Fi Smartphone untuk Aplikasi Pencitraan Dinding” ini benar-benar merupakan hasil karya Anda sendiri, kecuali sumbernya disebutkan dalam artikel yang dikutip dan belum pernah diserahkan ke institusi mana pun. , dan bukan karya plagiat. Model Linearisasi Koefisien Redaman Gelombang Wi-Fi Smartphone untuk Aplikasi Pencitraan Melalui Dinding; Ahmad Imam Qulyubi. Ketebalan benda yang digunakan divariasikan untuk menentukan nilai tingkat intensitas setiap ketebalan benda, sehingga koefisien atenuasi dapat diperoleh dari kemiringan grafik perbandingan logaritma natural tingkat intensitas (ln TI) dengan ketebalan benda. 2) Menentukan posisi besi yang terletak pada susunan batu bata, susunan batu bata tersebut dibagi menjadi 15 koordinat dan ditentukan nilai tingkat intensitasnya pada setiap koordinat, posisi besi tersebut ditunjukkan dengan adanya anomali tingkat intensitas Wi-Fi. pada koordinat mengandung besi dibandingkan dengan koordinat lain yang hanya mengandung batu bata.

Ketebalan setiap objek berubah untuk menentukan nilai tingkat intensitas Wi-Fi (dBm) setelah menembus objek, aplikasi Wi-Fiview 360 diinstal pada smartphone receiver sehingga dapat menampilkan nilai tingkat intensitas (dBm). nilai tingkat intensitas dalam dBm diubah menjadi satuan mWatt kemudian digunakan sebagai fungsi logaritma natural tingkat intensitas (ln TI). Setiap koordinat dipindai dan tingkat intensitas Wi-Fi yang diterima dicatat. Grafik hubungan tingkat intensitas Wi-Fi pada masing-masing koordinat menunjukkan anomali yang menunjukkan adanya zat besi. Hasil pemindaian setiap koordinat pada penelitian iron-on-brick menunjukkan adanya anomali nilai tingkat intensitas Wi-Fi yang ditangkap penerima saat melewati koordinat X3 dibandingkan dengan koordinat X = 1, 2, 4 dan 5.

Jadi posisi setrika berdasarkan tingkat intensitas Wi-Fi yang diterima terletak pada posisi X3 yang sesuai dengan keadaan sebenarnya yaitu setrika terletak pada koordinat X3. Jika kita menggunakan prediksi tingkat intensitas batu bata atau tingkat intensitas gabungan batu bata dan besi dari persamaan regresi linier, maka koordinat X3 semakin mendekati data tingkat intensitas gabungan batu bata dan besi, maka tingkat intensitasnya pada X1, X2, X4 dan X5 lebih dekat pada tingkat intensitas batu bata saja. Dibandingkan dengan data gabungan tingkat intensitas batu bata dan besi, masih terlihat bahwa koordinat X3 merupakan posisi dimana besi tersebut berada. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Linearisasi Koefisien Redaman Gelombang Wi-Fi Smartphone untuk Aplikasi Pencitraan Dinding”.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Untuk mencapainya, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu nilai atenuasi atau redaman sinyal Wi-Fi setelah menembus objek jenis tertentu. Pemanfaatan Wi-Fi untuk mengetahui nilai atenuasi setiap objek (karakterisasi objek) adalah dengan menggunakan sinyal Wi-Fi dari smartphone (transmitter) dengan standar 802.11b kemudian ditangkap oleh smartphone lain (receiver), dari besarnya sinyal yang ditangkap adalah tingkat intensitas awal (TI0 ). Bagian tengah antara pemancar dan penerima mendapat benda penghalang, tingkat intensitas yang ditangkap oleh penerima akan dilemahkan atau dilemahkan sesuai dengan tingkat intensitasnya setelah mendapat penghalang (TI) dengan besaran redaman berubah-ubah sesuai ketebalan benda ( x) dan jenis objek yang dilintasi gelombang Wi-Fi.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menempatkan transmitter dan receiver secara berhadapan, benda yang diteliti yaitu batu bata, besi dan kertas diletakkan diantara transmitter dan receiver untuk mencari nilai atenuasi tingkat intensitas dan redaman Wi-Fi. koefisien tingkat intensitas Wi-Fi yang disebabkan oleh setiap objek. Setiap ketebalan objek dan jenis objek berbeda berarti tingkat intensitas Wi-Fi yang diterima penerima juga berbeda. Data tersebut diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk diolah menjadi grafik sehingga dapat ditentukan fungsi redaman tingkat intensitas Wi-Fi dan koefisien redaman tingkat intensitas Wi-Fi yang disebabkan oleh jenis objek dan ketebalan objek yang ditentukan. .

Jadi diyakini posisi terjadinya anomali atenuasi WiFi adalah posisi besi yang diletakkan di dalam batu.

Batasan Masalah

TINJAUAN PUSTAKA

Tomografi

Jika dilihat dari jangkauan wilayah yang bisa dijangkau, Wi-Fi termasuk dalam jenis WLAN (Wireless Local Area Network). Jaringan Wi-Fi yang termasuk dalam LAN masih tergolong dalam cakupan area menengah dibandingkan dengan jaringan lain seperti MAN (Metropolitan Area Network) dan WAN (Wide Area Network), yang lebih jelas terlihat pada Gambar 2.4. Menurut Sari (2014), terdapat beberapa jenis Wi-Fi yang digunakan saat ini dengan variasi frekuensi dan kecepatan karena bergantung pada kebutuhan pengguna.

Sumber sinyal Wi-Fi pada smartphone berasal dari kartu nirkabel yang terletak di dalam ponsel. Berdasarkan Tabel 2.1, vendor model Lucent Aironet seri 350 memiliki jangkauan yang paling besar dibandingkan dengan yang lain, jangkauan yang besar ini sangat cocok untuk digunakan pada objek yang berbeda, karena objek yang berbeda memiliki efek redaman kuat yang berbeda pada sinyal Wi-Fi. Sinyal Wi-Fi yang berasal dari pemancar dan diterima oleh penerima dapat diukur dengan aplikasi.

Wi-Fiview 360 dapat mengukur dan menampilkan tingkat intensitas sinyal Wi-Fi dalam interval waktu setiap 1 detik di layar smartphone Android. Menempatkan benda di antara pemancar dan penerima juga akan menyebabkan kekuatan sinyal Wi-Fi menurun. Data ekstensif tentang tingkat kekuatan sinyal Wi-Fi yang diukur nantinya akan dikirimkan ke pengolah data yaitu komputer.

Berdasarkan hal tersebut, setiap jenis objek yang dilalui sinyal Wi-Fi memiliki nilai serapan yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan redaman sinyal Wi-Fi berbeda-beda. Sinyal Wi-Fi yang melewati jarak tertentu (ruang kosong) atau menembus suatu benda akan melemah (attenuate) hingga mencapai tingkat intensitas sinyal awal. Besar kecilnya redaman yang terjadi pada sinyal Wi-Fi setelah menembus suatu benda bergantung pada beberapa hal, antara lain jenis benda yang digunakan, struktur atau susunan benda, ketebalan benda, dan lain sebagainya.

Redaman sinyal Wi-Fi setelah melewati suatu benda dengan ketebalan dan jenis tertentu dijelaskan pada Tabel 2.2 (Suralayanti, 2007). Sedangkan menurut Hu (2013), berbagai pengukuran redaman Wi-Fi yang disebabkan oleh suatu benda antara lain ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Gambar 2.1 Hasil foto Rontgen (Sumber: Faradila, 2009).
Gambar 2.1 Hasil foto Rontgen (Sumber: Faradila, 2009).

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen karena ada perlakuan atau perlakuan yang dilakukan terhadap objek nyata. Sedangkan penelitian besi pada batu bata akan mengumpulkan nilai tingkat intensitas pada setiap koordinat (X,Y) untuk mencari anomali atenuasi pada tingkat intensitas gelombang Wi-Fi. 2). Data yang digunakan untuk memperoleh grafik linearisasi atenuasi Wi-Fi, koefisien atenuasi setiap benda dan posisi logam merupakan data atenuasi tingkat intensitas sinyal (TI) Wi-Fi yang ditangkap oleh penerima dimana sinyalnya melemah. perbandingan dengan tingkat intensitas sinyal awal (TI0) karena melewati suatu benda seperti terlihat pada Gambar 3.4.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan transmitter (sumber Wi-Fi) dan receiver pada jarak 16 cm dengan melakukan perubahan ketebalan objek yang diamati. Perubahan komposisi suatu benda (yaitu hanya batu bata atau besi dalam susunan batu bata) mempengaruhi besarnya redaman gelombang Wi-Fi yang diterima penerima. Data sebesar ini diteruskan ke komputer untuk diolah di Microsoft Excel sehingga dapat menampilkan model linier redaman Wi-Fi, mengetahui besarnya redaman setiap objek, dan menemukan anomali redaman Wi-Fi pada setrika. -pemeriksaan batu.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, atau dengan kata lain variabel bebas adalah variabel yang menimbulkan variabel terikat. Ketebalan benda yang memenuhi syarat (terletak pada garis lurus dari kurva tingkat intensitas (TI) sampai dengan ketebalan benda (x). Variabel terikat adalah variabel yang nilai atau bentuknya mengikuti perubahan variabel bebas tersebut. atau variabel terikat selalu mengikuti perubahan variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai redaman gelombang Wi-Fi dan ketebalan benda yang memenuhi syarat atau ketebalannya.

Gambar 3.1 Diagram alir rancangan kegiatan penelitian
Gambar 3.1 Diagram alir rancangan kegiatan penelitian

Kerangka Pemecahan Masalah

Proses pengumpulan data dimulai dengan mengukur tingkat intensitas Wi-Fi tanpa hambatan, kemudian diukur tingkat intensitas Wi-Fi dengan penambahan objek dan ketebalan yang telah ditentukan. Tata cara pengukuran dimensi masing-masing jenis benda penghalang ditunjukkan pada gambar A.1, A.4 dan A.7 terlampir (bata, besi dan kertas). Proses pengambilan data berukuran besar pada redaman Wi-Fi yang terjadi ketika sinyal Wi-Fi melewati objek penghalang ditunjukkan pada Gambar 3.8 di bawah ini.

Pengukuran tingkat redaman (attenuation) intensitas Wi-Fi pada sebuah batu bata (panjang 21 cm) dilakukan seperti pada Gambar 3.8 untuk ketebalan 7 cm, sedangkan objek lain dengan beberapa variasi ketebalan yang telah ditentukan ditunjukkan pada file terlampir, Gambar A. .2, A.3, A. 5, A.6 dan A.8. Kertas yang digunakan mempunyai panjang (sumbu x) 21 cm dan tinggi (sumbu y) 30 cm seperti terlihat pada Gambar 3.10. Pemrosesan ini juga dilakukan pada objek lain sehingga diperoleh nilai redaman Wi-Fi untuk setiap ketebalan setiap objek.

Data nilai tingkat intensitas setiap ketebalan objek digunakan untuk menentukan Koefisien Atenuasi (TI) Wi-Fi setiap objek dengan membuat grafik hubungan antara ln TI dan X (ketebalan objek). Data ini akan diolah menggunakan Microsoft Excel untuk membuat grafik hubungan tingkat intensitas Wi-Fi dengan ketebalan objek, dan linieritas garis yang terbentuk akan dianalisis. Panjang total (sumbu X) susunan batu bata yang digunakan adalah 85 cm, tinggi (sumbu y) 33 cm, dan lebar (sumbu z) 14 cm, namun hanya luas kotak biru saja yang dipindai sebagai ditunjukkan pada Gambar 3.12 dengan panjang 60 cm, tinggi 21 cm dan lebar (tebal) 14 cm.

Pengukuran tingkat redaman intensitas Wi-Fi pada kombinasi batu bata dan besi pada bidang biru pada Gambar 3.12 dibagi menjadi 15 koordinat seperti terlihat pada Gambar 3.14. Bahan yang digunakan untuk pengukuran awal hanya batu bata (posisi besi digantikan batu bata), pengukuran dilakukan seperti pada lampiran gambar A.10 yaitu dimulai dari koordinat Y=3 dari kiri ke kanan, yaitu dari koordinat X, Y (1,3) lalu dan (5,3). Selanjutnya diukur sumbu Y=2 dan terakhir diukur sumbu Y=1 (koordinat ditunjukkan pada Gambar 3.13), sehingga diperoleh nilai redaman Wi-Fi pada setiap koordinat benda bata (tanpa besi). Data ini nantinya akan digunakan sebagai pembanding dengan data benda kombinasi batu bata dan besi.

Pengukuran berikut menggunakan kombinasi batu bata dan besi dengan menggunakan metode scanning yang sama seperti material batu bata sebelumnya (tanpa besi), sehingga diperoleh nilai redaman Wi-Fi pada setiap koordinat pada objek kombinasi batu bata dan besi. Pelemahan tingkat intensitas Wi-Fi dilakukan seperti pada gambar A.9 terlampir. Data atenuasi pada setiap posisi atau koordinat dikumpulkan dan diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menemukan anomali atenuasi pada tingkat intensitas gelombang Wi-Fi.

Gambar 3.5 Rancangan penelitian 1 (variasi ketebalan objek untuk masing-masing objek)
Gambar 3.5 Rancangan penelitian 1 (variasi ketebalan objek untuk masing-masing objek)

Metode Analisis Data

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem pelacakan posisi dalam ruangan menggunakan kekuatan sinyal Wi-Fi yang menerapkan algoritma pengelompokan terfilter KN. Analisis Keamanan Jaringan Wi-Fi Menggunakan Metode Signal Scanning di Fakultas Teknik Universitas PGRI Yogyakarta. Rata-rata 99.57818 Tabel B.7 Data pengukuran redaman tingkat intensitas Wi-Fi pada rentang rata-rata tingkat intensitas bata baja (dBm) setebal 21 cm.

Gambar A.1 proses pengukuran panjang, lebar dan tinggi tiap buah bata (untuk  panjang  21 cm dan 63 cm)  (a) panjang bata (b) lebar bata (c) tinggi bata
Gambar A.1 proses pengukuran panjang, lebar dan tinggi tiap buah bata (untuk panjang 21 cm dan 63 cm) (a) panjang bata (b) lebar bata (c) tinggi bata

Gambar

Gambar 2.1 Hasil foto Rontgen (Sumber: Faradila, 2009).
Gambar 2.3 Spesifikasi gelombang elektromagnetik (Sumber: Abdullah, 2006).
Gambar 2.4 Cakupan area tiap jenis jaringan (Sumber: Hartono 2011).
Tabel 2.1 Variasi RSS ( Received Signal Strenght)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Conclusions In this article we have argued for the following ideas: a Hace dos días “two days ago” structures correspond to the spell out of a temporal relator; the nominal