MAKALAH AKHLAK TASAWWUF
AKHLAQ KEPADA ALLAH SWT DAN RASULULLAH SAW DOSEN PENGAMPU: MUHYIDDIN S.Hum, M.Pd
Kelompok 2:
Eli Rahmawati (23114002007) Irfin Nidhomiyah (23114002013) Maulida Eka Safitri (23114002016)
Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Abdullah Yaqien ( STAY RAYA) Jln KH Abdullah Yaqien no 1-5 Mlokorejo- Puger -Jember
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang“Akhlaq Kepada Allah Swt Dan Rasulullah Saw.” Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai tugas pendidikan kewarganegaraaan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jember, 01 Februari 2024 Tertanda,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
BAB 1... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang...1
B. B. Rumusan Masalah... 2
C. Tujuan Penulisan...2
D. Manfaat Bagi Penulis... 2
BAB II...3
PEMBAHASAN... 3
A.Pengertian akhlaq... 3
B. Pengertian dan macam-macam akhlaq terhadap Allah SWT...4
C. Pengertian dan macam-macam akhlaq terhadap Rasulullah SAW...6
BAB III... 8
PENUTUP...8
A. Kesimpulan...8
Daftar Pustaka... 9
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dari sekian banyak pelajar saat ini, banyak diantara mereka yang lupa akan kewajibannya sebagai makhluk Allah. Jika dibiarkan, pemikiran akan timbul hal-hal yang bersifat negatif bagi kalangan siswa. Maka sangat penting penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada setiap siswa. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui implementasi akhlak kepada Sang Pencipta dalam keseharian siswa.
Secara etimologi, akhlak memiliki arti budi pekerti, watak, dan perilaku. Yang dimaksud dengan Akhlak kepada Allah adalah perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh hamba Allah (makhluk ciptaan-Nya) kepada Sang Pencipta. Bisa dikatakan akhlak kepada Allah ketika mengakui dan menyadari bahwa tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah Swt. Perilaku berakhlak (mulia) kepada Allah, yaitu beriman, bertakwa, ikhlas, bersyukur, bertaubat, berdzikir, berdoa dan bertawakkal. Sebagai makhluk ciptaan Allah yang begitu lemah dan tidak memiliki daya, kita sebagai pelajar dianjurkan untuk berakhlak (mulia) kepada Allah.
Ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal.
Aktualisasi tersebut tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya seseorang kepada Tuhan, rasul-Nya, manusia dan lingkungannya. Khusus aktualisasi akhlak ( hak dan kewajiban )seorang hamba kepada Tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal itu bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal shaleh, ketaqwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas.
Untuk itulah dalam menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai, diperlukan standart dan ukuran untuk menentukan secara obyektif.
Apakah perbuatan dan tindakan yang dipilih itu baik atau tidak, benar atau salah, sehingga yang dilihat bukan hanya kepentingan diri sendiri, melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan umat anusia secara keseluruhan. Dan untuk itulah setiap individu dituntut memiliki komitmen moral, yaitu spiritual pada norma kebajikan dan kebaikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian akhlaq?
2. Jelaskan akhlaq terhadap Allah SWT?
3. Jelaskan Akhlaq terhadap Rasulullah SAW?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlaq.
2. Untuk mengetahui macam-macam akhlaq terhadap Allah SWT.
3. Untuk mengetahui akhlaq kepada Rasulullah SAW.
1.4 Manfaat penulisan Bagi Mahasiswa:
1. Agar Mahasiswa mengetahui pengertian akhlaq
2. Agar mahasiswa mengetahui akhlaq kepada Allah SWT dan rasulullah SAW.
Bagi dosen:
1. Memberikan kemudahan pada dosen dalam pembelajaran akhlaq kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlaq
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata
“khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata “ akhlak “ juga berasal dari kata “khlaqa“ atau “khalqun“, artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “Khaliq“.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah, dan bila yang muncul dari sifat itu perbuatan- perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazhmumah.
Istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan kita, mungkin hampir semua orang mengetahui arti kata “akhlak“ karena perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan, kata “akhlak” masih perlu untuk diartikan secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman terhadap kata “ akhlak” tidak sebatas kebiasaan praktis yang setiap hari kita dengar, tetapi sekaligus dipahami secara filosofis, terutama makna subtansialnya.
Tema utama surat al-Hujurat adalah mengenai akhlak, mulai dari akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, akhlak terhadap diri sendiri, sampai akhlak kepada orang lain, baik yang Muslim maupun yang non Muslim. Pembahasan ini hanya dibatasi pada tuntunan akhlak terhadap Alah dan Rasulullah, sebagaimana yang tercantum dalam sembilan ayat pertama dari surat ini. Ayat pertama sebagai mukadimah meletakkan dasar dari semua nilai-nilai yang akan disampaikan dalam keseluruhan isi surat, yaitu jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal.
Dalam konteks para sahabat, mereka tidak boleh memutuskan sesuatu, apalagi masalah ibadah, sebelum ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.
Dengan demikian, secara terminnologis, pengertian akhlak adalah tindakan yang berhubungan dengan tiga unsur yang sangat penting, yaitu sebagai berikut:
1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya.
2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis berbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional kedalam bentuk perbuatan yang konkret
2.2 Pengertian dan macam-macam Akhlaq terhadap Allah SWT
Seorang mukmin memiliki kewajiban dalam menuruti segala perintah Allah SWT, dan bila Allah dan Rasul- Nya memutuskan sesuatu tiada kata lain yang harus diucapkan seorang mukmin kecuali sami‘na wa ata‘na(kami dengar dan kami patuhi). Berikut macam-macam contoh iman kepada Allah SWT:
1 .Menaati segala perintah-Nya.
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT adalah dengan mentaati segala perintah- perintah–Nya. Allah SWT–lah yang telah memberikan segala- galanya pada hambanya.
2. Beribadah kepada Allah.
Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya.Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
3. Berzikir kepada Allah.
Mengingat Allah dalam berbagai kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalamhati.
4. Berdo’a kepada Allah.
Memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
5. Tawakal Tawakal untuk Allah.
Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil kerja atau menunggu dari suatu keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan berjalan di muka bumi utuk mencari rizki dengan berdagang, bertani dan lain sebagainya.
6. Tawaduk untuk Allah.
Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah. Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak jika hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melakukan ibadah untuk Allah.
7. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridho terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik dari keluarga yang berada maupun keluarga yang kurang mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin terhadap apaun yang Allah SWT berikan padanya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan
Menurut Abuddin Nata, minimal ada empat alasan kenapa manusia harus berakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah yang telah menciptakan manusia (Q.S.At-Thariq ayat 4-7). Kedua, Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping anggota badan yang kokoh dan
sempurna kepada manusia. Ketiga, karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan saran yang diperlukan bagi kelangsungan hidupmanusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak, dan sebagainya (Q.S. Al- Jatsiyah: 12-13). Dan yang terakhir, karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan (Q.S. Al-Isra’: 70).
Didalam islam pengertian akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al- Qur’an dan al-Hadist. Dan sebagai seorang mukmin kita harus bisa menjaga akhlak kita baik kepada Allah(sang khaliq) dan juga ciptaannya(makhluq), dalam kehidupan ini akhlaq sangatlah penting daripada ilmu. Karena pada dasarnya akhlaq merupakan cerminan kehidupan kita, kebanyakan orang biasanya menilai orang lain itu dengan tingkah lakunya. Jadi, wajiblah bagi kita untuk menjaga akhlaq kita terutama kepada Allah SWT.
2.3 Pengertian dan macam-macam Akhlaq terhadap Rasulullah SAW
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim di haruskan untuk berakhlak kepada Nabi Muhammad SAW. Karena dari beliaulah kita banyak mengerti arti kehidupan. Dan mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya.
Ahlus sunnah mencintai Rasulullah SAW dan mengagungkannya sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka
a. Taat
“Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”
b. Selalu bershalawat
Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap hormat kepada Nabi Muhammad SAW. Orang yang membaca shalawat untuk Nabi hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau. Dalam penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan bahwa apabila seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan niat dan perasaan hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya”. Ada tiga perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari pada selembar sayap, yaitu: 1. Shalat yang tidak disertai dengan tunduk dan khusyuk. 2. Dzikir dengan tidak sadar. Allah SWT tidak akan menerima amal orang yang hatinya tidak sadar. 3.
Membaca Shalawat untuk Nabi Muhammad SAW tidak disertai dengan niat dan rasa hormat.
c. Mencintai Keluarga Nabi
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama adalah Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati (Keturunan) Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga alHaudh.” (HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan dishahihkan oleh Nashiruddin Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-Shahihah)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT adalah akhlak yang pertama dan utama. Hal ini dikarenakan Allah SWT merupakan pencipta alam semesta beserta isinya termasuk juga manusia. Selain itu juga karena Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan kelebihan-kelebihannya serta Allah juga yang memberi rizki demi kelangsungan hidup umat manusia.
Akhlak merupakan tingkah laku atau sikap seseorang yang sudah menjadi kebiasaan setiap individu, dan kebiasaan tersebut selalu terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Karna tindakan perilaku kita akan menjadi cerminan kehidupan kita dan dengan tingkah laku juga kita bisa bersyiar Bentuk-bentuk akhlak kepada Allah SWT adalah Menauhidkan Allah SWT, taqwa, cinta dan ridha, khauf dan raja’, berbaik sangka (husnu zhann), zikrullah (mengingat allah), tawakal, syukur, muraqabah,dan taubat.
Daftar Pustaka
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (Sidoarjo : CV Dwiputra Pustaka Jaya, 2012)
Kasmuri, Selamat, dkk. Akhlak Tasawuf. Upaya \Meraih Kehalusan Budi dan Kedekatan Ilahi. Cet. I ( Jakarta : Kalam Mulia, 2012)
Anwar, Rosihon. Aqidah Akhlak, Cet.II, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Mustopa, Akhlak Tasawuf. Cet, V, Bandung: Pustaka Setia, 2010.