• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKIBAT PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "AKIBAT PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI "

Copied!
140
0
0

Teks penuh

ANALISIS KUAT KOMPRESIF BEBAS TANAH LUNAK YANG DISTABILKAN DENGAN LINA. Pada penelitian ini akan dibahas stabilisasi tanah lempung lunak dengan menambahkan campuran bahan tambah yaitu Abu Sekam Padi dan Bentonit 10% dengan proporsi Fly ash dan 12%. Parameter yang diuji untuk menentukan sifat teknis dalam percobaan ini adalah kuat tekan bebas.

Untuk hasil penelitian pada tanah lempung lunak yang distabilisasi dengan fly ash dengan variasi abu sekam padi diperoleh nilai kuat tekan bebas tertinggi dengan penambahan 6% abu sekam padi dengan rata-rata qu sebesar 0,661 kg/cm2. Selaku Dosen Pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Gambar 2.1  Segitiga Testur Tanah ..................................................   II-7  Gambar 2.2  Fly Ash Batu Bara .......................................................
Gambar 2.1 Segitiga Testur Tanah .................................................. II-7 Gambar 2.2 Fly Ash Batu Bara .......................................................

DAFTAR NOTASI

BATASAN MASALAH

Jenis tanah yang digunakan adalah jenis tanah liat yang diperoleh dari Desa Limbung, Kel. Abu sekam padi yang digunakan merupakan sisa pembakaran sekam padi yang diperoleh di Sidrap.

Sistematika Penulisan

Definisi tanah yang digunakan oleh seorang insinyur sipil adalah konvensional dan berbeda dengan yang digunakan oleh seorang ahli geologi, ilmuwan tanah atau orang awam. Seorang insinyur sipil menganggap tanah mencakup semua bahan, organik dan anorganik, yang ada di atas lapisan batuan padat (Dunn et al., 1980). Dalam pengertian teknis secara umum, Das BM (1988) mendefinisikan tanah sebagai bahan yang terdiri atas agregat mineral padat yang dapat terikat secara kimiawi dari bahan organik yang telah lapuk, yang mempunyai partikel padat disertai cairan dan gas yang mengisi ruang tersebut. ruang antara partikel padat.

Tanah adalah kumpulan mineral, bahan organik, dan sedimen yang relatif lepas yang terletak di atas batuan. Ikatan yang relatif lemah antar butir dapat disebabkan oleh karbonat, bahan organik atau oksida yang mengendap di antara partikel.

Sistem Klasifikasi Tanah

  • Sistem UnifiedSoil Clasification System (USCS)
  • Restorasi Sifat Fisik Tanah

Tanah berbutir kasar, yaitu: kerikil dan pasir dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan no.200. Tanah berbutir halus (Fine-grained soil), yaitu tanah yang melewati saringan No. 200 lebih dari 50% berat total contoh tanah. Koefisien Keseragaman (Cu) dan Koefisien Gradasi (Cc) untuk tanah 0-12% melalui saringan No. 200.

Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) dari bagian tanah yang lolos saringan No.40 (untuk tanah yang lolos saringan No.200 5% atau lebih). Jika persentase butiran lolos saringan No.200 antara 5 dan 12%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW GC, GP-GC, SW-SM, SW-SC, SP-SM, dan Diperlukan SP-SC Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH, CH, dan OH dapat dilakukan dengan menggambar batas cair dan indeks plastisitas tanah yang bersangkutan pada peta plastisitas seperti yang ditunjukkan. di meja.

Tabel II-3 Sistem Klasifikasi Tanah AASTHO
Tabel II-3 Sistem Klasifikasi Tanah AASTHO

Tanah Lempung

  • Karakteristik Tanah Lempung

Upaya perbaikan sifat tanah antara lain dengan menstabilkan agregat tanah dengan tekstur gembur menggunakan polimer organik Poliakrilamid (PAM) dengan berat molekul tinggi dan muatan negatif sedang mampu menstabilkan permukaan tanah, mengurangi washout dan erosi. tanah dapat dilihat dari sifat-sifat tanahnya yang baik. mengalami penurunan dan telah dilakukan upaya untuk memperbaikinya melalui perbaikan. Bentuk utama degradasi tanah di kawasan Asia adalah erosi tanah, degradasi sifat kimia berupa penipisan bahan organik tanah dan pencucian unsur hara (Firmansyah, 2003). Lempung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tanah berbutir halus yang memiliki sifat kohesi, plastisitas tinggi, tidak menunjukkan sifat dilatasi, umumnya berwarna coklat muda, dan tidak mengandung bahan kasar dalam jumlah yang signifikan. Tanah yang mengandung 30% pasir, 40% partikel lanau, dan 30% partikel lempung cenderung bersifat lempung dan disebut lempung.

Tanah yang mengandung montmorillonit sangat mudah mengembang karena kandungan airnya yang ekstra, ion pemisahnya adalah ion H2O yang sangat mudah dilepaskan, mineral ini dapat dikatakan sangat tidak stabil. Kaolinit membentuk tanah yang stabil karena strukturnya yang terikat erat dapat menjebak molekul air sehingga tidak dapat masuk.

Tabel II-4. Berat Jenis mineral  Tanah Lempung  Jenis Mineral  Berat Jenis (GS)
Tabel II-4. Berat Jenis mineral Tanah Lempung Jenis Mineral Berat Jenis (GS)

Stabilisasi Tanah

  • Defenisi Stabilisasi Tanah
  • Stabilisasi Statis
  • Stabilisasi Dengan Bahan Buatan

Kaolinit adalah mineral dari golongan kaolin, terdiri dari susunan satu lembar silika tetrahedra dengan satu lembar aluminium oktahedra, dengan ketebalan 7,2 Ao (1 angstrom (Ao) = 10-10 m). Montomorilonit, juga dikenal sebagai smektit, adalah mineral lempung yang dibentuk oleh dua lembaran silika dan satu lembaran aluminium (gibbsite). Bentuk struktur dasarnya terdiri dari pelat aluminium oktahedral yang diikat di antara dua silika tetrahedra.

Stabilisasi statis dapat digunakan untuk meningkatkan kerapatan tanah, yang dapat dicapai dengan menurunkan muka air tanah. Perubahan kecil dalam kepadatan, seperti yang disebabkan oleh penurunan muka air tanah, seringkali cukup untuk menghasilkan massa tanah yang stabil.

Fly Ash

  • Pengertian Fly Ash
  • Kandungan Fly Ash Batubara
  • Proses Pembentukan Fly Ash (Abu Terbang)
  • Pengertian Abu Sekam Padi

Secara tradisional, abu sekam digunakan sebagai deterjen peralatan dapur dan sebagai bahan bakar pembuatan batu bata. Penggilingan padi selalu menghasilkan sekam/sekam padi yang cukup banyak, yang menjadi bahan limbah. Sekam padi kini telah dikembangkan sebagai bahan baku untuk menghasilkan abu yang dikenal di dunia sebagai RHA (Rice Husk Ash).

Silika amorf yang dihasilkan dari abu sekam padi dianggap sebagai sumber penting untuk produksi silikon murni, silikon karbida dan tepung silikon nitrida (Katsukietal, 2005). Distribusi ukuran partikel abu sekam padi dari lapangan yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar II-.4. Kurva distribusi partikel abu sekam padi  (Sumber: Wanadri, A.,  1999)
Gambar II-.4. Kurva distribusi partikel abu sekam padi (Sumber: Wanadri, A., 1999)

Kuat Tekan Bebas

Dari hasil penelitian yang dilakukan (Muntohar A. S. dan B. Hantoro, 2001), diyakini bahwa abu sekam padi memiliki prospek untuk memperoleh bahan pengisi yang relatif murah dibandingkan dengan bahan lain yang harganya relatif mahal dan biasanya sulit diperoleh. . Pengujian ini hanya cocok untuk jenis tanah lempung jenuh, di mana air dengan beban cepat tidak memiliki waktu untuk mengalir keluar dari objek uji. Pada tanah liat jenuh, tekanan air pori dalam sampel pada awal pengujian adalah negatif (tekanan kapiler).

Secara teoritis, nilai lempung jenuh harus sama dengan yang diperoleh dari uji triaksial unconsolidated-undrained dengan sampel yang sama. Pengetahuan tentang kekuatan geser diperlukan untuk mengakomodasi masalah yang terkait dengan stabilisasi tanah. Salah satu pengujian yang digunakan untuk menentukan parameter kuat geser tanah adalah uji kuat tekan bebas, yaitu besarnya beban aksial per satuan luas pada saat benda uji runtuh atau pada saat regangan aksial mencapai 20%.

Uji kuat tekan bebas di laboratorium dilakukan pada sampel tanah dalam keadaan alami dan buatan (dibentuk ulang). Meningkatkan kekuatan tanah dengan campuran semen dan sekam padi” dengan variasi campuran semen sekam padi 7% 3%, semen sekam padi 7% dan semen sekam padi 4%. Andi Anisah Nurul Zahra, 2017 dalam jurnal berjudul “Analisis gaya geser dan permeabilitas tanah lempung lunak bercampur fly ash dan abu sekam padi” dengan variasi campuran abu sekam padi dan 12%.

Pada uji kuat geser langsung penambahan kadar fly ash dengan variasi dan 25% menghasilkan peningkatan nilai kohesi, sudut geser dan kuat geser dengan nilai kohesi tertinggi (c) 0,3255 kg/cm2, glob. sudut dan kuat geser  0,8349 kg/cm2 sedangkan kadar abu sekam padi yang ditambahkan juga meningkat sebesar 3%, 6% dan 9% tetapi menurun pada komposisi 12%. Yayuk Apriyanti, Roby Hambali 2014, dalam jurnal berjudul “Pemanfaatan Fly Ash untuk Meningkatkan Nilai CBR Subsoil” oleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah lempung tipe A-7-6 mengalami peningkatan nilai CBR seiring dengan penambahan persentase fly ash dan panjang curing.

Gambar  2.6  Grafik  mohr  untuk  mencari  nilai  q U Cara  menghitung  luas  contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2.6 Grafik mohr untuk mencari nilai q U Cara menghitung luas contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:

Skema Penelitian

Lokasi Penelitian

Jenis Pengujian Material

Karateristik Pencampuran Tanah Lempung Lunak dan Fly Ash dari Penelitian Sejenis

Variabel Penelitian

Pengujian Sampel

  • Hasil Pemeriksaan Karakteristik Fisik Tanah Asli

Pada analisis data terapan yaitu analisis hasil pengujian di laboratorium dengan langkah-langkah sebagai berikut. Analisis distribusi butir tanah yaitu menganalisis hasil pengujian tanah di laboratorium dan mengklasifikasikannya menurut klasifikasi tanah dan mengklasifikasikannya menurut jenis mineral tanah. Analisis hasil pemadatan tanah asli untuk menentukan nilai kadar air optimum untuk meningkatkan kepadatan tanah.

Analisis hasil kuat tekan bebas (UCST) tanah alam dan fly ash serta variasi abu sekam padi terhadap peningkatan nilai kuat tekan bebas kohesif. Diperoleh nilai batas cair (LL) = 56,44%, sehingga tanah termasuk dalam kategori lempung lunak dengan plastisitas tinggi (LL>40%). Sumber : Hasil uji laboratorium Universitas Bosowa, 2017 Dari hasil uji laboratorium didapatkan nilai batas plastis (PL) = 26,72%.

Berdasarkan rumus PI = LL - PL diperoleh nilai indeks plastisitas (PI tanah yang memiliki nilai PI > 17 termasuk dalam kategori lempung dengan plastisitas tinggi. Sumber: Hasil uji laboratorium di Universitas Bosowa, 2017 Dari tabel 4.5 diperoleh nilai batas susut dari uji batas susut.Dari hasil uji gradasi yang dilakukan dengan analisis benih basah menunjukkan bahwa lebih dari 89,60% tanah lolos saringan No.200.

Hasil uji hidrometer berdasarkan kelengkungan menunjukkan bahwa sebagian besar ukuran butir tanah merupakan fraksi lanau, yaitu sebanyak 65,60%. Penilaian klasifikasi tanah dengan ukuran butir lebih kecil dari 0,075 mm tidak langsung berdasarkan gradasi, sehingga penentuan klasifikasi lebih didasarkan pada batas Atterberg.

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asli
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asli

Klasifikasi Tanah

Analisis ayakan basah menunjukkan bahwa tanah yang lolos ayakan No. 200 lebih dari 50%, sehingga tergolong tanah berbutir halus.

Sifat Mekanik Tanah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kuat tekan bebas dari sampel tanah kohesif dalam keadaan aslinya atau buatan. Dari Gambar 4.4 grafik gabungan hasil kuat tekan bebas terlihat bahwa nilai kuat tekan tambah tertinggi terdapat pada penambahan abu sekam padi 6% dengan rata-rata qu sebesar 0,661 kg/cm2, sedangkan nilai terendah pada penambahan abu sekam padi 12% dengan rata-rata keseluruhan qu 0,230 kg/cm2. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai kuat tekan bebas yang mencapai nilai maksimum sebesar 0,661 kg/cm2 pada penambahan 6% abu sekam padi, dan nilai kuat tekan bebas minimum pada penambahan 12% abu sekam padi sebesar 0,230 kg/ cm2.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas

Saran

Andi Anisah Nurul Zahra., 2017.: “Analisis Kekuatan Geser dan Permeabilitas Tanah Liat Lunak Campuran Abu Terbang dan Abu Sekam Padi” (Skripsi), Jurusan Teknik Sipil – Universitas Bosowa. Das, Braja M, Endah Noor, Mochtar, Indrasurya B, 1998, Mekanika Tanah (Prinsip Teknik Geoteknik), Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Prasetyoko, D Optimalisasi sintesis zeolit ​​dari silika dari karakterisasi abu sekam padi dan potensi reaksi Friedel Crafts” MSc Thesis, UniversitiTeknologi Malaysia, Malaysia.

2014.: “Pemanfaatan fly ash untuk meningkatkan nilai CBR tanah dasar”, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bangka Belitung.

Gambar

Gambar 2.1  Segitiga Testur Tanah ..................................................   II-7  Gambar 2.2  Fly Ash Batu Bara .......................................................
Tabel 2.1  Sistem Klasifikasi Tanah Unified.... .............................. II-5  Tabel 2.2       Sistem Klasifikasi Tanah AASTHO........
Tabel II-3 Sistem Klasifikasi Tanah AASTHO
Tabel II-4: Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah  Kelas Tekstur Tanah  Proporsi (%) fraksi tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Biểu đồ thể hiện sự sinh trưởng của Spirulina trong môi trường bổ sung 25%, 50%, 75%, 100% khối lượng Nitơ từ muối natri nitrit A và natri nitrat B Hình 3 cho thấy khác với thí